Anda di halaman 1dari 9

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keragaman karang dapat mencapai 590 jenis di wilayah perairan

Indonesia khususnya di sebelah timur dilaporkan ada kurang lebih 70 genera

dan 450 spesies terumbu karang yang hidup di perairan Indonesia dengan

konsentrasi penyebaran lebih banyak di daerah Indonesia Timur, seperti

Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggar. Perairan Kendari merupakan bagian dari

wilayah segitiga karang dunia atau lebih dikenal dengan kawasan CTI (Coral

Triangle Initiative) yang memiliki keragaman karang yang sangat tinggi.

Karang termasuk hewan yang mempunyai sel penyengat atau dikenal Cnidaria

(cnido :penyengat) yang bersimbiosis dengan zooxanthellae untuk mendapat

enegi.

Terumbu karang (Coral reef) merupakan ekosistem yang khas

terdapat di daerah tropis. Terumbu adalah endapan-endapan massif yang

menghasilkan kalsium karbonat (CaCO3). Karang dikelompokkan dua

kelompok karang yaitu hermatipik dan ahermatipik. Karang hermatipik dapat

menghasilkan terumbu sedangkan ahermatipik tidak menghasilkan terumbu.

Karang di Indonesia memiliki keanekaragaman jenis salah satunya ialah

Astreopora dan Montipora, suku Coeloseri, Gardineroseris Leptoseris

Pachyseris, Madracis, Palauastrea dan Stylocoeiniella, Catalaphyllia,

Euphyllia, Heterocyathus, Nemenzophyllia Physogyra dan Plerogyra.

Karang termasuk dalam Filum Coelenterata (hewan berongga) atau

Cnidaria dari Ordo Scleractinia dan Sub kelas Octocorallia (kelas Anthozoa)
maupun kelas Hydrozoa. Karang merupakan kontribusi penting bagi organisme

laut karena befungsi sebagi sumber mencari makana, berlindung dan daerah

pemijahan sehingga ekosistem karang harus selalu dijaga di lindungi. Secara

umum kondisi terumbu karang di dunia saat ini telah mengalami kerusakan dan

penurunan yang disebabkan oleh pengeboman ikan, penggunakan bahan

beracun, pengambilan dan perdagangan karang hias illegal serta perubahan

iklim. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukanlah praktikum tentang analisis

vegatasi terumbu karang.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada prakikum ini adalah sebagai berikut

1. Bagaimana cara menghitung presentase tutupan karang pada transek 50

meter ?

2. Bagaimana cara mengetahui presentase kondisi ekosistem terumbu karang ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada prakikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara menghitung presentase tutupan karang pada transek

50 meter.

2. Untuk mengetahui presentase kondisi ekosistem terumbu karang.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada prakikum ini adalah sebagai berikut

1. Dapat mengetahui cara menghitung presentase tutupan karang pada transek

50 meter.
2. Dapat mengetahui presentase kondisi ekosistem terumbu karang.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekologi

Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik

antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Makhluk hidup dalam kasus

pertanian adalah tanaman, sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah,

unsur hara dan lain-lain. Ekologi dan ekosistem dipengaruhi oleh dua faktor,

dimana faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh dalam proses kehidupan.

Faktor-faktor yang dimaksud adalah faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik

yang dimaskud antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya dan topografi

sedangkan faktor biotik terdiri atas manusia, hewan, tumbuhan dan

mikroorganisme (Utomo, 2013).

B. Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati merupakan variasi atau perbedaan bentuk-

bentuk makhluk hidup, meliputi perbedaan pada tumbuhan, hewan, dan

mikroorganisme, materi genetik yang di kandungnya, serta bentuk-bentuk

ekosistem tempat hidup suatu makhluk hidup. Mendengar kata

“Keanekaragaman”, terbayang kumpulan benda yang bermacam-macam, baik

ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Kata keanekaragaman memang

untuk menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu benda, yang dapat

terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur ataupun

jumlah. (Ridhwan, 2012).


C. Terumbu Karang (Coral reef)

Terumbu karang (Coral reef) merupakan jenis hewan dari kelas

Anthozoa, filum Cnidaria yang termasuk karang hermatifik (hermatypic coral)

atau jenis karang-karang yang mampu menghasilkan bangunan atau kerangka

karang dari kalsium karbonat (CaCO3). Hewan karang termasuk kelas

Anthozoa yang berarti hewan berbentuk bunga. Terumbu adalah endapan-

endapan masif yang penting dari kalsium karbonat (CaCO3) yang t dihasilkan

oleh karang dengan sedikit tambahan dari alga barkapur dan organisme lain

yang mengeluarkan kalsium karbonat. Karang dikelompokkan dua kelompok

karang yaitu hermatipik dan ahermatipik. Karang hermatipik dapat

menghasilkan terumbu sedangkan ahermatipik tidak menghasilkan terumbu..

Perbedaan antara kedua karang ini adalah bahwa di dalam jaringan karang

hermatipik terdapat sel-sel tumbuhan yang bersimbiosis dengan zooxantella,

sedang ahermatripik tidak bersimbiosis (Andrianto, 2016).

D. Jenis-jenis Karang (Coral)

Karang yang ada di Indo-Pasifik ada sekitar 84 marga, marga karang

yang tersebar di dunia sekitar 119 marga. Indoneisa memiliki beberapa famili

karang seperti Acroporidae meliputi marga Anacropora Astreopora dan

Montipora. Suku Agariciidae seperti Coeloseri, Gardineroseris Leptoseris

Pachyseris dan Pavona. Suku Astrocoeniidae seperti Madracis, Palauastrea

dan Stylocoeiniella. Suku Caryophylliidae seperti Catalaphyllia, Euphyllia,

Heterocyathus, Nemenzophyllia Physogyra dan Plerogyra. Suku

Dendrophylliidae seperti Dendrophyllia, Heterosammia, Tubastrea dan


Turbinaria. Suku Faviidae seperti Australogyra, Barabattoia, Caulastrea,

Cyphastrea, Diploastrea, Echinopora dan Favia. Suku Pocilloporidae seperti

Pocillopora, Seriatopora dan Stylophora. Suku Pectiniidae seperti

Echinophyllia, Mycedium, Oxypora dan Pectinia. Suku Oculinidae seperti

Archelia dan Galaxea. Suku Mussidae Acanthastrea, Australomussa,

Blastomussa, Cynarina dan Lobophyllia (Suharsono, 2008).

E. Pemutihan Karang (Coral Bleaching)

Pemutihan Terumbu Karang (Coral Bleaching) merupakan respon

yang biasa terjadi terhadap karang sclreactinia dan alcyonaria, kima, dan

anemon yang menyebabkan populasi symbiodinium (alga zooxanthellae)

terdegradasi meninggalkan jaringan tissue karang yang menyebabkan pucat

atau putih. Pemutihan karang masal terjadi melibatkan banyak species karang

yang cenderung menggambarkan stres lingkungan yang ekstrim seperti

temperatur air yang ektrem tinggi atau rendah, radiasi matahari, sedimentasi,

masukan air tawar, kontaminasi atau toksik dan penyakit. Faktor peningkatan

suhu air laut diasosiasikan dengan pemanasan global (Dedi, 2017).

F. Simbiosis Karang (Coral)

Sifat konservatif dari biota karang adalah adanya proses simbiosis

dengan zooxanthellae. Proses terbentuknya simbiosis atau endosimbiosis

mengundang perdebatan sejak awal yakni apakah terbentuknya endosimbiosis

sejak anakan karang (planula) mulai dilepaskan oleh induknya atau melalui

infeksi dari lepasan planula yang keluar tanpa pembekalan. simbiosis antara

zooxanthellae dengan karang dalam ekosistem laut pada dasarnya merupakan


suatu kejadian yang diawali oleh bertemunya zooxanthellae dengan karang

dengan peluang yang tinggi oleh sebab karang hidup menetap dan

zooxanthellae bersifat planktonik. Bertemunya keduanya mendapat peluang

yang besar oleh adanya kondisi dinamik air laut (Rembet, 2012).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 03 November 2019

pukul 08.00-selesai WITA dan bertempat di Pulau Soropia, Kabupaten

Konawe, Sulawesi Tenggara.

B. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan Kegunaan


Nama alat Kegunaan
2 3
Untuk mengetahui jenis karang yang ditemukan di
Buku identifikasi karang
pulau soropia
Scuba diving Untuk melihat keanekaragamn karang perairan
dalam air laut
Pemberat Sebagai alat pemberat tubuh ketika menyelam.
Meteran untuk mengukur panjang jenis karang yang
ditemukan

Kamera Untuk mendokumentasikan jenis karanag yang


ditemukan.

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat-alat untuk menyelam.

2. Melakukan pemanasan sebelum melakukan penyelaman.

3. Memasangkan Scuba diving kebadan.

4. Melakukan pengukuran sepanjang 50 meter.


5. Mengidentifikasi jenis karang yang diperoleh sepanjag 50 meter sambil

mengukur panjang karang dan jarak antara karang satu dengan yang

lainnya

6. Mencatat keterangan pada lembar kerja pengamatan.

Anda mungkin juga menyukai