Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut World Health Organization (2017) pada umumnya
gangguan mental yang terjadi adalah gangguan kecemasan dan
gangguan depresi. Diperkirakan 4,4% dari populasi global
menderita gangguan depresi, dan 3,6% dari gangguan kecemasan.
Jumlah penderita depresi meningkat lebih dari 18% antara tahun
2005 dan 2015. Depresi merupakan penyebab terbesar kecacatan di
seluruh dunia. Lebih dari 80% penyakit ini dialami orang-orang
yang tinggal di negara yang berpenghasilan rendah dan menengah
(WHO, 2017).
Gangguan jiwa merupakan salah satu bentuk dari masalah
kesehatan terbesar selain dari penyakit degeneratif, penyakit kanker
dan kecelakaan. Gangguan jiwa juga merupakan suatu masalah
kesehatan yang serius dikarenakan jumlah penderita gangguan jiwa
yang terus mengalami peningkatan (Nasriati, 2017). Gangguan jiwa
adalah sekumpulan perilaku dan psikologis individu yang
menyebabkan terjadinya keadaan tertekan, rasa tidak nyaman,
penurunan fungsi tubuh dan kualitas hidup (Stuart, 2016).
Gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
Hasil analisis dari WHO sekitar 450 juta orang menderita gangguan
jiwa termasuk skizofrenia. Skizofrenia menjadi gangguan jiwa
paling dominan dibanding gangguan jiwa lainnya. Penderita
gangguan jiwa sepertiga tinggal di negara berkembang, 8 dari 10
orang yang menderita skizofrenia tidak mendapatkan penanganan
medis. Gejala skizofrenia muncul pada usia 15-25 tahun lebih
banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan pada perempuan
(Ashturkar & Dixit, 2013).
Skizofrenia adalah salah satu jenis psikotik yang menunjukan
gelaja halusinasi dan waham (Townsend, 2011). Pasien dengan
skizofrenia mempunyai gejala salah satunya adalah halusinasi
akibat cemas berkepanjangan yang tidak mampu dihadapi pasien
menggunakan mekanisme koping dalam diri pasien. Pendapat lain
menyebutkan bahwa halusinasi yang terjadi pada pasien skizofrenia
halusinasi gangguan alam perasaan yang tidak menentu, isi
kebesaran atau kejaran, sering bertengkar atau berdebat, dan
perilaku cemas yang tidak menentu dan kemarahan (Hawari, 2014).
Penyebab gangguan jiwa salah satunya adalah adanya tekanan yang
berat dalam peristiwa hidup. Stres berasal dari lingkungan atau
biologi ataupun bisa keduanya (Videback, 2018).
Berdasarkan hal diatas, kami kelompok tertarik untuk
mengambil kasus tentang Halusinasi Pendengaran dalam seminar
kelompok sebagai salah satu syarat tugas untuk menyelesaikan
praktik akhir stase Keperawatan Jiwa di Panti Gramesia Cirebon
Tahun 2020.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dari Halusinasi, Waham, Resiko Perilaku
Kekerasan, Defisit Perawatan Diri, Harga Diri Rendah?
2. Bagaimana pohon masalah dari Halusinasi, Waham, Resiko Perilaku
Kekerasan, Defisit Perawatan Diri, Harga Diri Rendah?
3. Bagaiamana asuhan keperawatan jiwa dari Gangguan persepsi
sensori: Halusinasi Pendengaran ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Makalah ini dibuat agar mahasiswa mengerti dan memahami
tentang Asuhan Keperawatan Jiwa.
1.3.2 Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang
Halusinasi, Waham, Resiko Perilaku Kekerasan, Defisit
Perawatan Diri, Harga Diri Rendah meliputi :
1. Definisi
2. Penyebab
3. Jenis-jenis
4. Rentang Respon
5. Proses Terjadinya Masalah
6. Tanda dan Gejala
7. Akibat
8. Mekanisme Koping
9. Pohon Masalah
10. Penatalaksanaan Medis

1.3.3 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Makalah yang penulis susun diharapkan dapat bermanfaat bagi
pembaca khususnya teman-teman dari program studi Profesi
Ners dalam proses pembelajaran. Makalah ini juga dapat
melengkapi dan menambah wawasan mahasiswa keperawatan
mengenai asuhan keperawatan pada kasus Gangguan persepsi
sensori: Halusinasi Pendengaran.
2. Manfaat Praktis
Menambah wawasan penulis mengenai wacana asuhan
keperawatan kasus Gangguan persepsi sensori: Halusinasi
Pendengaran yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai acuan
dalam proses perawatan klien di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai