Anda di halaman 1dari 4

RESUME TUGAS TOKSIKOLOGI PRAKTIK

INTOSIKASI MONOKSIDA

DISUSUN OLEH
TLM 02-A
SYARIFATUN UMNIYYATI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
2020
RESUME

JUDUL : Intoksikasi Karbon Monoksida (Laporan Kasus dan Diskusi)


PENULIS : Tomie Hermawan Soekamto
David Perdanakusuma
INSTITUSI ASAL : 1. Departemen/SMF Ilmu Bedah Plastik
2. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
TEMPAT : Penelitian ini dilakukan di RS Dokter Soetomo Surabaya

Seorang pasien wanita berusia 34 tahun dibawa ke UGD rumah sakit terdekat dengan keadaan
tidak sadar (no respon).
Pasien ini diduga keracunan gas karbonmonoksida, karena mesin generator di dalam rumah
menyala dan tidak ada ventilasi yang cukup dalam ruangan. Dan ditemukan juga 2 orang
lainnya yang sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Hasil pemeriksaan keadaan pasien:
- Jalan nafas bebas
- Frekuensi pernafasan 43x/menit
- Frekuensi nadi 129x/menit
- Tekanan darah 50/palpasi mmHg
- Saturasi oksigen 100%
Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, didapatkan hasil:
- Hb: 15,9 g/dL
- Leukosit: 25.100/ul
- Trombosit: 191.000/ul
- Natrium plasma: 128 mmol/L
- Kalium 9,52 mmol/L
- Gula darah acak 129 ryg/dL
- Serum kreatinin 1,3 mg/dL
- AGD: PH (7,379), PCO2 (18,0), PO2 (193), HCO3 (10,5), BE (-15)
Kemudian pasien tersebut dirujuk ke RS Dokter Soetomo Surabaya.
Hasil pemeriksaan keadaan pasien:
- Jalan nafas bebas (dengan terpasang masker bening oksigen 6 lt/menit)
- Frekuensi pernafasan 24-28x/menit
- Suara nafas vesikuler di kedua paru
- Tidak didapatkan rhonkhi ataupun wheezing
- Tekanan darah 105/64 mmHg
- Saturasi oksigen 95-97%
- Kedua pupil bulat isokor diameter 3 mm dan refleks cahaya (+)
Hasil pemeriksaan fisik:
- Edema tungkai kanan-kiri
- Lesi kulit difosa poplitea kanan-kiri seperti thrombosis vena profunda
Hasil pemeriksaan ulang laboratorium:
- Hb: 15,9 g/dL
- Leukosit: 21.300/ul
- Trombosit: 216.000/ul
- Natrium plasma: 132,5 mmol/L
- Kalium plasma: 4,8 mmol/L
- Chlorida: 110,2 mmol/L
- AGD: pH (7,488), pCO2 (19,0 mmHg), pO2 (178,0 mmHg), BE (-8,0)
- Analisa urine: pH (7,0), sedimen eritrosit (0-1/LPB), sedimen leukosit (2-3/LPB), sedimen
epitel (2-4/LPB), reduksi glukosa (+2), protein (16 umol/L), reduksi nitrogen (+)

Dari hasil CT scan, didapatkan gambaran edema serebri pada bagian kepala. Dan hasil
pemeriksaan EMNG ditemukan lesi axonal sensory motor polyneuropathy dengan DD lesi
myelum L4-5-S1 kanan-kiri.
Jadi, dari kasus diatas, keracunan gas karbonmonoksida bisa mengalami gangguan pernafasan
dan jantung. Dikarenakan karbonmonoksida mengikat hemoglobin 240 kali lebih kuat daripada
hemoglobin mengikat oksigen, ini menyebabkan berkurangnya kapasitas hemoglobin untuk
membawa oksigen ke jaringan dan sel-sel.
Beberapa efek yang dapat ditimbulkan dari karbon monoksida, diantaranya adalah:
1. Pada sistem kardiorespirasi: iskemia miokard, edema pulmonum (10-30% keracunan akut
gas CO), aritmia dan sindrom miokardial.
2. Pada sistem saraf: hidrosefalus akut, nistagmus, ataksia, edema serebri. Disfungsi
mitokondria, kebocoran kapiler, sequestrasi leukosit dan apoptosis (apabila terjadi di otak).
3. Pada fungsi ginjal: rhabdomyolisis dan gagal ginjal akut
4. Pada kulit, otot, dan jaringan lunak: hipoksia, rhabdomyolisis (otot), pada orang kulit putih
bisa ditemukan kulit berwarna seperti buah cherry (cherry red), lesi yang luas berupa eritema
dan timbulnya bula-bula (terjadi karena hipoksia jaringan kulit).

Terapi yang dapat dilakukan, yaitu:


Pemberian oksigen tambahan dan perawatan suportif lainnya seperti manajemen jalan nafas,
sirkulasi dan stabilisasi status kardiovaskuler (oksigen tambahan digunakan untuk mengatasi
hipoksia yang disebabkan oleh keracunan CO dan dapat mempercepat eliminasi gas CO dari
tubuh), dan pemberian terapi oksigen hiperbarik dan normobarik.

Anda mungkin juga menyukai