BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Pembuatan Tablet Parasetamol..., Atiqoh, Fakultas Farmasi UMP, 2012
4
B. Pektin
Pektin adalah suatu koloid yang reversibel, dapat larut dalam air, dapat
diendapkan, dipisahkan, dan dikeringkan.Dapat dilarutkan kembali tanpa
kapasitas pembentukan gel. Semakin tinggi kadar pektin, maka semakin padat
serabut yang terbentuk dan semakin kuat mengikat cairan, demikian
sebaliknya (Pitojo, 2008:37).
C. Tablet
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan
merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet dibuat
dalam berbagai ukuran, bentuk dan penandaan permukaan tergantung pada
desain cetakan tablet (Depkes RI, 1995:4).
Tablet harus merupakan produk menarik (bagus dilihat) yang
mempunyai identitas sendiri serta bebas dari serpihan, keretakan, pemucatan /
pelunturan, kontaminasi, sanggup menahan guncangan mekanik selama
produksi, pengepakanserta harus mempunyai kestabilan fisika dan kimia
untuk mempertahankan kelengkapan fisiknya sepanjang waktu.Kemudian dari
segi lain, tablet harus dapat melepas zat berkhasiat ke dalam tubuh (Lachman,
1994:647-648).
Menurut Lachman dkk, (1994:645) dengan mempertimbangkan
beberapa perbandingan, keuntungan tablet antara lain:
1. Merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang
tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk
sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas yang rendah.
2. Merupakan sediaan oral yang paling ringan dan kompak.
3. Merupakan sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk dikemas
serta dikirim.
serbuk diubah menjadi butiran granulasi. Dalam hal ini, diperoleh butiran,
dimana partikel serbuknya mempunyai daya lekat.Disamping itu, daya alirnya
semakin baik. Dengan daya alir tersebut, maka pengisian ulang cetak dapat
berlangsung secara kontinyu dan homogeny. Keseragaman bentuk granulasi
dapat menyebabkan keseragaman bentuk tablet. Dengan demikian, akan
dihasilkan massa tablet yang tetap dan ketepatan takaran yang tinggi (Voight,
1995:171).
4- Hidroksiasetanilida
C8H9NO2
BM 151.16
Khasiat parasetamol sebagai analgetik dan antipiretik, tetapi tidak
anti radang.Umumnya dianggap sebagai zat anti nyeri yang paling aman
(Tan dan Rahardja, 2002:318).Pemerian serbuk hablur putih, tidak
berbau, rasa sedikit pahit, kelarutan larut dalam air mendidih dan dalam
natrium hidroksida 1 N, mudah larut dalam etanol. Tablet parasetamol
mengandung parasetamol C8H9NO2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket (Depkes RI,
1995:649-650).
2. Laktosa
Laktosa merupakan bahan pengisi yang paling banyak dipakai
karena tidak bereaksi dengan hampir semua bahan obat, baik yang
digunakan dalam bentuk hidrat atau anhidrat(Lachman dkk, 1994:699).
Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu. Laktosa yang
digunakan dalam teknologi farmasetika adalah α-laktosa
monohidrat.Laktosa berupa serbuk atau massa hablur, keras, putih atau
putih krem, tidak berbau, rasa sedikit manis, stabil di udara, tetapi mudah
menyerap bau. Laktosa mudah larut dalam air dan lebih mudah larut
dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
kloroform dan eter (Depkes RI, 1995:488-489).
3. Gelatin
Gelatinmerupakan suatu zat yang diperoleh dari hidrolisis parsial
kolagen dari kulit, jaringan ikat putih dan tulang hewan.Gelatin berupa
lembaran, kepingan atau potongan, atau serbuk kasar sampai halus,
kuning lemah atau coklat terang. Gelatin tidak larut dalam air dingin,
mengembang dan lunak bila dicelup dalam air, dan larut dalam air panas
(Depkes RI, 1995:405).
Gelatin apabila digunakan sebagai bahan pengikat, kadarnya
sekitar 1 – 3%.Pertama – tama dihidrasi dalam air dingin, kemudian