Anda di halaman 1dari 13

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tumbuhan Pegagan (Centella asiatica(L) Urb)


1. Taksonomi (Backer dan Van Der Brick, 1986)
Divisio : Spermathophyta
Subdivisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledonaee
Ordo : Umbillates
Familia : Apiaceae
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica(L) Urb
2. Uraian Tanaman
Tumbuhan pegagan merupakan terna liar dan berasal dari Asia.
Pegagan tumbuh di tanah yang agak lembab dan cukup mendapat sinar
matahari, seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan
sebagainya. Pegagan di tanam sebagai penutup tanah dan sebagai
tanaman sayuran. Pegagan berupa tumbuhan menahun yang batangnya
merayap. Banyak menghasilkan cabang yang membentuk tumbuhan
baru, sehingga membentuk rumpun yang menutupi tanah.Daunnya
bundar, berbentuk seperti ginjal yang tepinya bergerigi, letaknya
bergerombol sekitar batang.Bunganya berwarna putih atau merah muda,
sedangkan buahnya kecil – kecil seperti buni, berbentuk lonjong, berbau
agak wangi, dan rasanya pahit. Tumbuhan ini tumbuh di sekitar pantai
sampai dengan ketinggian 2500 meter di atas permukaan laut
(Tampubolon,1981:27).
3. Kandungan
Musilago, pektin, villarine (suatu senyawa antilepra dan
sipilis).Juga ada vitamin B dalam jumlah yang agak banyak, resin, gula,
dan juga asiaticoside (suatu senyawa heteroside) yang berkhasiat untuk
mempercepat penyembuhan luka. Tumbuhan ini juga kaya akan mineral

3
Pembuatan Tablet Parasetamol..., Atiqoh, Fakultas Farmasi UMP, 2012
4

seperti garam – garam kalium, magnesium, kalsium dan besi


(Tampubolon,1981:27).

B. Pektin
Pektin adalah suatu koloid yang reversibel, dapat larut dalam air, dapat
diendapkan, dipisahkan, dan dikeringkan.Dapat dilarutkan kembali tanpa
kapasitas pembentukan gel. Semakin tinggi kadar pektin, maka semakin padat
serabut yang terbentuk dan semakin kuat mengikat cairan, demikian
sebaliknya (Pitojo, 2008:37).

C. Tablet
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan
merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet dibuat
dalam berbagai ukuran, bentuk dan penandaan permukaan tergantung pada
desain cetakan tablet (Depkes RI, 1995:4).
Tablet harus merupakan produk menarik (bagus dilihat) yang
mempunyai identitas sendiri serta bebas dari serpihan, keretakan, pemucatan /
pelunturan, kontaminasi, sanggup menahan guncangan mekanik selama
produksi, pengepakanserta harus mempunyai kestabilan fisika dan kimia
untuk mempertahankan kelengkapan fisiknya sepanjang waktu.Kemudian dari
segi lain, tablet harus dapat melepas zat berkhasiat ke dalam tubuh (Lachman,
1994:647-648).
Menurut Lachman dkk, (1994:645) dengan mempertimbangkan
beberapa perbandingan, keuntungan tablet antara lain:
1. Merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang
tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk
sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas yang rendah.
2. Merupakan sediaan oral yang paling ringan dan kompak.
3. Merupakan sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk dikemas
serta dikirim.

Pembuatan Tablet Parasetamol..., Atiqoh, Fakultas Farmasi UMP, 2012


5

4. Merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.


5. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah.
6. Dapat dijadikan produk dengan profil penglepasan khusus, seperti
pelepasan di usus atau produk lepas lambat.
7. Paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di
tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah /
hancurnya tablet tidak segera terjadi.
8. Dapat diproduksi secara besar – besaran, sederhana, cepat, sehingga
biaya produksinyalebih rendah.
9. Merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia,
mekanik serta stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
Menurut Lachman dkk, (1994: 645-646) tablet juga mempunyai
kerugian, antara lain:
1. Beberapa obat tidak dapat dikempa padat dan kompak, tergantung pada
keadaan amorfnya, flokulasi, atau rendahnya bobot jenis.
2. Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukup atau tinggi,
absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi
dari sifat tersebut, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan
dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan
bioavailabilitas obat cukup.
3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan,
atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu
pengapsulan atau penyelubungan dulu. Padakeadaan ini kapsul dapat
merupakan jalan keluar yang paling baik serta lebih murah.

D. Bahan Tambahan Tablet


Komposisi tablet umumnya terdiri dari beberapa bahan tambahan.
Pada dasarnya bahan tambahan dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan tujuan
spesifiknya, yaitu bahan pengisi, bahan pengikat, bahan pelicin, bahan
penghancur, dan bahan tambahan lain yang cocok.

Pembuatan Tablet Parasetamol..., Atiqoh, Fakultas Farmasi UMP, 2012


6

1. Bahan Pengisi (Diluents)


Bahan pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk
membuat bulk.Obat yang mempunyai dosis cukup tinggi, bahan pengisi
tidak diperlukan (misal aspirin, dan antibiotik tertentu).Pengisi juga dapat
ditambahkan karena alasan kedua yaitu memperbaiki daya kohesi sehingga
dapat dikempa langsung atau untuk memacu aliran (Lachman dkk,
1994:697).
Menurut Lachman dkk, (1994:698) bahan pengisi harus
mempunyai beberapa kriteria, diantaranya:
a. Non toksik dan dapat memenuhi peraturan – peraturan dari negara
dimana produk akan dipasarkan.
b. Tersedia dalam jumlah yang cukup di semua negara tempat produk itu
dibuat.
c. Stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai
obat atau komponen tablet lain.
d. Bila obat itu termasuk sebagai makanan (produk-produk vitamin
tertentu), bahan pengisi dan bahan pembantu lainnya harus
mendapatkan persetujuan sebagai bahan aditif pada makanan.
e. Harganya harus cukup murah.
f. Colour compactible (tidak boleh mengganggu warna).
g. Tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat.
Beberapa bahan pengisi yang sering digunakan yaitu Laktosa yang
dapat dikombinasi dengan zat aktif sebanyak 20 – 25%, tepung gandum,
jagung atau kentang (Lachman, 1994:699).Bahan lainnya Avicel dengan
70% zat aktif (Agoes, 2006:180).
2. Bahan Pengikat (Binders)
Bahan pengikat dimaksudkan untuk memberikan kekompakan dan
daya tahan tablet. Oleh karena itu, bahan pengikat menjamin penyatuan
beberapa partikel serbuk dalam sebuah butir granulat.Demikian juga
kekompakan tablet dapat dipengaruhi baik oleh tekanan pencetakan
ataupun bahan pengikat. Oleh sebab itu, sebaiknya bahan pengikat

Pembuatan Tablet Parasetamol..., Atiqoh, Fakultas Farmasi UMP, 2012


7

digunakan sesedikit mungkin.Bahan pengikat dalam jumlah memadai


ditambahkan ke dalam bahan yang akan di tabletasi melalui bahan pelarut
atau larutan bahan pengikat yang digunakan pada saat granulasi (Voight,
1995:202).
Contoh dari bahan pengikat adalah amilum, gelatin, avicel, larutan
sukrosa, turunan selulosa (Solusio Metilsellulose 5%), mucillago Gummi
Arabici 10 – 20% dan PVP 5 – 10% dalam air atau dalam alkohol (Anief,
2000:211).
3. Bahan Pelincir, Antilekat, dan Pelicin (Lubrikant, antiadherent, dan
glidant)
Suatu bahan anti lekat juga mempunyai sifat – sifat pelincir dan
pelicin.Suatu pelincir diharapkan dapat mengurangi gesekan antara
dinding tablet dengan dinding die, pada saat tablet ditekan ke luar.
Antilekat bertujuan untuk mengurangi lengket atau adhesi bubuk atau
granul pada permukaan punch atau dinding die. Pelicin ditujukan untuk
memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan mengurangi gesekan
diantara partikel – partikel (Lachman dkk, 1994:703).
Lubrikan ditambahkan secara kering saat semuanya homogen, lalu
dicampur pada 2 – 5 menit akhir dari total waktu pencampuran 10 – 30
menit. Penambahan lubrikan di akhir (sebagai fase luar) memberikan hasil
yang lebih baik terhadap kekerasan tablet dan kemudahanya untuk
dikeluarkan dari cetakan. Beberapa contoh bahan pelincir, antilekat, dan
pelicin antara lain talcum 5%, magnesii stearas, acidum stearicum (Anief,
2000:211).
4. Bahan Penghancur (Disintegrant)
Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau
hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran cerna. Syarat
bahan penghancur adalah harus inert, yaitu tidak memiliki efek
farmakologi. Bahan penghancur digunakan bila diinginkan pemisahan
yang cepat dari bahan-bahan tablet kempa. Hal ini menjamin pelepasan
segera dari partikel – partikel obat ke dalam proses melarut yang akan

Pembuatan Tablet Parasetamol..., Atiqoh, Fakultas Farmasi UMP, 2012


8

meningkatkan absorbsi obat (Ansel, 2005:257). Bahan penghancur


berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan menyebabkan
tablet pecah menjadi bagian – bagian.Fragmen – fragmen itu mungkin
sangat menentukan kelarutan selanjutnya dari obat dan tercapai
biovailabilitas yang diharapkan.Kanji USP dan jenis – jenis lainnya
merupakan bahan penghancur yang paling banyak dipakai, dan harganya
juga murah.Biasanya digunakan dengan konsentrasi 5 – 20% dari bobot
tablet(Lachman, 1994:702). Macam –macam kanji sebelum gelatinisasi
juga dipakai sebagai bahan penghancur biasanya dengan konsentrasi 5%
(Lachman dkk, 1994:702).
Cara penambahan bahan penghancur :
a. Penambahan Ekstragranular
Bahan penghancur yang ditambahkan secara ekstragranular
akan membantu hancurnya tablet menjadi granul (Sulaiman, 2007:95).
b. Penambahan Intragranular
Pada penambahan secara intragranular, bahan penghancur
yang ditambahkan dapat berfungsi menghancurkan granul menjadi
partikel halus (Sulaiman, 2007:95).
c. Kombinasi antara penambahan eksternal dan internal
Penambahan bahan penghancur memakai kombinasi kedua cara
tersebut, yaitu sebagian bahan penghancur ditambah secara eksternal dan
sebagian secara internal, dengan jalan ini diharapkan efektifitas
penghancur tablet dapat lebih baik karena penambahan dengan cara
kombinasi dimaksudkan agar ikatan antar granul cepat terpisah (eksternal)
dan cepat menjadi partikel-partikel kasar (internal) (Sulaiman, 2007:95).
Bahan penghancur yang digunakan adalah serbuk pegagan.Serbuk
pegagan merupakan suatu alternatif untuk memenuhi tuntutan pemakaian
secara cepat dan praktis.Serbuk pegagan bersifat lebih awet, ringkas dan
mudah dikemas.Pektin pada tanaman sebagian besarterdapat pada lamela
tengah dinding sel (Nurdin & Suharyono, 2007).

Pembuatan Tablet Parasetamol..., Atiqoh, Fakultas Farmasi UMP, 2012


9

E. Metode Pembuatan Tablet


Metode pembuatan sediaan tablet disesuaikan dengan karakteristik zat
aktif yang akan dibuat tablet, yaitu kemampuan untuk mengalir dan dapat
dicetak. Karakteristik lainnya yang diinginkan adalah kompresibilitas yaitu
sifat untuk membentuk massa yang stabil, kompak bila diberi tekanan. Hal –
hal yang menyebabkan tablet menjadi bentuk sediaan yang popular seperti
kekompakan dan stabilitas kimianya terutama ditentukan oleh kualitas
granulasinya. Granulasi adalah proses yang bertujuan untuk meningkatkan
aliran serbuk dengan jalan membentuknya menjadi bulatan – bulatan atau
agregat – agregat dalam bentuk beraturan yang disebut granul (Lachman dkk,
1994:680-681).
Sediaan tablet dapat dibuatdengan tiga cara umum, yaitu granulasi
basah, granulasi kering, dan kempa langsung (Depkes RI, 1995:5).
1. Granulasi Basah
Granulasi basah merupakan metode yang paling banyak digunakan
dalam memproduksi tabletkompresi.Granul dibentuk dengan jalan
mengikat serbuk suatu perekat sebagai pengganti pengompakan.Umumnya
kerja pengikat akan lebih efektif apabila serbuk dicampur dengan perekat
dalam bentuk cair. Bahan pengikat yang ditambahkan harus memberikan
kelembaban yang cukup. Apabila dibasahi secara berlebihan akan
menghasilkan granul yang terlalu keras dan pembasahan yang kurang akan
menghasilkan tablet yang lunak dan cenderung mudah remuk (Ansel,
2005:263).
Pembuatan tablet dengan cara granulasi basah `dapat dilakukan
sebagai berikut: zat berkhasiat, zat pengisi, dan zat penghancur dicampur
homogen, kemudian dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu
ditambah dengan pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul dan
dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 40 – 600C.Setelah kering
diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan
ditambahkan bahan pelicin kemudian dikempa menjadi tablet dengan
mesin tablet (Anief, 2000:211).

Pembuatan Tablet Parasetamol..., Atiqoh, Fakultas Farmasi UMP, 2012


10

Keuntungan granulasi basah yaitu meningkatkan fluiditas dan


kompaktibilitas, sesuai untuk tablet dosis tinggi dengan sifat aliran /
kompaktibilitas buruk, mengurangi penjeratan udara, mengurangi debu,
pembasahan granul sesuai untuk homogenitas sediaan dois rendah,
meningkatkan keterbasahan serbuk melalui hidrofilisasi (granulasi basah),
dan memungkinkan penanganan serbuk tanpa kehilangan kualitas
campuran. Sedangkan kerugian granulasi basah yaitu setiap proses satuan
menimbulkan komplikasi, makin banyak proses satuan, hal tersebut akan
meningkatkan masalah, sulit dikontrol dan divalidasi, efek yang tidak
diingini temperatur waktu dan kecepatan pengeringan pada stabilitas obat
dan distribusi selama pengeringan serta biaya lebih mahal dari cetak
langsung dari segi ruangan waktu dan persyaratan peralatan (Agoes,
2006:195).
2. Granulasi Kering
Metode granulasi kering dilakukan dengan cara membuat granul
secara mekanis tanpa bantuan pengikat basah atau pelarut pengikat. Cara
ini sangat tepat untuk tabletisasi yang peka terhadap suhu atau bahan obat
yang tidak stabil dengan adanya air (Voight, 1995:179).
Pada metode granulasi kering, granul dibentuk tanpa campuran
pelembab atau penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk
obat, tetapi dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya besar dari
campuran serbuk dan setelah itu memecahkanya dan menjadikan pecahan
– pecahan menjadi granul yang lebih kecil. Pada pembuatan granulasi
kering dikerjakan dengan cara : zat berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur,
bila perlu zat pengikat dicampur dan dibuat menjadi tablet yang lebih
besar (slugging). Setelah itu tablet yang sudah jadi dipecah menjadi granul
lalu diayak. Setelah pengayakan granul ditambah dengan bahan pelicin
dan terakhir dikempa cetak menjadi tablet yang dikehendaki dengan mesin
tablet (Anief, 2000:211).
Keuntungan granulasi kering adalah memerlukan tahap proses yang
lebih sedikit sehingga mengurangi kebutuhan akan proses validasi, tidak

Pembuatan Tablet Parasetamol..., Atiqoh, Fakultas Farmasi UMP, 2012


11

memerlukan pengeringan sehingga tidak terlalu lama pengerjaanya, serta


tidak diperlukan panas dan kelembaban dalam proses granulasi (Depkes RI,
1995:5).
3. Kempa Langsung
Kempa langsung adalah metode pembuatan tablet tanpa adanya
proses granulasi yang memerlukan eksipien yang cocok sehingga dapat
memungkinkan untuk dikempa secara langsung. Kempa langsung
dilakukan terutama pada keadaan dosis efektif terlalu tinggi untuk
pencetakan langsung dan obatnya peka terhadap pemanasan, kelembaban,
atau keduanya yang dapat mengganggu dalam proses granulasi. Walaupun
kempa langsung mempunyai beberapa keuntungan penting (tenaga kerja
yang sedikit, proses kering, tahap proses sedikit), tapi ada beberapa
keterbatasan pada teknik ini :
a. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara obat dengan
pengisi dapat menimbulkan stratifikasi dalam granul sehingga dapat
menimbulkan ketidakseragaman isi obat dalam tablet.
b. Obat dosis besar dapat menimbulkan masalah dengan kempa langsung
bila tidak dikempa dengan obatnya sendiri.
c. Dalam beberapa keadaan, pengisi dapat berinteraksi dengan obat.
d. Karena kempa langsung keadaannya kering, sehingga tidak terjadi
pencampuran, hal ini dapat mencegah keseragaman distribusi obat
dalam granul (Lachman dkk, 1994:687).
Kempa langsung menghindari banyak masalah yang timbul pada
granulasi basah dan granulasi kering.Meskipun demikian sifat fisik masing
– masing bahan pengisi merupakan hal kritis, perubahan sedikit dapat
mengubah sifat alir dan kempa sehingga menjadi tidak sesuai untuk
dikempa langsung (Depkes RI, 1995:5).

F. Sifat Fisik Granul


Sebelum tabletisasi, pada umumnya bahan obat dan bahan pembantu
yang diperlukan digranulasi (latin granula : butiran), artinya partikel – partikel

Pembuatan Tablet Parasetamol..., Atiqoh, Fakultas Farmasi UMP, 2012


12

serbuk diubah menjadi butiran granulasi. Dalam hal ini, diperoleh butiran,
dimana partikel serbuknya mempunyai daya lekat.Disamping itu, daya alirnya
semakin baik. Dengan daya alir tersebut, maka pengisian ulang cetak dapat
berlangsung secara kontinyu dan homogeny. Keseragaman bentuk granulasi
dapat menyebabkan keseragaman bentuk tablet. Dengan demikian, akan
dihasilkan massa tablet yang tetap dan ketepatan takaran yang tinggi (Voight,
1995:171).

G. Sifat Fisik Tablet


1. Uji Keseragaman Bobot Tablet
Keseragaman bobot dipengaruhi oleh mesin tablet, kualitas cetakan
dan punch, sifat fisik dan homogenitas granul, keteraturan aliran granul
dari corong ke cetakan (Lachman dkk, 1994:651). Jumlah bahan yang
diisikan dalam cetakan yang akan ditekan menentukan bobot yang akan
dihasilkan (Ansel, 2008:252).
Ditimbang 20 tablet satu per satu, tidak boleh lebih dari dua tablet
yang masing – masing bobotnya menyimpang dari bobot rata – ratanya
lebih besar dari harga yang telah ditetapkan dalam kolom A, dan tidak satu
tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata – ratanya lebih
besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom B. Menurut Farmakope
Indonesia edisi III untuk tablet yang beratnya lebih dari 300 mg tidak
boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-
ratanya leboh besar 5% dan tidak boleh satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari 10% (Depkes RI, 1979:7).
Tabel1. Syarat Penyimpangan Bobot Tablet (Depkes RI, 1979:7)

Penyimpangan bobot rata – rata dalam %


Bobot rata – rata
A B
25 mg atau kurang 15 % 30 %
25 mg sampai dengan 150 mg 10 % 20 %
151 mg sampai dengan 300 mg 7,5 % 15 %
Lebih dari 300 mg 5% 10 %

Pembuatan Tablet Parasetamol..., Atiqoh, Fakultas Farmasi UMP, 2012


13

2. Kontrol Kekerasan Tablet


Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan tablet melawan
tekanan mekanik, goncangan dan terjadinya keretakan tablet selama
pembungkusan, pangangkutan dan pemakaian. Faktor yang mempengaruhi
kekerasan tablet antara lain metode granulasi macam dan jumlah bahan
pengikat yang digunakan. Umumnya tablet harus cukup keras agar tahan
pecah pada saat dikemas, dikirim, dan saat ditangani secara normal. Akan
tetapi, tablet ini akan cukup lunak untuk melarut dan menghancur dengan
sempurna begitu digunakan orang atau dapat dipatahkan diantara jari – jari
bila memang tablet ini perlu dibagi untuk pemakaiannya. Dalam bidang
industri kekuatan kekerasan minimum yang sesuai untuk tablet adalah
sebesar 4 kg (Ansel, 2008:255).
3. Kontrol Kerapuhan Tablet
Kerapuhan tablet merupakan gambaran lain dari ketahanan tablet
dalam melawan pengikisan dan goncangan. Untuk uji kerapuhan tablet,
kehilangan berat lebih kecil dari 0,5 – 1% masih dapat dibenarkan
(Lachman dkk, 1994:654). Suatu tablet dianggap baik jika kerapuhan tidak
lebih dari 1% (Sulaiman, 2007:200).
4. Waktu Hancur Tablet
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya
tablet dalam media yang sesuai. Uji waktu hancur tidak menyatakan
bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna.Tablet dinyatakan
hancur jika tablet terlarut dalam suatu medium penguji atau hancur
menjadi banyak pertikel (Voigt, 1995:224).Tablet dinyatakan hancur jika
mereka terlarut dalam suatu medium penguji atau hancur menjadi banyak
partikel. Kecuali dinyatakan waktu hancur tablet tidak lebih dari 15 menit
untuk tablet tidak bersalut (Depkes RI, 1979:7).

H. Uraian Bahan Aktif dan Bahan Tambahan


1. Parasetamol
HO NHCOCH

Gambar Rumus Bangun Parasetamol

Pembuatan Tablet Parasetamol..., Atiqoh, Fakultas Farmasi UMP, 2012


14

4- Hidroksiasetanilida
C8H9NO2
BM 151.16
Khasiat parasetamol sebagai analgetik dan antipiretik, tetapi tidak
anti radang.Umumnya dianggap sebagai zat anti nyeri yang paling aman
(Tan dan Rahardja, 2002:318).Pemerian serbuk hablur putih, tidak
berbau, rasa sedikit pahit, kelarutan larut dalam air mendidih dan dalam
natrium hidroksida 1 N, mudah larut dalam etanol. Tablet parasetamol
mengandung parasetamol C8H9NO2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket (Depkes RI,
1995:649-650).
2. Laktosa
Laktosa merupakan bahan pengisi yang paling banyak dipakai
karena tidak bereaksi dengan hampir semua bahan obat, baik yang
digunakan dalam bentuk hidrat atau anhidrat(Lachman dkk, 1994:699).
Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu. Laktosa yang
digunakan dalam teknologi farmasetika adalah α-laktosa
monohidrat.Laktosa berupa serbuk atau massa hablur, keras, putih atau
putih krem, tidak berbau, rasa sedikit manis, stabil di udara, tetapi mudah
menyerap bau. Laktosa mudah larut dalam air dan lebih mudah larut
dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
kloroform dan eter (Depkes RI, 1995:488-489).
3. Gelatin
Gelatinmerupakan suatu zat yang diperoleh dari hidrolisis parsial
kolagen dari kulit, jaringan ikat putih dan tulang hewan.Gelatin berupa
lembaran, kepingan atau potongan, atau serbuk kasar sampai halus,
kuning lemah atau coklat terang. Gelatin tidak larut dalam air dingin,
mengembang dan lunak bila dicelup dalam air, dan larut dalam air panas
(Depkes RI, 1995:405).
Gelatin apabila digunakan sebagai bahan pengikat, kadarnya
sekitar 1 – 3%.Pertama – tama dihidrasi dalam air dingin, kemudian

Pembuatan Tablet Parasetamol..., Atiqoh, Fakultas Farmasi UMP, 2012


15

dilarutkan dengan pemanasan sampai mendidih, dan larutan yang sudah


dipanaskan ini didinginkan untuk penggranulasian. Konsentrasi efektif
adalah larutan 5 – 10% (Agoes, 2006:188).
4. Talk dan Magnesium Stearat
Talk merupakan magnesium silikat hidrat alam, kadang – kadang
mengandung sedikit aluminium silikat. Talk berupa serbuk hablur putih
sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat, mudah melekat pada kulit
dan bebas dari butiran, tidak larut dalam hampir semua pelarut (Depkes
RI, 1995:771).
Magnesium stearat merupakan senyawa magnesium dengan
campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri
dari mg stearat dan mg palmitat dalam berbagai perbandingan.Mg stearat
berupa serbuk halus, warna putih, licin, bau lemah khas, mudah melekat
di kulit, praktis tidak larut dalam air, etanol 95% p dan eter (Depkes RI,
1995:515). Jumlah yang dibutuhkan untuk pelicin lebih sedikit daripada
bentuk asamnya.Hal ini karena mg stearat ukuran partikelnya lebih kecil
sehingga dihasilkan lapisan permukaan yang lebih luas.Konsentrasi
efektif mg stearat antara 0,2 – 2% (Agoes, 2006:191).
5. Serbuk pegagan
Serbuk pegagan merupakan hasil olahan dari tanamanpegagan
yang didapat dengan cara sortasi basah, pencucian dan pengeringan.
Setelah kering kemudian diblender sampai terbentuk serbuk. Serbuk
halus sampai kasar mengandung pektin alam, yang hampir tidak berbau
dan mempunyai rasa lendir (Mulyani&Gunawan, 2004:54).

Pembuatan Tablet Parasetamol..., Atiqoh, Fakultas Farmasi UMP, 2012

Anda mungkin juga menyukai