PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jaringan yang dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture didefinisikan
jaringan atau organ dalam kondisi aseptik secara invitro, yang dicirikan oleh
kondisi kultur yang aseptik, penggunaan media kultur buatan dengan kondisi
nutrisi lengkap dan ZPT serta kondisi ruang kultur yang suhu dan
pencahayaannya terkontrol.
perhatian karena itulah yang nanti akan menentukan kualitas bibit yang akan
dihasilkan. Paling baik apabila eksplan berasal dari jaringan yang masih muda
mengalami proliferasi yaitu membelah terus menerus dengan sangat cepat, hal
cukup komplek dan zat pengatur tumbuh di dalam medium kultur. Selain dari
luka bekas irisan, kalus juga dapat berasal dari pembelahan sel-sel kambium
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui
D. Manfaat Praktikum
A. Induksi Kalus
dilakukan dengan jalan memacu pembelahan sel secara terus menerus dari
bagian tanaman tertentu seperti daun, akar, batang dan sebagainya dengan
menggunakan zat pengatur tumbuh hingga terbentuk massa sel. Massa sel
embryogenesis hingga menjadi tanaman baru. Senagian sel kalus yang bersifat
embrionik, yaitu kalus yang hanya memiliki kemampuan untuk terus membelah
menghasilkan sel-sel kalus yang baru dan yang sebagiannya lagi bersifat
setelah kalus tersebut ditransfer kedalam medium yang sesuai dan tidak
B. Eksplan
tanaman pada sistem kultur jaringan. Eksplan yang beasal dari tanaman yang
sehat dan kuat memiliki peluang keberhasilan kultur yang lebih besar daripada
eksplan yang sakit dan lemah. Ukuran eksplan yang besar lebih mudah
tumbuh baik apabila diambil dari tanaman sehat dan subur dengan jaringan
yang aktif tumbuh. Pertumbuhan eksplan secara in vitro sangat ditentukan oleh
genotip, umur tanaman, keadaan fisiologis tanaman induk, ukuran eksplan,
C. Kalus
vitro) yang dapat dilakukan secara langsung dari organ tanaman ataupun
melalui fase kalus. Kultur kalus sering digunakan untuk memperoleh tanaman
tertentu seperti daun, akar, batang dan sebagainya dengan menggunakan zat
pengatur tumbuh hingga terbentuk massa sel. Induksi kalus sangat berkaitan
dengan zat pengatur tumbuh endogen dan eksogen. Zat pengatur tumbuh yang
paling berpengaruh pada induksi kalus adalah auksin dan sitokinin (Sitinjak,
2015)
Wortel (Daucus carota L.) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang
serupa kayu. Wortel memiliki batang pendek yang hampir tidak tampak.
Akarnya berupa akar tunggang yang berubah bentuk dan fungsi menjadi bulat
sekumpulan pelepah pada tangkai daun yang muncul dari pangkal umbi bagian
atas, yang mirip dengan daun seledri. Konsumsi wortel dapat menurunkan
asam folat, asam pantotenat dan elemen penting lainnya K, Na, Ca, Mg, P, S,
F. Kontaminasi Media
kalus yang terdiri dari bakteri, jamur atau virus. Pencegahan kontaminasi pada
media dapat dilakukan dengan teknik sterilisasi yang tepat terhadap alat dan
bahan serta lingkungan kerja dengan tujuan untuk mengeliminasi patogen yang
(Sulistiyo, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Adi, N.K.A.P, Astarini, I,A dan Astiti, N.P.A., 2014, Aklimatisasi Anggrek
Hitam (Coelogyne Pandurata Lindl.) Hasil Perbanyakan In Vitro pada
Media Berbeda, Jurnal Simbiosis, 2(2): 1-3
Bustami, M.U., 2011, Penggunaan 2,4-D untuk Induksi Kalus Kacang Tanah,
Jurnal Media Litbang Sulteng, 4(2): 137-141
Mahadi, I., Syahfi, W. dan Agustiani, S., 2015, Kultur Jaringan Jeruk Kasturi
dengan Menggunakan Hormon Kinetin dan Naftalen Acetyl Acid Jurnal
Dinamika Pertanian, 10(1): 37-44
Muhallilin, I., 2012, Induksi Akar dari Eksplan dari Daun Ginseng Jawa
(Talinum paniculatum Gaertn), dengan Zat Pengatur Tubuh Auksin secara
In Vitro, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya
Sitinjak, M.A., Isda, M.N. dan Fatonah, S., 2015, Induksi Kalus dari Eksplan
Daun In Vitro Keladi Tikus (Typhonium Sp.) dengan Perlakuan 2,4-D dan
Kinetin, Jurnal Biologi, 8(1): 32-39