Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Terbentuknya negara Indonesia dilator belakangi oleh perjuangan seluruh


bangsa. Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak Negara atau bangsa lain,
karena potensinya yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam
yang banyak. Kenyataannya ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari
dalam.Terbukti, setelah perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI,
ancaman dan gangguan dari dalam juga timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik sampai
yang idiologis. Meski demikian, bangsa Indonesia memegang satu komitmen bersama
untuk tegaknya Negara kesatuan Indonesia. Dorongan kesadaran bangsa yang
dipengaruhi kondisi dan letak geografis dengan dihadapkan pada lingkungan dunia
yang serba berubah akan memberikan motivasi dalam menciptakan suasana damai.
Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang
membahayakan kelangsungan hidup bangsa.Tetapi bangsa Indonesia mampu
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu
menegakkan wibawa pemerintahan dari gerakan separatis.
Ketahanan nasional Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang
meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi , berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional,
dalam menggapai dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan
baik yang datang dari luar dan dari dalam untuk menjamin identitas, integrasi,
kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.

Konsepsi ketahanan nasional adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional


melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang
seimbang,serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan terpadu
berlandaskan UUD 1945 dan wawasan nusantara dengan kata lain konsepsi ketahanan
nasional merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan
kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan

1|Page
bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi
sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan merata,rohaniah,danjasmaniah.Sedangkan
keamanan ialah kemampuan bangsa melindungi nilai-nilai nasional terhadap ancaman
dari luar maupun dalam.

2|Page
1.2  Rumusan Masalah

1.2.1       Apa pengertian dan pokok-pokok pikiran Ketahanan Nasional


Indonesia?

1.2.2       Bagaimana sejarah Lahirnya Ketahanan Nasional Indonesia?

1.2.3       Bagaimana konsepsi dan hakikat Ketahanan Nasional?

1.2.4 Apa saja sifat-sifat dan fungsi Ketahanan Nasional ?

1.2.5      Apa saja Asas – asas Ketahanan Nasional Indonesia ?

1.2.6      Apa saja unsur – unsur Ketahanan Nasional Indonesia?

1.3  Tujuan

1.3.1        Mengetahui pengertian dan pokok-pokok pikiran Ketahanan


Nasional Indonesia

1.3.2        Mengetahui sejarah Lahirnya Ketahanan Nasional Indonesia

1.3.3        Mengetahui konsepsi dan hakikat Ketahanan Nasional

1.3.4        Mengetahui sifat-sifat dan fungsi Ketahanan Nasional

1.3.5        Mengetahui Asas – asas Ketahanan Nasional Indonesia

1.3.6        Mengetahui unsur – unsur Ketahanan Nasional Indonesia

3|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN DAN POKOK-POKOK PIKIRAN KETAHANAN


NASIONAL
Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang
berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman
baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak
langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup
bangsa dan negara. Ketahanan nasional juga diartikan sebagai kondisi yang harus
diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan
sukses. Oleh karena itu diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan
karakteristik bangsa Indonesia.
Upaya pencapaian ketahanan nasional sebagai pijakan tujuan
nasional yang disepakati bersama didasarkan pada pokok-pokok
pikiran berikut :
1). Manusia Berbudaya
Manusia adalah mahluk Tuhan yang pertama-tama berusaha
menjaga, mempertahankan eksistensi dan kelangsungan
hidupnya. Oleh karena itu, manusia berusaha memenuhi
kebutuhan hidupnya dari yang paling pokok sampai yang paling
mutakhir baik yang bersifat materi maupun kejiwaan. Manusia
dikatakan mahluk Tuhan yang sempurna karena memiliki naluri,
kemampuan berpikir, akal dan berbagai ketrampilan, senantiasa
berjuang. Untuk keperluan itu maka manusia hidup berkelompok
(homo socius) dan menghuni suatu wilayah tertentu yang
dibinanya dengan kemampuan dan kekuasaannya (zoon

4|Page
politicon). Oleh karena itu, manusia berbudaya senantiasa selalu
mengadakan hubungan-hubungan sebagai berikut :
a. Manusia dengan Tuhan dinamakan Agama/Kepercayaan
b. Manusia dengan cita-cita dinamakan Ideologi
c. Manusia dengan kekuatan/kekuasaan dinamakan Politik
d. Manusia dengan pemenuhan kebutuhan dinamakan Ekonomi
e. Manusia dengan penguasaan/pemanfaatan alam dinamakan
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
f. Manusia dengan manusia dinamakan Sosial
g. Manusia dengan rasa Keindahan dinamakan Seni/Budaya
h. Manusia dengan rasa aman dinamakan Pertahanan dan
Keamanan
Dari uraian tersebut di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa
manusia bermasyarakat untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya
yaitu kesejahteraan, keselamatan dan keamanan.Ketiga hal itu adalah
hakekat dari ketahanan nasional yangmencakup dan meliputi
kehidupan nasional yaitu aspek alamiah dan aspek
sosial/kemasyarakatan sebagai berikut :
Aspek alamiah adalah :
a. Posisi dan lokasi geografi negara
b. Keadaan dan kekayaan alam
c. Keadaan dan kemampuan penduduk
Aspek sosial/kemasyarakatan adalah :
a. Ideologi
b. Politik
c. Sosial
d. Budaya
e. Pertahanan dan Keamanan

Aspek alamiah bersifat statis dan sering disebut dengan istilah


Trigatra, sedangkan aspek sosial/kemasyarakatanbersifat dinamis
disebut juga dengan istilah Pancagatra. Kedua aspek itu biasanya

5|Page
disebut dengan Astagatra. Aspek-aspek di atas mempunyai hubungan
timbal balik antargatra yang sangat erat yang disebut dengan istilah
keterhubungan (korelasi) danketergantungan (interdependensi).

2). Tujuan Nasional, Falsafah Bangsa dan IdeologiNegara


Tujuan nasional menjadi pokok pikiran dalam
ketahanannasional karena suatu organisasi apapun bentuknya
dalamproses kegiatan untuk mencapai tujuan yang
telahditetapkannya akan selalu berhadapan dengan masalah-
masalah yang internal dan ekternal, demikian pula dengannegara
dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, dibutuhkansuatu
situasi dan kondisi yang siap untuk menghadapinya. Untuk
Indonesia, falsafah dan ideologi menjadi pokokpikiran ketahanan
nasional diperoleh dari Pembukaan UUD1945 yang berbunyi sebagai
berikut :
a. Alinea Pertama, menyebutkan bahwa ”sesungguhnya
kemerdekaan itu hak segala bangsa dan oleh sebab itu
makapenjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena
tidaksesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan”mempunyai makna : ”merdeka adalah hak semua
bangsa”,”penjajahan bertentangan dengan hak asasi manusia”.
b. Alinea Kedua, menyebutkan ”dan perjuangan kemerdekaan
Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagiadengan
selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yangmerdeka,
berdaulat adil dan makmur” mempunyai makna :”adanya masa
depan yang harus diraih (cita-cita).
c. Alinea Ketiga, menyebutkan ”atas berkat rahmat Tuhan Yang
Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhursupaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyatIndonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya” mempunyai
makna :”bila negara ingin mencapai cita-cita maka kehidupan

6|Page
berbangsa dan bernegara harus mendapat ridho Allah yang
merupakan dorongan spiritual”
d. Alinea Keempat, menyebutkan ”kemerdekaan dari pada itu
untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum
mencerdaskan kehidupan bangsa danikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam susunan negara Republik
Indonesia yang berkedaulatanrakyat dan berdasarkan kepada :
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawatan/perwakilan,
serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyatIndonesia”. Alinea itu mempunyai makna yaitu
mempertegascita-cita yang harus dicapai oleh bangsa
Indonesia melaluiwadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.2. SEJARAH LAHIR NYA KETAHANAN NASIONAL


Gagasan tentang Ketahanan Nasional bermula pada awal tahun
1960-an pada kalangan militer angkatan darat di SSKAD yang
sekarang bernama SESKOAD (Sunardi,1997). Masa itu adalah sedang
meluasnya pengaruh komunisme seperti di Laos, Vietnam dan
sebagainya dan mereka mencurigai bahwa hal itu juga meluas ke
Indonesia.
Dalam pemikiran Lemhanas tahun 1968 tersebut telah ada
kemajuan konseptual berupa ditemukannya unsur-unsur dari tata
kehidupan nasional yang berupa ideologi , politik, ekonomi, sosial, dan
militer.
Konsepsi ketahanan nasional waktu itu dirumuskan sebagai
keuletan dan daya tahan suatu bangsa yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional yang ditujukan untuk

7|Page
menghadapi segala ancaman dan kekuatan yang membahayakan
kelangsungan hidup negara dan bangsa Indonesia.
Konsepsi ketahanan nasional berawal dari konsepsi kekuatan
nasional yang dikembangkan oleh kalangan militer. Pemikiran
konseptual ketahanan nasional ini mulai menjadi doktrin dasar
nasional setelah dimasukkan ke dalam GBHN.
2.3. KONSEPSI KETAHANAN NASIONAL DAN HAKIKAT KETAHANAN
NASIONAL
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi
pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi
dan selaras dalam selurh aspek kehidupan secara utuh dan menyelurh
serta terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan wawasan
nusantara. Konsepsi ini merupakan pedoman untuk meningkatkan
keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan
kesejahteraan dan keamanan.

Konsepsi ketahanan nasional untuk pertama kali dimasukkan


dalam GBHN 1973 yaitu ketetapan MPR No. IV / MPR / 1973.
Rumusan mengenai ketahanan nasional dalam GBHN 1998 adalah
sebagai berikut :
1. Untuk tetap memungkinkan berjalannya pembangunan nasional
yang selalu harus menuju ke tujuan yang ingin dicapai agar dapat
secara efektif dielakkan dari hambatan, tantangan, ancaman, dan
gangguan yang timbul baik dari luar maupun dalam maka
pembangunan nasional diselenggarakan melalui pendekatan
ketahanan nasional yang mencerminkan keterpaduan antara segala
aspek kehidupan nasional bangsa secara utuh dan menyeluruh.
2. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan
integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara.
Pada hakikatnya ketahanan nasional adalah kemampuan dan

8|Page
ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan
hidup menuju kejayaan bangsa dan negara.
3.  Ketahanan nasional meliputi, ketahanan ideologi, ketahanan
politik, ketahanan ekonomi, ketahanan sosial budaya, dan
ketahanan pertahanan keamanan.
a. Ketahanan ideologi adalah kondisi mental bangsa Indonesia
yang berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila
yang mengandung kemampuan untuk menggalang dan
memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan
menangkal penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak
sesuai dengan keperibadian bangsa.
b. Ketahanan politik adalah kondisi kehidupan politik bangsa
Indonesia yang berlandaskan demokrasi politik berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengandung
kemampuan memelihara sistem politik yang sehat dan dinamis
serta kemampuan menerapkan politik luar negeri yang bebas
dan aktif.
c. Ketahanan ekonomi adalah kondisi kehidupan perekonomian
bangsa yang berlandaskan demokrasi ekonomi yang
berdasarkan Pancasila yang mengandung kemampuan
memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis.
d. Ketahanan sosial budaya adalah kondisi kehidupan sosial
budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional berdasarkan
Pancasila yang mengandung kemampuan membentuk dan
mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air,
berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan.

Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan


ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan

9|Page
nasional. Hakikat konsepsi nasional Indonesia adalah pengaturan dan
penyelenggaraan kesejaheraan dan keamanan secara seimbang,
serasi, dan selaras dalam selurh aspek kehidupan nasional. Dalam
konteks ketahanan nasional :
a. Ketahanan Nasional sebagai status kenyataan nyata atau rela
b. Ketahanan Nasional sebagai konsepsi
c. Ketahanan Nasional sebagai metode berfikir atau metode
pendekatan.

2.4. SIFAT DAN FUNGSI KETAHANAN NASIONAL


a. Beberapa sifat ketahanan nasional yang ada dan akan kami jabarkan seperti dibawah
ini :
1. Mandiri
Maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan tidak mudah
menyerah. Sifat ini merupakan prasyarat untuk menjalin suatu kerjasama. Kerjasama
perlu dilandasi oleh sifat kemandirian, bukan semata-mata tergantung oleh pihak lain

2. Dinamis
Maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan tidak mudah
menyerah. Sifat ini merupakan prasyarat untuk menjalin suatu kerjasama. Kerjasama
perlu dilandasi oleh sifat kemandirian, bukan semata-mata tergantung oleh pihak lain
Artinya tidak tetap, naik turun tergantung situasi dan kondisi bangsa dan negara serta
lingkungan strategisnya. Dinamika ini selalu diorientasikan kemasa depan dan diarahkan
pada kondisi yang lebih baik.

3. Wibawa
Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional yang berlanjut dan berkesinambungan tetap
dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kemampuan bangsa. Dengan ini diharapkan
agar bangsa Indonesia mempunyai harga diri dan diperhatikan oleh bangsa lain sesuai
dengan kualitas yang melekat padanya. Atas dasar pemikiran diatas, maka berlaku
logika, semakin tinggi tingkat ketahanan nasional, maka akan semakin tinggi wibawa
negara dan pemerintah sebagai penyelenggara kehidupan nasional.

10 | P a g e
4. Konsultasi dan kerjasama
Hal ini dimaksudkan adanya saling menghargai dengan mengandalkan pada moral dan
kepribadian bangsa. Hubungan kedua belah pihak perlu diselenggarakan secara
komunikatif sehingga ada keterbukaan dalam melihat kondisi masing-masing didalam
rangka hubungan ini diharapkan tidak ada usaha mengutamakan konfrontasi serta tidak
ada hasrat mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata.

b. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional


Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh
bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara
berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan,
wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual,
yang didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan
konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.
Fungsi :
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu
dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola
kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter – regional (wilayah), inter –
sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir
yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi,
maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam
cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan
nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan
pembangunman nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu, yang
dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.
2.5. ASAS-ASAS KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Asas-asas Ketahanan Nasional adalah tata laku yang didasari
nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan
Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut :
1) Asas kesejahteraan dan keamanan;
11 | P a g e
Kesejahteraan dan keamanan merupakan kebutuhan
manusia yan mendasar serta esensial baik sebagai perseorangan
maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Realisasi kondisi kesejahteraan dan keamanan
dapat dicapai dengan menitik beratkan kepada kesejahteraan,
tanpa mengabaikan keamanan. Sebaliknya, memberikan
prioritas pada keamanan tidak boleh mengabaikan
kesejahteraan. Baik kesejahteraan maupun keamanan harus
selalu berdampingan pada kondisi apa pun. Dalam kehidupan
nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasiona yang
dcapai merupakana tolak ukur ketahanan nasional.

2) Asas Komprehensif integral :


Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek
kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh, terpadu dalam
perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan
selaras dalam seluruh aspek kehidupan. Sehingga ketahanan
nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa
atau komprehensif dan integral.

3) Asas mawas diri ke dalam dan keluar;


Kehidupan nasional merupakan kehidupan bangsa yang
salng berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam
proses interaksi tersebut dapat timbul beragai dampak yang
bersifat positif maupun negative. Untuk itu diperlukan sikap awas
diri ke dalam dan keluar. Mawas ke dalam bertujuan
menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi kehidupan nasional itu
sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional
untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang
uket dan tangguh. Hal ini tidak berarti bahwa ketahanan nasiona
mengandung sikap isosiasi atau nasionalisme sempit. Mawas Diri
ke luar bertujuan untuk dapat berpartisipasi dan ikut berperan
mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri serta

12 | P a g e
menerima kenyataan adanya saling interaksi dan
ketergantungan dalam dunia internasional.

4) Asas kekeluargaan;
Mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan,
gotong royong , tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam
asas ini dakui adanya perbedaan dan perbedaan tersebut harus
dkembankan secara serasi dalam hubungan kemitraan serta
dijaga tidak berkembang menjadi konflik yang bersifa antagonis
yang saling menghancurkan.

2.6. UNSUR-UNSUR KETAHANAN NASIONAL

1. Gatra dalam Ketahanan Nasional


Unsur, elemen atau faktor yang mempengaruhi
kekuatan/ketahanan nasional suatu Negara terdiri atas beberapa
aspek. Para ahli memberikan pendapatnya mengenai unsur-unsur
kekuatan nasional suatu Negara.
a. Unsur kekuatan nasional menurut Hans J. Morgenthou
Unsur ketahanan nasional negara terbagi menjadi beberapa
faktor, yaitu
 Faktor tetap (stable factors) terdiri atas geografi dan sumber
daya alam.
 Faktor berubah (dynamic factors) terdiri atas kemampuan
industri, militer, demografi, karakter nasional, modal
nasional, moral nasional, dan kualitas diplomasi.
b. Unsur kekuatan nasional menurut James Lee Ray
Unsur kekuatan nasional negara terbagi menjadi dua faktor,
yaitu
 Tangible factors terdiri atas penduduk, kemampuan industry,
dan militer.
  Intangible factors terdiri atas karakter nasional, moral
nasional, dan kualitaS kepemimpinan.

13 | P a g e
c. Unsur kekuatan nasional menurut Palmer & Perkins
Unsur-unsur kekuatan nasional terdiri atas tanah, sumberdaya,
penduduk, teknologi, idiologi, moral, dan kepemimpinan.
d. Unsur kekuatan nasional menurut Parakhas Chandra
Unsur-unsur kekuatan nasional terdiri atas tiga, yaitu
 Alamiah terdiri atas geografi, sumberdaya, dan penduduk.
 Sosial terdiri atas perkembangan ekonomi, struktur politik,
budaya dan moral nasional.
 Lain-lain: ide, inteligensi, dan diplomasi, kebijakan
kepemimpinan.
e. Unsur kekuatan nasional menurut Alfred T. Mahan
Unsur-unsur kekuatan nasional terdiri atas letak geografi, wujud
bumi, luas wilayah, jumlah penduduk, watak nasional, dan sifat
pemerintahan.
f. Unsur kekuatan nasional menurut Cline
Unsur-unsur kekuatan nasional terdiri atas sinergi antara potensi
demografi dan geografi, kemampuan ekonomi, militer, strategi
nasional, dan kemauan nasional.
g. Unsur kekuatan nasional model Indonesia
Unsur-unsur kekuatan nasional di Indonesia diistilahkan dengan
gatra dalam ketahanan nasional Indonesia. Pemikiran tentang
gatra dalam ketahanan nasional dirumuskan dan dikembangkan
oleh Lemhanas. Unsur-unsur kekuatan nasional Indonesia
dikenal dengan nama Astagatra yang terdiri atas Trigatra dan
Pancagatra.
 Trigatra adalah aspek alamiah (tangible) yang terdiri atas
penduduk, sumber daya alam, dan wilayah.
 Pancagatra adalah aspek social (intangible) yang terdiri atas
idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan.
Bila dibandingkan perumusan unsur-unsur kekuatan
nasional/ketahanan nasional di atas, pada hakikatnya dapat dilihat
adanya persamaan. Unsur-unsur demikian dianggap mempengaruhi

14 | P a g e
Negara dalam mengembangkan kekuatan nasionalnya untuk
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
bersangkutan. Pertanyaan dasarnya adalah dalam kondisi apa atau
bagaimana unsur-unsur tersebut dapat dikatakan mendukung
kekuatan nasional suatu negara. Bila mana suatu unsur justru dapat
melemahkan kekuatan nasional suatu negara?
Pertanyaan demikian dapat diperinci dan diperjelas. Misalnya,
penduduk yang bagaimanakah yang mampu mendukung kekuatan
nasional suatu negara, wilayah atau geografi yang seperti apa dapat
mengembangkan kekuatan sebuah bangsa, dan seterusnya.
Jawaban eksploratif atas pertanyaan tersebut sampai pada
kesimpulan bahwa pada hakikatnya ketahanan nasional adalah
sebuah kondisi atau keadaan.
Dalam praktiknya kondisi ketahanan nasional dapat diketahui
melalui pengamatan atas sejumlah gatra dalam suatu kurun waktu
tertentu. Hasil pengamatan yang mendalam itu akan
menggambarkan tingkat ketahanan nasional. Apakah ketahanan
nasional Indonesia kuat/meningkat atau lemah/menurun. Lemah
atau turunnya tingkat ketahanan nasional akan menurun
kemampuan bangsa dalam menghadapi ancaman yang terjadi.
Apakah pengamatan tersebut kita lakukan pada sejumlah gatra
yang ada pada tingkat wilayah atau regional maka akan
menghasilkan kondisi ketahanan regional.

2. Penjelasan Atas Tiap Gatra dalam Ketahanan Nasional


a. Unsur atau Gatra Penduduk
Penduduk suatu negara menentukan kekuatan atau
ketahanan nasional negara yang bersangkutan, faktor yang
berkaitan dengan penduduk negara meliputi dua hal berikut.
 Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, keterampilan,
etos kerja, dan kepribadian.
 Aspek kualitas yang mencakup jumlah penduduk,
pertumbuhan, persebaran; perataan dan perimbangan

15 | P a g e
penduduk di tiap wilayah negara. Terkait dengan unsur
penduduk adalah faktor moral nasional dan karakter
nasional. Moral nasional menunjukan pada dukungan rakyat
secara penuh terhadap negaranya kita menghadapi
ancaman. Karakter nasional menunjukan pada ciri-ciri khusus
yang dimiliki suatu bangsa sehingga bias dibedakan dengan
bangsa lain. Moral dan karakter nasional mempengaruhi
ketahanan suatu bangsa.
b. Unsur atau Gatra Wilayah
Wilayah turut pula menentukan kekuatan nasional negara.
Hal yang terkait dengan wilayah negara meliputi:
 Bentuk wilayah negara dapat berupa negara pantai, negara
kepulawan atau negara kontinental.
 Luas wilayah negara; ada negara dengan wilayah yang luas
dan negara dengan wilayah yang sempit (kecil).
 Posisi geografis, astronomi dan geologis negara.
 Daya dukung wilayah negara; ada wilayah yang habitable
dan ada wilayah yang unhabitable.
c. Unsur atau Gatra Sumber Daya Alam
Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam
sebagai elemen ketahanan nasional, meliputi:
 Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan
mencakup sumber daya alam hewani, nabati dan tambang.
 Kemampuan mengeksplorasi sumber daya alam.
 Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan
masa depan dan lingkungan hidup.
 Kontrol sumber daya alam.
d. Unsur atau gatra di Bidang Idiologi
Idiologi mengandung ketahanan suatu bangsa oleh karena
idiologi bagi suatu bangsa memiliki dua fungsi pokok, yaitu
 Sebagai tujuan atau cinta-cinta dari kelompok masyarakat
yang bersangkutan, artinya nilai-nilai yang terkandung dalam

16 | P a g e
idiologi itu menjadi cita-cita yang hendak dituju secara
bersama.
 Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang
bersangkutan, artinya masyarakat yang banyak dan beragam
itu bersedia menjadikan idiologi sebagai milik bersama dan
menjadikannya bersatu.
e. Unsur atau Gatra di Bidang Politik
Politik penyelenggaraan bernegara amat memengaruhi
kekuatan nasional suatu negara. Penyelenggara bernegara
dapat ditinjau dari beberapa aspek, seperti
 Sistem politik yang dipakai yaitu apakah sistem demokrasi
atau nondemokrasi.
 Sistem pemerintahan yang dijalankan apakah sistem
presidensiil atau parlementer.
 Bentuk pemerintah yang dipilih apakah republik atau
kerajaan.
 Suatu negara yang dibentuk apakah sebagai negara
kesatuan atau negara serikat.
f. Unsur atau Gatra di Bidang Ekonomi
Ekonomi yang dijalankan oleh suatu negara merupakan
kekuatan nasional negara yang bersangkutan terlebih di era
global sekarang ini. Bidang ekonomi berperan langsung dalam
upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga negara.
Kemajuan pusat di bidang ekonomi tertentu saja menjadikan
negara yang bersangkutan tumbuh sebagai kesatuan dunia.
Contoh, Jepang dan Cina.
Setiap negara memiliki sistem ekonomi dalam rangka
mendukung kekuatan ekonomi bangsanya. Sistem ekonomi
secara garis besar dikelompokan menjadi dua macam yaitu
sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi sosialis. Suatu
negara dapat pula mengembangkan sistem ekonomi yang
dianggap sebagai cerminan dari nilai dan idiologi bangsa yang

17 | P a g e
bersangkutan. Contoh, bangsa Indonesia menyatakan sistem
ekonomi Pancasila yang bercorak kekeluargaan.
g. Unsur atau Gatra di Bidang Sosial Budaya
Unsur budaya di masyarakat juga menentukan kekuatan
nasional suatu negara. Hal-hal yang dialami sebuah bangsa yang
homogen tentu saja akan berbeda dengan yang  dihadapi
bangsa yang heterogen (plural) dari segi sosial budaya
nasyarakatnya. Contohnya, bangsa Indonesia yang heterogen
berbeda dengan bangsa Israel atau bangsa Jepang yang relatif
homogen.
Pengembangan integrasi nasional menjadi hal yang amat
penting sehingga dapat memperkuat kekuatan nasionalnya.
Integrasi bangsa dapat dilakukan dengan 2 (dua) strategi
kebijakan, yaitu “assimilationist policy” dan “bhinneka tunggal
ika policy” (Winarno, 2002). Strategi pertama dengan cara
penghapusan sifat-sifat cultural utama dari komunitas kecil yang
berbeda menjadi sebuah kebudayaan nasional. Strategi kedua
dengan cara penciptaan kesetiaan nasional tanpa
menghapuskan kebudayaan lokal, Tidak dapat ditentukan
strategi mana yang paling benar. Negara dapat pula melakukan
kombinasi dari keduanya. Kesalahan dalam strategi dapat
mengantarkan bangsa yang bersangkutan ke perpecahan
bahkan perang saudara. Misal, perpecahan etnis di Yugoslavia,
pertentangan antara suku Huttu dan Tutsi di Rwanda, perang
saudara antara bangsa Sinhala dan Tamil di Sri Lanka.
h. Unsur atau Gatra di bidang Pertahanan Keamanan
Pertahanan keamanan suatu negara merupakan unsur
pokok terutama dalam menghadapi ancaman militer negara lain.
Oleh karena itu, unsur utama pertahanan keamanan berada di
tangan tentara (militer). Pertahanan keamanan negara juga
merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara.
Negara dapat melibatkan rakyatnya dalam upaya
pertahanan negara sebagai bentuk dari hak dan kewajiban

18 | P a g e
warga negara dalam membela negara. Upaya melibatkan rakyat
menggunakan cara yang berbeda-beda sesuai dengan sistem
dan politik pertahanan yang dianut oleh negara. Politik
pertahanan negara disesuaikan dengan nilai filosofis bangsa,
kepentingan nasional dan konteks zamannya.
Ketahanan Nasional Indonesai dikelola berdasarkan unsur
Astagrata yang meliputi unsur-unsur (1) geografi, (2) kekayaan
alam, (3) kependudukan, (4) idiologi, (5) politik, (6) ekonomi, (7)
sosial budaya, dan (8) pertahanan keamana. Unsur (1) geografi,
(2) kekayaan alam, (3) kependudukan disebut Trigatra. Unsur
keamanan disebut Pancagatra.
            Kebutuhan Nasional adalah suatu pengertian holistik,
dimana terdapat saling hubungan antara gatra dalam
keseluruhan kehidupan nasional (Astagrata). Kualitas Pancasila
dalam kehidupan nasional Indonesai tersebut terintegrasi dan
dalam integrasinya dengan Trigrata. Keadaaan kedelapan unsur
tersebut mencerminkan kondisi Ketahanan Nasional Indonesia,
apabila ketahanan nasional kita kuat atau lemah. Kelemahan
disalahsatu gatra dapat mengakibatkan kelemahan di gatra lain
dan memengaruhi kondisi secara keseluruhan. Ketahanan
Nasional Indonesia bahkan merupakan suatu penjumlahan
ketahanan segenap gatranya, melainkan suatu hasil keterkaitan
yang integrative dari kondisi dinamik kehidupan bangsa di
seluruh aspek kehidupan.
2.7. PEMBELAAN NEGARA DAN MAKNA BELA NEGARA

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat


perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme
seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara
dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.

Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan


menghadapi serangan fisikatau agresi dari pihak yang mengancam
keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini

19 | P a g e
diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan
bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun
peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa
tersebut.

Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer.


Subyek dari konsep ini adalah tentaraatau perangkat pertahanan
negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai
akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara
(misalnya Israel, Iran) dan Singapura memberlakukan wajib militer
bagi warga yang memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk
alasan tertentu seperti gangguan fisik, mental atau keyakinan
keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer,
biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya,
kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang


dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar 1945 dalam
menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur
dengan undang-undang.

Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada


negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling
keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara. Unsur Dasar Bela Negara :

1. Cinta Tanah Air


2. Kesadaran Berbangsa & bernegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara

20 | P a g e
4. Rela berkorban untuk bangsa & negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara

Berdasarkan Pasal 27 dan 30 UUD 1945, masalah bela Negara


dan pertahanan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga
negara Republik Indonesia. Bela negara adalah upaya setiap warga
negara untuk mempertahankan republik Indonesia terhadap ancaman,
baik dari luar maupun dalam negeri.
Makna bela negara merupakan kewajiban sebagai warga
Negara. Membela negara Indonesiaadalah hak dan kewajiban dari
setiap warga negara Indonesia. Hal ini tercantum secara jelas dalam
Pasal 27 ayat 3 UUD 1945.
Konsep bela negara dapat diuraikan secara fisik maupun
nonfisik. Secara fisik yaitu dengan cara ”memanggil bedil”
menghadapi serangan atau agresi musuh. Secara nonfisik dapat
didefenisikan sebagai ”segala upaya untuk mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan
kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan
terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan
negara.
2.7. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG BELA NEGARA
Ketentuan atau landasan hukum mengenai bela negara secara
tersurat dapat kita ketahui dalam bagian pasal atau batang tubuh UUD
1945 yaitu sebagai berikut :
a.       Pasal 27 ayat (3)  UUD 1945 Perubahan kedua yang berbunyi
”Setiap warga negaraberhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”.
b.      Pasal 30 UUD 1945 Perubahan Kedua yang secara lengkap
sebagai berikut :
  Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
  Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara

21 | P a g e
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia,
sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
  Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas
mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara.
  Kepolisian Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
  Susunan dan kedudukan Tentara Naional Indonesia, Kepolisian
Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di
dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga
negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-
hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan
undang-undang.

 Keikutsertaan Warga Negara dalam Bela Negara


Keikutsertaan warga negara dalam upaya menghadapi ancaman
tentu saja dengan upaya bela negara.
a. Bela Negara secara Fisik
Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara, keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara
fisik dapat dilakukan dengan menjadi anggota Tentara Nasional
Indonesia dan Pelatihan Dasar Kemiliteran.
b. Bela Negara secara Nonfisik
Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 keikutsertaan warga
negara dalam bela negara secara nonfisik dapat
diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan dan
pengabdian sesuai dengan profesi.
Identifikasi Ancaman terhadap Bangsa dan Negara
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 1982, ancaman
mencakup ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, sedangkan

22 | P a g e
menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 digunakan satu istilah
yaitu ancaman.
2.8. INDONESIA DAN PERDAMAIAN DUNIA
1. Pengertian Perdamaian Dunia
Dalam studi perdamaian, perdamaian dipahami dalam dua
pengertian. Pertama, perdamaian adalah kondisi tidak adanya atau
berkurangnya segala jenis kekerasan. Kedua, perdamaian adalah
transformasi konflik kreatif non-kekerasan. Dari dua definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa perdamaian adalah apa yang kita miliki
ketika transformasi konflik yang kreatif berlangsung secara tanpa
kekerasan. Perdamaian selain merupakan sebuah keadaan, juga
merupakan suatu proses kreatif tanpa kekerasan yang dialami
dalam transformasi (fase perkembangan) suatu konflik. Umumnya
pemahaman tentang kekerasan hanya merujuk pada tindakan yang
dilakukan secara fisik dan mempunyai akibat secara langsung.
Batasan seperti ini terlalu minimalistis karena rujukannya berfokus
pada peniadaan atau perusakan fisik semata.
Kendati pun demikian, pengertian perdamaian tidak berhenti
di situ. Perdamaian bukan sekedar soal ketiadaan kekerasan atau
pun situasi yang anti kekerasan. Lebih jauh dari itu perdamaian
seharusnya mengandung pengertian keadilan dan kemajuan.
Perdamaian dunia tidak akan dicapai bila tingkat penyebaran
penyakit, ketidakadilan, kemiskinan dan keadaan putus harapan
tidak diminimalisir. Perdamaian bukan soal penggunaan metode
kreatif non-kekerasan terhadap setiap bentuk kekerasan, tapi
semestinya dapat menciptakan sebuah situasi yang seimbang dan
harmoni, yang tidak berat sebelah bagi pihak yang kuat tetapi
sama-sama sederajat dan seimbang bagi semua pihak. Jadi
perdamaian dunia merupakan tiadanya kekerasan, kesenjangan,
terjadinya konflik antar negara di seluruh dunia.

2. Mewujudkan Perdamaian Dunia

23 | P a g e
Ketika ada seseorang ataupun Negara yang lebih suka
menyerukan peperangan, mungkin saja hati nuraninya telah mati.
Sebab semua yang hati nuraninya masih berfungsi tentu akan
memilih perdamaian. Bukankah perdamaian itu tidak sulit dan lebih
memberikan harapan? Mengapa harus kita persulit? Sebenarnya
tidak sesulit yang kita bayangkan, andai saja semua orang dan
seluruh Negara di dunia ini mau bersama-sama “saling
bergandengan tangan” dan berkomitmen untuk terus menyerukan
dan mewujudkan perdamaian dunia.
Sudah saatnya kini kita hapuskan paradigma bahwa
mewujudkan sebuah perdamaian itu sulit. Paradigma bahwa
mewujudkan perdamaian itu sulit hanya akan terus membelenggu
fikiran kita dan menjadi batu sandungan yang menjegal segala
upaya perdamaian itu sendiri. Penulis terkadang merasa miris,
mengapa begitu mudahnya kita serukan konflik dan peperangan?
Sementara itu begitu sulit hanya untuk sebuah perdamaian yang
mana demi kehidupan bangsa juga seluruh Negara yang lebih baik.
Ini tentu menjadi PR untuk bangsa Indonesia khususnya dan seluruh
Negara di dunia yang masih bernurani tentunya.
Kita bersama harus yakin bahwa suatu saat nanti perdamaian
dunia akan benar-benar terwujudkan. Tentu yakin saja tidak cukup
dan tidak akan pernah mengubah keadaan. Harus ada upaya-upaya
nyata yang kita lakukan bersama Negara-negara di seluruh penjuru
dunia. Selama ini memang sering ada upaya-upaya diplomasi dan
pertemuan antar Negara guna menciptakan perdamaian dunia.
Pada akhirnya yang dihasilkan seperti biasa yaitu butir-butir
kesepakatan atau semacam perjanjian bersama yang selama ini
belum banyak mampu merubah keadaan.
Ada beberapa solusi atau upaya menurut Cipto Wardoyo yang
harus dilakukan demi mewujudkan perdamaian dunia, antara lain:
a. Melalui Pendekatan Cultural (Budaya)
Untuk mewujudkan perdamaian kita harus mengetahui
budaya tiap-tiap masyarakat ataupun sebuah Negara. Jika tidak

24 | P a g e
akan percuma saja segala upaya kita. Dengan mengetahui
budaya tiap-tiap masyarakat atau sebuah Negara maka kita bisa
memahami karakteristik dari masyarakat atau Negara tersebut.
Atas dasar budaya dan karakteristik masyarakat atau suatu
Negara, kita bisa mengambil langkah-langkah yang tepat dan
efektif dalam mewujudkan perdamaian disana. Pendekatan
budaya ini merupakan cara yang paling efektif dalam
mewujudkan perdamaian di masyarakat Indonesia serta dunia.
b. Melalui Pendekatan Sosial dan Ekonomi
Dalam hal ini pendekatan sosial dan ekonomi yang
dimaksudkan terkait masalah kesejahteraan dan faktor-faktor
sosial di masyarakat yang turut berpengaruh terhadap upaya
perwujudan perdamaian dunia. Ketika masyarakatnya kurang
sejahtera tentu saja lebih rawan konflik dan kekerasan di
dalamnya. Masyarakat atau Negara yang kurang sejahtera
biasanya akan “tidak perduli” atas isu dan seruan perdamaian.
“Jangankan memikirkan perdamaian dunia, buat makan untuk
hidup sehari-hari saja sangat susah”, begitu fikir mereka yang
kurang sejahtera. Maka untuk mendukung upaya perwujudan
perdamaian dunia yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah
meningkatkan pemerataan kesejahteraan seluruh masyarakat
dan Negara di dunia ini.
c. Melalui Pendekatan Politik
Melalui pendekatan budaya dan sosial ekonomi saja belum
cukup efektif untuk mewujudkan perdamaian dunia. Perlu
adanya campur tangan politik, dalam artian ada agenda politik
yang menekankan dan menyerukan terwujudnya perdamaian
dunia. Terlebih lagi bagi Negara-negara maju dan adidaya yang
memiliki power atau pengaruh dimata dunia. Negara-negara
maju pada saat-saat tertentu harus berani menggunakan power-
nya untuk “melakukan sedikit penekanan” pada Negara-negara
yang saling berkonflik agar bersedia berdamai kembali. Bukan

25 | P a g e
justru membuat situasi semakin panas, dengan niatan agar
persenjataan mereka terus dibeli.

d. Melalui Pendekatan Religius (Agama)


Pada hakikatnya seluruh umat beragama di dunia ini pasti
menginginkan adanya perdamaian. Sebab saya kira tidak ada
agama yang mengajarkan kejahatan, kekerasan ataupun
peperangan. Semua Negara mengajarkan kebaikan, yang
diantaranaya kepedulian dan perdamaian. Maka dari itu setiap
kita yang mengaku beragama dan ber-Tuhan tentu harus
memiliki kepedulian dalam turut serta mewujudkan perdamaian
di masyarakat maupun di kancah dunia. Para tokoh agama yang
dianggap memiliki karisma dan pengaruh besar di masyarakat
harus ikut serta aktif menyerukan perdamaian.
Di lingkungan masyarakat sekarang ini banyak kita telah
menemukan masalah-masalah yang terjadi dan sering
menimbulkan masalah di tengah tengah masyarakat yang
kurang memahami satu dengan yang lainnya. Sebaiknya agar
terjadi perdamaian dunia adalah kesadaran dari diri sendiri dan
pemikiran, perbuatan yang tidak semena-mena agar tidak terjadi
kesalahpahaman dan konflik atau keributan di tengah
masyarakat.
Kita harus memiliki suatu tujuan yang sama dengan orang
lain untuk bersatu dan berjuang demi mewujudkan perdamaian
dunia. Kita juga harus saling mengalah, tidak egois dan selalu
menghargai orang lain. Jika kita hanya berpikir untuk
kepentingan kita sendiri tanpa memikirkan dampaknya terhadap
orang lain, kebersamaan pun tentu tidak akan terbentuk dengan
baik. Dari kebersamaan tersebut, akan menjadi awal mula bisa
terbentuknya perdamaian. Setelah terbentuknya kebersamaan
juga diiperlukan kesadaran. Maksud dari kesadaran itu adalah

26 | P a g e
kita dituntut untuk sadar terhadap situasi sekitar kita. Contohnya
dengan :
 Sadar dibentuknya peraturan, kita patut dan wajib mematuhi
peraturan.
 Sadar terhadap kekurangan dan kelebihan orang lain.
 Sadar bahwa kita memiliki perbedaan dengan orang lain
seperti suku, adat-istiadat, agama, ras, dan status sosial.
 Sadar untuk mengendalikan diri dan menempatkan diri
Jadi dengan semua cara itu, kita dituntut untuk menjalin
hubungan sesama dengan baik, sehingga perdamaian dunia
akan cepat terwujud.
3. Partisipasi Indonesia bagi Perdamaian Dunia
Tidak hanya lembaga yang membantu dalam perwujudan
perdamaian dunia antara lain ASEAN, EEC, BENELUX, APEC, IBRD,
IMF, UNDP, IDA dan masih banyak yang lainnya, Indonesia juga
peran serta Indonesia dalam operasi pemeliharaan perdamaian
merupakan amanat Pembukaan UUD 1945, yaitu dalam rangka
mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Disisi lain, konstelasi
perubahan dunia akan selalu berpengaruh terhadap kelangsungan
bangsa negara Indonesia. Dunia yang aman dan damai tentu saja
menjadi harapan semua umat manusia termasuk bangsa Indonesia.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang termasuk lima besar
dunia, sudah sepantasnya bangsa Indonesia turut memberikan
kontribusi nyata bagi perdamaian dunia. Peran serta Indonesia
dalam kancah pemeliharaan perdamaian dunia memang sudah
bukan hal yang baru. Sesuai amanat konstitusi, sejak dekade awal
kemerdekaan, Indonesia sudah mengirimkan personelnya untuk
terlibat aktif melaksanakan ketertiban dunia melalui berbagai misi
perdamaian dibawah bendera Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Keseriusan Indonesia untuk terlibat dalam misi perdamaian dunia
telah mengalami transformasi yang signifikan seiring dengan
perkembangan lingkungan strategis serta komitmen bangsa untuk

27 | P a g e
lebih proaktif dalam menyikapi konflik yang terjadi. Kiprah dan
profesionalitas para pejuang perdamaian baik yang tergabung
dalam Kontingen Garuda maupun civilian experts telah menjadi
bukti nyata bahwa bangsa Indonesia telah mendapatkan
kepercayaan dalam mengemban misi mulia tersebut. Dengan tidak
mengurangi apresiasi yang tinggi terhadap civilian experts
Indonesia yang saat ini bertugas di misi PBB, tulisan ini hanya
memberikan gambaran tentang kiprah TNI dalam keterlibatan dan
dedikasinya memelihara perdamaian dunia, serta roadmap menuju
peacekeeper kelas dunia.
Harapan untuk hidup damai tampaknya masih menjadi impian
yang sulit bagi sebagian bangsa di berbagai kawasan. Berakhirnya
Perang Dunia II dan perang dingin yang ditandai pembubaran Uni
Sovyet tahun 1991, ternyata tidak membuat dunia bebas dari
konflik bersenjata. Perang besar antara kedua negara raksasa – AS
dengan US – memang tidak terjadi, namun perang kecil dan konflik
justru berkecamuk dimana-mana. Di wilayah Balkan, Baltik dan
bekas Uni Sovyet, Afrika, Timur Tengah, perang dan berbagai jenis
konflik lain terus berkecamuk.
Berdasarkan hal diatas, maka perdamaian menjadi impian
sekaligus upaya yang serius diharapkan oleh banyak negara. Oleh
karena itulah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), sebagai organisasi
internasional terbesar saat ini memiliki alat kelengkapan yang
dinamakan Dewan Keamanan. Dewan Keamanan PBB adalah badan
terkuat di PBB. Tugasnya adalah menjaga perdamaian dan
keamanan antar negara.
Untuk menjaga perdamaian dikawasan konflik, PBB
membentuk pasukan perdamaian dalam rangka Operasi
Pemeliharaan Perdamaian (OPP). Beberapa contoh pasukan
perdamaian tersebut, sebagai berikut :
a. ICCS (International Commission For Control and Supervision),
yaitu pasukan perdamaian PBB untuk perdamaian Vietnam
Selatan.

28 | P a g e
b. UNDOF (United Nations Disengagement Observer Force), yaitu
pasukan perdamaian PBB sebagai pengawas pertikaian senjata.
c. UNEF (United Nations Emergency Force), yaitu pasukan
perdamaian PBB untuk Timur Tengah, Korea Utara, dan Korsel.
d. UNFICYP (United Nations Peace Keeping Force in Cyprus), yaitu
pasukan perdamaian PBB untuk perdamaian di Cyprus.
e. UNMOGIP (United Nations Military Observer Group in India and
Pakistan), yaitu pasukan perdamaian PBB untuk perdamaian
India dan Pakistan.
f. UNOC (United Nastions Operations for Congo), yaitu pasukan
perdamaian PBB untuk Kongo.
g. UNTSO (United Nations Truce Supervision Organization In
Palestine), yaitu pasukan perdamaian PBB untuk Palestina.
h. UNCRO (United Nations Confidence Restorations Operation),
yaitu pasukan perdamaian PBB di Kroasia.
i. UNPROFOR (United Nations Protection Forces), yaitu pasukan
perdamaian PBB di Bosnia Herzegovina.
j. UNPREDEF (United Preventive Deployment Force), yaitu pasukan
perdamaian PBB di FYROM (Macedonia).
k. UNMIL (United Nations Mission in Liberia), yaitu pasukan
perdamaian PBB di Liberia.

Peran aktif Indonesia di dunia Internasional dalam upaya


pemeliharaan perdamaian dunia dilaksanakan berdasarkan pada
kebijakan politik, bantuan kemanusiaan maupun peranannya baik
dalam bentuk sebagai pengamat militer, staf militer atau Kontingen
Satgas operasi pemeliharaan perdamaian sebagai duta bangsa di
bawah bendera PBB. Keikutsertaan Indonesia dalam upaya
perdamaian dunia adalah dengan menjadi anggota pasukan
perdamaian. Keikutsertaan Indonesia dalam operasi pemeliharaan
perdamaian sudah dimulai sejak tahun 1957. Pasukan perdamaian
dari Indonesia dikenal dengan nama Kontigen Garuda atau Konga.
Sejak tahun 1967 sampai saat ini Garuda Indonesia telah

29 | P a g e
diterjunkan keberbagai kawasan konflik bergabung dengan pasukan
perdamaian PBB.
Kontigen Garuda 1 diterjunkan ke Mesir pada tanggal 8 Januari
1957. Adapun samapai sekarang ini Kontigen Garuda XIIA terakhir
kali diterjunkan ke Libanon sebagai bagian dari UNFIL ( Pasukan
Perdamaian PBB di Libanon ) pada September 2006.
Selain keikutsertaan melalui Kontingen Garuda dalam operasi
pemeliharaan PBB, Indonesia tercatat sebagai anggota tidak tetap
Dewan Keamanan PBB. Sampai saat ini, Indonesia sudah 3 (tiga) kali
menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu :
a. Keanggotaan Pertama Periode 1973 – 1974.
b. Keanggotaan Kedua Periode 1995 – 1996.
c. Keanggotaan Ketiga Periode 2007 – 2008.
Dukungan yang luas terhadap keanggotaan Indonesia di
Dewan Keamanan ini merupakan cerminan pengakuan masyarakat
internasional terhadap peran dan sumbangan Indonesia selama ini
dalam upaya menciptakan keamanan dan perdamaian baik pada
tingkat kawasan maupun global. Peran dan kontribusi Indonesia
tersebut mencakup antara lain keterlibatan pasukan Indonesia di
berbagai misi penjagaan perdamaian PBB sejak tahun 1957, upaya
perdamaian di kawasan seperti Kamboja dan Filipina Selatan, dalam
konteks ASEAN ikut serta menciptakan tatanan kawasan dibidang
perdamaian dan keamanan, serta peran aktif diberbagai forum
pembahasan isu perlucutan senjata dan non-proliferi nuklir.
Dengan terpilih menjadi anggota, berarti Indonesia akan
mengemban kepercayaan masyarakat internasional untuk
berpatisipasi menjadi Dewan Keamanan sebagai badan yang efektif
untuk menghadapi tantangan – tantangan global dibidang
perdamaian dan keamanan saat ini.
Keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan merupakan
wujud dari upaya dibidang diplomasi untuk melaksanakan amanat
Pembukaan UUD 1945 Alenia IV, yang memandatkan Indonesia
untuk turut serta secara aktif dalam upaya menciptakan ketertiban

30 | P a g e
dunia yang berdasarkan kebebasan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Dalam pembentukan ketahanan nasional di suatu bangsa diperlukan geostrategi
sebelumnya agar terwujudnya tujuan nasional. Dan pengertian geostrategi itu sendiri
adalah salah satu cara atau pendekatan dalam memanfaatkan kondisi lingkungan untuk
mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrataegi Indonesia
dirumuskan dalam wujud Konsepsi ”Ketahanan Nasional”. Konsepsi ketahanan nasional
Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang serasi dalam seluruh aspek
kehidupan secara utuh dan menyeluruh berlandaskan Pancasila, dan UUD 1945.
Kemudian rumusan mengenai konsepsi ketahanan nasional dalam GBHN adanya
tiga wujud ketahanan nasional, yaitu :
1. Ketahanan nasional sebagai metode pendekatan sebagaimana tercermin dari
rumusan pertama.
2. Ketahanan nasional sebagai kondisi sebagaimana tercermin dari rumusan kedua.
3. Ketahanan nasional sebagai doktrin dasar nasional sebagaimana tercermin dari
rumusan ketiga.

Unsur, elemen atau factor yang mempengaruhi kekuatan/ketahanan nasional


suatu Negara terdiri atas beberapa aspek. Para ahli memberikan pendapatnya mengenai
unsur-unsur kekuatan nasional suatu Negara, seperti :
1. Unsur kekuatan nasional menurut Hans J. Morgenthou terbagi menjadi dua factor,
yaitu factor tetap dan factor berubah.
2. Unsur kekuatan nasional menurut James Lee Ray terbagi menjadi dua factor, yaitu
tangible factors dan intangible factors.
3. Unsur kekuatan nasional menurut Palmer dan Perkins.

31 | P a g e
4. Unsur kekuatan nasional menurut Parakhas Chandra terbagi menjadi tiga, yaitu
alamiah, social, dan lain-lain.
5. Unsur kekuatan nasional menurut Alfred T. Mahan.
6. Unsur kekuatan nasional menurut Cline.
7. Unsur kekuatan nasional menurut model Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu
Trigatra dan Pancagatra.

Unsur-Unsur demikian dianggap mempengaruhi Negara dalam mengembangkan


kekuatan nasionalnya untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara yang
bersangkutan.
Dan dalam ketahanan nasional suatu Negara terdapat suatu hubungan dengan
pembelaan Negara. Kegiatan pembelaan Negara pada dasarnya merupakan usaha dari
warga Negara untuk mewujudkan ketahanan nasional. Dan ini di wajibkan pada warga
Negara sesuai dengan yang tercantum dalam pasal 27 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi
“Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”.
Tak hanya masalah itu, Indonesia pun ikut peran aktif di dunia Internasional
dalam upaya pemeliharaan perdamaian dunia dilaksanakan berdasarkan pada kebijakan
politik, bantuan kemanusiaan maupun peranannya baik dalam bentuk sebagai pengamat
militer, staf militer atau Kontingen Satgas operasi pemeliharaan perdamaian sebagai duta
bangsa di bawah bendera PBB. Keikutsertaan Indonesia dalam upaya perdamaian dunia
adalah dengan menjadi anggota pasukan perdamaian sudah dimulai sejak tahun 1957.
Pasukan perdamaian dari Indonesia dikenal dengan nama Kontigen Garuda atau Konga.
Sejak tahun 1967 sampai saat ini Garuda Indonesia telah diterjunkan keberbagai kawasan
konflik bergabung dengan pasukan perdamaian PBB.
Dukungan yang luas terhadap keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan ini
merupakan cerminan pengakuan masyarakat internasional terhadap peran dan
sumbangan Indonesia selama ini dalam upaya menciptakan keamanan dan perdamaian
baik pada tingkat kawasan maupun global. Peran dan kontribusi Indonesia tersebut
mencakup antara lain keterlibatan pasukan Indonesia di berbagai misi penjagaan
perdamaian PBB sejak tahun 1957, upaya perdamaian di kawasan seperti Kamboja dan
Filipina Selatan, dalam konteks ASEAN ikut serta menciptakan tatanan kawasan
dibidang perdamaian dan keamanan, serta peran aktif diberbagai forum pembahasan isu
perlucutan senjata dan non-proliferi nuklir.

32 | P a g e
3.2 SARAN
Indonesia merupakan Negara yang kompleks, kaya akan sumber daya alam dimana
sangat banyak sekali kelompok yang berusaha merebutnya. Sebabnya kita sebagai
pemuda haruslah ikut aktif dalam menjaga keutuhan Indonesia, dengan mengetahui dan
memahami teori dari Ketahanan Nasional yang selanjutnya akan dipakai untuk
memperjuangkan dan mempertahankan kesatuan Indonesia. Jangan smudah menerina
ideologi dari negara asing yang malah membawa kita menjauh dari ideologi sendiri dan
berdampak pada melemahnya Ketahanan Nasional, dengan semangat pejuang yang kita
warisi penulis berharap para pemuda dapat membantu dan mempelopori terbentuknya
Ketahanan Nasional yang baik dan membawa serta menjaga kesatuan dan kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan cita- cita bangsa.

33 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Sumarsono. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia.


Winarno. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Sinar Grafika.
Zubaidi,H,Achmad, dkk.2002.Pendidikan Kewarganegaraan.
Yogyakarta:Paradigma.
Ramlam Surbakti.1999.Memahami Ilmu Politik.Jakarta:Grasindo.
http://palasnetwork.blogspot.com/2010/12/ketahanan-nasional-sebagai-
geostrategi.html
http://guildanjing.wordpress.com/2013/06/10/ketahanan-nasional-sebagai-
geostrategi-indonesia/
http://udhermansyah.blogspot.com/2013/06/makalah-ketahanan-nasional-
sebagai.html

34 | P a g e
35 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai