Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS BUTIR SOAL

( ANABUT )
Ada 2 ( dua ) macam analisis butir soal, yaitu :

1. Analisis Rasional : yaitu analisis terhadap butir-


butir soal yang hanya mendasarkan pada
pertimbangan rasio dan tanpa uji coba.
Pada Analisis Rasional ini yang dipakai
acuan untuk menentukan baik tidaknya
suatu soal adalah tingkat kesesuaian soal
dengan Kompetensi Dasar (KD) pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ),
juga kesesuaian dengan kaidah-2 penulisan
( materi, konstruksi dan bahasa )
Soal yang baik secara rasional yaitu
jika isi soal selaras ( sesuai ) dengan
KD / Tujuan Pembelajaran / Indikator
Pencapaian Kompetensi atau relevan
dengan RPP, dan memenuhi kaidah-2
bahasa (PUEBI ).
2. Analisis Empiris : yaitu analisis terhadap butir soal
dengan berdasarkan ukuran-ukuran statistik hasil
uji coba terhadap soal yang bersangkutan.

Pada analisis ini, soal terlebih dahulu perlu diuji-


cobakan.
Kebaikan soal diukur dengan tolok ukur :
a. Tingkat Kesukaran ( TK ) butir soal
b. Daya Pembeda ( DP ) butir soal
c. Khusus soal tes pilihan ganda : juga perlu
memperhatikan Efektifitas Distraktor.
Berikut ini adalah penjelasan singkat setiap tolok
ukur pada analisis empiris tersebut :

a. Tingkat Kesukaran : Angka yang menunjukkan


mudah sukarnya sebuah soal

Kriteria Sukar jika TK < 0,30


Sedang jika TK = 0,30 – 0,70
Mudah jika TK > 0,70
Tingkat Kesukaran Tes Essai :

Dihitung berdasarkan proporsi / prosentase


peserta tes ( testi ) yang menjawab benar.

Rumus : TK = B / N

B = jumlah peserta tes yang menjawab benar


N = jumlah seluruh peserta tes
Tingkat Kesukaran Tes Obyektif :

Dihitung dengan rumus :


Bu + Ba
TK =
Nu + Na
Bu = jumlah kelompok atas ( upper level ) yang benar
Ba = jumlah testi pada kelompok bawah ( lower level ) yang benar
Nu = Na = jumlah testi pada kelompok atas / bawah
Biasanya diambil : Nu = Na = 27 % x N
( N = jumlah seluruh testi )
b. Daya Pembeda ( DP ):

Yaitu kemampuan soal untuk membedakan testi yang


pandai, sedang dan bodoh ( jika memang kemampuan
sebenarnya berbeda ).
Daya Pembeda ( DP ) Soal Tes Essai :

Xu – Xa
Rumus t =
 ( Su2 / Nu+ Sa2/Na )

Xu = rata-rata kelompok unggul (atas)


Xa = rata-rata kelompok asor (bawah)
Su = simpang baku skor kelompok unggul (atas)
Sa = simpang baku kelompok asor (bawah)
Adapun harga S dihitung dengan

(X)2
S = X2 –
n
( n–1)
Kriteria :

Jika : t hitung > t tabel


berarti daya beda soal
signifikan
Daya Pembeda ( DP ) Soal Tes Obyektif :

Bu – Ba
Rumus DP =
½ ( Nu+ Na )

Bu = Jumlah benar kelompok unggul / atas


Ba = Jumlah benar kelompok asor / bawah
Nu = banyaknya anggota kelompok unggul / atas
Na = banyaknya anggota kelompok asor / bawah
Kriteria Harga Daya Pembeda ( DP ) :

DP = 0,70 – 1,00  Baik Sekali


DP = 0,40 – 0,69  Baik
DP = 0,20 – 0,39  Cukup
DP = 0,00 – 0,19  Jelek
DP <0  Sangat Jelek
Efektifitas Distraktor ( Pengecoh )
( Khusus Untuk Soal Obyektif Pilihan Ganda )

Distraktor yang baik mempunyai ciri:


1. Mirip dengan kunci jawab.
2. Dipilih oleh minimal 5 % testi ( peserta tes ).
3. Pemilih kelompok bawah lebih banyak
dibanding pemilih kelompok atas
4. Tersebar merata / kunci merata ( seimbang )
Tugas : Analisis Butir Soal

Buatlah analisis rasional soal Pilihan Ganda yang


dibuat teman saudara (silahkan berpasangan saling
mengirim arsip/hasil Tugas sebelumnya)
Analisis meliputi :
1. Kejelasan perintah mengerjakan
2. Kesesuaian bentuk soal
3. Kesesuaian dengan kaidah penulisan secara umum.
4. Kesesuaian jenjang Intelektualnya ( C1 sd. C6 )
• Tulis Nama Penyusun Soal dan nama yang Menganalisis
( di halaman depan /sampul )

Anda mungkin juga menyukai