MENSTRUASI PADA MAHASISWI S1 PRODI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
Dedi Alamsyah
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak
Jl. Jenderal Ahmad Yani No.111 : Pontianak Email: alamsyahdedi89@yahoo.co.id
Abstrak
Masa pubertas remaja putri ditandai dengan munculnya menstruasi.
Info Artikel Menstruasi adalah pengeluaran darah dan sel-sel tubuh secara periodik dari vagina yang berasal dari dinding rahim. Dampak dari Sejarah Artikel: menstruasi adalah timbulnya risiko anemia terdapat pada remaja. Diterima Disetujui Timbulnya anemia selama menstruasi dapat memberikan efek yang Di Publikasi negatif bagi pertumbuhan remaja putri seperti menurunnya kemampuan konsentrasi belajar, menganggu pertumbuhan Keywords: sehingga tinggi badan tidak optimal, menurunkan kemampuan fisik, Hemoglobin, dan mengakibatkan muka pucat. Pengukuran kadar anemia pada Menstruasi dan mahasiswi adalah dengan menggunakan Easy Touch Blood Mahasiswa. Hemoglobin Test Strips. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kadar Hemoglobin sebelum dan sesudah Menstruasi pada mahasiswi Prodi Kesehatan Masyarakat Universtas Muhamadiyah Pontianak. Populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 152 Mahasiswi, sedangkan Sampel penelitian ini sebanyak 30 Mahasiswi Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pontianak dengan teknik purposive sampling. Hasil uji paired sample t-test Pre test dan Post test diperoleh nilai t-hitung 11,127 dengan nilai signifikansi (p-value) 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) disimpulkan H0 tolak, sehingga disimpulkan terdapat perbedaan kadar Hemoglobin sebelum dan sesudah Menstruasi pada mahasiswi Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pontianak. Diharapkan para mahasiswa merubah pola hidup mereka seperti pola makan yang lebih baik sehingga kejadian kadar Hb yang rendah atau anemia dapat dihindari dan tidak menganggu aktivitas mahasiswa dalam kegiatan akademis maupun kehidupan mereka sehari-hari.
Kata kunci: Mahasiswi, Menstruasi, Kadar Hemoglobin
PENDAHULUAN yang negatif bagi pertumbuhan Masa remaja merupakan remaja putri seperti menurunnya masa dimana terjadi perkembangan kemampuan konsentrasi belajar, bentuk tubuh baik dari segi fisik menganggu pertumbuhan sehingga maupun dari segi hormonal. Salah tinggi badan tidak optimal, satu perkembangan tersebut adalah menurunkan kemampuan fisik, dan perkembangan hormone mengakibatkan muka pucat Gonadotropin Releasing Hormone (Gunawan, 2002). (GnRH). Hormon ini melalui aliran Sutejdo (2009) darah akan merangsang hipofise mengemukakan bahwa hemoglobin anterior untuk mensekresi hormon adalah molekul yang terdiri dari gonadotropin berupa Folikel atas empat kandungan haem (berisi Stimulating Hormone (FSH) dan zat besi) dan empat rantai globin Luteinizing Hormone (LH) yang (alfa, beta, gamma dan delta) bersifat episodik dan pulsatif. berada di dalam eritosit dan Hormon gonadotropin akan bertugas utama untuk mengangkut merangsang gonad untuk oksigen. Kualitas darah dan warna memproduksi hormon testosteron darah ditentukan oleh kadar pada laki-laki dan hormon estrogen hemoglobin. Sel – sel darah merah pada perempuan. Pada keadaan mampu mengkonsentrasikan prapubertas kadar hormon ini hemoglobin dalam cairan sel sangat rendah, sedangkan saat sampai sekitar 34 gm/dl sel. mulainya puberitas amplitudo dan Konsentrasi ini tidak pernah frekuensi keluarnya hormon GnRH meningkat lebih dari nilai tersebut, meningkat pesat sehingga hormon karena ini merupakan batas gonadotropin dan seks steroid juga metabolik dari mekanisme meningkat untuk merangsang pembentukan hemoglobin sel. pertumbuhan tanda-tanda seks Selanjutnya pada orang normal, sekunder serta menyiapkan proses presentase hemoglobin hampir fertilisasi (Suryawan, 2010). selalu mendekati maksimum dalam Masa pubertas remaja putri setiap sel. Namun bila ditandai dengan munculnya pembentukan menstruasi. hemoglobin dalam sumsum tulang Menstruasi adalah berkurang, maka presentase pengeluaran darah dan sel-sel hemoglobin dalam darah merah tubuh secara periodik dari vagina juga menurun karena hemoglobin yang berasal dari dinding rahim untuk mengisi sel kurang. Bila (Gunawan, 2002). Dampak dari hematrokit (persentase sel dalam menstruasi adalah timbulnya resiko darah normalnya 40 sampai 45 anemia terdapat pada remaja, pada persen ) dan jumlah hemoglobin ibu hamil, dan pada wanita yang dalam masing – masing sel nilainya sedang mengalami menstruasi. Hal normal, maka seluruh darah ini disebabkan karena secara seorang pria rata –rata mengandung fisiologis jumlah zat besi yang 16 gram/dl hemoglobin, dan pada dibutuhkan untuk pertumbuhan dan wanita ratarata 14 gram/dl. kehilangan darah. Khusus untuk Haid mengakibatkan wanita menstruasi disebabkan kehilangan sejumlah darah dari karena kehilangan darah. tubuh yang ditandai dengan Timbulnya anemia selama penurunan kadar hemoglobin. Hal menstruasi dapat memberikan efek ini akan menyebabkan gejala anemia. Dari hasil observasi N Kata Freku % sebagian mahasiswa mengeluh o gori ensi sakit saat menstruasi, menjadi 1 Rend 18 6 malas beraktivitas, dan mereka ah 0 belum begitu paham tentang 2 Nor 12 4 perbedaan kadar hemoglobin saat mal 0 menstruasi dan setelah menstruasi. Total 30 1 Oleh sebab itu penulis mengambil judul “ Perbedaan kadar 0 hemoglobin sebelum dan sesudah 0 menstruasi “ METODE PENELITIAN Berdasarkan tabel 1 tentang kadar Penelitian ini merupakan penelitian Hb sebelum menstruasi menunjukkan kuantitatif yang menekankan sebagian besar analisisnya No Katagori Frekuensi % responden memiliki pada data kadar Hb dalam kategori numerical 1 Rendah 26 87 rendah yaitu sebanyak (berbentuk 2 Normal 04 13 18 responden (60%) dan angka) yang Total 30 100 sisanya 12 responden diolah dengan metode statistika (40%) memiliki kadar Hb dalam (Azwar, 2011). Penelitian ini kategori normal. menggunakan metode analitik, dimana rancangan yang digunakan penelitian ini adalah pre experiment dengan pretest-postest Kadar Hb Sesudah Menstruasi one group design Vari t- P Kesi Tabel 2 Kadar HB Sesudah Menstruasi (Nursalam, abel te - mpul Pada Mahasiswi 2003). st V an HASIL a Berdasarkan tabel 2 tentang kadar Analisa l Hb sesudah menstruasi menunjukkan u sebagian besar responden memiliki kadar Univariat e Hb dalam kategori rendah yaitu sebanyak Kadar Hb Kad 11 0, H0 26 responden (87%) dan sisanya 4 Sebelum ar ,1 0 Ditol responden (13%) memiliki kadar Hb Menstruasi Hb 27 0 ak dalam kategori normal. Seb 0 Analisis Bivariat Tabel 1 Kadar HB elu Uji Paired sample t-test Sebelum m Tabel 3. Hasil Uji Paired sample t-test Menstruasi dan Pada sesu Mahasiswi dah men Hasil uji paired sample t- test Pre test dan Post test diperoleh stru nilai t-hitung 11,127 dengan nilai asi signifikansi (p-value) 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) disimpulkan H0 tolak, sehingga disimpulkan terdapat perbedaan remaja sebagaimana dihasilkan kadar Hemoglobin sebelum dan dalam penelitian Yulinar (2010) sesudah Menstruasi pada yang meneliti tentang hubungan mahasiswi Prodi Kesehatan antara pengetahuan tentang anemia Masyarakat Universitas dan kebiasaan makan terhadap Muhammadiyah Pontianak. kadar hemoglobin pada remaja putri di asrama MTA Surakarta. Penelitian ini menunjukkan terhadap hubungan yang signifikan kebiasaan makan terhadap kadar Pembahasan hemoglobin. Kebiasaan makan Kadar HB Sebelum Menstruasi yang tidak tepat waktu serta jenis Distribusi kadar Hb sebelum makanan yang dikonsumsi tidak menstruasi menunjukkan sebagian memiliki kadar zat besi yang cukup besar responden memiliki kadar Hb merupakan faktor yang dalam kategori rendah yaitu berhubungan dengan kajadian sebanyak 18 responden (80%). anemia pada remaja putri. Faktor Berdasarkan data kadar Hb lain adalah jenis kelamin responden sebelum menstruasi diperoleh nilai sebagian besar adalah remaja putri. kadar Hb terendah sebesar 9,34 Remaja putri merupakan salah satu gr/dl, tertinggi 13,93 gr/dl, rata-rata kelompok yang rentan terhadap kadar Hb sebesar 11,88 gr/dl, dan kejadian anemia. Penelitian standar deviasi sebesar 0,99 gr/dl. Chusnul (2007) mengemukakan Distribusi kadar Hb yang rendah bahwa di Indonesia prevalensi pada remaja disebabkan oleh anemia defisiensi besi pada remaja beberapa faktor antara lain status putri tahun 2006, yaitu 28%. Data gizi, usia, jenis kelamin, penyakit Survei Kesehatan Rumah Tangga sistemik, dan pola makan (Zarianis, (SKRT) tahun 2004 menyatakan 2006). Mahasiswa S1 Prodi bahwa prevalensi anemia gizi pada Kesehatan Universitas balita 40.5%, ibu hamil 50,5%, ibu Muhammadiyah Pontianak pada nifas 45,1%, remaja putri usia (10- umumnya memiliki kesibukan 18 tahun) 57,1% dan usia 19-45 akademis yang sangat padat, baik tahun 39,5%. Dari semua dari segi kuliah maupun kegiatan kelompok umur tersebut, wanita kemahasiswaaan. mempunyai resiko paling tinggi Kesibukan yang alami oleh untuk menderita anemia terutama mahasiswa S1 Prodi Kesmas remaja putri. tersebut menyebabkan mahasiswa Distribusi kadar Hb sesudah harus membagi waktunya antara menstruasi menunjukkan sebagian kebutuhan pribadi dengan besar responden memiliki kadar Hb kebutuhan akademis. Kebiasaan dalam kategori rendah yaitu kebiasaan yang sering terjadi pada sebanyak 26 responden (87%). mahasiswi adalah menunda waktu Berdasarkan data kadar Hb makan. Seringkali mereka hanya sebelum menstruasi diperoleh nilai makan ketika makan siang dan kadar Hb terendah sebesar 9,12 makan malam saja, sedangkan gr/dl, tertinggi 12,53 gr/dl, rata-rata makan pagi tidak dilakukan karena kadar Hb sebesar 10,61 gr/dl, dan keterbatasan waktu. Hubungan standar deviasi sebesar 0,96 gr/dl. kebiasaan makan dengan kejadian Menstruasi merupakan merupakan anemia atau kadar hemoglobin bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita hemoglobin sintetis dalam tubuh setiap bulannya untuk kehamilan. bisa berkurang, dan penyakitnya Pada masa menstruasi tersebut bisa bertambah parah. remaja putri mengalami pengeluaran dalam sehingga terjadi Perbedaan Kadar Hemoglobin pengurangan simpanan zat besi Sebelum dan Sesudah Menstruasi pada darah. Hughes (2005) Berdasarkan hasil uji mengemukakan bahwa pengeluaran paired sample t-test Pre test dan zat besi dari tubuh terjadi melalui Post test diperoleh nilai thitung kulit, saluran pencernaan, atau 11,127 dengan nilai signifikansi (p- urine yang berjumlah 1 mg per value) 0,000 yang lebih kecil dari hari. Sedangkan pengeluaran darah 0,05 (0,000 < 0,05) disimpulkan selama menstruasi menunjukkan H0 tolak, sehingga disimpulkan simpanan zat besi dalam tubuh terdapat perbedaan kadar secara cepat akan menghilang Hemoglobin sebelum dan sesudah sesuai dengan jumlah darah yang Menstruasi pada mahasiswi S1 dikeluarkan. Semakin lama wanita Prodi Kesehatan Masyarakat mengalami menstruasi maka Universtas Muhamadiyah semakin banyak pula darah yang Pontianak, yaitu kadar hemoglobin dikeluarkan dan semakin banyak sesudah menstruasi lebih rendah pula kehilangan timbunan zat besi. dibandingkan sebelum menstruasi. Faktor lain yang berhubungan Slams, dkk (2010) mengemukakan dengan kadar Hb pada mahasiswi bahwa wanita atau remaja putri S1 Prodi Kesmas UM. Pontianak yang sedang mengalami menstruasi adalah kebiasaan mengkonsumsi merupakan populasi yang harus makanan selama mengalami diperhatikan. menstruasi. Hasil penelitian Remaja putri yang menunjukkan terdapat 16 mengalami menstruasi memiliki responden (53%) memiliki kecenderungan defisiensi zat besi kebiasaan meminum teh selama sebanyak 5% sampai dengan 10%, menstruasi dan 3 responden (10%) sehingga remaja putri yang memiliki kebiasaan meminum kopi mengalami menstruasi rentan selama menstruasi. Teh dan kopi terhadap terjadinya penurunan merupakan zat yang menghambat kadar Hb atau anemia. Selama proses penyerapan zat besi dari menstruasi, remaja putri makanan kepada tubuh. Sunita mengalami pengeluaran atau (2001) mengungkapkan bahwa zat kehilangan darah yang banyak. besi dalam makanan memasuki Seiring dengan pengeluaran atau saluran pencernaan dalam bentuk kehilangan darah, maka zat besi feros hidrosida koloid. Zat besi pada darah juga ikut hilang dalam bentuk koloid ini tidak dapat sehingga menyebabkan defisiensi diserap tubuh secara langsung. Ia zat besi. Zat besi akan keluar harus melalui peran getah lambung sebanyak kurang lebih 42 mg barulah dapat diserap melalui setiap siklus menstruasi. Penurunan tubuh. Asam tanat dalam teh sangat kadar Hb akan diperparah oleh mudah bersenyawa dengan zat besi durasi atau lama menstruasi. dan membentuk asam tanat feros Wanita yang mengalami menstruasi larut yang merintangi penyerapan 8 hari dengan pendarahan dan zat besi. Bila tubuh orang yang pengumpalan pada saat menstruasi kurang darah kekurangan zat besi, memiliki resiko yang tinggi terhadap defisiensi zat besi 2. Kadar hemoglobin mahasiswi sehingga rentan terhadap kejadian Prodi Kesehatan Masyarakat anemia (Handayani, 2007). Universitas Muhammadiyah Hasil penelitian Pontianak sesudah menstruasi menunjukkan bahwa rata-rata sebagian besar adalah rendah kadar Hb responden sebelum sebesar (87%) menstruasi adalah 11,88 gr/dl dan 3. Terdapat perbedaan kadar sesudah menstruasi turun menjadi Hemoglobin sebelum dan 10,61 gr/dl. Berdasarkan rata-rata sesudah Menstruasi pada kadar Hb responden maka mahasiswi Prodi S1 Kesehatan disimpulkan bahwa terjadi Masyarakat Universtas penurunan kadar Hb pada Muhamadiyah Pontianak, yaitu Mahasiswi ketika mengalami kadar hemoglobin sesudah menstruasi. Hasil penelitian ini menstruasi lebih rendah sesuai dengan penelitian Muliaty dibandingkan sebelum (2012) tentang “ Hubungan Lama menstruasi. Haid dengan Kadar Hemoglobin Remaja (Studi pada siswi SMP SARAN Negeri I Lasusua Kabupaten Kolaka Utara)”. Penelitian ini 1. Bagi Mahasiswa menyimpulkan bahwa lama haid memiliki hubungan yang Hasil penelitian ini dengan kadar hemoglobin, yaitu hendaknya dapat menjadi masukan semakin lama haid yang dialami bagi mahasiswa untuk menyadari remaja, maka kadar hemoglobinnya bahwa kadar Hb mereka sebagian semakin rendah. besar adalah rendah. Berdasarkan Penelitian lain dilakukan hasil penelitian ini diharapkan para oleh Dewi (2011) tentang mahasiswa merubah pola hidup “Hubungan lama menstruasi mereka, misalnya pola makan yang terhadap kadar hemoglobin pada lebih baik sehingga kejadian kadar remaja siswi SMA N 1 Wonosari”. Hb yang rendah atau anemia dapat Penelitian ini menyimpulkan dihindari dan tidak menganggu bahwa terdapat hubungan negatif aktivitas mahasiswa dalam yang signifikan antara lama kegiatan akademis maupun menstruasi dengan kadar kehidupan mereka sehari-hari. hemoglobin remaja, yaitu semakin lama menstruasi maka kadar 2. Bagi Institusi Pendidikan hemoglobin semakin rendah. Hasil penelitian ini KESIMPULAN DAN SARAN diharapkan dapat memperkuat hasil penelitian terdahulu sehingga dapat KESIMPULAN menjadi rujukan bagi penelitian yang akan datang. 1. Kadar hemoglobin mahasiswi Prodi S1 Kesehatan Masyarakat 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Universitas Muhammadiyah Pontianak Penelitian selanjutnya sebelum menstruasi sebagian diharapkan menambahkan besar adalah rendah sebesar faktorfaktor lain yang berhubungan (60%). dengan kadar hemoglobin remaja Hematologi. Jakarta: Salemba putri, misalnya status gizi, Medika.
Isbizter, 2000. Esensial anatomi dan
DAFTAR PUSTAKA fisiologi dalam asuhan Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian maternitas (Egi Komara : Suatu Pendekatan Praktek, Yudha, Penerjemah). Jakarta: Ed.Revisi VI. Cet. Ke-13. EGC. Jakarta : Rineka Cipta. Murray, John and C Joinson. 2003. Ayu, S. 2009. Gizi Remaja Putri. Early Menarche Is Associated Jakarta: Balai Penerbit With An Increased Riskfor Fakultas Kedokteran Depressive Symptoms In Universitas Indonesia (FKUI). Adolescent Girls In A Uk Cohot http://jech.bmj.com/cont Azwar. S. 2011. Sikap Manusia Teori ent/63/Suppl_2/17.full.pdf+ht dan Pengukurannya. ml Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Notoatmodjo (2010). Pendidikan Dan Chusnul, C. 2007. Hubungan Intake Perilaku Kesehatan. Jakarta: Zat Besi (Fe), Inhibitor, Dan Rineka Cipta. Enhancer Dengan Kadar Hemoglobin Remaja Putri Nursalam, 2003. Konsep dan (Studi Kasus Di SMAN 1 Penerapan Metodologi Panarukan Kecamatan Penelitian Ilmu Keperawatan. Panarukan, Kabupaten Jakarta: Salemba Medika Situbondo) Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Dewi, P. 2011. Faktor-faktor yang Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Mempengaruhi Anemia Cendikia. Remaja. Jurnal Penelitian. Sugiono, 2007. Metode Penelitian. Jakarta. Puslitbang Gizi dan Bandung: Alfa Beta. Makanan, Badan Litbangkes. Sunita, 2001. Tiga Fase Penting Pada Gibson, J. 2005. Fisiologi dan Wanita. Jakarta: Elex Media Anotomi Modern Untuk Komputindo. Perawat. Jakarta: EGC. Sutedjo. 2009. Buku Ajar Gunawan, 2002. Gunawan, S. (2010). Endokrinologi Anak. Edisi Mau anak laki-laki atau kesatu. Jakarta: UKK perempuan-Bisa diatur. Endokrinologi Anak dan Jakarta: Agromedia Pustaka. Remaja. Handayani, Wiwik S. 2007. Asuhan Widayanti, 2008. Menarche Keperawatan pada Klien Menstruasi Pertama Penuh dengan Gangguan Sistem Makna. Yogyakarta: Nuha Pada Remaja Putri Di Asrama Medika. Sma Mta Surakarta. Jurnal Penelitian. Surakarta: Prodi Wikipedia Indonesia. 2007. Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Hemoglobin.id.wikipedia Universitas Muhammadiyah .org/wiki/hemoglobin Surakarta. Yulinar, I. 2010. Hubungan Antara Zarianis. 2006. Esensial Anatomi Dan Pengetahuan Tentang Anemia fisiologi Dalam Asuhan Dan Kebiasaan Makan Maternitas. EGC: Jakarta. Terhadap Kadar Hemoglobin