Bab Ii Tinjauan Pustaka: Universitas Sumatera Utara
Bab Ii Tinjauan Pustaka: Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran, yang merupakan ester dari gliserol
dan asam lemak rantai panjang. Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum
trigliseridanya dan hanya berbeda dalam bentuk (wujud). Disebut minyak jika berbentuk padat
pada suhu kamar. Minyak dan lemak tidak larut dalam air dingin dan sedikit larut dalam alkohol,
terutama minyak dengan berat molekul rendah, kecuali minyak jarak. Minyak dan lemak dapat
larut sempurna dalam ester, hidrokarbon, benzene, karbon disulfide, dan pelarut-pelarut halogen.
Kelarutan minyak dan lemak dalam suatu pelarut ditentukan oleh sifat polaritas asam lemaknya.
Asam lemak yang bersifat polar cenderung larut dalam pelarut polar, sedangkan asam lemak
nonpolar larut dalam pelarut nonpolar. Daya kelarutan asam lemak biasanya lebih tinggi dari
komponen gliseridanya, dan dapat larut dalam pelarut organik yang bersifat polar dan nonpolar.
Semakin panjang rantai karbon maka minyak dan lemak tersebut semakin sukar larut. Minyak
dan lemak yang tidak jenuh lebih mudah larut dalam pelarut organik dari pada asam lemak jenuh
Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat, yang menghasilkan 9 kalori
untuk tiap gram, yaitu 21/2 kali besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam
Sebagai simpanan lemak, lemak merupakan cadangan energi tubuh paling besar.
Simpanan ini berasal dari konsumsi berlebihan salah satu atau kombinasi zat-zat energi:
karbohidrat, lemak, dan protein. Lemak tubuh pada umumnya disimpan sebagai berikut: 50%
dijaringan bawah kulit (subkutan), 45% di sekeliling organ dalam rongga perut, dan 5% di
jaringan intramuskular.
Lemak merupakan sumber asam lemak esensial, asam linoleat dan linolenat.
Lemak mengandung vitamin yang larut dalam lemak tertentu. Lemak susu dan minyak
ikan laut tertentu mengandung vitamin A dan D dalam jumlah berarti. Hampir semua minyak
nabati merupakan sumber vitamin E. Minyak kelapa sawit mengandung banyak karotenoid
(provitamin A). Lemak membantu transportasi dan absorbsi vitamin larut lemak yaitu A, D, E,
dan K.
Lemak menghemat penggunaan protein untuk sintesis protein, sehingga protein tidak
sehingga lemak memberi rasa kenyang lebih lama. Disamping itu lemak memberi tekstur yang
Lapisan lemak di bawah kulit mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan panas tubuh
secara cepat, dengan demikian lemak berfungsi juga dalam memelihara suhu tubuh.
Lapisan lemak yang menyelubungi organ-organ tubuh, seperti jantung, hati, dan ginjal
Lemak dan minyak yang dapat di makan (edible fat), dihasilkan oleh alam, yang dapat
bersumber dari bahan nabati atau hewani. Dalam tanaman atau hewan, minyak tersebut berfungsi
Sumber lemak dan minyak dapat dibagi dalam dua kelompok besar berikut ini:
a. Biji-bijian palawija: minyak jagung, biji kapas, kacang, wijen, minyak lobak, kedelai, dan
bunga matahari.
b. Daging hewan peliharaan: lemak sapi dan turunanya oleostearin, oleo oil
c. Hasil laut: minyak ikan sarden, menhaden dan sejenisnya, serta minyak ikan paus.
2) Kadar asam lemak tidak jenuh dalam lemak hewani lebih kecil dari lemak
nabati,
3) Lemak hewani mempunyai bilangan Reichert Missl lebih besar serta bilangan Polenske lebih
Dari berbagai jenis lemak dan minyak yang terpenting diantaranya adalah minyak
Minyak goreng adalah lemak yang biasa digunakan untuk menggoreng makanan, seperti
minyak kelapa, minyak jagung dan minyak kacang. Apabila dipanaskan, minyak akan
mengeluarkan asap tipis kebiruan pada suhu tertentu. Suhu ini disebut sebagai titik asap dari
minyak itu. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asap ini. Makin tinggi titik asapnya, makin
tinggi pula mutu minyak itu. Lemak yang sudah dipakai untuk menggoreng titik asapnya akan
Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah
nilai kalori bahan pangan. Lemak dan minyak yang baik digunakan untuk minyak goreng adalah
C. Oleo stearin dan oleo oil diperoleh darri lemak sapi yang diproses dengan cara rendering pada
suhu rendah. Lemak yang dihasilkan dipertahankan pada suhu 32o C (Winarno, 1992).
2.1.2.2 Mentega
Mentega merupakan emulsi air dalam minyak dengan kira-kira 18% air terdispersi di
dalam 80% lemak dengan sejumlah kecil protein yang bertindak sebagai zat pengemulsi.
Mentega dapat dibuat dari lemak susu yang manis (sweet crem) yang asam. Mentega dari
lemak yang asam mempunyai cita rasa yang kuat. Lemak susu dapat dibiarkan menjadi asam
secara spontan atau diasamkan dengan penambahan pupukan murni bakteri asam laktat pada
lemak susu yang manis yang telah dipasteurisasikan, sehingga memungkinkan terjadinya
fermentasi
(Winarno, 1992).
2.1.2.3 Margarin
Margarin juga merupakan emulsi air dalam minyak. Lemak yang digunakan berasal dari
lemak hewani dan nabati, seperti lemak babi dan sapi. Sedangkan lemak nabati yang digunakan
adalah: minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak kedelai, dan minyak biji kapas (Budiyanto,
2005).
Shortening adalah lemak padat yang bersifat plastis. Karena umumnya berwarna putih,
lemak ini disebut mentega putih. Mentega putih banyak digunakan untuk membuat kue dan
berfungsi untuk memperbaiki tekstur makanan, mengempukkan, dan menaikan volume makanan
itu. Dengan adanya shortening, maka pembentukan massa serabut gluten dari gandum yang padat
Gajih adalah lemak yang diperoleh dari jaringan lemak ternak sapi, babi atau kambing.
Pada umumnya lemak banyak terdapat pada rongga perut dan lemak tersebut biasanya akan
menghasilkan lemak gajih yang bermutu tinggi. kebaikan lemak gajih adalah plastisitasnya yang
baik serta daya shortening-nya yang tinggi. Untuk meningkatkan kestabilan lemak gajih dapat
dilakukan beberapa cara, diantaranya dengan memotong lemak tersebut menjadi bagian yang
kecil dan kemudian dipanaskan secara singkat (15 detik) sehingga hancur, kemudian dipusingkan
Lemak berbeda dengan minyak hanya pada sifat padatnya pada suhu kamar, sedangkan
minyak berupa cairan. Sifat padat lemak adalah akibat dari adanya sejumlah tertentu lemak yang
mengkristal. Perbandingan bahan padat dalam lemak sangat penting dalam menentukan sifat
fisika produk. Lemak dapat mempertahankan sifat padatnya dengan kandungan lemak padat
Suatu zat dapat larut dalam pelarut jika mempunyai nilai polaritas yang sama, yaitu zat
polar larut dalam pelarut bersifat polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar. Asam-asam lemak
berantai pendek dapat larut dalam air, semakin panjang rantai asam-asam lemak maka
ikut terekstrak bersama minyak pada proses ekstraksi. Zat warna tersebut antara lain terdiri dari
α dan β karoten, xantofil, klorofil, dan anthosianin. Zat warna ini menyebabkan minyak
Berat jenis lemak lebih rendah dari air, oleh karena itu mengapung keatas dalam
campuran air dan minyak atau cuka dan minyak. Sifat fisik trigliserida ditentukan oleh proporsi
dan struktur kimia asam lemak yang membentuknya. Titik cair, dengan demikian tingkat
kepadatannya meningkat dengan bertambah panjangnya rantai asam lemak dan tingkat
Pada umumnya asam lemak jenuh dari minyak mempunyai rantai lurus mono karboksilat
dengan jumlah atom karbon yang genap. Reaksi yang penting pada minyak dan lemak adalah
sebagai berikut.
2.1.3.2.1 Hidrolisis
Dengan adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Reaksi ini
dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim. Dalam teknologi makanan, hidrolisis oleh enzim
lipase sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada semua jaringan yang mengandung
minyak. Dengan adanya lipase, lemak akan diuraikan sehingga kadar asam lemak bebas lebih
dari 10%. Hidrolisis sangat mudah terjadi dalam lemak dengan asam lemak rendah (lebih kecil
dari C14) seperti pada mentega, minyak kelapa sawit dan minyak kelapa. Hidrolisis sangat
menurunkan mutu minyak goreng. Minyak yang telah terhidrolisi, smoke point-nya menurun,
bahan-bahan menjadi coklat dan lebih banyak menyerap minyak. Selama penyimpanan dan
pengolahan minyak atau lemak asam lemak bebas bertambah dan harus dihilangkan dengan
(Winarno, 1992).
2.1.3.2.2 Oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan
minyak aatau lemak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada minyak
dan lemak. Oksidasi biasanya dimulai dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida.
Tingkat selanjutnya ialah terurainya asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida
menjadi aldehid dan keton serta asam-asam lemak bebas (Ketaren, 1986).
H H H H H H H H
R1- C- C=C- C- R2 energi R1- C- C=C- C- R2 + H
H H (panas + sinar) H
H H H H
R1- C- C- =C- C- R2 +
H H
H H H H H H H H
O - OH H H
Hidrogenasi adalah reaksi kimia yang terdiri adisi hidrogen pada ikan rangkap dua bagian
asil yang tidak jenuh. Reaksi ini sangat penting untuk industri, karena ini memungkingkan
perubahan minyak cair menjadi lemak plastis untuk produksi margarin dan shortening.
Umumnya, hidrogenasi lemak tidak dilangsungkan sampai sempurna dan lemak hanya
dihidrogenasi sebagian. Pada kondisi ini, hidrogenasi dapat bersifat selektif atau non-selaktif.
Keselektifan berarti bahwa hidrogen diadisikan dahulu pada asam lemak yang paling tidak jenuh
(DeMan, 1997).
Ketengikan (rancidity) merupakan kerusakan atau perubahan bau dan rasa dalam lemak
atau bahan pangan berlemak. Kemungkinana kerusakan atau ketengikan dalam lemak, dapat
4) Oksidasi oleh oksigen udara, atau kombinasi dari dua atau lebih dari
Kerusakan bahan pangan berlemak akibat proses absorbsi bau oleh lemak dapat
dihindarkan dengan memisahkan lemak dari bahan-bahan lain yang dapat mencemari bau.
Lemak hewan dan nabati yang masih berada dalam jaringan, biasanya mengandung enzim yang
dapat menghidrolisa lemak. Semua enzim, yang termasuk golongan lipase, mampu
Kerusakan lemak oleh mikroba biasanya terjadi pada lemak yang masih berada dalam
jaringan dan dalam bahan pangan berlemak. Minyak yang telah dimurnikan biasanya masih
mengandung mikroba berjumlah maksimum 10 organisme setiap 1 gram lemak, dapat dikatakan
steril. Mikroba yang menyerang bahan pangan berlemak biasanya termasuk tipe mikroba non-
patologi. Umunya dapat merusak lemak dengan menghasilkan cita rasa tidak enak, di samping
Bentuk kerusakan, terutama ketengikan yang paling penting disebabkan oleh aksi oksigen
udara terhadap lemak. Oksidasi oleh oksigen udara terjadi secara spontan jika bahan yang
mengandung lemak dibiarkan kontak dengan udara. Kecepatan proses oksidasinya tergantung
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Genus : Elaeis
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Palmaceae
Sepeti jenis minyak yang lain, minyak sawit tersusun dari unsur-unsur C, H, dan O.
Minyak sawit ini terdiri dari fraksi padat dan fraksi cair dengan perbandingan yang seimbang.
Penyusun fraksi padat terdiri dari asam lemak jenuh, antara lain asam miristat (1%), asam
palmitat(45%), dan asam stearat. Sedangkan fraksi cair tersusun dari asam lemak tidak jenuh
yang terdiri dari asam oleat (39%) dan asam linoleat (11%) (Anonim, 2001).
Minyak sawit yang digunakan sebagai produk pangan biasanya dihasilkan dari minyak
sawit maupun minyak inti sawit melalui proses fraksinasi, rafinasi, dan hidrogenasi. Fraksi olein
itulah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng domestik sebagai pelengkap
Sebagai bahan baku untuk minyak makan, minyak sawit antara lain digunakan dalam
bentuk minyak goreng, margarin, butter, vanaspati, shortening untuk pembuatan kue-kue, dan
lain sebagainya. Dari nilai gizinya, penggunaan minyak sawit sebagai minyak goreng cukup
minyak sawit ini perlu dikembangkan sebagai sumber vitamin. Selain itu, minyak sawit dapat
dikatakan sebagai minyak goreng non-kolesterol (kadar kolesterolnya rendah (Anonim, 2001).
Standar mutu adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang
bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standar mutu, yaitu kandungan air dan
kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna, dan bilangan peroksida. Faktor lain
yang mempengaruhi standar mutu adalah titik cair dan kandungan gliserida, kejernihan
Mutu minyak kelap sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 persen dan
kadar kotoran lebih kecil dari 0,01 persen, kandungan asam lemak bebas serendah mungkin
(lebih kurang 2 persen atau kurang), bilangan peroksida dibawah 2, bebas dari warna merah dan
kuning (harus berwarna pucat) tidak berwarna hijau, jernih dan kandungan logam berat serendah
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak terikat
sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi biasanya
bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB.
Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis
(enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk
(Anonim, 2001).
CH2- O- C- R CH2- OH
O O
O keasaman, enzim
MINYAK GLISEROL
Kadar asam lemak bebas dalam minyak kelapa sawit, biasanya hanya dibawah 1%.
Lemak dengan kadar asam lemak bebas lebih besar dari 1%, jika dicicipi akan terasa pada
permukaan lidah dan tidak berbau tengik, namun intensitasnya tidak bertambah dengan
bertambahnya jumlah asam lemak bebas. Asam lemak bebas, walaupun berada dalam jumlah
kecil mengakibatkan rasa tidak lezat. Hal ini berlaku pada lemak yang mengandung asam lemak
tidak dapat menguap, dengan jumlah atom C lebih besar dari 14 (Ketaren, 1986).
Asam lemak bebas dalam kosentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit sangat
merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun. Untuk
itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas dalam minyak sawit.
Kenaikan asam lemak bebas ditentukan mulai dari tandan dipanen sampai tandan diolah
di pabrik. Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak.
Jaringan lemak melepaskan asam lemak bebas dan gliserol ke dalam darah, di mana asam
lemak tersebut diangkut dengan albumian ke hampir semua organ. Dilain pihak, gliserol berjalan
terutama ke dalam hati dan sedikit ke dalam ginjal; hanya jaringan-jaringan ini tempatnya dapat
digunakan. Proporsi asam lemak bebas yang lebih besar dalam sirkulasi dikonversi menjadi
badan-badan keton, yang merupakan prinsip dalam hati. Badan-badan keton adalah bentuk
energi yang lebih larut dalam air dari pada asam lemak (Linder, 1992).
Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi, dan hidrolisa enzim selama
pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam lemak dengan kadar lebih besar dari
berat lemak akan mengakibatkan rasa yang tidak diinginkan dan kadang-kadang dapat meracuni
tubuh. Timbulnya racun dalam minyak yang dipanaskan telah banyak dipelajari. Bila lemak
tersebut diberikan pada ternak atau diinjeksikan kedalam darah, akan timbul gejala diare,
kelambatan pertumbuhan, pembesaran organ, kanker, kontrol tak sempurna pada pusat saraf dan
memperrsingkat umur.
Kadar kolesterol darah yang meningkat berpengaruh tidak baik untuk jantung dan
pembuluh darah telah diketahui luas oleh masyarakat. Namun ada salah pengertian, seolah-olah
yang paling berpengaruh terhadap kenaikan kolesterol darah ini adalah kadar kolesterol
nonkolesterol.. Konsumsi lemak akhir-akhir ini dikaitkan dengan penyakit kanker. Hal ini
berpengaruh
adalah jumlah lemak dan mungkin asam lemak tidak jenuh ganda tertentu yang terdapat dalam
menggunakan baku basa. Alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen
yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air
Suatu indikator merupakan asam atau basa lemah yang berubah warna diantara bentuk
terionisasinya dan bentuk tidak terionisasinya. Sebagai contoh fenolftalein (pp), mempunyai pka
9,4 (perubahan warna antara pH 8,4-10,4). Struktur fenolftalein akan mengalami perataan ulang
pada kisaran pH ini karena proton dipindahkan dari struktur fenol dari pp sehingga pH
R- C- OH + KOH R- C- OK + H2O
HO OH OH O
C + 3KOH C + H2O
OK
O
C
C
O
O
BENING (fenolftalein) MERAH JAMBU