Pergerakan tubuh ditentukan oleh sistem rangka dan otot. Sistem otot adalah jaringan yang
ada didalam tubuh manusia berupa alat gerak aktif yang menggerakkan tulang sehingga
menyebabkan suatu organisme atau indvidu dapat bergerak. Otot bekerja dengan cara
berkontraksi dan berelaksasi. Otot terdiri dari sel – sel yang terspesialisasi untuk kontraksi
yaitu mengandung protein kontraktil yang dapat berubah dalam ukuran panjang dan
memungkinkan sel – sel untuk memendek. Sel – sel tersebut sering disebut serabut – serabut
otot. Serabut – serabut otot disatukan oleh jaringan ikat.
1. Tendon
jaringan ikat fibrosa (tidak elastic) yang tebal dan berwarna putih yang menghubungkan otot
rangka dengan tulang. Urat – urat ini berupa serabut – serabut simpai yang putih, berkilap,
tidak elastic. Aponeuroses adalah lembaran – lembaran datar atau simpai dari jaringan fibrus
dengan maksud untuk memuat kelompok-kelompok otot dan adakalanya membawa sebuah
otot dengan bagian yang menggerakkannya.
2. Fascia
merupakan jaringan ikat gabungan dari jaringan fibrus dan areolar yang membungkus dan
menghimpun otot menjadi satu. Setiap fasciculus dipisahkan oleh jaringan ikat perimysium.
Di dalam pascicle, endomysium mengelilingi 1 berkas sel otot. Di antara endomysium dan
berkas serat otot tersebar sel satelit yang berfungsi dalam perbaikan jaringan otot yang rusak.
Dalam bagian – bagian tertentu seperti dalam telapak tangan, fascia ini sangat padat dan kuat.
Contohnya adalah fascia Palmaris dan fascia plantaris.
3. Sarcolemma (membrane sel/serat otot) dan sarcoplasma
yang merupakan unit struktural jaringan otot yang berdiameter 0,01 – 0,1 mm dengan
panjang 1-40 mm yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot, besar
dan jumlah jaringan terutama jaringan elastic akan meningkat sejalan dengan penambahan
usia. Setial 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastic tipis yang disebut sarcolemma.
Protoplasma serat otot yang berisi materi semicair disebut sarkoplasma. Di dalam matriks
serat otot terbenam unit fungsional otot berdiameter 0,001 mm yang disebut myofibril.
4. Miofibril
merupakan serat – serat yang terdapat dalam otot. Di bawah mikroskop, miofibril akan
tampak spt pita gelap & terang yang bersilangan. Pita gelap (thick filament) dibentuk oleh
myosin. Pita terang (thin filament) dibentuk oleh aktin, troponin & tropomiosin.
5. Miofilamen
merupakan benang – benang / filament halus yang merasal dari myofibril. Terbagi atas dua
macam yaitu miofilamen homogeny (terdapat pada otot polos) dan miofilamen heterogen
terdapat pada otot jantung / otot kardiak dan pada otot lurik.
6. Sarkoplasma
Sarkoplasma merupakan cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana myofibril dan
miofilamen berada.
7. Rektikulum sarkoplasma
Rektikulum adalah bagian padat dari fasia dalam dan menambatkan tendon – tendon yang
berjalan melalui pergelangan dan mata kaki masuk kedalam tangan dan kaki. Jejaring
kantung dan tubulus yang terorganisir pada jaringan otot. Tubulus – tubulus yang sejajar
dengan miofibril, yang pada garis Z dan zona H bergabung membentuk kantung (lateral sac)
yang dekat dengan sistem tubulus transversal (Tubulus T). Tempat penyimpanan ion Ca2+.
Tubulus T mencapai saluran untuk berpindahnya cairan yang mengandung ion.ubulus T dan
rektikulum sarkoplasma berperan dalam metabolisme, eksitasi, dan kontraksi otot.
Mioglobin : merupakan pigmen yang ada pada otot, berguna sebagai pengikat
oksigen.
Motor end plates : merupakan tempat inervasi ujung-ujung saraf pada otot.
1. Otot Antagonis
Merupakan dua otot atau lebih yang bekerja pada suatu sendi dan saling berlawanan arahnya
sehingga gerakanya saling menghambat. Jika salah satu kontaksi maka otot yang lainya
relaksasi. Contoh otot antagonis adalah otot lengan atas yang berfungsi menggerakan lengan
bawah. Untuk menggerakan lengan bawah atau menurunkan diperlukan dua otot rangka,
yaitu otot bisep dan otot trisep. Otot bisep berada pada lengan atas bagian depan, sedangkan
otot trisep berada pada lengan atas bagian belakang. Jika otot bisep berkontraksi, maka otot
trisep relaksasi, sehingga lengan bawah terangkat. Adapun jika otot trisep berkontraksi maka
otot bisep relaksasi, sehingga lengan bawah turun atau lurus kembali.
Depresor (ke bawah) dan elevator (ke atas), misalnya gerak tangan sejajar bahu dan
sikap sempurna.
2. Otot Sinergis
Merupakan dua otot atau lebih yang bekerja pada satu sendi dan saling membantu sehingga
memberikan gerakan searah. Misalnya otot pronator teres dan orot pronator kuadratus yang
bekerja secara sinergis pada saat kita menggerakan telapak tangan menelungkup dan
menggadah. Contoh lainya adalah otot bisep lengan atas dan otot pengangkat lengan atas
yang menyebabkan gerakan membengkokan lengan bawah.
Otot lurik adalah otot yang menempel pada rangka tubuh yang digerakkan atas kehendak kita
sehingga disebut sebagai otot motorik. Otot rangka mampu menggerakkan tulang karena otot
dapat memanjang (relaksasi) dan memendek (kontraksi). Hasil pergerakan otot menyebabkan
tulang – tulang yang menjadi tempat perlekatan otot dapat digerakkan. Otot lurik juga
dikatakan otot rangka dilihat dari pengertian otot lurik yakni menempel pada rangka. Otot
lurik mampu bekerja keras dan kuat karna memiliki banyak inti sel tetapi otot lurik mudah
lelah artinya otot lurik butuh istirahat sehabis bekerja.
Gerak otot rangka mencakup gerak yang dilakukan oleh tangan dan kaki, misalnya berjalan,
makan dan menulis. Gerak otot rangka diatur oleh saraf pusat (otak). Sehingga gerak otot
rangka merupakan gerak yang disadari (menurut kehendak kita) atau disebut dengan otot
sadar. Asal – usul dinamakannya otot lurik adalah otot lurik menunjukkan bagian gelap
(aktin) dan terang (terang) yang silih berganti jika dilihat memakai mikroskop.
2. Otot Polos
Otot Polos terdiri dari sel – sel otot yang berbentuk gelendong dengan satu inti sel yang
terletak ditengah. Pengamatan dengan menggunakan mikroskop menunjukkan bahwa otot
polos tidak memiliki garis – garis melintang seperti otot rangka.
Otot polos tidak melekat pada tulang rangka tubuh. Aktivitasnya lambat, namun gerakkannya
beruntun. Otot polos mampu berkontraksi dalam waktu lama dan tidak cepat mengalami
kelelahan. Gerak otot polos tidak menurut kehendak kita karena dikontrol oleh saraf tak sadar
(saraf otonom) sehingga disebut otot tidak sadar. Otot polos dapat dijumpai pada dinding
penyusun organ – organ tubuh bagian dalam. Misalnya pada saluran pernafasan, saluran
pencernaan, saluran reproduksi, pembuluh darah dan getah bening
3. Otot Jantung
Otot jantung (miokardium) adalah jenis otot lurik tidak sadar yang hanya dijumpai pada
dinding jantung, khususnya myocardium dan vena kava yang memasuki jantung. Sel – sel
yang meliputi otot jantung yaitu cardiomyocyte atau sel otot myocardiocyteal dapat berisi
satu, dua, tiga dan empat inti sel (tiga atau empat sangat jarang). Kontraksi yang
terkoordinasi dari sel otot jantung di jantung memompa darah keluar dari serambi and bilik
ke pembuluh darah dari kiri/tubuh/sistemik dan kanan/paru-paru.
Tindakan yang kompleks ini membentuk sistol pada jantung. Sel – sel pada otot jantung
seperti semua jaringan pada tubuh, bergantung dengan suplai darah yang cukup untuk
mengirim oksigen dan nutrisi dan untuk membuang produk sisa seperti karbon dioksida.
Arteri koroner memenuhi fungsi ini. Gerak otot jantung dikendalikan oleh saraf tak sadar
(otonom). Sel – sel otot jantung tersusun seperti anyaman bercabang dengan sedikit jaringan
penyambung disekelilingnya.
Tulang-tulang dapat digerakkan karena adanya otot yang berkontraksi. Bagian otot yang
berkontraksi sebenarnya adalah sel – sel otot. Otot berkontraksi karena pengaruh suatu
rangsangan melalui saraf. Rangsangan yang tiba ke sel otot akan memengaruhi suatu zat
(asetilkolin) yang peka terhadap rangsangan. Asetilkolin adalah zat pemindah rangsangan
yang dihasilkan pada bagian ujung saraf. Adanya asetilkolin akan membebaskan ion kalsium
yang berada di sel otot.
Melalui proses tertentu, adanya ion kalsium menyebabkan protein otot, yaitu aktin dan miosin
berikatan membentuk aktomiosin. Hal ini menyebabkan pemendekan sel otot sehingga
terjadilah kontraksi. Setelah berkontraksi, ion kalsium masuk kembali ke dalam plasma sel,
sehingga menyebabkan lepasnya pelekatan aktin dan miosin yang menyebabkan otot menjadi
lemas. Keadaan ini disebut relaksasi.
Otot yang sedang berkontraksi menjadi besar, memendek, dan mengeras. Bila otot
berkontraksi, maka tulang-tulang tempat otot melekat akan tertarik sehingga tulang turut
bergerak. Adanya pergerakan tulang menyebabkan persendian bergerak pula. Jadi, gerak
pada tubuh kita melibatkan kerja sama otot, tulang, sendi, dan saraf.
Selain sebagai alat gerak aktif, membentuk postur tubuh dan menghasilkan panas.
3. Otot Jantung
Otot yang bekerja khusus untuk memompa darah pada jantung ini adalah jaringan otot yang
sanggup berkontraksi secara terus-menerus tanpa henti. Pergerakannya tidak dipengaruhi
sinyal saraf pusat. Otot jantung dapat dipengaruhi oleh interaksi syaraf simpatetik atau
parasimpatetik yang memperlambat atau mempercepat laju denyut jantung, namun tidak
dapat mengontrolnya secara sadar.
OTOT JANTUNG
Berikut ciri otot jantung :
Otot jantung ini hanya terdapat pada jantung. Strukturnya sama seperti otot lurik,
gelap terang secara berselang seling dan terdapat percabangan sel.
Kerja otot jantung tidak bisa dikendalikan oleh kemauan kita, tetapi bekerja sesuai
dengan gerak jantung. Jadi otot jantung menurut bentuknya seperti otot lurik dan dari proses
kerjanya seperti otot polos, oleh karena itu disebut juga otot spesial.
Dibawah mikroskop tampak seperti otot lurik tetapi bercabang dan intinya ditengah.
Sumber energinya dari metabolism aerobic dan membutuhkan energi lebih besar dari
otot lainnya.
Otot tidak bekerja sendiri-sendiri tetapi dalam kelompok untuk melaksanakan gerakan dari
berbagai bagian rangka tubuh. Menurut cara kerjanya, otot dibedakan menjadi :
1. Antagonis
Dimana cara kerjanya menimbulkan efek gerak berlawanan
Cara kerja otot antagonis dapat berupa gerakan :
Ekstenso (meluruskan), felkso (membengkakkan)
Abduktor (menjauhi tubuh), aduktor (mendekati tubuh)
Depresor (arah ke bawah), elevator (arah ke atas)
Supinator (menengadah), pronator (menelungkup)
2. Sinergis atau flexi
Cara kerjanya menimbulkan gerakan searah atau bersama-sama. Juga bekerja untuk
menstabilkan bagian-bagian anggota lain sewaktu bagian lain bergerak.
Otot yang tidak lepas dari peran saraf, dibagi kedalam dua kelompok yaitu :
1. Volunter
Ototnya disarafi oleh saraf somatic dan berada dalam kontrol otak. Contohnya otot lurik.
2. Involunter
Otot ini disarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak berada dibawah kontrol otak. Contohnya
otot polos dan otot jantung.
Kontraksi otot memerlukan suplai ATP yang banyak. Ketika ATP dikonsumsi oleh otot yang
berkontraksi, energinya diganti kembali dengan 3 cara :
Metabolisme aerobic, dengan keberadaan oksigen, bahan bakar seperti glikogen,
glukosa dan lemak dapat dihancurkan untuk membentuk energi.
Metabolisme anaerobic, tubuh dapat juga memetabolisme bahan bakar tanpa adanya
oksigen. Meskipun demikian, bila oksigen tidak ada, penghancuran bahan bakar secara penuh
tidak mungkin terjadi. Dan asam laktat akan terbentuk. Akumulasi dari asam laktat mungkin
bertanggung jawab terhadap nyeri pada otot yang berhubungan dengan kerja keras.
Metabolisme dari keratin fosfat, keratin fosfat mengandung energi yang dapat
digunakan tubuh untuk mengganti ATP secara cepat selama kontraksi otot. Sebagai bentuk
penyimpanan energi, keratin fosfat memastikan bahwa otot rangka dapat bekerja untuk waktu
yang lama.
Otot dapat mengalami regenerasi sesuai dengan jenisnya seperti otot polos yang
meregenerasi dengan cara mitosis, otot lurik yang beregenerasi dari mioblas dan otot jantung
yang khususnya sangat sulit beregenerasi, jika ada kesurasakan dalam jarigan otot jantung
biasanya diganti oleh jaringan pengikat.
F. GANGGUAN PADA OTOT
Distrofi otot, merupakan penyakit menurun yang disebabkan oleh mutasi gen yang
bertanggung jawab untuk sintesis protein otot, sehingga otot menjadi lemah. Umumnya
gangguan ini terjadi pada laki-laki umur antara 3-7 tahun.
Atrofi Otot, terjadinya pengurangan ukuran otot, ketegangan dan kekuatan otot yang
disebabkan oleh mengecilnya serabut-serabut otot. Segala jenis kerusakan pada neuron
motorik akan menyebabkan terjadinya atrofi otot secara bertahap. Misalnya virus polio yang
menyerang saraf otak dan sumsum tulang belakang menyebabkan paralisis dan atrofi otot.
Hiperplasia, membesarnya otot yang disebabkan karena jumlah serabut otot
bertambah, tetapi tidak disebabkan karena membesarnya serabut otot.
Hipertrofi,membesarnya otot yang disebabkan oleh aktivitas berat otot yang
dilakukan secara terus menerus. Otot yang mengalami hipertrofi membuat diameter serabut
ototnya meningkat dan jumlah zat yang terdapat dalam otot juga bertambah.
Tetanus, dimana terjadi kontraksi otot seluruh tubuh yang kuat dalam waktu tertentu,
disebabkan oleh stimulus racun yang dikeluarkan oleh Clostridium tetani.
Kerusakan tendon yaitu sobek atau pecah. Tendon dapat teriris putus karena
kecelakaan atau perkelahian.