Manfaat :
BAB II
PEMBAHASAN
Tahap 2
Secara formal mengajukan usulan didalam proses pembuatan
keputusan. Menyusun atau mengembangkan kebijakan yang
menanggapi masalah dan memberikannya ke lembaga
pemerintahan yang relevan. Misalnya, suatu undang-undang
diajukan ke parlemen, usulan dikirimkan kepada dewan direktur
untuk dipertimbangkan, atau suatu butir ditambahkan ke dalam
agenda rapat menteri.
Tahap 3
Mempertimbangkan. Usulan tersebut dibicarakan, diperdebatkan,
dan barangkali diubah. Misalnya, sekelompok pembuat keputusan
mengadakan pembicaraan atau usulan itu diperdebatkan didalam
sidang parlemen.
Tahap 4
Disetujui atau ditolak. Usulan itu secara formal disetujui atau
ditolak. Misalnya, diadakan pemungutan suara, atau para
pembuat keputusan mencapai konsensus atau salah satu atau
beberapa pembuat keputusan mencapai putusan.
Tahap 5
Maju ke tahap berikutnya, mengimplementasikan, atau kembali ke
tahap sebelumnya. Jika usulan itu disetujui, mungkin berpindah ke
tahap pembuatan keputusan yang lebih tinggi. Misalnya,
pembuatan keputusan itu mungkin pindah dari suatu dewan atau
komite ke sidang nasional lengkap. Jika usulan itu diterima di
tingkat pembuatan keputusan tertinggi, maka selanjutnya bergeser
ke tingkat implementasi. Jika ditolak, mungkin kembali ke tahap
sebelumnya untuk diadakan perubahan atau dipertimbangkan lagi.
Tahap 6
Memantau dan menilai atau mengevaluasi penerapan kebijakan
dan dampaknya.
B. Jenis Proses Pembuatan Keputusan
1. Proses Formal
Proses pembuatan keputusan formal adalah prosedur resmi sebagai
yang dinyatakan oleh undang-undang atau oleh kebijakan organisasi
yang terdokumentasi. Misalnya, dalam organisasi atau institusi,
peraturan untuk melembagakan perubahan kebijakan mungkin harus
dilakukan dengan cara pemungutan suara oleh dewan direktur atau
secara resmi disetujui oleh ketua.
2. Proses Informal
Kegiatan dan prosedur di dalam proses pembuatan keputusan terjadi
bersamaan dengan proses formal, tetapi tidak diwajibkan oleh
undang-undang atau kebijakan organisasi. Misalnya, seorang ketua
organisasi mungkin secara informal membicarakan perubahan
kebijakan yang diusulkan dengan setiap anggota dewan, sebelum
dewan itu mengadakan pemungutan suara.
3. Proses Alternatif
Suatu proses untuk mempengaruhi pembuatan keputusan yang
terjadi sepenuhnya diluar proses resmi. Misalnya, jika ketua suatu
organisasi merasa bahwa keputusan oleh dewan direkturnya tidak
ada kepastian bagi perubahan kebijakan yang kecil, maka ia dapat
membicarakan perubahan itu dengan staf kunci, membuat keputusan
dan menerapkan perubahan itu tanpa tindakan “resmi”.
Kesimpulan :
Sumber :