Anda di halaman 1dari 22

HIPERTERMIA

Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh diatas


kisaran normal (Ilmiah 2016).
Hipertermia: kondisi kegagalan pengaturan suhu
tubuh (termoregulasi) akibat ketidakmampuan tubuh
melepaskan/mengeluarkan panas (misal pada heat
stroke) atau produksi panas yang berlebihan dengan
laju yang normal
Hipertermia dengan eliminasi infeksi: aktivasi sinyal
apoptosis sel T yang tidak diinginkan atau teraktivasi
berlebihan (misalnya pada reaksi alergi atau autoimun)
Tanda dan Gejala

1) Kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal


2) Konvulsi (kejang)
3) Kulit kemerahan
4) Pertambahan RR
5) Takikardi
6) Saat disentuh tangan terasa hangat
Jenis Hipertermia
Hipertermia karena peningkatan produksi
panas:
Hipertermia maligna
Neuroleptic malignant syndrome
Serotonin syndrome
Drug-induced hyperthermia
Exercise-induced hyperthermia
Endocrine hyperthermia
Miscellaneous clinical disorders
Hipertermia karena penurunan pelepasan
panas:
Hipertermia neonatal
Dehidrasi
Heat stroke
Renjatan hemorargik dan ensefalopati
Sudden infant death syndrome (SIDS)
Drug-induced hyperthermia
Penyebab tidak terklasifikasikan:
Factitious fever
Induced illness dan Induced illness by proxy
Hipertermia Maligna

Umumnya dipicu oleh obat anestesia


Terdapat mutasi gen  miopati
Pusat pengaturan suhu normal
Gambaran klinis: kekakuan otot terutama
otot masseter  rhabdomyolisis, ↑ CO2
tidal, takikardia, ↑ suhu tubuh yang cepat
(0.50 – 1.00 C tiap 5 - 10 menit, 440C)
Tatalaksana utama:
↓ suhu tubuh dengan cepat dan agresif dengan
total body cooling (air es/dingin lewat NGT, rectal,
dan IV)
segera hentikan obat anestesi & O2 100%
memperbaiki asidosis, furosemid (1 mg/kgBB)
manitol 20% (1 g/kgBB), insulin, dextrose,
hidrokortison
Dantrolone (antidote spesifik 2.5 mg/kgBB IV dan
kemudian tiap 5-10 menit) dan mengatasi aritmia
Exercise-Induced hyperthermia (Exertional heat
stroke)

aktivitas fisik intensif dan lama pada suhu cuaca panas


Pencegahan  pembatasan lama latihan fisik terutama
pada suhu 300C /> kelembaban > 90%,
minuman lebih sering (150 ml air dingin tiap 30 menit)
pemakaian pakaian berwarna terang, satu lapis, dan
berbahan menyerap keringat
Endocrine Hyperthermia (EH)

Kelainan endokrin sering dihubungkan dengan


EH (hipertiroidisme, diabetes mellitus,
phaeochromocytoma, insufisiensi adrenal dan
Ethiocolanolone (merangsang pembentukan
pirogen leukosit)
Hipertermia neonatal

↑ suhu tubuh secara cepat pada hari 2 dan 3


kehidupan
Dehidrasi (kehilangan cairan, paparan suhu
kamar yg tinggi)
Demam karena infeksi  tanda lain dari infeksi
seperti leukositosis/leucopenia, CRP tinggi,
respons kurang baik dengan pemberian cairan,
dan riwayat persalinan prematur/resiko infeksi
Overheating (pemakaian alat2 penghangat terlalu panas,
bayi terpapar sinar matahari langsung dlm wkt lama)
Trauma lahir
24%dari bayi yang lahir dengan trauma.
Suhu akan ↓ padav1-3 hari, bisa menetap  kejang.
Tatalaksana dasar  ↓ suhu bayi secara cepat ( > 390C
dilakukan tepid sponged 350C  370C)
Penanganan Hipertermia Bayi baru lahir
Bila suhu diduga karena paparan panas berlebihan:
Bayi dipindah ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar sekitar 26°-28°C
Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai suhu tubuh bayi normal (jangan
menggunakan aires).
Berikan cairan dekstrose : NaCl = 1:4 secara intravena sampai dehidrasi teratasi
Antibiotik diberikan bila ada infeksi.
Bila bayi pernah diletakan di bawah pemancar panas atau incubator
Turunkan suhu alat penghangat, bila bayi di dalam incubator, buka incubator
sampai suhu dalam batas normal
Lepas sebagian atau seluruh pakaian bayi selama 10 menit kemudian
Beri pakaian lagi sesuai dengan alat penghangat yang digunakan
Periksa suhu bayi setiap jam sampai tercapai suhu dalam batar normal
Periksa suhu incubator atau pemancar panas setiap jam dan sesuaikan
pengatur suhu
Heat stroke

Tanda umum: suhu tubuh > 40.50C, kulit teraba kering


dan panas, kelainan susunan saraf pusat, takikardia,
aritmia, kadang terjadi perdarahan miokard, mual,
muntah, dan kram.
Komplikasi: DIC, lisis eritrosit, trombositopenia,
hiperkalemia, gagal ginjal, dan kelainan EKG
Perawatan intensif di ICU,
suhu tubuh segera diturunkan (melepas baju dan
sponging dengan air es sampai dengan suhu tubuh
38,50 C kemudian anak segera dipindahkan ke atas
tempat tidur lalu dibungkus dengan selimut)
membuka akses sirkulasi, dan memperbaiki
gangguan metabolic yang ada.
Haemorrhargic Shock and Encephalopathy
(HSE)

Gambaran klinis mirip dengan heat stroke (riwayat


penyelimutan >>, paparan suhu tinggi tidak ada)
HSE diduga berhubungan dengan cacat genetic dalam
produksi atau pelepasan serum inhibitor alpha-1-
trypsin.
Kejadian HSE umur 17 hari - 15 tahun (sebagian besar
usia < 1 tahun)
Pada umumnya didahului oleh penyakit virus atau
bakterial, febris << dan sudah sembuh (ISPA, GE
dengan febris ringan)
Pada 2 – 5 hari kemudian timbul syok berat,
ensefalopati sampai dengan kejang/koma,
hipertermia (suhu > 410C), perdarahan DIC,
diare, sampai anemia berat butuh transfusi
Pemeriksaan fisik: hepatomegali dan asidosis , nafas
dangkal diikuti gagal ginjal
Pemeriksaan laboratorium: leukositosis, hipernatremia,
↑ CPK, enzim hati dan tripsin, hipoglikemia,
hipokalsemia, trombositopenia, ↓ faktor II, V,
hiperfibrinogenemia, dan alpha-1-antitripsin.
Pada HSE tidak ada tatalaksana khusus
Pengobatan suportif seperti penanganan heat stroke
dan hipertermia maligna dapat diterapkan
Mortalitas tinggi (80% dengan gejala sisa neurologis
yang berat pada kasus yang selamat)
Hasil CT scan dan otopsi  perdarahan fokal pada
berbagai organ dan edema serebri
Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)

Definisi: kematian bayi (usia 1-12 bulan) mendadak, tidak


diduga, tidak dapat dijelaskan.
Sering didahului ISPA dgn febris ringan, tidak fatal
Hubungan dgn hipertermia
Angka kejadian tertinggi bayi usia 2- 4 bulan.
Hipotesis: mal-development atau maturitas batang otak
tertunda  pusat chemosensitivity, pengaturan nafas,
suhu, dan respons TD
Faktor resiko terpenting adalah ibu hamil perokok dan
posisi tidur bayi tertelungkup.
Penyelimutan/pembungkusan bayi >>, suhu ruangan
↑↑, posisi tidur bayi tertelungkup  terbatasnya
pengeluaran panas.
Posisi tidur telentang paling aman untuk mencegah
SIDS
Infeksi ringan + febris + pembungkusan bayi >> 
heat stroke dan SIDS
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai