E-ISSN.2615-7802
Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia
_____________________________________________________
ABSTRAK
@ 2018 IDGAI
106
KASUS
hilangnya informasi spasial dalam tiga dimensi. untuk konsultasi ortodontik. Keadaan umum pasien
Hubungan antara gigi dengan struktur anatomis normal, dapat berkomunikasi dengan baik dan
sekitar tidak dapat dinilai dengan akurat sehingga dalam keadaan sehat. Riwayat kehamilan ibu
membatasi diagnosis. Saat ini telah berkembang normal, pasien lahir cukup bulan, konsumsi ASI
teknologi untuk mendapatkan gambaran tiga sampai usia 2 tahun. Riwayat medik pasien tidak
dimensi (3D) dari struktur oral dan maksilofasial ada alergi, tidak pernah sakit berat atau dirawat di
menggunakan cone-beam computed tomography rumah sakit. Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk.
(CBCT). Gambaran 3D ini menyediakan detil lebih Kebiasaan menyikat gigi dimulai sejak usia 1 tahun
baik mengenai struktur anatomis, kondisi patologis, dengan waktu menyikat gigi pagi sebelum sarapan
anomali perkembangan serta injuri trauma.6,7,8 dan malam sebelum tidur. Perawatan terakhir yang
CBCT berdasarkan pada sinar-X berbentuk diterima oleh pasien adalah pembersihan karang
kerucut yang berpusat pada detektor 2D, sinar gigi kurang lebih 3 bulan yang lalu. Sikap anak
akan melakukan satu putaran di sekitar objek selama pemeriksaan subyektif sangat kooperatif.
menghasilkan kumpulan gambar 2D. Kumpulan Pemeriksaan ekstra oral tidak ada asimetri
gambar 2D tersebut kemudian direkonstruksi wajah, pemeriksaan kelenjar getah bening kanan
menjadi data 3D yang kemudian direkonstruksi dan kiri teraba, lunak dan tidak sakit. Pemeriksaan
dalam orientasi orthogonal untuk memungkinkan intra oral terdapat hiperemi gingiva regio 16, 26, 31,
penglihatan gambar pada bidang aksial, sagital dan 32, 41, 42; torus palatinus berbentuk oval ukuran 7
koronal.6,7,9 Kelebihan teknologi CBCT 3D meliputi x 2 cm; frenulum labialis atas, labialis bawah dan
hasil yang lebih detil dan akurat dalam menampilkan lingualis rendah; serta terdapat gigi supernumerari
struktur jaringan tulang karena resolusi dan kontras (paramolar) di regio 16. Hubungan molar satu
yang tinggi, mencegah terjadinya superimposisi, permanen kelas I kanan dan kiri, susunan gigi
mampu memberikan data dalam merencanakan berjejal di anterior atas dan bawah, terdapat gigitan
operasi sebelum perawatan implan secara efektif. silang di regio 25 dan 35. Status kebersihan mulut
Aplikasi klinis CBCT di bidang kedokteran gigi pasien saat datang adalah sedang (plak indeks
kian meningkat, yang paling banyak adalah di 1,5). Pemeriksaan status gigi geligi didapatkan
bidang bedah mulut, fraktur tulang rahang, anomali malposisi pada gigi 15, 22, 25, 31, 32, 33, 41, 42,
atau neoplasma kraniofasial, implant dan bedah 43; karies email di gigi 14; pit dan fisur yang dalam
endodontik. Selain itu CBCT dapat digunakan pada gigi 36, 46; serta gigi supernumerari di regio
di bidang kedokteran gigi anak untuk kasus 16 (Gambar 1).
khusus seperti dalam menentukan posisi gigi Berdasarkan hasil radiograf panoramik, gigi
supernumerari dan odontoma.2,7,10 supernumerari di regio 16 tidak terlihat jelas dan
Gambaran CBCT dapat digunakan untuk tumpang tindih dengan gigi yang berdekatan
menentukan letak gigi supernumerari secara detil (Gambar 2). Selain itu terlihat massa radiopak di
sehingga didapatkan diagnosis serta rencana regio 18 tepatnya di area oklusal mesial gigi 18.
perawatan yang akurat dan intervensi bedah yang Pasien dirujuk untuk melakukan pemeriksaan
tidak invasif.7 Pada makalah ini akan dibahas radiograf dengan CBCT agar didapatkan gambaran
laporan kasus mengenai penggunaan CBCT untuk yang lebih detil mengenai gigi supernumerari
diagnosis dan penatalaksanaan gigi supernumerari tersebut dan massa radiopak di regio 18 (Gambar
pada pasien usia 14 tahun. 3). terlihat dua massa hiperdensitas di sekitar gigi 17
Berdasarkan interpretasi CBCT, terlihat massa
KASUS hiperdensitas berbentuk menyerupai gigi dan
berbatas folikel benih gigi. Terlihat hiperdensitas
Pasien perempuan usia 14 tahun 6 bulan datang menyerupai email, dentin dan kamar pulpa. Massa
ke klinik IKGA RSKGM FKG UI diantar oleh ibunya tersebut dikelilingi oleh kapsul hipodensitas dibatasi
Gambar 3. Gambaran CBCT panorama dan 3D, terlihat dua massa hiperdensitas di sekitar gigi 17
masih terbuka (Gambar 5a). Dari potongan aksial supernumerari secara lebih detil serta memahami
dapat disimpulkan bahwa gigi supernumerari tidak orientasi spasial 3D pada gigi dan akar, sehingga
mengganggu gigi tetangga ataupun struktur sekitar dapat mencegah kemungkinan komplikasi serta
sehingga tidak akan menimbulkan komplikasi pada eliminasi gejala dengan pemilihan ekstraksi
saat prosedur ekstraksi (Gambar 5c). sebagai perawatan.1,8,11
Letak gigi supernumerari di antara 16 dan 17
PENATALAKSANAAN KASUS dapat mengakibatkan akumulasi plak di regio
tersebut sehingga meningkatkan risiko karies, oleh
Rencana perawatan berupa DHE dan oral karena itu dilakukan ekstraksi untuk mencegah
profilaksis, restorasi preventif pada gigi 14, pit sekuel patologis yang mungkin terjadi.2,12 Rencana
dan fissure sealant pada gigi 36 dan 46, ekstraksi perawatan untuk odontoma adalah observasi
gigi supernumerari, aplikasi fluoride topikal, dan secara berkala setiap 1 tahun secara klinis dan
kuratif ortodontik. Ektraksi gigi supernumerari radiografis, untuk mengevaluasi posisi odontoma
dilakukan secara lokal (Gambar 6). Kuretase dan gigi 18. Pengambilan odontoma dan gigi
jaringan dilakukan untuk memastikan tidak ada 18 dalam waktu bersamaan direkomendasikan,
folikel gigi yang tertinggal, kemudian soket diirigasi namun prosedur belum dilakukan karena gigi 18
dengan larutan Betadine. Odontoma dan gigi 18 masih berupa benih gigi dan posisinya masih
diobservasi berkala. sangat tinggi. Jika ingin dilakukan pengambilan
odontoma, direkomendasikan untuk dilakukan
PEMBAHASAN pengambilan secara bedah umum karena
membutuhkan eksplorasi di regio tersebut yang
Radiograf panoramik pada kasus ini tidak dapat tidak memungkinkan dilakukan secara lokal.
memperlihatkan secara detil gigi supernumerari Impaksi yang lebih dalam memerlukan sejumlah
di regio 16 dan massa radiopak di regio 18 yang besar pembuangan tulang untuk mengeluarkan
menghalangi jalur erupsi gigi 18. Radiograf molar tiga, dan dapat menyebabkan kerusakan
periapikal dan oklusal tidak memungkinkan pada dinding sinus selama prosedur operasi.13
digunakan untuk mendiagnosis massa tersebut Perkiraan observasi dilakukan hingga gigi 18 telah
karena posisinya sangat posterior. Kebutuhan mencapai pembentukan akar yang sempurna, yaitu
informasi penting anatomi tiga dimensi terhadap gigi sekitar usia 18-25 tahun.14
dan struktur yang berdekatan sangat diperlukan,
dan bahkan dengan teknik paralel yang paling baik KESIMPULAN
pun distorsi dan superimposisi dari struktur gigi
pada foto periapikal tidak dapat dihindari sehingga Teknik radiograf 2D menyediakan informasi penting
terkadang sulit untuk menegakkan diagnosis yang untuk keperluan praktik sehari-hari, namun apabila
tepat. Untuk mengatasi kekurangan radiografis ditemukan kesulitan dalam menegakkan diagnosis
2D, dapat dilakukan radiografis 3D menggunakan dan rencana perawatan, teknik 3D terkini dapat
CBCT.1,2,7,11shape, and three-dimensional (3D digunakan untuk menyediakan informasi yang
Sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa diinginkan. Teknik CBCT dapat diaplikasikan pada
CBCT dapat digunakan untuk melihat kondisi bidang kedokteran gigi anak untuk kasus khusus
patologis yang tidak dapat dievaluasi melalui seperti menentukan posisi serta morfologi gigi
radiograf 2D. Hasil 3D dari CBCT menyediakan supernumerari dan compound odontoma. Evaluasi
informasi dari tiga bidang (sagital, koronal dan lebih mendetil akan membantu menentukan
aksial). Hal tersebut memungkinkan evaluasi gigi rencana perawatan yang akurat.