Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HORMON YANG MEMPENGARUHI


PERSALINAN

Oleh :

Nama : ERINA FAHMI

Nim : 19060015

STIKES AUFA ROYHAN


PADANGSIDIMPUAN

1
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah


diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini
masih banyak terdapat kesalahan – kesalahan baik dalam
sistematika penyusunannya maupun isinya. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun masih sangat kami
harapkan untuk perbaikan penyusunan makalah yang
selanjutnya.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak


yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khusunya dan
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Padangsidimpuan

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-40 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu
maupun bagi janin.
Resiko kematian perinatal kehamilan lewat waktu bisa menjadi tiga kali
dibandingkan dengan kehamilan aterm. Ada komplikasi yang lebih sering
menyertainya seperti; letak defleksi, posisi oksiput posterior, distosia bahu dan
pendarahan postpartum. Pada kehamilan lewat waktu perlu mendapatkan
perhatian dalam penanganan sehingga hasil akhir menuju well born baby dan well
health mother dapat tercapai.
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-40 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu
maupun bagi janin.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses Kontraksi dalam Persalinan ?
2. Apasaja hormone-hormon yang mempengaruhi persalinan?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.2 KONTRAKSI PERSALINAN


1. HIS
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai
dari daerah fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal
gelombang tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus
daerah tersebut.
His dapat terjadi sebagai akibat dari :
1. Kerja hormon oksitosin
2. Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi
3. Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa
konsepsi.
Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja dengan
baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat :
1. Kontraksi simetris (Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus)
2. Fundus dominan (Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus)
3. Relaksasi(Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi)
4. involuntir : terjadi di luar kehendak
5. intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling)
6. terasa sakit
7. Terkoordinasi
8. kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
Perubahan-perubahan akibat his :
a) Pada uterus dan servik
Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air
ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks menjadi
mendatar (effacement) dan terbuka (dilatasi).

5
b) Pada ibu
Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan
nadi dan tekanan darah.
c) Pada janin
Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka timbul
hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan kurang
jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.
Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harus
diperhatikan dari his:
1. Frekuensi his : Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau
persepuluh menit.
2. Intensitas his : Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan
frekuensi kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin
meningkat waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa
aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut berjalan – jalan
sewaktu persalinan masih dini.
3. Durasi atau lama his : Lamanya setiap his berlangsung diukurr dengan
detik, misalnya selama 40 detik.
4. Datangnya his : Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
5. Interval : Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang
tiap 2 sampe 3 menit
6. Aktivitas his : Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.

Pembagian his:
1. His pendahuluan : his tidak kuat dan tidak teratur
2. His pembukaan (Kala I) : menyebabkan pembukaan serviks, semakin kuat,
teratur dan sakit
3. His pengeluaran (His mengedan)(Kala II) : untuk mengeluarkan janin ;
sangat kuat, simetris, terkoordinir dan lama ;koordinasi bersama antara
kontraksi otot perut, diafragma dan ligament
4. His pelepasan uri (Kala III) : kontraksi sedang untuk melepaskan dan
melahirkan plasenta

6
5. His pengiring (Kala IV) : kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi
pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari.

His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus,
kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul
beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat
merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan
sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun
mental.

2. Kontraksi otot dinding perut atau oto-otot rahim


Kontraksi yang lebih kuat akan terjadi ketika usia kehamilan cukup bulan,
pada minggu ke 37 hingga 40,  sebagai kontraksi tanda persalinan. Yang dominan
di daerah fundus uteri dan semakin berkurang ke arah serviks diikuti dengan
meningkatnya jaringan ikat. Setiap kali berkontraksi, serabut otot rahim akan
memendek sedikit. Akibatnya, leher rahim tertarik ke atas. Penarikan demi
penarikan akan memaksa leher rahim membuka mulutnya semakin lama semakin
lebar. Inilah yang disebut dilatasi leher rahim atau lebih dikenal dengan istilah
pembukaan. Fase tenang biasanya berlangsung hingga mulut rahim membuka
selebar 2-3 jari atau 4-5 cm. Pembukaan 3 jari atau 5 cm berati sudah separuh dari
pembukaan sempurna.

3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.


Timbul akibat perangsangan fleksus frakenhouser (fleksus ini terletak di
sekitar serviks uteri). Terjadi kontraksi pada diafragma, pelvis yang berguna untuk
mempercepat pembukaan serviks dan melebarkan bagian bawah vagina pada saat
mengejan anus tampak terbuka.
Tenaga Mengejan/Meneran
          Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang
mendorong anak keluar selain his, terutama disebabkan kontraksi otot-otot
dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra abdomen. Tenaga ini

7
serupa dengan tenaga mengejan ketika kita buang air besar tetapi jauh lebih kuat
lagi.
Saat kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu refleks yang
menyebabkan ibu menutup glttisnya, mengkontraksikan otot- otot perutnya dan
menekan diafragmanya kebawah. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, bila
pembukaan sudah lengkap dan paling efektif ketika ada his. Tanpa tenaga
mengejan ini anak tidak dapat lahir, misalnya pada penderita yang lumpuh otot-
otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forcep. Tenaga mengejan ini juga
melahirkan plasenta setelah plasenta lepas dari dinding rahim.
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
Ligamentum rotundum (Ligamentum uteri) adalah jaringan otot yang pada
saat hamil mengalami hipertropi dan hiperflasi. Fungsinya adalah untuk menahan
uterus agar tetap berada dalam posisi antefleksi.

2.2 HORMON-HORMON YANG BERPERAN DALAM PERSALINAN


Siklus hidup wanita tak lepas dari pengaruh berbagai hormon sejak masih
di dalam kandungan hingga lanjut usia. Pada saat hamil dan melahirkan, peranan
hormon tersebut meningkat guna melakoni proses yang dialami setiap wanita.
Berikut ini akan kita bahas mengenai hormon yang bersangkutan dengan
persalinan wanita hamil.
Menjelang persalinan terjadi penurunan hormon progesteron. Hormon ini
berfungsi menyiapkan kondisi rahim agar dapat dihuni calon janin. Pada masa
awal kehamilan, progesteron sangat dibutuhkan agar tidak tejadi keguguran.
Namun, menjelang persalinan wanita fungsi tersebut sudah tidak diperlukan lagi
sehingga produksinya menurun.
Di sisi lain produksi estrogen, oksitosin, dan prostaglandin meningkat
pesat. Peningkatan ini tentu juga dipengaruhi hormon-hormon lain yang dari
hipofise seperti somatomamotropin, luteinizing hormon, relaksin, dan sebagainya.
1. Estrogen
Bersama hormon yang lain estrogen meningkat menjelang persalinan.
Hormon ini bekerja merangsang kelenjar mammae dan menyebabkan

8
kontraksi rahim. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta selama proses
kehamilan terjadi hingga saat melahirkan tiba.
2. Relaksin
Hormon ini berfungsi melunakkan serviks dan jalan lahir sehingga siap
untuk dilalui bayi. Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum (bagian tepi
rahim). Hormon ini sangat berperan dalam percepatan proses persalinan
wanita.
3. Oksitosin
Hormon oksitosin banyak diproduksi menjelang persalinan. Oksitosis
menyebabkan kontraksi otot-otot polos uterus yang berfungsi mendorong
penurunan kepala bayi. Disisi lain, hormon oksitosin bertugas menyiapkan
laktasi dengan membuka saluran ASI dari alveolus ke puting payudara.
Produksi oksitosin bertambah apabila dilakukan stimulasi puting susu.
Cara ini dilakukan apabila kontraksi rahim ibu inadekuat.
4. Prolaktin
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior ini bertugas
menstimulasi pertumbuhan alveolus pada payudara. Pengeluaran hormon
ini dipacu oleh estrogen. Pada akhir kehamilan atau menjelang persalinan
wanita prolaktin bertugas memproduksi air susu untuk bayi setelah
dilahirkan.
5. Prostaglandin
Prostaglandin bekerja membantu oksitosin dan estrogen dalam
merangsang aktivitas otot polos. Hormon ini dihasilkan oleh rahim dan
produksinya meningkat pada akhir kehamilan. Terkadang wanita juga
mendapatkan prostaglandin dari sperma saat berhubungan intim. Oleh
karena itu, bagi ibu hamil yang waktu persalinannya mundur disarankan
untuk berhubungan seks agar mendapatkan pasokan prostaglandin untuk
memicu kontraksi uterus.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Persalinan normal adalah pengeluaran hasil konsepsi yang dikandung
selama 37 – 42 minggu, presentasi belakang kepala / ubun-ubun kecil di bawah
sympisis melalui jalan lahir biasa, keluar dengan tenaga ibu sendiri, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan berlangsung kurang dari 24 jam. Setelah
persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi baik.
Kelahiran bayi merupakan pristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien
dan keluarganya. Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses
yang normal dan merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi
terjadinya komplikasi yang mengancam nyawa selalu ada sehingga bidan harus
mengamati dengan ketat pasien dan bayi sepanjang proses melahirkan. Dukungan
yang terus menerus dan penatalaksanaan yang trampil dari bidan dapat
menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenagkan dengan hasil
persalinan yang sehat dan memuaskan.
3.2 Saran
1. Diharapkan mahasiswi mampu dalam melakukan asuhan Kebidanan pada
ibu yang bersalin normal sesuai teori dan metode yang telah ditentukan.
2. Diharapkan  mahasiswi dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan
dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.

10
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan Edisi ketiga. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo (YBP-SP).

Rasman. 2010. Persalinan. (Online). http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/


2063232-persalinan/#ixzz27Q5M4p53. diakses pada tanggal 24 September
2012.

11

Anda mungkin juga menyukai