Anda di halaman 1dari 7

Nama: Dimas Aji Guntoro

Kelas: 2TMM A

Makul: MPC

NPM: 1041808

Tugas 2

1. Buat resume suatu judul artikel yang menggunakan distribusi weibull untuk suatu permasalahan
perawatan mesin, lampirkan judul artikel tersebut

2. Apakah yang dimaksud dengan

Utility (pemanfaatan)

Reliability (keandalan)

Availability (ketersediaan)

3. Apakah yang dimaksud dengan

Fix Time Maintenance

Condition base maintenance

4. Tuliskan Keuntungan prediktif maintenance


Jawaban

1.

OPTIMASI JADWAL PERAWATAN

PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT

SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA

Fransiskus Tatas Dwi Atmaji

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

franstatas@telkomuniversity.ac.id

Selama ini perusahaan belum memberikan perhatian yang cukup baik

terhadap sistem perawatan mesin-mesin produksinya. Jika

terjadi kerusakan pada salah satu komponen mesin, sistem

penggantiannya dilakukan saat komponen mesin tersebut

benar-benar rusak, Jika komponen mesin masih bisa dipakai,

akan tetap dipertahankan sampai komponen tersebut rusak total

tanpa memperhatikan dan mempertimbangkan pengaruh dari

rusaknya komponen tersebut seperti down time yang lama

akibat proses produksi berhenti.

Melihat kondisi seperti di atas, maka penelitian ini

bertujuan untuk menentukan jadwal perawatan yang optimum

berdasarkan interval waktu penggantian yang optimal untuk

komponen kritis dengan total biaya perawatan yang minimum.


A. Distribusi Weibull Dua Parameter

Pengujian data dilakukan dengan menggunakan

distribusi Weibull dua parameter (parameter θ dan parameter

β). Parameter skala θ (scale parameter) yang menunjukkan

umur karakteristik, parameter bentuk β (shape parameter),

parameter T (Time parameter), dan parameter γ (location

parameter) yang menentukan bentuk distribusinya.

Uji distribusi Weibull digunakan untuk mengetahui jenis

laju kerusakan komponen kritis pada mesin tenun PT KSM.

Disibusi Weibul ini memiliki sifat yang fleksibel terhadap

berbagai macam jenis kerusakan yang terjadi pada mesin-mesin

sehingga dapat ditentukan fungsi kepadatan kemungkinan,

fungsi distribusi kumulatif, fungsi keandalan, dan fungsi laju

kerusakannya.

ANALISA DATA DAN HASIL

Kondisi nyata di lapangan menunjukkan bahwa pola

perawatan mesin tenun di unit 1 PT KSM masih berdasarkan

pengalaman para teknisi dan proses perawatannya juga lebih

mengarah ke tindakan perbaikan saat mesin sudah rusak

sehingga mengakibatkan perbaikan yang lebih lama dan dapat

mengakibatkan ternganggunya proses produksi kain tenun.

Beberapa langkah analisa dianalisis dibawah ini.


A. Mean Time To Failure ( MTTF )

Berdasarkan tingkat kekritisan untuk beberapa komponen

kritis yang ada pada mesin tenun, maka setelah dianalisa

dengan metode ABC bagian mesin tenun yang tergolong kritis

adalah teropong coklat, picking stick, picker, dan span ram.

Keempat komponen tadi dikatakan kritis karena mempunyai

bobot presentasi tertinggi bila dibandingkan dengan komponen

yang lain baik dari segi tingkat kerusakan, biaya

perawatan/tahun, frekuensi kerusakan, maupun waktu

perawatan.

Setelah terpilih komponen kritisnya, maka dilakukan uji

distribusi untuk menentukan waktu antar kerusakan. Dari uji

distribusi yang dilakukan, keempat komponen kritis di atas

terdistribusi Weibul sehingga bisa dilakukan perhitungan

estimasi parameter untuk mencari parameter parameter θ dan

parameter β (Tabel V).


Setelah diketahui nilai parameter θ dan parameter β untuk

masing-masing kerusakan pada mesin tenun, maka dapat

ditentukan parameter atau nilai MTTF (Mean Time to Failure).

Tabel VI menunjukkan rata-rata selang waktu kerusakan

(MTTF) yang terjadi pada komponen kritis mesin tenun,

misalnya MTTF untuk kerusakan komponen teropong coklat

adalah 3.903, 93 jam. Ini berarti bahwa rata-rata selang waktu

kerusakan untuk komponen teropong coklat dengan kerusakan

berikutnya adalah sekitar 3.903,93 jam


2.

Utility memperlihatkan kondisi pengoperasian alat, Reliability menunjukkan tingkat kerewelan dan
availability menunjukkan kesiapan mesin/alat. Utility adalah perbandingan antara waktu
sesungguhnya yang dipakai beroperasi dibandingkan dengan waktu yang dijadwalkan untuk operasi.
Semakin tinggi utility suatu alat, bisa dipertimbangkan kapan peremajaannya. Cara menghitung:

Utility bisa dihitung dalam periode harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan. Reliability
adalah perbandingan antara lamanya beroperasi pada satu periode dibandingkan dengan jumlah
gangguan yang terjadi pada periode tersebut. Semakin besar reliability suatu alat berarti makin
bisa diandalkan untuk beroperasi tanpa gangguan. Sebaliknya semakin sering peralatan mengalami
kerusakan akan semakin rendah reliability yang dimilikinya. Demikian pula semakin jarang
peralatan dioperasikan maka nilai reliability akan semakin rendah Cara menghitung:

Availability adalah perbandingan antara waktu yang memungkinkan untuk operasi (setelah
dikurangi dengan waktu pemeliharaan) dengan waktu yang terjadwal untuk operasi. Parameter ini
memperlihatkan tingkat kesiapan alat untuk beroperasi. Availability yang rendah merupakan cerminan
dari pemeliharaan yang buruk. Cara menghitung:

Availability tidak pernah bisa mencapai 100 %, kecuali pada periode yang singkat. Hal-hal yang
mengakibatkan rendahnya availability suatu alat adalah:

1. Desain peralatan yang kurang sempurna.

2. Pengadaan suku cadang dan material tidak lancar.

3. Pelaksanaan pemeliharaan kurang memadai.

4. Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan sulit.

5. Operator kurang mahir menggunakan peralatan


3. Fix time maintenance

Perawatan waktu yang tetap merujuk pada maitenacne yang dilakukan pada interval yang tetap. Interval
ini lebih sering daripada tidak ditentukan oleh produsen peralatan/mesin setelah melakukan penelitian
pada perilaku komponen di laboratorium atau dari pengalaman sebelumnya. Sebagai contoh, mengganti
filter minyak/udara setelah suatu periode waktu yang tetap. 3 atau 6 bulan sekali atau setelah suatu
jarak tempuh tertentu telah dicapai. 10,000 mil DST.

Condition base maintenance

Kondisi sebagai basis pemeliharaan merupakan sesuatu yang dilakukan hanya berdasarkan kondisi dari
komponen/mesin/peralatan tersebut. Misalnya: mengganti bantalan rem hanya jika ada ketebalan di
bawah atau saringan udara yang berubah hanya jika bantalan itu tersumbat/kotor.

4. Keuntungan penerapan prediktif maintenance

Mengurangi biaya perawatan(50-80%)

Mengurangi Breakdown mesin-mesin ( 50-60%)

Mengurangi iventori suku cadang (20-30%)

Mengurangi downtime mesin-mesin (50-30%)

Mengurangi upah untuk lembur (20-50%)

Meningkatkan umur mesin-mesin (20-40%)

Meningkatkan produktifitas (20-30%)

Meningkatkan laba perusahaan

Anda mungkin juga menyukai