Anda di halaman 1dari 1

Psikologi Pendidikan

Kontra :

Beberapa sekolah menerapkan pengelompokan siswa berdasarkan pola kelas reguler, unggulan dan
akselerasi. Namun menurut saya pola kelas seperti itu kurang cocok di terapkan di dalam pendidikan di
Indonesia. Pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan akademik menjadi kelas superbaik, amat
baik, baik, sedang, kurang, sampai ke kelas sangat kurang menurut saya adalah tindakan yang
mendeskriminasi apalagi pengelompokan itu disertai program promosi dan degradasi. Siswa yang tidak
mampu mempertahankan prestasi akademiknya bisa digusur dari kelas superbaik ke kelas sedang.
Bahkan mungkin bisa meluncur ke kelas paling bawah.

Di sisi lain, siswa yang masuk dalam kategori kelas superbaik memiliki kecenderungan arogan, dan lebih
eksklusif. Dengan kata lain, pengelompokan siswa lebih banyak dampak negatifnya dari pada
manfaatnya. Sedangkan siswa yang sangat kurang akan memiliki ketidakpercayaan diri untuk tampil.
Karena merasa kurang baik, bodoh, dan putus asa.

Jika program itu terus dipertahankan maka pendidikan di Indonesia tidak mencerminkan kehidupan
masyarakat yang bercorak kesetaraan.

Anda mungkin juga menyukai