Oleh :
Nim : 19060015
1
2
KATA PENGANTAR
Padangsidimpuan
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
b) Pada ibu
Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan
nadi dan tekanan darah.
c) Pada janin
Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka timbul
hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan kurang
jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.
Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harus
diperhatikan dari his:
1. Frekuensi his : Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau
persepuluh menit.
2. Intensitas his : Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan
frekuensi kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin
meningkat waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa
aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut berjalan – jalan
sewaktu persalinan masih dini.
3. Durasi atau lama his : Lamanya setiap his berlangsung diukurr dengan
detik, misalnya selama 40 detik.
4. Datangnya his : Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
5. Interval : Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang
tiap 2 sampe 3 menit
6. Aktivitas his : Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.
Pembagian his:
1. His pendahuluan : his tidak kuat dan tidak teratur
2. His pembukaan (Kala I) : menyebabkan pembukaan serviks, semakin kuat,
teratur dan sakit
3. His pengeluaran (His mengedan)(Kala II) : untuk mengeluarkan janin ;
sangat kuat, simetris, terkoordinir dan lama ;koordinasi bersama antara
kontraksi otot perut, diafragma dan ligament
4. His pelepasan uri (Kala III) : kontraksi sedang untuk melepaskan dan
melahirkan plasenta
6
5. His pengiring (Kala IV) : kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi
pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari.
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus,
kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul
beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat
merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan
sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun
mental.
7
serupa dengan tenaga mengejan ketika kita buang air besar tetapi jauh lebih kuat
lagi.
Saat kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu refleks yang
menyebabkan ibu menutup glttisnya, mengkontraksikan otot- otot perutnya dan
menekan diafragmanya kebawah. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, bila
pembukaan sudah lengkap dan paling efektif ketika ada his. Tanpa tenaga
mengejan ini anak tidak dapat lahir, misalnya pada penderita yang lumpuh otot-
otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forcep. Tenaga mengejan ini juga
melahirkan plasenta setelah plasenta lepas dari dinding rahim.
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
Ligamentum rotundum (Ligamentum uteri) adalah jaringan otot yang pada
saat hamil mengalami hipertropi dan hiperflasi. Fungsinya adalah untuk menahan
uterus agar tetap berada dalam posisi antefleksi.
8
kontraksi rahim. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta selama proses
kehamilan terjadi hingga saat melahirkan tiba.
2. Relaksin
Hormon ini berfungsi melunakkan serviks dan jalan lahir sehingga siap
untuk dilalui bayi. Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum (bagian tepi
rahim). Hormon ini sangat berperan dalam percepatan proses persalinan
wanita.
3. Oksitosin
Hormon oksitosin banyak diproduksi menjelang persalinan. Oksitosis
menyebabkan kontraksi otot-otot polos uterus yang berfungsi mendorong
penurunan kepala bayi. Disisi lain, hormon oksitosin bertugas menyiapkan
laktasi dengan membuka saluran ASI dari alveolus ke puting payudara.
Produksi oksitosin bertambah apabila dilakukan stimulasi puting susu.
Cara ini dilakukan apabila kontraksi rahim ibu inadekuat.
4. Prolaktin
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior ini bertugas
menstimulasi pertumbuhan alveolus pada payudara. Pengeluaran hormon
ini dipacu oleh estrogen. Pada akhir kehamilan atau menjelang persalinan
wanita prolaktin bertugas memproduksi air susu untuk bayi setelah
dilahirkan.
5. Prostaglandin
Prostaglandin bekerja membantu oksitosin dan estrogen dalam
merangsang aktivitas otot polos. Hormon ini dihasilkan oleh rahim dan
produksinya meningkat pada akhir kehamilan. Terkadang wanita juga
mendapatkan prostaglandin dari sperma saat berhubungan intim. Oleh
karena itu, bagi ibu hamil yang waktu persalinannya mundur disarankan
untuk berhubungan seks agar mendapatkan pasokan prostaglandin untuk
memicu kontraksi uterus.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persalinan normal adalah pengeluaran hasil konsepsi yang dikandung
selama 37 – 42 minggu, presentasi belakang kepala / ubun-ubun kecil di bawah
sympisis melalui jalan lahir biasa, keluar dengan tenaga ibu sendiri, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan berlangsung kurang dari 24 jam. Setelah
persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi baik.
Kelahiran bayi merupakan pristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien
dan keluarganya. Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses
yang normal dan merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi
terjadinya komplikasi yang mengancam nyawa selalu ada sehingga bidan harus
mengamati dengan ketat pasien dan bayi sepanjang proses melahirkan. Dukungan
yang terus menerus dan penatalaksanaan yang trampil dari bidan dapat
menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenagkan dengan hasil
persalinan yang sehat dan memuaskan.
3.2 Saran
1. Diharapkan mahasiswi mampu dalam melakukan asuhan Kebidanan pada
ibu yang bersalin normal sesuai teori dan metode yang telah ditentukan.
2. Diharapkan mahasiswi dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan
dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
10
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan Edisi ketiga. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo (YBP-SP).
11