Bahan Makalah Edit
Bahan Makalah Edit
Fuji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan
umur panjang sehingga kami dapat menyusun makalah ini . Salawat dan salam
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menuntun
umatnya dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh ilmu pengetahuan.
Terimakasih penulis ucapkan kepada semua jasa dan bantuan yang telah
diberikan oleh semua pihak, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya dan semoga mendapat amal dan pahalanya di sisi Allah SWT, Amin.
A. EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pola penyebaran penyakit
atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan, serta faktor-faktor yang dapat
memengaruhi keadaan tersebut.
Epidemiologi dilakukan pada lingkup masyarakat tertentu, mulai dari lingkup
yang kecil hingga lingkup yang lebih besar. Misalnya, lingkungan perumahan,
sekolah, daerah, negara hingga dunia. Aplikasi ilmu epidemiologi adalah untuk
melakukan investigasi terhadap suatu kejadian yang berhubungan dengan
kesehatan agar bisa dikontrol. Misalnya saat terjadi wabah.
1. Istilah-Istilah dalam Epidemiologi
Dalam epidemiologi, ada istilah yang disebut epidemik, endemik,
pandemik, dan wabah. Semua ini berhubungan dengan penyakit-penyakit
serius. Berikut penjelasan dari istilah-istilah epidemiologi tersebut:
2. Wabah
Wabah adalah terjadinya suatu penyakit dalam masyarakat, di mana
jumlah orang terjangkit lebih banyak daripada biasanya, pada komunitas
tertentu atau di musim-musim tertentu. Wabah ini bisa terjadi secara terus
menerus, mulai hitungan hari hingga tahun. Tidak hanya di satu wilayah,
tetapi bisa juga meluas ke daerah atau negara lain.
Masyarakat sering menganggap bahwa jika terjadi penyakit menular,
itu berarti telah terjadi wabah. Padahal, tidak selalu begitu. Penyakit dikatakan
wabah ketika penyakit itu:
Sudah lama tidak pernah menjangkiti masyarakat,
Datang penyakit baru yang sebelumnya tidak diketahui,
Penyakit tersebut adalah penyakit yang baru pertama kali menjangkiti
masyarakat di daerah itu.
3. Epidemi
Epidemi adalah kondisi yang mirip dengan wabah. Keadaan dikatakan
epidemi jika suatu kelompok masyarakat atau wilayah terkena penyakit
menular dan kejadiannya terjadi secara cepat. Salah satu contoh epidemi
adalah di tahun 2003 ketika terjadi penyakit SARS (Severe Acute
Respiratory Syndrome) yang mewabah di seluruh dunia dan menelan
korban ratusan jiwa.
4. Pandemi
Pandemi adalah wabah penyakit yang terjadi secara luas di seluruh dunia.
Dengan kata lain, penyakit ini sudah menjadi masalah bersama warga
dunia. Contoh pandemi adalah HIV/AIDS. Tidak hanya itu, influenza yang
saat ini tampak ringan pun dahulu pernah menjadi penyakit yang masuk ke
dalam kategori pandemi dan menjadi masalah penyakit tingkat dunia.
5. Endemi
Adalah keadaan atau karakteristik wilayah atau lingkungan tertentu yang
ada hubungannya dengan penyakit. Misalnya, daerah tertentu adalah
tempat yang dikenal sebagai lingkungan yang masyarakatnya mudah
terjangkit penyakit tertentu. Penyakit ini selalu ada di daerah tersebut tapi
frekuensinya rendah. Di Indonesia, contohnya, ada daerah yang
merupakan endemik malaria.
1. INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yg
ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat.
Rasio (Ratio)
Nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yang
pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut.
Proporsi (Proportion)
Perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian
dari penyebut.
Angka (Rate)
Proporsi dalam bentuk khusus: Perbandingan pembilang dan penyebut
dinyatakan dalam batas waktu tertentu.
Apabila pembilang terbatas pada umur, sex, atau gol. tertentu maka
penyebut juga harus terbatas pada umur, sex atau gol yang sama.
Bila penyebut terbatas pada mereka yang dapat terserang atau terjangkit
penyakit, penyebut tersebut dinamakan populasi yang mempunyai resiko
(population at risk).
2. Ukuran Kesakitan
- Incidence Rate
- Prevalence Rate
- Point Prevalence Rate
- Period Prevalence Rate
- Attack rate
- Dan lain-lain.
3. Ukuran Kematian
- Crude Death Rate
- Age Specific Death Rate
- Infant Mortality Rate
- Maternal Mortality Rate
- Child Mortality Rate
- Case Fatality Rate
- Disease-specific Death Rate
- Disease-specific Fatality Rate
- Adjusted death rate
- Dan lain-lain.
INCIDENCE RATE
- Jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode
waktu tertentu.
- Incidence rate = (Jumlah kasus baru sesuatu penyakit ÷ Populasi yang
menjadi resiko) Selama satu periode waktu
Incidence rate:
- Dinyatakan dalam periode waktu tertentu: Bulan, tahun, dll.
Attack rate:
- Adalah Incidence rate pada epidemi
- Attack rate = (Jumlah kasus selama epidemik ÷ Populasi yang menjadi
resiko)
Bila periode waktunya panjang, populasi yang menjadi resiko juga
dapat berubah, maka digunakan penduduk pada pertengahan periode sebagai
populasi yang menjadi resiko
* Incidence rate untuk mengetahui etiologi.
PREVALENCE RATE (POINT PREVALENCE RATE)
- Mengukur jumlah orang dikalangan penduduk yang menderita sesuatu
penyakit pada satu titik waktu tertentu.
- Prevalence rate = (Jumlah kasus-kasus penyakit yang ada ÷ Jumlah
penduduk seluruhnya)pada suatu titik tertentu.
Meski sedikit yang sakit dalam setahun tetapi bila kronis, jumlahnya akan
meningkat dari tahun ke tahun, maka prevalence rate akan > incidence
rate.
Bila penyakit akut (lama sakit pendek karena sembuh atau mati)
prevalence relatif < incidence.
INDEKS KESEHATAN
- Indeks Fertilitas
1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
2. Angka Fertilitas Menurut Golongan Umur (Age Specific Fertility
Rate)
3. Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate)
- Indeks Mortalitas dan Morbiditas
1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)
2. Angka Kematian berhubungan dengan sebab tertentu: Angka
Kematian
karena sebab tertentu, Case Fatality Rate, Angka Kematian Ibu
(Maternal
Mortality Rate)
3. Angka kematian berhubungan dengan umur: Angka Kematian menurut
golongan umur, Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita,
Angka Kematian Neonatal, Angka Kematian Perinatal, Proporsi
Kematian Balita
4. Angka Morbiditas
- Derajat Kesehatan:
1. CDR (Crude Death Rate)
2. IMR (Infant Mortality Rate) = AKABA
3. CMR (Child Mortality Rate)
4. MMR (Maternal Mortality Rate)
5. LE (Life Expectancy)
E. Definisi Skrining
Skrining merupakan suatu pemeriksaan asimptomatik pada satu atau
sekelompok orang untuk mengklasifikasikan mereka dalam kategori yang
diperkirakan mengidap atau tidak mengidap penyakit (Rajab, 2009). Tes
skrining merupakan salah satu cara yang dipergunakan pada epidemiologi
untuk mengetahui prevalensi suatu penyakit yang tidak dapat didiagnosis atau
keadaan ketika angka kesakitan tinggi pada sekelompok individu atau
masyarakat berisiko tinggi serta pada keadaan yang kritis dan serius yang
memerlukan penanganan segera. Namun demikian, masih harus dilengkapi
dengan pemeriksaan lain untuk menentukan diagnosis definitif (Chandra,
2009).
Berbeda dengan diagnosis, yang merupakan suatu tindakan untuk
menganalisis suatu permasalahan, mengidentifikasi penyebabnya secara tepat
untuk tujuan pengambilan keputusan dan hasil keputusan tersebut dilaporkan
dalam bentuk deskriptif (Yang dan Embretson, 2007). Skrining bukanlah
diagnosis sehingga hasil yang diperoleh betul-betul hanya didasarkan pada
hasil pemeriksaan tes skrining tertentu, sedangkan kepastian diagnosis klinis
dilakukan kemudian secara terpisah, jika hasil dari skrining tersebut
menunjukkan hasil yang positif (Noor, 2008).
Uji skrining digunakan untuk mengidentifikasi suatu penanda awal
perkembangan penyakit sehingga intervensi dapat diterapkan untuk
menghambat proses penyakit. Selanjutnya, akan digunakan istilah “penyakit”
untuk menyebut setiap peristiwa dalam proses penyakit, termasuk
perkembangannya atau setiap komplikasinya. Pada umumnya, skrining
dilakukan hanya ketika syarat-syarat terpenuhi, yakni penyakit tersebut
merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan, terdapat sebuah uji yang
sudah terbukti dan dapat diterima untuk mendeteksi individu-individu pada
suatu tahap awal penyakit yang dapat dimodifikasi, dan terdapat pengobatan
yang aman dan efektif untuk mencegah penyakit atau akibat-akibat penyakit
(Morton, 2008).
2. Syarat Skrining
Untuk dapat menyusun suatu program penyaringan, diharuskan memenuhi
beberapa kriteria atau ketentuan-ketentuan khusus yang merupakan
persyaratan suatu tes penyaringan, antara lain (Noor, 2008):
a. Penyakit yang dituju harus merupakan masalah kesehatan yang berarti
dalam masyarakat dan dapat mengancam derajat kesehatan masyarakat
tersebut.
b. Tersediannya obat yang potensial dan memungkinkan pengobatan bagi
mereka yang dinyatakan menderita penyakit yang mengalami tes. Keadaan
penyediaan obat dan jangkauan biaya pengobatan dapat mempengaruhi
tingkat atau kekuatan tes yang dipilih.
c. Tersediannya fasilitas dan biaya untuk diagnosis pasti bagi mereka yang
dinyatakan positif serta tersediannya biaya pengobatan bagi mereka yang
dinyatakan positif melalui diagnosis klinis.
d. Tes penyaringan terutama ditujukan pada penyakit yang masa latennya
cukup lama dan dapat diketahui melalui pemeriksaan atau tes khusus.
e. Tes penyaringan hanya dilakukan bila memenuhi syarat untuk tingkat
sensitivitas dan spesifitasnya karena kedua hal tersebut merupakan
standard untuk mengetahui apakah di suatu daerah yang dilakukan
skrining berkurang atau malah bertambah frekuensi endemiknya.
f. Semua bentuk atau teknis dan cara pemeriksaan dalam tes penyaringan
harus dapat diterima oleh masyarakat secara umum.
g. Sifat perjalanan penyakit yang akan dilakukan tes harus diketahui dengan
pasti.
h. Adanya suatu nilai standar yang telah disepakati bersama tentang mereka
yang dinyatakan menderita penyakit tersebut.
i. Biaya yang digunakan dalam melaksanakan tes penyaringan sampai pada
titik akhir pemeriksaan harus seimbang dengan resiko biaya bila tanpa
melakukan tes tersebut.
j. Harus dimungkinkan untuk diadakan pemantauan (follow up) terhadap
penyakit tersebut serta penemuan penderita secara berkesinambungan.
Melihat hal tersebut penyakit HIV/AIDS dan Ca paru serta penyakit yang
tidak diketahui pasti perjalanan penyakitnya tidak dibenarkan untuk dilakukan
skrining namun jika dilihat dari sisi lamanya perkembangan penyakit,
HIV/AIDS merupakan penyakit yang memenuhi persyaratan skrining (Noor,
2008).
3. Proses Pelaksanaan Skrining
G G
C C
M O/ I D M O/ I D
DAFTAR PUSTAKA
Morton, Richard, Richard Hebel, dan Robert J. McCarter. 2008. Panduan Studi
Epidemiologi dan Biostatistika. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Murti, Bisma. 2003. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi (Edisi kedua) Jilid
Pertama. Yogyakarta: Gajahmada University Press.
Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Rajab, Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sutrisna Bambang, Epidemiologi, Dian Rakyat, Jakarta 2010
www.epidemiologisuatupengantar.
Yang dan Embretson. 2007. Construct Validity and Cognitive Diagnostic
Assessment: Theory and Applications. New York: Cambridge University
Press.