Anda di halaman 1dari 18

Journal Reading

Hipotiroid Kongenital: Skrining, Diagnosis, Manejemen dan


Prognosis

Oleh:

Yuni Anjarwati, S.Ked. 04084821921063


Feisal Maulana, S.Ked. 04084821921106
Rani Anggraini, S.Ked. 04084821921037

Pembimbing:
dr. Yulisnawati Hasanah, Sp.A(K), M.Kes.

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Journal Reading

Hipotiroid Kongenital: Skrining, Diagnosis, Manejemen dan Prognosis

Oleh:
Yuni Anjarwati, S.Ked. 04084821921063
Feisal Maulana, S.Ked. 04084821921106
Rani Anggraini, S.Ked. 04084821921037

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
kepaniteraan klinik di Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad
Hoesin Palembang periode 24 Februari – 3 Mei 2020.

Palembang, Maret 2020


Pembimbing

dr. Yulisnawati Hasanah, Sp.A(K), M.Kes.

1
Hipotiroid Kongenital: Skrining, Diagnosis, Manejemen dan Prognosis

Naman Ahmad, Asra Irfan, Saad Abdullah Al Saedi

King Faisal Specialist Hospital and Research Centre, Jeddah, Saudi Arabia
Email: anoman@kfshrc.edu.sa

Abstrak

Congenital Hipotiroidism (CH) adalah salah satu penyebab paling umum dari
keterbelakangan mental yang dapat dicegah. Hormon tiroid memiliki peran penting dalam
perkembangan otak selama 2-3 tahun pertama kehidupan. Insiden CH adalah 1:3000 -
1:4000 kelahiran hidup, tetapi ada bukti bahwa insidennya meningkat. Mayoritas bayi
baru lahir tidak menunjukkan tanda-tanda dan gejala klinis yang jelas sampai usia 3 bulan
karena beberapa fungsi tiroid residual atau perjalanan transplasental hormon tiroid ibu.
Gejala klinis yang umum termasuk lemas, mengantuk, makan yang buruk, sembelit, dan
penyakit kuning yang berkepanjangan. Temuan umum lainnya pada pemeriksaan klinis
termasuk makroglossia, fontanel besar, hernia umbilikalis, dan hipotonia. Skrining
neonatal untuk CH dipraktekkan di negara-negara maju selama tiga dekade terakhir, dan
berbagai penelitian menunjukkan bahwa fungsi kognitif normal dapat dicapai dengan
deteksi dan pengobatan dini. Ulasan ini membahas berbagai protokol yang digunakan
untuk penyaringan. Ini menyoroti rekomendasi terbaru dari penyaringan dan pengujian
ulang cutoff. Pencitraan tiroid dapat membantu membedakan etiologi yang mendasarinya,
baik disgenesis tiroid atau dishormonogenesis. Pengobatan dengan levothyroxine (L-T4)
10-15 mcg/kg harus dimulai segera setelah diagnosis tanpa menunda untuk tujuan
pencitraan. Pemantauan yang sering dan waspada dengan penyesuaian dosis L-T4 adalah
wajib pada bayi dan anak-anak untuk mencapai pertumbuhan fisik normal dan
pengembangan saraf. Anak-anak dengan CH diikuti oleh spesialisasi pediatrik yang
berbeda termasuk dokter anak umum, ahli neonatologi, dokter anak perkembangan, dan
ahli endokrin dan dalam perawatan primer. Oleh karena itu, sangat penting untuk
meningkatkan kesadaran protokol pemantauan di antara semua dokter.

Kata Kunci: Dishormogenesis, skrining kelahiran, disgenesis tiroid, skintigrafi tiroid


Pendahuluan
Congenital Hipotiroidism (CH) adalah salah satu penyebab paling umum dari
keterbelakangan mental yang dapat dicegah. Hormon tiroid memiliki peran penting dalam
perkembangan otak selama 2-3 tahun pertama kehidupan. [1,2] Mayoritas bayi baru lahir
tidak menunjukkan tanda-tanda dan gejala klinis yang jelas sampai usia 3 bulan karena
beberapa fungsi tiroid residual atau perpindahan hormon tiroid ibu secara transplasental.[3]
Gambaran klinis menjadi jelas jika diagnosis tidak terjawab atau pengobatan tertunda
atau suboptimal. Skrining neonatal untuk CH dipraktekkan di negara-negara maju selama
tiga dekade terakhir, dan berbagai penelitian menunjukkan bahwa fungsi kognitif normal
dapat dicapai dengan deteksi dan pengobatan dini. [4] Anak-anak dengan CH diikuti oleh
spesialisasi pediatrik yang berbeda termasuk dokter anak umum, ahli neonatologi, dokter
anak perkembangan, dan ahli endokrin dan dalam perawatan primer. Oleh karena itu,
sangat penting untuk meningkatkan kesadaran protokol pemantauan di antara para dokter.

Epidemiologi
Insiden CH meningkat secara signifikan setelah inisiasi program skrining bayi
baru lahir (NBS). Sebelum NBS, kejadian CH adalah sekitar 1: 7000-1: 10.000
kelahiran hidup biasanya didiagnosis berdasarkan penampilan manifestasi klinis. [5]
Insiden CH yang dilaporkan setelah NBS diperkenalkan adalah 1: 3000-1: 4000
kelahiran hidup.[6] Peningkatan kejadian ini mungkin dijelaskan dengan deteksi
dini kasus, termasuk diagnosis kasus ringan dan sementara. [7] Ada dua kali lipat
kejadian yang dilaporkan dari Amerika Serikat pada tahun 2007, meningkat dari
1:3985 (1987) menjadi 1:2273 (2002) dan 1:1415 (2005). [8] Peningkatan insidensi
tidak dapat dikaitkan semata-mata karena satu alasan, tetapi hal ini disebabkan
oleh perubahan demografi, seperti kenaikan kelahiran Hispanik dan Asia,
peningkatan kelahiran prematur dan kembar, bayi yang lahir dari ibu usia lanjut,
dan nilai cutoff yang lebih rendah. pada tes skrining. Peningkatan serupa dalam
insiden dilaporkan dari Selandia Baru pada 2010 terkait dengan peningkatan dua
kali lipat kelahiran Asia.[9]
CH diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: tipe sementara dan permanen. [10] CH
permanen membutuhkan pemantauan seumur hidup dan pengobatan, sedangkan
CH sementara menunjukkan produksi hormon tiroid normal setelah beberapa
bulan pertama kehidupan. CH transien dapat bersifat sekunder terhadap obat
antitiroid ibu, defisiensi yodium endemik, atau kelebihan yodium.
CH permanen adalah terutama karena hipotiroidisme primer disajikan dengan
peningkatan kadar hormon perangsang tiroid (TSH). Hipotiroidisme sekunder
atau sentral sangat jarang (kejadian 1: 25.000) yang mungkin disertai dengan
defisiensi TSH yang terisolasi atau sebagai bagian dari panhypopituitarism. Kasus
CH primer adalah 80% karena disgenesis tiroid dan 20% karena
dishormonogenesis tiroid. Disgenesis tiroid yang terisolasi umumnya bersifat
sporadis, tetapi dishormonogenesis tiroid dikaitkan dengan mutasi gen protein
sintesis hormon.[11]
Tabel 1: Gambaran Klinis Congenital Hipotiroidism
Riwayat
"Bayi Baik"
Memperpanjang Waktu Tidur
Tidak Bangun Untuk Makan
Makan Lambat
Pemeriksaan
Mimik dan Ekspresi Wajah
Makroglosia
Wide Fontanels
Easily Palpable Sutures
Umbilical Hernia
Prolong Jaundice
Kulit Kering

Metode Screening Bayi Baru Lahir


Program skrining bayi baru lahir (NBS) dengan hipotiroid kongenital dimulai
pertama kali di Quebec, Kanada, pada tahun 1972.12 New York membuat perintah
pada tahun 1978 dan sekarang menjadi pemeriksaan rutin di negara-negara
berkembang.13 NBS membawa sebuah kemajuan pada pencegahan dan
menunjukkan hasil dalam mencegah disfungsi kognitif sekunder pada hipotiroid
kongenital, meskipun, sayangnya, 71% bayi saat sekarang ini lahir di area-area
yang tidak menetapkan program NBS.14
Saudi Arabia merupakan salah satu negara dengan insiden hipotiroid relatif
kongenital tertinggi yaitu sebesar 1:2500.15 Menteri Kesehatan menetapkan
program skrining nasional pada tahun 1989.16 Mayoritas bayi di Amerika lahir di
rumah sakit, tetapi kebanyakan ibu dan bayi lahir dalam 24 jam persalinan.
Komite Penasihat untuk skrining hipotiroid kongenital setuju untuk mengukur
TSH pada arteri umbilicus sebagai tes skrining pertama. Konsentrasi TSH >60
mU/L dicurigai hipotiroid kongenital dan disarankan untuk pemeriksaan ulang.
Konsentrasi 30-60 mU/L menginisiasi test T4 pada sampel yang sama. Jika level
T4 < 80 nmol/L, maka dilakukan pemeriksaan ulang. Kita tidak melakakukan
rekomendasi khusus untuk TSH 30-60 mU/L dan TSH >80 nmol/L, kita
menyarankan untuk tes ulang dan follow-up. Apabila TSH <30 nmol/L maka
dianggap normal.16,17
Tiga strategi utama untuk NBS (tabel 2) praktis di seluruh dunia. 14 Mayoritas
bayi dengan hipotiroid kongenital akan dideteksi dan didagnosis. Pengukuran T4
dan menindaklanjuti TSH akan mendeteksi primer/sekunder hipotiroid kongenital
dan peningkatan TSH yang lambat pada kasus CH primer. Pengukuran awal TSH
tidak dapat mendeteksi CH sekunder/sentral tetapi dapat mendeteksi CH primer,
subklinis, ringan, dan kasus transient pada CH primer.10 Strategi NBS diubah
dalam 3 dekade terakhir. Tahun 1990, program Amerika Serikat menggunakan
initial T4 dan memfollow-up pengukuran TSH, dan sampai sekarang (2010),
mayoritas menggunakan pengukuran TSH awal dan beberapa mengukur T4 dan
TSH secara bersamaan.14 Perubahan program strategi skrining menghasilkan
peningkatan insidens CH.8 Kebanyakan pemeriksaan skrining sensitif untuk
hipotiroid primer adalah pengukuran awal kadar TSH. Sampel bisa diperoleh dari
arteri umbilikus atau setelah usia 24 jam, tetapi window period terbaik adalah 48-
72 jam.11 Sampel darah biasanya dikumpulkan dengan menusuk tumit , bercak di
kertas penyaring, kemudian dikeringkan, dan dikirim untuk dianalisis TSH.
Tabel 2: strategi skrining bayi baru lahir
Menilai kadar T4 awal, dengan mengikuti pemeriksaan TSH jika nilai T4 di bawah
konsentrasi tertentu (biasanya kurang dari persentil 10)
Menilai kadar TSH awal
Menilai secara bersamaan T4 dan TSH
TSH-Thyroid-stimulating-hormone; T4-Thyroxin

Skrining kedua direkomendasikan untuk kelompok bayi tertentu, bayi yang


sakit yang memiliki TSH yang rendah karena pengaruh dari obat-obatan seperti
steroid, dopamin, dan iodin18 atau karena imatur hipofisis-hipotalamus.19
Percampuran darah janin pada multipe pregnansi bisa menutupi level TSH.20
Pedoman The Europian Society for Pediatric Endocrinology (ESPE) (2014)
menyarankan skining ulang pada bayi prematur dengan usia kehamilan <37
minggu, berat badan bayi lahir rendah dan sangat rendah, neonatus yang dirawat
di NICU, kelahiran multipel, dan pada bayi yang sampelnya dikumpulkan dalam
24 jam pertama. Sampel skrining kedua dapat dikumpulkan usia 2 minggu atau
setelah 2 minggu dari sampel pertama.11 Semua hasil spesimen seharusnya
dibandingkan untuk interpretasi hasil skrining.
Ada perbedaan besar dalam mendefinisikan nilai pada program NBS.
Keseluruhan bergantung pada waktu pengumpulan sampel. Spesimen
dikumpulkan pada 24 jam pertama memiliki nilai TSH >60 mU/L, sedangkan
sampel yang diambil pada 72 jam nilai TSH >15 mU/L. 21 Kebanyakan program
menggunakan nilai TSH 20 mU/L dalam whole blood pada dried blood spot
(DBS).14 The ESPE guidelines 2014 memberikan saran:11
TSH  40 mU/L pada whole blood pada DBS, dimulai pengobatan segera

• TSH <40 mU/L pada whole blood pengobatan bisa ditunda 1-2 hari untuk
mendapatkan hasil darah vena

• TSH >20 mU/L pada sampel darah vena membutuhkan pengobatan, tidak
tergantung pada level FT4

• Serum FT4 rendah tanpa memperhatikan level TSH sebaiknya diobati segera

• TSH 6-20 mU/L, pada sampe darah vena dengan normal FT4 adalah area abu-
abu; jika level TSH tetap tinggi dalam 3-4 minggu atau hasil imaging
mengarah ke disgenesis tiroid, pengobatan seharusnya dimulai segera

Pemeriksaan Radiologi
Modalitas radiologi seperti ultrasound dan Scintigraphy dapat membantu
mendefinikan penyebab hipotiroid kongenital dan juga memprediksikan apakah
hipotiroid kongenital tipe transien atau permanen. CH transien membutuhkan
penilaian kembali dengan penghentian terapi dengan tiroksin pada usia 3 tahun.
Bayi dengan peningkatan TSH pada NBS seharusnya memiliki ultrasound dan
Scintigrahy, pengobatan seharusnya tidak ditunda untuk melakukan imaging.
Scintigraphy setelah pemberian pengobatan dapat memberikan hasil negatif palsu
karena supresi level TSH dan uptake yang rendah. Hasil optimal scintigrafi bisa
dicapai ketika pengobatan selesai dalam 7-10 hari.11,12 Kombinasi antara
ultrasound dan scintigrafi bisa memberikan diagnosis pasti sekitar 80% pada CH
dengan peningkatan kadar TSH.18
Technetium-99m atau iodine-123 bisa digunakan pada scintigrafi. Iodine-123
secara spesifik untuk kelenjar tiroid dan memberikan hasil lebih baik daripada
technetium-99m.23 Bayi seharusnya makan sebelum scaning untuk mengosongkan
kelenjar saliva. Sebaliknya, puasa dapat memberikan interpretasi palsu pada
kelenjar saliva.11 Level TSH diukur pada waktu scan dapat membantu dalam
menginterpretasikan hasil.18 Kelenjar Eutopic tidak bisa diserap jika TSH
tersupresi karena pengobatan tiroxin, kelebihan intake iodine, antibodi reseptor-
blocking TSH ibu, inaktivasi mutasi pada reseptor TSH dan simporter iodin-
sodium.24,25
USG bisa menyelidiki kehadiran atau ketidakhadiran kelenjar tiroid. Itu juga
bisa melihatkan ukuran, tekstur dan struktur. Modalitas ini, sayangnya, sangat
tergantung pada pemeriksa dan tidak terlalu sensitif dalam mendeteksi kelenjar
tiroid ektopik (lingual dan sublingual).26
Ami De Silva mendefinisikan 5 kategori utama pada penemuan scintigram
pada bayi dengan CH primer: (1) normal letak, normal uptake, (2) normal letak,
peningkatan uptake, (3) normal letak, penurunan uptake, (4) tidak ada uptake, (5)
uptake ektopik (gambar 1).27 Prediktif value tertinggi (100%) adalah terlihat pada
kelenjar ektopik pada hipotiroid primer permanen. Uptake scintigram bisa
membantu mendiagnosis penyebab yang mendasari pada CH. Mayoritas kasus CH
primer adalah sporadik dan sekunder disgenesis tiroid, tetapi persentase kecil
adalah karena dishormonogenesis. Oleh karena itu, prediksi penyebab yang
mendasari akan disarankan untuk tes genetik dan konseling.
Gambar 1. Technetium-99m atau iodine-scintigrafi pada hipotiroid kongenital

X-ray tulang panjang epifisis memberikan indikasi untuk keparahan CH.


Tidak ada epifisis pada X-ray dikaitkan dengan signifikan kompromais pada
uterus karena CH berat (gambar 2).10

Gambar 2. ekstremitas kiri bawah pada 2 orang bayi, tidak ada epifisis femur distal (kiri)
sedangkan bayi normal yang memiliki epifisis femur distal (kanan)
Analisis Mutasi Genetik
Riwayat keluarga dan morfologi tiroid pada imaging dapat mengindikasikan
mutasi genetik dan resiko kekambuhan. Tiap keluarga yang memiliki bayi lahir
dengan CH sebaiknya mendapatkan konseling genetik dari expert dan khususnya
yang memiliki goiter atau morfologi tiroid abnormal atau dishormonogenesis.
Mutasi gen dishormonogenesis tiroid adalah kelainan bawaan autosomal resesif,
termasuk SCL5A5/NIS defek transport iodine., SCL26A4/PDS pendrin (sindrom
pendred), tiroglobulin, peroxidase tiroid, dual oksidase 2 (DUOX2), dan
deiodinase iodotirosin.28
Beberapa bukti bahwa disgenesis tiroid sporadik menghasilkan CH primer
dapat juga karena genetik. Observasi menunjukkan kaitan ini >15x lebih tinggi
dengan riwayat keluarga daripada resiko sendiri. Abnormalitas morfologi minor
pada eutiroid-tingkat relatif dan meningkatkan kejadian malformasi extratiroid.29,30

Pengobatan
Pencegahan retardasi tumbuh dan kembang dikaitkan dengan CH hanya
memungkinkan pengobatan yang tepat dan pemantauan senjang masa kanak-
kanak dan remaja. Pengobatan harus dimulai segera setelah konfirmasi diagnosis
berdasarkan NBS atau follow-up tes darah. Inisiasi pengobatan dalam 2 minggu
pertama kehidupan sangat penting untuk perkembangan saraf normal.31

Dosis
Levotiroksin (L-T4) adalah pengobatan yang direkomendasikan untuk terapi
pengganti. Triidotiroksin (T3) adalah hormon biologi aktif tetapi efisien dibentuk
secara endogen deiodinasi L-T4. pengobatan dengan kombinasi L-T4 dan T3
tidak menunjukkan keuntungan lebih daripada pengobatan dengan L-T4 sendiri
pada perkembangan saraf.32,33 Dosis L-T4 direkomendasikan adalah 10-15
mikrogram/kg/hari single dose. Dosis tinggi bisa dimulai pada kasus CH berat,
dengan nilai FT4 sangat rendah (<5 pmol/L), dan usia tulang yang terlambat.
Dosis rendah bisa diberikan pada kasus ringan (FT4 5-10 pmol/L) dan sedang
(FT4 10-15 pmol/L).11
Administrasi
L-T4 tersedia dalam bentuk tablet dan direkomendasikan untuk digunakan
dalam bentuk tablet dengan mengahncurkan dan mencampurkan beberapa
mililiter air dan asi segera segera sebelum pemberian. 10 Di Eropa L-T4 tersedia
dalambentuk cair yang diproduksi secara farmasi dan berlisensi untuk digunakan.
Bentuk cair ini dapat diandalkan dalam dosis dan nyaman untuk bayi.34,35 Bentuk
oral dapat diberikan sebelum makan atau dengan makanan. Bioavailabilitas dapat
dipengaruhi olehkeberadaan beberapa makanan atau mineral. Makanan danobat-
obatan yang mengganggu penyerapan adalah protein kedelai, zat besi, kalsium,
aluminium hidroksida, cholestyramine dan resin lainnya, suplemen serat dan
sukralfat.10

Pemantauan
Normalisasi TSH dalam 2 minggu pertamadan mempertahankan FT4 di
bagian atas rentang normal menghasilkan hasil intelektual yang lebih baik. 36
Perawatan harus dipantau dan disesuaikan dengan mengukur TSH dan FT4 serum
atau konsentrasi plasma. Pedoman konsensus ESPE11 sering direkomendasikan
untuk pemantaun TSH dan FT4 pada bayi dan anak-anak (Tabel 3). Pemantauan
dapat dilakukan lebih sering jika hasilnya tidak normal atau ada kekhawatiran
tentang kepatuhan. Perubahan dosis atau formulasi L – T4 harus diikuti dengan
evaluasi laboratorium setelah 4-6 minggu.
Evaluasi ulang dapat dipertimbangkan pada pasien tersebut yang tidak
memiliki diagnosis pasti pada periode neonatal. Mielinisasi sistem saraf pusat
37
selesai pada usia 30-40 bulan. Oleh karena itu, akan aman untuk melakukan
evaluasi ulang pada usia 3 tahun ketika anak-anak jugalebih kooperatif untuk
pencitraan kelenjar tiroid. Evaluasi ulang tidak perlu dilakukan pada mereka yang
memiliki diagnosis pasti untuk agenesis tiroid, tiroid ektopik dan dishormogenesis
untuk mutasi DUOX2 atau sindrom Pandered. Meningkatnya TSH dengan usia
karena dosis yang tidak mencukupi atau kepatuhan penilaian ulang. Terapi L-T4
harus dihentikan selama 4-6 minggu, diikuti dengan pengukuran TSH dan FT4,
dan jika profil biokimiawi mengkonfirmasi hipotiroidisme, pencitraan tiroid ulang
akan dilakukan.11
Kecacatan Intelektual dan Hasil Perkembangan Saraf
Deteksi dini dan pengobatan CH yang tepat dikaitkan dengan
perkembangan saraf normal. NBS Universal di negara maju telah menunjukkan
hilangnya kecacatan intelektual (IQ<70) pada pasien yang diobati. Anak-anak
dengan CH harus memiliki pemantauan rutin perkembanga psikomotor dan
bahasa.11
Kemajuan sekolah perlu dipantau dan dicatat. Data sebelumnya
memperkirakan bahwa 35% -40% kasus yang didiagnosis secara klinis sebelum
NBS mengalami kecacatan terbuka.38,39 Analisis data saat ini menunjukkan bahwa
lebih masuk akal untuk menyimpulkan bahwa sekitar 25% anak-anak yang lahir
dengan CH yang didiagnosis secara klinis (1 dari 25.000 kelahiran) mungkin
pernah mengalami kecacatan terbuka sebelum pengenalan NBS. Meskipun terlalu
tinggi kecacatan intelektual, penelitian dengan tindak lanjut jangka panjang telah
membuktikan hasil perkembangan saraf yang sangat baik pada anak-anak dengan
CH yang didiagnosis dan diobati segera setelah lahir. 40,41,42
Anak-anak yang lahir dengan CH ringan dirawat secara rutin, tetapi tidak
ada bukti yang baik bahwa pengobatan memengaruhi perkembangan saraf jangka
panjang. Kohort yang diteliti dalam jangka panjang yang diskrining untuk CH
menunjukkan bahwa anak-anak dengan CH parah berdasarkan FT4 yang sangat
rendah pada diagnosis dan keterlambatan pematangan tulang berisiko memiliki IQ
lebih rendah. 43,44 Namun, normalisasi cepat TSH dan FT4 dalam kisaran normal
atas, pemantauan waspada dengan penyesuaian dosis yang tepat akan
menghasilkan kecerdasan yang normal.

Kesimpulan
Program NBS merupakan keberhasilan besar untuk mencegah neurodisabilitas
terkait-CH. Sebagian besar kasus dapat didiagnosis dengan salah satu strategi
NBS [Tabel 2].
Tabel 3: Rekomendasi pemantauan pada masa bayi dan anak-anak
Tes Pertama setelah 1-2 minggu setelah terapi inisiasi
Setiap 2 minggu sampai TSH benar-benar dinormalisasi
Setiap 1-3 bulan hingga usia 12 bulan
Setiap 2-4 bulan antara usia 1-3 tahun
Setiap 3-12 bulan sampai pertumbuhan selesai
TSH – Thyroid Stimulating Hormone
Perawatan segera diperlukan setelah membangun diagnosa. Pemantauan yang
sering dapat menghindari atau dalam perawatan. TSH adalah tes yang sensitif
tetapi perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan batas dan menghindari kasus
positif positif palsu. Studi lebih lanjut juga diperlukan untuk mengidentifikasi
kasus sementara. Kelurga dan pengasuh perlu konseling teperinci tentang
diagnosis, pemberian obat, metode, kepatuhan dan konsensus dari perawatan yang
buruk.

Poin-poin praktis
 Mulai pengobatan dengan dosis tunggal L-T4 10-15 mcg/kg tunggal setiap
hari tanpa penundaan
 Hanya formulasi cairan yang diproduksi secara farmasi yang harus
digunakan apabila tersedia.
 Pertahankan TSH dalam age spesific Range dengan FT4 dalam high
normal range.
 Perawatan tidak boleh ditunda untuk tujuan pencitraan
 Skrinning harus diulangi pada bayi prematur, berat badan lahir rendah,
kelahiran kembar dan bayi sakit yang membutuhkan NICU
 Evaluasi kembali TSH dan FT4 dalam 4-6 minggu jika diperlukan
perubahan dosis
 Tidak ada bukti untuk terapi kombinasi LT-3 dan LT-4
 Tidak ada bukti untuk mengobati peningkatan sedikit pada TSH dan
normal FT-4
 Off Trial Therapy harus dipertimbangkan setelah usia 3 tahun
REFERENSI
1. Heyerdahl S. Longterm outcome in children with congenital
hypothyroidism. Acta Paediatr 2001;90:1220-2.
2. Fisher DA, Foley BL. Early treatment of congenital hypothyroidism.
Pediatrics 1989;83:785-9.
3. Vulsma T, Gons MH, de Vijlder JJ. Maternal-fetal transfer of thyroxine in
congenital hypothyroidism due to a total
organifcation defect or thyroid agenesis. N Engl J Med 1989;321:13-6.
4. Grosse SD, Van Vliet G. Prevention of intellectual disability through
screening for congenital hypothyroidism: How much and at what level?
Arch Dis Child 2011;96:374-9.
5. Alm J, Larsson A, Zetterström R. Congenital hypothyroidism in Sweden.
Incidence and age at diagnosis. Acta Paediatr Scand 1978;67:1-3.
6. Delange F. Neonatal screening for congenital hypothyroidism: Results and
perspectives. Horm Res 1997;48:51-61.
7. LaFranchi SH. Newborn screening strategies for congenital
hypothyroidism: An update. J Inherit Metab Dis 2010;33 Suppl 2:S225-33
8. Harris KB, Pass KA. Increase in congenital hypothyroidism in New York
State and in the United States. Mol Genet Metab 2007;91:268-77.
9. Albert BB, Cutfeld WS, Webster D, Carll J, Derraik JG, Jefferies C, et al.
Etiology of increasing incidence of congenital hypothyroidism in New
Zealand from 1993-2010. J Clin Endocrinol Metab 2012;97:3155-60.
10. Rastogi MV, LaFranchi SH. Congenital hypothyroidism. Orphanet J Rare
Dis 2010;5:17.
11. Léger J, Olivieri A, Donaldson M, Torresani T, Krude H, van Vliet G, et
al. European Society for Paediatric Endocrinology consensus guidelines
on screening, diagnosis, and management
of congenital hypothyroidism. J Clin Endocrinol Metab 2014;99:363-84.
12. La Franchi S. Thyroid, Embryology and Physiology. A Current Review of
Paediatric Endocrinology. Philadelphia, USA: W.B. Saunders; 1993. p.
173.
13. B, Misra M, Levitsky LL. Clinical monitoring guidelines for congenital
hypothyroidism: Laboratory outcome data in the
frst year of life. J Pediatr 2011;158:532-7.
14. Ford G, LaFranchi SH. Screening for congenital hypothyroidism: A
worldwide view of strategies. Best Pract Res Clin Endocrinol Metab
2014;28:175-87.
15. Bacchus R, Williams S, Joyce B, Sabagh TO, Khan M, Paterson W.
Neonatal screening for congenital hypothyroidism in Riyadh. Saud Med J
1988;91:588-95.
16. Al-Jurayyan N, Al-Nuaim A, El-Desouki M, Al Herbish A, Abo Bakr A,
Al Swailemb A, et al. Neonatal screening for
congenital hypothyroidism in Saudi Arabia: Results of screening the frst 1
million newborns. Screening 1996;21:213-20.
17. Al Jurayyan N, Al Jurayyan R. Congenital hypothyroidism and neonatal
screening in Saudi Arabia. Curr Pediatr Res
2011;16:31-6.
18. Re RN, Kourides IA, Ridgway EC, Weintraub BD, Maloof F. The effect
of glucocorticoid administration on human pituitary secretion of
thyrotropin and prolactin. J Clin Endocrinol Metab 1976;43:338-46.
19. Fisher DA. Thyroid system immaturities in very low birth weight
premature infants. Semin Perinatol 2008;32:387-97.
20. Olivieri A, Medda E, De Angelis S, Valensise H, De Felice M, Fazzini C,
et al. High risk of congenital hypothyroidism in multiple pregnancies. J
Clin Endocrinol Metab 2007;92:3141-7.
21. National Newborn Screening and Genetics Resource Center (NNSGRC),
2010 National Newborn Screening Information System. Available from:
http://www.genes-r-us.uthscsa.edu. [Last accessed on 2017 Mar 19].
22. Lucas-Herald A, Jones J, Attaie M, Maroo S, Neumann D, Bradley T, et
al. Diagnostic and predictive value of ultrasound and isotope thyroid
scanning, alone and in combination, in infants referred with
thyroid-stimulating hormone elevation on newborn screening. J Pediatr
2014;164:846-54.
23. Schoen EJ, Clapp W, To TT, Fireman BH. The key role of newborn
thyroid scintigraphy with isotopic iodide (123I) in defning and managing
congenital hypothyroidism. Pediatrics 2004;114:e683-8.
24. Clerc J, Monpeyssen H, Chevalier A, Amegassi F, Rodrigue D, Leger FA,
et al. Scintigraphic imaging of paediatric thyroid dysfunction. Horm Res
2008;70:1-13.
25. Szinnai G, Kosugi S, Derrien C, Lucidarme N, David V, Czernichow P, et
al. Extending the clinical heterogeneity of iodide transport defect (ITD): A
novel mutation R124H of the sodium/iodide symporter gene and review of
genotype-phenotype correlations in ITD. J Clin Endocrinol Metab
2006;91:1199-204.
26. Bubuteishvili L, Garel C, Czernichow P, Léger J. Thyroid abnormalities
by ultrasonography in neonates with congenital hypothyroidism. J Pediatr
2003;143:759-64.
27. De Silva A, Jong I, McLean G, Bergman P, Rodda C, Brown J, et al. The
role of scintigraphy and ultrasound in the imaging of neonatal
hypothyroidism: 5-year retrospective review of single-centre experience. J
Med Imaging Radiat Oncol 2014;58:422-30.
28. Grasberger H, Refetoff S. Genetic causes of congenital hypothyroidism
due to dyshormonogenesis. Curr Opin Pediatr
2011;23:421-8.
29. Castanet M, Polak M, Bonaïti-Pellié C, Lyonnet S, Czernichow P, Léger J;
AFDPHE (Association Française pour le Dépistage et la Prévention des
Handicaps de l’Enfant). Nineteen years of national screening for
congenital hypothyroidism: Familial cases with thyroid dysgenesis suggest
the involvement of genetic factors. J Clin Endocrinol Metab
2001;86:2009-14.
30. Castanet M, Lyonnet S, Bonaïti-Pellié C, Polak M, Czernichow P, Léger J.
Familial forms of thyroid dysgenesis among infants with congenital
hypothyroidism. N Engl J Med 2000;343:441-2.\
31. Boileau P, Bain P, Rives S, Toublanc JE. Earlier onset of treatment or
increment in LT4 dose in screened congenital hypothyroidism: Which as
the more important factor for IQ at 7 years? Horm Res 2004;61:228-33.
32. Cassio A, Cacciari E, Cicognani A, Damiani G, Missiroli G, Corbelli E, et
al. Treatment for congenital hypothyroidism: Thyroxine alone or thyroxine
plus triiodothyronine? Pediatrics 2003;111(5 Pt 1):1055-60.
33. Grozinsky-Glasberg S, Fraser A, Nahshoni E, Weizman A, Leibovici L.
Thyroxine-triiodothyronine combination therapy versus thyroxine
monotherapy for clinical hypothyroidism: Meta-analysis of randomized
controlled trials. J Clin Endocrinol Metab 2006;91:2592-9.
34. Cassio A, Monti S, Rizzello A, Bettocchi I, Baronio F, D’Addabbo G, et
al. Comparison between liquid and tablet formulations of levothyroxine in
the initial treatment of congenital hypothyroidism. J Pediatr
2013;162:1264-9, 1269.
e1-2.
35. von Heppe JH, Krude H, L’Allemand D, Schnabel D, Grüters A. The use
of L-T4 as liquid solution improves the practicability and individualized
dosage in newborns and infants with congenital hypothyroidism. J Pediatr
Endocrinol Metab 2004;17:967-74.
36. Selva KA, Harper A, Downs A, Blasco PA, Lafranchi SH.
Neurodevelopmental outcomes in congenital hypothyroidism: Comparison
of initial T4 dose and time to reach target T4 and TSH. J Pediatr
2005;147:775-80.
37. Parazzini C, Baldoli C, Scotti G, Triulzi F. Terminal zones of myelination:
MR evaluation of children aged 20-40 months. AJNR Am J Neuroradiol
2002;23:1669-73.
38. Smith P, Morris A. Assessment of a programme to screen the newborn for
congenital hypothyroidism. Community Med
1979;1:14-22.
39. Klein RZ. History of congenital hypothyroidism. In: Burrow GN, editor.
Neonatal Thyroid Screening. New York: Raven Press; 1980. p. 51-9.
40. Elementary school performance of children with congenital
hypothyroidism. New England Congenital Hypothyroidism
Collaborative. J Pediatr 1990;116:27-32.
41. Simons WF, Fuggle PW, Grant DB, Smith I. Intellectual development at
10 years in early treated congenital hypothyroidism. Arch Dis Child
1994;71:232-4.
42. Simoneau-Roy J, Marti S, Deal C, Huot C, Robaey P, Van Vliet G.
Cognition and behavior at school entry in children with congenital
hypothyroidism treated early with high-dose levothyroxine. J Pediatr
2004;144:747-52.
43. Tillotson SL, Fuggle PW, Smith I, Ades AE, Grant DB. Relation between
biochemical severity and intelligence in early treated congenital
hypothyroidism: A threshold effect. BMJ 1994;309:440-5.
44. Kempers MJ, van der Sluijs Veer L, Nijhuis-van der Sanden RW, Lanting
CI, Kooistra L, Wiedijk BM, et al. Neonatal screening for congenital
hypothyroidism in the Netherlands: Cognitive and motor outcome at 10
years of age. J Clin Endocrinol Metab 2007;92:919-24

Anda mungkin juga menyukai