Disusun oleh :
(1911212009)
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS ANDALAS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang
selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas UTS mata kuliah Pengenalan Aplikasi
Komputer dengan judul “Vitamin Larut Lemak”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
PENDAHULUAN
Secara umum fungsi vitamin sangat berkaitan erat dengan fungsi enzim, enzim
merupakan katalisator organik yang berperan mengatur dan menjalankan reaksi biokimia
dalam tubuh. Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi,
pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh.
Vitamin hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit untuk memperlancar proses
metabolisme tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi.vitamin diperoleh dari
sayur dan buah-buahan. tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan
mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak
dapat digantikan oleh senyawa lain.
Vitamin dibedakan menjadi dua jenis yaitu vitamin larut dalam lemak dan
vitamin larut dalam air dan kali ini penulis hnya membahas vitamin larut dalam lemak
saja. Vitamin yang larut lemak adalah vitamin A, vitamin D,vitamin E,dan vitamin K.
selain karena jenis vitamin ini hanya dapat larut dalam lemak, vitamin tersebut juga
memang merupakan jenis turunan lemak. selain itu, vitamin larut lemak adalah
merupakan jenis vitamin yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh melalui keringat
maupun urin, serta secara umum vitamin larut lemak hanya sedikit yang hilang pada
proses pemasakan. dan vitamin larut lemak bersifat toksik pada dosis sangat tinggi.(1)
1
2
3. Memahami pentingnya pemenuhan asupan vitamin larut lemak sesuai dengan standar
angka kecukupan gizi (AKG).
4. Melatih kemampuan penulis dalam mengolah data dan menyajikannya dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molekul hidrofobik apolar, yang
semuanya adalah derivat isoprene. Molekul-molekul ini tidak disintesis tubuh dalam
jumlah yang memadai sehingga harus disuplai dari makanan. Vitamin- vitamin yang
larut dalam lemak ini memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin tersebut
dapat diabsorbsi secara efisien. Hasil absorbsi molekul vitamin tersebut harus diangkut
dalam darah yaitu oleh lipoprotein atau protein pengikat yang spesifik. Vitamin-vitamin
yang larut di dalam lemak itu adalah vitamin A, D, E, dan K.
Vitamin yang larut lemak adalah vitamin A, Vitamin D, Vitamin E, dan Vitamin
K. selain karena jenis vitamin ini hanya dapat larut dalam lemak, vitamin tersebut juga
memang merupakan jenis turunan lemak.vitamin larut lemak adalah merupakan jenis
vitamin yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh melalui keringat maupun urin, serta
secara umum vitamin larut lemak hanya sedikit yang hilang pada proses pemasakan dan
vitamin larut lemak bersifat toksik pada dosis sangat tinggi.(2)
2.2 Sifat
Vitamin yang larut dalam lemak, yaitu A, D, E dan K, memiliki sifat-sifat umum,
antara lain:
3
5. Diserap bersama lemak;
8. Kurang stabil jika dibandingkan vitamin B, dapat dipengaruhi oleh cahaya, oksidasi
dan lain sebagainya.(1)
4
4
2.3.2 Vitamin K
ini akan mengalami alkilasi menjadi salah satu menakuinon (K2). Filokuinon (K1)
merupakan bentuk utama vitamin K yang ada dalam tanaman. Menakuinon – 7
merupakan salah satu dari rangkaian bentuk tak jenuh polirenoid dari vitamin K
yang ditemukan dalam jaringan binatang dan disintesis oleh bakteri dalam
intestinum.
(mcg) (mcg)
Bayi /Anak
6
0 – 5 bulan 4 5
6 – 11 bulan 5 10
1 – 3 tahun 6 15
4 – 6 tahun 7 20
7 – 9 tahun 8 25
Laki-laki
10 – 12 tahun 11 35
13 – 15 tahun 15 55
16 – 18 tahun 15 55
19 – 29 tahun 15 65
30 – 49 tahun 15 65
50 – 64 tahun 15 65
65 – 80 tahun 15 65
80+ tahun 15 65
Perempuan
10 – 12 tahun 15 35
13 – 15 tahun 15 55
16 – 18 tahun 15 55
19 – 29 tahun 15 55
30 – 49 tahun 15 55
50 – 64 tahun 15 55
15
65 – 80 tahun 20 55
80+ tahun 20 55
Hamil (+an)
Trimester 1 +0 +0
Trimester 2 +0 +0
Trimester 3 +0 +0
Menyusui (+an)
6 bln pertama +4 +0
6 bln kedua +4 +0
2.5.1 Vitamin E
Benih gandum, minyak biji bunga matahari, dan minyak jagung serta
kedelai, semuanya merupakan sumber vitamin E yang baik.
2.5.2 Vitamin K
Vitamin K dalam bentuk aktifnya tidak tersebar luas dalam alam,
berupa sayuran berwarna hijau, seperti brokoli, bayam, dan selada. Vitamin ini
juga terdapat pada minyak tumbuhan, seperti kedelai, canola, dan zaitun.
16
2.6 Metabolisme (Absorbsi, Transportasi, dan Ekskresi)
2.6.1 Vitamin E
Absorpsi dipengaruhi oleh dietary lipid yang kemudian ditingkatkan oleh
monogliserida dan MCT. Absorpsi vitamin E dimulai dari jejunum secara pasif,
lalu menembus sel enterosit dalam bentuk intact micells. Vitamin E selanjutnya
dibawa oleh kilomikron, ke sistem limfatik, dan masuk ke dalam sirkulasi darah
Dalam plasma darah, vitamin E sebagian besar terdapat dalam bentuk α - tokoferol
yang terikat lipoprotein dan didistribusikan ke jaringan terutama dilakukan oleh
LDL
2.6.2 Vitamin K
17
kilomikron remnan melalui reseptor apolipoprotein E. Vitamin K1 akan diretensi di
hati untuk waktu yang cukup lama, sedangkan K3 hanya sebentar saja ditahan di
dalam hati dan segera disebar ke jaringan yang memerlukannya. Setelah dari hati,
vitamin K dibawa oleh VLDL(50%) dan sisanya oleh LDL dan HDL (25%).
2.7.1 Vitamin E
1. Meningkatkan risiko osteoporosis
Kelebihan vitamin E dapat memicu penyakit pada tulang atau yang sering disebut
osteoporosis. Kadar vitamin tersebut yang terlalu tinggi akan meningkatkan efek
alfa-tokoferol, sehingga kekuatan tulang menjadi menurun dan menyebabkan
tulang keropos.
18
2.7.2 Vitamin K
3. Kanker
6. Sesak nafas
8. Otot kaku
2.8.1 Vitamin E
1. Kulit kering
2. Aterosklerosis
3. Gangguan kesuburan
4. Kanker
5. Antibodi melemah
6. Anemia dan kerusakan darah merah
7. Kerusakan pada sistem saraf dan otot
2.8.2 Vitamin K
1. Penyakit kardiovaskular
2. Kanker
3. Osteoporosis
4. Cacat lahir
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molekul hidrofobik apolar, yang
semuanya adalah derivat isoprene. Molekul-molekul ini tidak disintesis tubuh dalam
jumlah yang memadai sehingga harus disuplai dari makanan. Vitamin-vitamin yang larut
dalam lemak ini memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat
diabsorbsi secara efisien. Hasil absorbsi molekul vitamin tersebut harus diangkut dalam
darah yaitu oleh lipoprotein atau protein pengikat yang spesifik. Vitamin-vitamin yang
larut di dalam lemak itu adalah vitamin A, D, E, dan K.
Sifat-sifat umum, Vitamin yang larut dalam lemak antara lain tidak terdapat di
semua jaringan; terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen; memiliki bentuk
prekusor atau provitamin; menyusun struktur jaringan tubuh; diserap bersama lemak;
disimpan bersama lemak dalam tubuh; diekskresi melalui feses; kurang stabil jika
dibandingkan vitamin B, dapat dipengaruhi oleh cahaya, oksidasi dan lain sebagainya.
Standar kecukupan gizi vitamin larut lemak telah ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka
Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Defisiensi maupun
hipervitaminosis akibat tidak sesuainya asupan vitamin larut lemak dapat menyebabkan
beberapa masalah kesehatan.
3.2 Saran
Sebaiknya masyarakat lebih memperhatikan asupan vitamin larut lemak agar
sesuai dengan standar angka kecukupan gizi (AKG) yang telah ditetapkan. Hal ini sangat
penting untuk mencegah defisiensi maupun hipervitaminosis yang dapat berakibat buruk
bagi kesehatan. Pemerintah sendiri juga harus mendukung terlaksananya hal tersebut
dengan menggalakkan promosi kesehatan tentang asupan vitamin larut lemak dan
menyediakan suplai bahan makanan penghasil yang cukup dengan harga yang terjangkau
oleh masyarakat di setiap kalangan.
20
21
16
DAFTAR PUSTAKA
Triana, Vivi. 2006. “Macam-Macam Vitamin dan Fungsinya dalam Tubuh Manusia” dalam
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. Vol: 1, No 1 (2006). Diakses melalui
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/9 pada tanggal 25 Maret 2020
pukul 09.37 WIB.
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kec
ukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf. 23 Maret 2020 pukul
21.22 WIB