Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/332373770

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN OBJECTIVE MATRIX DAN


FAULT TREE ANALYSIS DI DIVISI ASSEMBLY MASTER CYLINDER

Article · October 2017


DOI: 10.25105/jti.v7i1.2205

CITATIONS READS

0 203

2 authors:

Tiena Amran Marsya Yasin


Universitas Trisakti Universitas Trisakti
16 PUBLICATIONS   1 CITATION    1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

design management strategic for eyes center View project

Lean Productivity View project

All content following this page was uploaded by Tiena Amran on 05 May 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Teknik Industri Volume 7 No 1 Maret 2017

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN OBJECTIVE


MATRIX DAN FAULT TREE ANALYSIS DI DIVISI ASSEMBLY
MASTER CYLINDER
Tiena Gustina Amran1), Marsya Yasin 2)
1,2)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti
tiena@trisakti.ac.id; marsyasin27@yahoo.com

ABSTRACT
Perusahaan manufaktur komponen otomotif yang menghasilkan sistem rem mobil dan motor,
salah satu produk unggulan adalah Master Silinder memiliki kapasitas produksi sebanyak
116.000 pcs/bulan. Data historis selama 9 bulan menunjukkan bahwa hasil produksi masih di
bawah kapasitas produksi. Perlu dilakukan peningkatan produktivitas dengan mengukur
produktivitas yang ada dan mengidentifikasi penyebab dasar penghambat peningkatan tersebut.
Pengukuran produktivitas dilakukan dengan metode Objective Matrix untuk enam kriteria
tenaga kerja, jam kerja, energi, cacat produk, akurasi produk dan utilitas mesin yang berpengaruh
dalam proses produksi. Hasil skor performansi tiap bulan didapatkan dari total skor yang
diharapkan sebesar 90, rasio tenaga kerja hanya mencapai skor sebanyak 30 yang terendah
terjadi pada bulan Juni dan Juli dan tertinggi pada bulan Maret. Rasio produktivitas pada bulan
Juni sebesar 420.54 pcs/orang dan Juli sebesar 419.14 pcs/orang, sementara pada bulan Maret
rasio produktivitasnya sebesar 442.27 pcs/orang. Dari analisa kriteria penghambat peningkatan
produktivitas tenaga kerja, di identifikasi penyebab dasar terjadinya penghambatan dengan
menggunakan Fault Tree Analysis. Dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif berdasarkan
Fault Tree untuk merinci basic events yang mungkin terjadi dengan perbaikan antara lain pada
regulasi lembur, penempatan pekerjaan yang sesuai, pelatihan dan penginkatan komptensi
Kata kunci : Fault Tree Analysis (FTA), Produktivitas, Objective Matrix (OMAX),

1. PENDAHULUAN system untuk kendaraan roda dua dan roda


Seiring dengan pertumbuhan ekonomi empat. Salah satu produk unggulannya
dan produk domestik bruto (PDB) per adalah master silinder yang merupakan salah
kapita, Indonesia menjadi salah satu negara satu komponen brake system untuk
dengan industri otomotif terbesar di Asia kendaraan roda dua. Master silinder
Tenggara (ASEAN). Tidak hanya menjadi diproduksi melalui empat proses utama,
negara tempat produksi untuk diekspor yaitu casting, machining, painting, dan
(khususnya untuk penjualan di Asia assembly.
Tenggara), namun industri manufaktur di
Indonesia juga mengalami transisi menjadi
pasar penjualan produk otomotif. Industri
komponen manufaktur terus menerus
meningkatkan performansinya agar dapat
berkompetisi dengan menerapkan beberapa
metoda seperti Lean Productivity, Value
Stram Mapping dan Eliminate-Combine- Gambar 1. Produk Master Silinder
Rearrange -Simplify (Amran, dkk.2015)
agar dapat meningkatkan produktivitas Pada divisi assembly, ditemukan
perusahaan. masih banyaknya penggunaan sumber daya
Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang kurang efisien dan hasil yang kurang
manufaktur yang memproduksi brake efektif. Hal tersebut ditunjukkan dengan
jumlah produksi yang berada di bawah

Peningkatan produktivitas (Tiena GA, dkk) ISSN: 1411-6340 35


Jurnal Teknik Industri Volume 7 No 1 Maret 2017

kapasitas produksi yang sebanyak 116.000 Dalam proses produksi master silinder
pcs/bulan. Efisiensi berorientasi pada ditemukan masih kurangnya tingkat
masukan dan dapat diartikan sebagai efektifitas dan efisiensi di divisi assembly
kegiatan penghematan penggunaan sumber- yang menunjukkan jumlah produksi yang
sumber dalam kegiatan produksi (Sumanth, berada di bawah kapasitas produksi.
1984). Efektivitas beriorientasi pada Perusahaan bertujuan untuk tujuan
keluaran dan dapat diartikan sebagai meningkatkan efektifitas dan efisiensi
seberapa jauh target yang ditentukan dapat tersebut agar produktivitasnya meningkat,
dicapai, baik dari segi waktu maupun sehingga kapasitas produksi pun meningkat
kualitas (Sumanth, 1984). Maka dari itu, dan perusahaan dapat tetap mampu
produktivitas berhubungan dengan memenuhi jumlah permintaan.
efektivitas dan efisiensi karena merupakan
kombinasi dari keduanya (Mali, 1978).
Perbandingan Data Produksi dengan
Kapasitas Produksi Master Silinder (2016)
120,000
115,000
110,000
105,000
100,000 Data Produksi
95,000
Kapasitas Produksi
90,000
85,000

Gambar 2. Perbandingan Jumlah Produksi dengan Kapasitas Produksi

Tujuan dari penelitian ini adalah model yang lebih kompleks. Salah satu
merancang perbaikan untuk peningkatkan model pengukuran yang relevan untuk
produktivitas. Pengukuran produktivitas sistem industri adalah model pengukuran
menggunakan metode Objective Matrix produktivitas berdasarkan pendekatan rasio
(OMAX). Melalui hasil yang didapat dari output/input (Vincent Gaspersz, 1998),
OMAX, yaitu kriteria yang memiliki yaitu:
pencapaian skor performansi terendah,
selanjutnya dilakukan analisa menggunakan a. Produktivitas Parsial
Fault Tree Analysis (FTA) untuk merancang Produktivitas parsial sering juga disebut
perbaikan. sebagai produktivitas faktor tunggal (single-
factor productivity), yaitu merupakan rasio
2. STUDI LITERATUR dari output terhadap salah satu jenis input.
2.1 Produktivitas Contoh: Produktivitas tenaga kerja
Kata ‘produktivitas’ pertama kali merupakan ukuran produktivitas parsial bagi
ditemukan di artikel milik ekonom Perancis, input tenaga kerja yang diukur berdasarkan
Quesnay pada tahun 1766. Kemudian rasio output terhadap input tenaga kerja.
produktivitas mulai dikenal dengan konsep 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 =
input dan output pada tahun 1810 yang 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
dicetus oleh David Ricardo dan Adam 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

Smith. Produktivitas merupakan kombinasi (1)


dari efektivitas dan efisiensi. Efektivitas b. Produktivitas Faktor-total
berkaitan dengan unjuk kerja dalam Produktivitas faktor-total merupakan
mencapai tujuan dan efisiensi berkaitan rasio dari output bersih terhadap banyaknya
dengan penggunaan sumber daya. input modal dan tenaga kerja yang
Produktivitas dicapai dengan hasil yang digunakan. Output bersih adalah output total
sebesar mungkin dengan menggunakan dikurangi dengan barang-barang dan jasa
sumber daya sekecil mungkin. antara yang digunakan dalam proses
Terdapat sejumlah model pengukuran produksi. Berdasarkan definisi tersebut,
produktivitas yang telah dikembangkan jenis input yang dipergunakan dalam
dalam industri dari model sederhana hingga pengukuran produktivitas faktor-total hanya
faktor tenaga kerja dan modal.

Peningkatan produktivitas (Tiena GA, dkk) ISSN: 1411-6340 36


Jurnal Teknik Industri Volume 7 No 1 Maret 2017

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = Kriteria ini menyatakan ukuran


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 efektivitas, kuantitas, dan kualitas dari
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 output, efisiensi dari input, atau faktor
(2) lainnya yang secara tidak langsung
berhubungan dengan tingkat
produktivitas yang diukur.
c. Produktivitas Total 2. Tingkat Pencapaian = Hasil rasio yang
Produktivitas total merupakan rasio dari dihitung berdasarkan kriteria
output total terhadap input total (semua input produktivitas, lalu ditempatkan pada
yang digunakan dalam proses produksi). kolom performansi.
Berdasarkan definisi tersebut, tampak 3. Sel-sel skala matriks = Terdiri dari 3
bahwa ukuran produktivitas total jenis level, yaitu level standar 3 (rata-
merefleksikan dampak penggunaan semua rata) yang harus ditentukan lebih dulu,
input secara bersama dalam memproduksi level 0 yaitu performansi terburuk,
output. dan level 10 yang merupakan target
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = yang ingin dicapai.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡
4. Skor = Hasil dari pencapaian
(3) performansi rasio, apakah hasil
2.2 Objective Matrix (OMAX) tersebut berada di atas atau di bawah,
Objective Matrix adalah suatu sistem atau tepat dengan skala standar.
pengukuran produktivitas parsial yang 5. Bobot = Tiap kriteria yang ditetapkan
dikembangkan untuk memantau memiliki pengaruh yang berbeda pada
produktivitas di suatu perusahaan atau tingkat produktivitas yang diukur,
bagian tertentu dengan kriteria produktivitas maka dari itu bobot (dalam satuan %)
yang sesuai. Model Objective Matrix perlu dicantumkan untuk menyatakan
(OMAX) diciptakan oleh Prof. James L. derajat kepentingan dan menunjukkan
Riggs (1987) yaitu seorang ahli pengaruh relative kriteria terhadap
produktivitas dari Oregon State University. produktivitas unit kerja yang diukur.
Model OMAX terdiri dari beberapa Total bobot harus sebesar 100%.
bagian, yaitu (Christoper, 2003): 6. Nilai = Pencapaian yang diperoleh
1. Kriteria Produktivitas = Kegiatan dan setiap kriteria pada periode tertentu.
faktor yang mendukung produktivitas 7. Indikator performansi = Periode
unit kerja yang diukur tertentu jumlah seluruh nilai dari tiap
produktivitasnya dan dinyatakan kriteria, dicantumkan pada kotak
dengan perbandingan atau rasio. indikator performansi.
8.
ria y
ite vit
1

6
ria

ria

ria

ria

ria

ria

Cr t i
uc
ite

ite

ite

ite

ite

ite

od
Cr

Cr

Cr

Cr

Cr

Cr

Pr

Performance

10
9
8
7
6
Performance
Scores 5
4 Scale
3
2
1
0

Score
Weight
Value
Total Productivity Index

Gambar 3. Tabel Objective Matrix

2.2.1 Jenis-Jenis Kriteria Produktivitas penentuan kriteria produktivitas dan


Objective Matrix (OMAX) perhitungan rasionya. Untuk penentuan
Dalam pengukuran produktivitas kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
dengan Objective Matrix, salah satu langkah
awal dalam memulai pengukuran adalah 1) Kriteria Efisiensi

Peningkatan produktivitas (Tiena GA, dkk) ISSN: 1411-6340 37


Jurnal Teknik Industri Volume 7 No 1 Maret 2017

Kriteria efisiensi menunjukkan Kriteria inferensial adalah kriteria


bagaimana perusahaan dalam mengelola dan yang secara tidak langsung mempengaruhi
menggunakan sumber daya seperti tenaga produktivitas, namun tetap dapat digunakan
kerja, mesin, material, dan modal atau biaya. dalam matriks perhitungan karena dapat
Berbagai rasio yang digunakan pada kriteria membantu dalam memperhitungkan
ini adalah sebagai berikut: variabel yang mempengaruhi faktor-faktor
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 (1) = major. Berbagai rasio yang digunakan pada
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 kriteria ini adalah sebagai berikut:
𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 (6) =
(4) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛
Rasio (1) menunjukkan banyaknya 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
total produk yang dihasilkan dengan jam (9)
kerja yang digunakan. Rasio ini semakin Rasio (6) menunjukkan perbandingan
baik jika hasilnya semakin besar. antara total jam kerusakan mesin dengan
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 (2) = total jam normal mesin tiap bulannya. Rasio
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 (𝑢𝑛𝑖𝑡) ini semakin baik jika hasilnya semakin kecil.
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖
𝑥 100%
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 (7) =
(5) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟
Rasio (2) menunjukkan banyaknya 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
𝑥 100%
total produk yang dihasilkan dengan jumlah (10)
penggunaan energi. Rasio ini semakin baik Rasio (7) menunjukkan perbandingan
jika hasilnya semakin besar. antara total jam lembur dengan total jam
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 (3) = kerja tiap bulannya. Rasio ini semakin baik
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 (𝑢𝑛𝑖𝑡) jika hasilnya semakin kecil.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
(6) 2.3 Fault Tree Analysis (FTA)
Rasio (3) menunjukkan banyaknya Fault Tree adalah model yang terdiri
total produk yang dihasilkan dengan jumlah dari beberapa kesalahan secara parllel dan
tenaga kerja. Rasio ini semakin baik jika secara berurutan yang mungkin
hasilnya semakin besar. menyebabkan awal dari kegagalan yang
2) Kriteria Efektivitas sudah ditetapkan (Setyadi, 2013). Menurut
Kriteria efektivitas menunjukkan Foster (2004), Fault Tree Analysis
bagaimana perusahaan mencapai hasil merupakan sebuah analytical tool yang
dengan melihat dari sudut akurasi dan menerjemahkan secara grafik kombinasi-
kualitas produk. Berbagai rasio yang kombinasi dari kesalahan yang
digunakan pada kriteria ini adalah sebagai menyebabkan kegagalan dari sistem. Teknik
berikut: ini berguna mendeskripsikan dan menilai
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 (4) = kejadian di dalam sistem. FTA merupakan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑖𝑘𝑖
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛
𝑥 100% teknik untuk mengindentifikasi kegagalan
(7) dari suatu sistem. FTA berorientasi pada
Rasio (4) menunjukkan perbandingan fungsi atau yang lebih dikenal dengan ‘top
antara total produk yang diperbaiki dengan down approach’ karena analisa ini berawal
total produk yang dihasilkan tiap bulannya. dari sistem level atas dan meneruskannnya
Rasio ini semakin baik jika hasilnya semakin ke bawah (Priyanta, 2000).Terdapat lima
kecil. tahapan untuk melakukan analisa yaitu:
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 (5) = 1. Mendefinisikan masalah dan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑖𝑘𝑖 kondisi batas dari suatu sistem yang
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑏𝑎𝑖𝑘
𝑥 100% ditinjau.
(8) 2. Penggambaran model grafis fault
Rasio (5) menunjukkan perbandingan tree.
antara total produk yang diperbaiki dengan 3. Mencari minimal cut set dari analisa
total produk yang baik tiap bulannya. Rasio fault tree.
ini semakin baik jika hasilnya semakin kecil. 4. Melakukan analisa kualitatif dari
fault tree.
3) Kriteria Inferensial 5. Melakukan analisa kuantitatif dari
fault tree.
Peningkatan produktivitas (Tiena GA, dkk) ISSN: 1411-6340 38
Jurnal Teknik Industri Volume 7 No 1 Maret 2017

tersedia.Pengumpulan DataPenelitian
3. METODOLOGI PENELITIAN dilakukan dengan menggunakan data
Identifikasi yang belum efisien dan efektif historis bulan Januari hingga September
di divisi assembly untuk produk master 2016. Adapun data yang dikumpulkan,
silinder. Data produksi yang tidak mencapai yaitu: Jumlah produk yang dihasilkan,
kapasitas produksi, yaitu sebanyak 120.000 Jumlah jam kerja yang digunakan, Jumlah
pcs/bulan. Diperlukan memerlukan energi yang digunakan, Jumlah tenaga kerja
rancangan yang dapat meningkatkan yang digunakan, Jumlah produk yang
efisiensi dan efektivitas sehingga tingkat diperbaiki, Jumlah produk yang baik,
produktivitas di divisi assembly pun dapat Jumlah jam kerusakan mesin, Jumlah jam
meningkat dan mencapai kapasitas mesin normal
START

Penelitian Pendahuluan
Wawancara dan p engamatan langsung di PT. X

IDENTIFIKASI MASALAH
Permasalahan yang dialami perusahaan adalah tingkat efisiensi dan
efektivitas yang masih rendah dan tidak mengalami peningkatan dalam
satu tahun terakhir. Tidak adanya peningkatan ini menyebabkan
produktivitasnya pun tidak meningkat, sehingga tidak ada peningkatan
kapasitas produksi.
STUDI
PUSTAKA

TUJUAN PENELITIAN
Pengukuran produktivitas dengan metode Objective Matrix
(OMAX). Peningkatan produktivitas dengan melakukan perbaikan
berdasarkan hasil analisis produktivitas dengan metode dan Fault
Tree Analysis (FTA).

PENGUMPULAN DATA
Total produk yang dihasilkan, penggunaan energi
listrik, jam kerja, produk cacat, produk baik, jumlah
jam mesin rusak, waktu proses.

PENGOLAHAN DATA
1. Identifikasi Kriteria Produktivitas
2. Perhitungan Rasio Produktivitas
3. Penentuan Target dan Bobot
4. Penentuan Performansi Standar dan Skala Performansi
5. Pengukuran Indikator Performansi
6. Analisis produktivitas dengan FTA

ANALISA HASIL
Pencapaian Skor Tiap Kriteria
Indeks Produktivitas Terhadap Performansi Standar
Indeks Produktivitas Terhadap Performansi Sebelumnya

KESIMPULAN
DAN SARAN

END

Gambar 4. Flowchart Metodologi Penelitian


4. HASIL DAN ANALISA divisi assembly. Identifikasi dilakukan
4.1. Tahap awal dilakukan pengukuran dengan penyebaran kuesioner kepada
produktivitas menggunakan Objective pihak perusahaan, di mana hasil
Matrix (OMAX) adalah menentukan kuesioner diolah dengan menggunakan
kriteria produktivitas serta bobotnya pairwise comparison Identifikasi
yang berpengaruh pada produktivitas di Kriteria Produktivitas dan Penentuan
Bobot dan Bobot Kriteria

Tabel 1. Kriteria Produktivitas yang Digunakan Tabel 2. Bobot Kriteria


Produktivitas
No. Nama Rasio Rumus Satuan Keterangan

(Jumlah produk yang dihasilkan)/(Jumlah No. Rasio Bobot (%)


1 Rasio 1 pcs/jam Jam Kerja
jam kerja yang digunakan)
(Jumlah produk yang dihasilkan)/(Jumlah
1 R1 15.28
2 Rasio 2 pcs/kwh Energi
pemakaian energi)
2 R2 42.5
(Jumlah produk yang dihasilkan)/(Jumlah
3 Rasio 3 pcs/org Tenaga Kerja
tenaga kerja yang digunakan) 3 R3 26.22
(Jumlah produk yang diperbaiki)/(Jumlah
4 Rasio 4 % Cacat Produk
produk yang dihasilkan) x 100% 4 R4 8.8
(Jumlah produk yang diperbaiki)/(Jumlah
5 Rasio 5
produk baik) x 100%
% Akurasi Produk 5 R5 2.67
(Jumlah jam kerusakan mesin)/(Jumlah
6 Rasio 6
jam mesin normal) x 100%
% Utilitas Mesin 6 R6 4.53

Peningkatan produktivitas (Tiena GA, dkk) ISSN: 1411-6340 39


Jurnal Teknik Industri Volume 7 No 1 Maret 2017

4.2. Perhitungan Rasio Produktivitas Tiap Kriteria

Perhitungan rasio produktivitas tiap kriteria dilakukan untuk mengetahui produktivitas


awal. Rasio tersebut dihitung dengan menggunakan rumus (4), (5), (6), (7), (8), dan (9).

Tabel 3. Rasio Produktivitas


Rasio 1- Jam Rasio 2 - Energi Rasio 3 - Tenaga Rasio 4 - Rasio 5 - Rasio 6 -
Bulan (2016) Kerja Digunakan Digunakan Kerja Digunakan Cacat Akurasi Utilitas Mesin
(unit/jam) (unit/kwh) (unit/orang) Produk (%) Produk (%) (%)

Januari 279.105 13.975 425.303 0.325 0.326 2.339


Februari 281.662 14.103 429.199 0.341 0.342 2.647
Maret 253.192 12.66 442.27 0.249 0.25 2.577
April 264.648 13.249 436.22 0.201 0.202 2.387
Mei 275.811 13.791 426.987 0.194 0.194 1.393
Juni 287.923 14.417 420.535 0.318 0.319 2.711
Juli 282.205 14.13 419.139 0.251 0.251 3.354
Agustus 262.594 13.147 431.008 0.138 0.138 1.575
September 289.625 14.502 424.783 0.238 0.239 1.744
Jumlah 2476.765 123.974 3855.444 2.255 2.261 20.727
Rata-Rata
275.197 13.775 428.383 0.251 0.252 2.303
Performansi
Rasio Terbaik 289.625 14.502 442.27 0.138 0.138 1.393
Rasio Terburuk 253.192 12.66 419.139 0.341 0.342 3.354

4.2. Penentuan Performansi Standar dan 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ =


𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑟𝑢𝑘
Skala Performansi
3

Performansi standar atau awal yang


digunakan adalah rata-rata performansi yang
4.2.1.Pengukuran Indikator Performansi
didapat dari perhitungan rasio produktivtas
Indikator performansi diukur untuk
(tabel 3). Adapun performansi standar
data dari setiap bulan yang digunakan.
tersebut ditetapkan sebagai level 3. Setelah
Pengukuran indikator performansi ini dapat
didapat nilai tersebut, selanjutnya dilakukan
menunjukkan nilai performansi seluruh
penentuan skala performansi untuk skala 4-
faktor atau kriteria untuk proses produksi
10 dengan interval atas dan skala 0-2 dengan
produk master silinder pada divisi assembly.
interval bawah.
Berikut ini contoh perhitungan Objective
Matrix untuk bulan Januari 2016:
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝐴𝑡𝑎𝑠 =
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 − 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑤𝑎𝑙
(10−3)

Peningkatan produktivitas (Tiena GA, dkk) ISSN: 1411-6340 40


Jurnal Teknik Industri Volume 7 No 1 Maret 2017

Tabel 4. Objective Matrix bulan Januari 2016


Kriteria Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6
Performansi 279.105 13.975 425.303 0.325 0.326 2.339

Rasio 1 Rasio 2 Rasio 3 Rasio 4 Rasio 5 Rasio 6

Level 10 289.624 14.503 442.271 0.139 0.14 1.393

Level 9 287.563 14.399 440.287 0.155 0.156 1.523


Level 8 285.502 14.295 438.303 0.171 0.172 1.653
Level 7 283.441 14.191 436.319 0.187 0.188 1.783
Level 6 281.38 14.087 434.335 0.203 0.204 1.913
Level 5 279.319 13.983 432.351 0.219 0.22 2.043
Level 4 277.258 13.879 430.367 0.235 0.236 2.173
Level 3 275.197 13.775 428.383 0.251 0.252 2.303
Level 2 267.862 13.403 425.302 0.281 0.282 2.653
Level 1 260.527 13.031 422.221 0.311 0.312 3.003
Level 0 253.192 12.659 419.14 0.341 0.342 3.353
Skor 5 5 2 1 1 3

Bobot (%) 15.28 42.5 26.22 8.8 2.67 4.53


Nilai 76.4 212.5 52.44 8.8 2.67 13.59
Indikator
366.4
Performansi

 Indikator Performansi
= ∑ Nilai = ∑ (skor x bobot)
= (5 x 15.28) + (5 x 42.5) + (2 x 26.22) + (1 x 8.8) + (1 x 2.67) + (3 x 4.53)
= 366.4

4.3. Perhitungan Indeks Produktivitas 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝐼𝑃) =


𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡−𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
𝑥 100%
Indeks produktivitas adalah
perbandingan antara periode yang diukur (13)
dengan periode sebelumnya, untuk Indeks Produktivitas dihitung dengan
selanjutnya dianalisa apakah peningkatan menggunakan rumus (13). Digunakan
atau penurunan produktivitas. Adapun periode dasar sebesar 300 dengan estimasi
perhitungan indikator performansi adalah bahwa produktivitas perusahaan mencapai
sebagai berikut: standar awal, yaitu pencapaian skor level 3.
Tabel 5. Indeks Produktivitas Terhadap Periode Dasar
Indikator Indeks
Indikator
No. Bulan 2016 Performansi Produktivitas
Performansi
Periode Dasar (%)
1 Januari 366.4 300 22.134
2 Februari 434.4 300 44.8
3 Maret 310.2 300 3.4
4 April 381.51 300 27.17
5 Mei 339.9 300 13.3
6 Juni 540.55 300 80.184
7 Juli 423.59 300 41.197
8 Agustus 318.13 300 6.044
9 September 707.83 300 135.944

Peningkatan produktivitas (Tiena GA, dkk) ISSN: 1411-6340 41


Jurnal Teknik Industri Volume 7 No 1 Maret 2017

4.4. Analisis Pencapaian Skor Tiap Rasio

Tabel 6. Pencapaian Skor Tiap Rasio


Rasio 1 (Jam Rasio 3 (Tenaga Rasio 4 (Cacat Rasio 5 (Akurasi Rasio 6 (Utilitas
Kriteria Rasio 2 (Energi)
Kerja) Kerja) Produk) Produk) Mesin)

Bulan Nilai Level Nilai Level Nilai Level Nilai Level Nilai Level Nilai Level
Januari 279.11 5 13.975 5 425.3 2 0.325 1 0.326 1 2.339 3
Februari 281.66 6 14.103 6 429.2 3 0.341 0 0.342 0 2.647 2
Maret 253.19 0 12.66 0 442.27 10 0.249 3 0.25 3 2.577 3
April 264.65 2 13.249 2 436.22 7 0.201 6 0.202 6 2.387 3
Mei 275.81 3 13.791 3 426.99 2 0.194 6 0.194 6 1.393 10
Juni 287.92 9 14.417 9 420.54 0 0.318 1 0.319 1 2.711 2
Juli 282.21 6 14.13 7 419.14 0 0.251 3 0.251 3 3.354 0
Agustus 262.59 1 13.147 1 431.01 4 0.138 10 0.138 10 1.575 9
September 289.63 10 14.502 10 424.78 2 0.238 4 0.239 4 1.744 7

Jumlah Skor 42 43 30 34 34 39

Keterangan: Setelah mendapatkan hasil dari


1) Skor level 7-10 (warna biru) perhitungan pengukuran produktivitas di
menunjukkan bahwa performansi divisi assembly, langkah selanjutnya adalah
telah mencapai target. analisis produktivitas. Analisis dilakukan
2) Skor level 3-6 (warna kuning) dengan menggunakan Fault Tree Analysis
menunjukkan bahwa performansi (FTA) yang dapat menganalisis akar
telah mendekati target. penyebab dari permasalahan dengan
3) Skor level 0-2 (warna merah) langkah-langkah :
menunjukkan bahwa performansi
berada di bawah standar. 4.5.1.Identifikasi Masalah
Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa
bahwa rasio dengan pencapaian terendah produktivitas tenaga kerja memiliki
adalah rasio 3 dengan jumlah skor sebesar pencapaian yang rendah padahal tingkat
30, yaitu efisiensi jumlah tenaga kerja. kepentingan atau bobot rasio ini tinggi, yaitu
Selain itu rasio 2 (efisiensi energi) dan rasio sebesar 26.22%. Untuk itu dilakukan
6 (utilitas penggunaan mesin) memiliki analisis terhadap penyebab rendahnya
pencapaian skor tertinggi di antara rasio produktivitas dengan menggunakan Fault
lainnya. Tree Analysis (FTA). Analisis menggunakan
FTA untuk mengetahui penyebab rendahnya
4.5. Analisis Produktivitas dengan Fault produktivitas dan usaha perbaikan.
Tree Analysis (FTA)

Peningkatan produktivitas (Tiena GA, dkk) ISSN: 1411-6340 42


Jurnal Teknik Industri Volume 7 No 1 Maret 2017

4.5.2.Konstruksi Fault Tree


Rendahnya
Pencapaian Skor
Rasio 3 (Tenaga
Kerja/Unit)

Jumlah tenaga kerja


Penggunaan Tenaga
terhadap target
Kerja tidak efisien
produksi tidak ideal

Kurang perencanaan Keterampilan (skill)


jadwal jam kerja tenaga kerja belum
lembur optimal Tidak ada
perhitungan pasti
SOP rekruitmen Kurang perencanaan
jumlah tenaga kerja belum berjalan sistem kerja kontrak
diperlukan dengan baik

Ketidakjelas
Belum ada Penempata Sasaran Tenaga Perencana Perancang an antara
n tenaga Kurang kerja tidak an jumlah an sistem kontrak
regulasi pelatihan
lembur kerja pengawas kompeten tenaga habis kerja
tenaga an
yang belum kerja di kerja tidak kontrak dengan
sesuai supervisor bidangnya ideal tenaga kinerja
terencana kurang

Gambar 5. Diagram Fault Tree Analysis

4.5.3.Minimal Cut Set P2 = Penempatan tenaga kerja yang belum


Minimal cut set adalalah himpunan sesuai dengan keahlian
kombinasi terkecil pada basic event, di mana P3 = Sasaran pelatihan tenaga kerja
top event terjadi jika basic event terjadi kurang tepat
(Vesely, 1981). Untuk menentukan minimal P4 = Kurangnya pengawasan supervisor
cut set, digunakan aljabar Boolean. Sebelum P5 = Tenaga kerja tidak kompeten di
menggunakan persamaan Boolean, bidangnya
dilakukan penjabaran dan permisalan untuk P6 = Perencanaan jumlah tenaga kerja
seluruh event yang terjadi. tidak ideal
Jika: P7 = Perancangan sistem habis kontrak
T untuk top event tenaga kerja tidak ideal
P untuk primary event (basic event) P8 = Ketidakjelasan antara kontrak kerja
G untuk intermediate event dengan kinerja terhadap target
Maka: produksi.
T = Rendahnya pencapaian skor rasio 3
(tenaga kerja/unit) T

G1 = Penggunaan tenaga kerja tidak efisen


G2 = Jumlah tenaga kerja terhadap target
G1 G2
produksi tidak ideal
G3 = Kurang perencanaan jadwal jam
kerja lembur G3 G4
G5 G6 G7
G4 = Keterampilan (skill) tenaga kerja
belum optimal
G5 = Tidak ada perhitungan pasti jumlah P5 P6 P7 P8
P1 P2 P3 P4
tenaga kerja diperlukan
G6 = SOP rekruitmen belum berjalan
dengan baik Gambar 6. Fault Tree Analysis (FTA)
G7 = Kurang perencanaan sistem kerja dengan Permisalan
kontrak
P1 = Regulasi lembur yang belum Dari permisalan di atas, didapatkan
terencana persamaan Booleannya sebagai berikut:
T = G1+G2

Peningkatan produktivitas (Tiena GA, dkk) ISSN: 1411-6340 43


Jurnal Teknik Industri Volume 7 No 1 Maret 2017

G1 = G3+G4 3) Sasaran pelatihan tenaga kerja kurang


G3 = P1 tepat
G4 = P2+P3+P4+P5 4) Kurangnya pengawasan supervisor
G2 = G5+G6+G7 5) Tenaga kerja tidak kompeten di
G5 = P6 bidangnya
G6 = P7 6) Perencanaan jumlah tenaga kerja tidak
G7 = P8 ideal
Dengan melakukan pendekatan dari atas ke 7) Perancangan sistem habis kontrak
bawah, menghasilkan: tenaga kerja tidak ideal
T = G1+G2 8) Ketidakjelasan antara kontrak kerja
= G3+G4+G5+G6+G7 dengan kinerja terhadap target produksi
= P1+P2+P3+P4+P5+P6+P7+P8
Minimal cut set-nya adalah {P1}, {P2}, 4.5.5.Analisa Kuantitatif
{P3}, {P4}, {P5}, {P6}, {P7}, {P8}. Analisa kuantitatif dilakukan dengan
tujuan mengetahui kemungkinan dari
4.5.4.Analisa Kualitatif kejadian yang diamati. Analisa kuantitatif
Analisa kualitatif dilakukan dengan digunakan dengan menggunakan konsep
tujuan mendapatkan kombinasi kejadian dasar probablitias. Karena top event
yang menyebabkan top event terjadi. Hasil merupakan gabungan dari minimal cut set,
analisa kualitatif untuk penyebab rendahnya maka probablititas top event dapat ditaksir
pencapaian skor rasio 3 yang menyebabkan dengan hasil penjumlahan probabilitas
kurangnya tingkat produktivitas adalah masing-masing minimal cut set. Diketahui
sebagai berikut: probablitias kegagalan pada masing-masing
1) Regulasi lembur yang belum terencana basic event adalah sebagai berikut:
2) Penempatan tenaga kerja yang belum
sesuai dengan keahlian

Tabel 7. Probabilitas Kegagalan pada Basic Event


Simbol Deskripsi Probablitias
P1 Regulasi lembur yang belum terencana 0.01
P2 Penempatan tenaga kerja yang belum sesuai dengan keahlian 0.01
P3 Sasaran pelatihan tenaga kerja kurang tepat 0.01
P4 Kurangnya pengawasan supervisor 0.01
P5 Tenaga kerja tidak kompeten di bidangnya 0.01
P6 Perencanaan jumlah tenaga kerja tidak ideal 0.01
P7 Perancangan sistem habis kontrak tenaga kerja tidak ideal 0.01
P8 Ketidakjelasan antara kontrak kerja dengan kinerja terhadap target produksi 0.01

Hasil analisa kualitatif sebelumnya, T = P1+P2+P3+P4+P5+P6+P7+P8


diketahui bahwa minimal cut setnya adalah = 0.01 + 0.01 + 0.01 + 0.01 + 0.01 +
P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, dan P8. Maka 0.01 + 0.01 + 0.01
dengan probabilitas basic event pada tabel di = 0.08
atas, hasil dari probabilitas top event adalah
sebagai berikut:
Tabel 8. Usulan Perbaikan

Peningkatan produktivitas (Tiena GA, dkk) ISSN: 1411-6340 44


Jurnal Teknik Industri Volume 7 No 1 Maret 2017

Penanggung
No. Basic Event Usulan Perbaikan
Jawab
1 Regulasi lembur yang belum terencana Penetapan regulasi lembur dan pelaksanaan yang optimal HRD & PPIC
Penempatan tenaga kerja yang belum sesuai Peninjauan ulang keterampilan yang dikuasai oleh tenaga kerja beserta
2 HRD
dengan keahlian penempatannya. Serta melakukan uji coba dan evaluasi untuk beberapa
3 Sasaran pelatihan tenaga kerja kurang tepat waktu.
Perancangan pelatihan (training ) yang lebih terinci sesuai dengan jobdesk. HRD
4 Kurangnya pengawasan supervisor Inspeksi dadakan dalam periode tertentu. PPIC
Evaluasi dan lokasi ulang tenaga kerja sesuai dengan keterampilan yang sudah
5 Tenaga kerja tidak kompeten di bidangnya HRD
dimiliki dan didapatkan dari pelatihan (training ).
6 Perencanaan jumlah tenaga kerja tidak ideal Menyusun perencanaan jumlah tenaga kerja sesuai dengan target produksi. HRD & PPIC
Perancangan sistem habis kontrak tenaga Evaluasi kontrak tenaga kerja tiap periode tertentu untuk menghindari
7 HRD
kerja tidak ideal kekurangan atau kelebihan jumlah tenaga kerja.
Ketidakjelasan antara kontrak kerja dengan Evaluasi kinerja tenaga kerja berdasarkan kontrak kerja sebelum masa kontrak
8 HRD
kinerja terhadap target produksi habis.

4.6. ANALISA HASIL indeks produktivitas yang diperoleh, akan


mulai teridentifikasi faktor mana yang
4.6.1.Analisa Indeks Produktivitas paling mempengaruhi. Analisa Indeks
Terhadap Performansi Standar Produktivitas Terhadap Performansi
Setelah perhitungan indikator performansi Sebelumnya
setiap bulan untuk semua faktor dan kriteria, Perhitungan indeks produktivitas
maka selanjutnya adalah menghitung indeks terhadap performansi sebelumnya dilakukan
produktivitas yang dicapai perusahaan untuk mengetahui perbandingan persentase.
terhadap performansi standar dengan Apakah terjadi kenaikan atau penurunan
ketentuan Objective Matrix. Melalui grafik selama periode yang ditentukan.

Gambar 7. Grafik Indeks Produktivitas Gambar 8. Grafik Indeks Produktivitas


Terhadap Periode Dasar Terhadap Periode Sebelumnya

4. KESIMPULAN 3) Melalui analisis hasil produktivitas


Kesimpulan yang didapat dari penelitian dengan Fault Tree Analysis (FTA),
adalah sebagai berikut: didapatkan basic event yang menjadi
1) Indikator performansi tertinggi terjadi penyebab rendahnya pencapaian skor
pada bulan September 2016 dengan nilai rasio 3 sebagai berikut: regulasi lembur
707.83, sedangkan performansi terendah yang belum terencana, penempatan
pada bulan Maret 2016 dengan nilai tenaga kerja yang belum sesuai dengan
310.2. keahlian, sasaran pelatihan tenaga kerja
2) Indeks produktivitas (IP) terhadap kurang tepat, kurangnya pengawasan
performansi standar pada bulan supervisor, tenaga kerja tidak kompeten
September 2016 mencapai 135.944%, di bidangnya, perencanaan jumlah tenaga
sedangkan nilai terendah terjadi pada kerja tidak ideal, perancangan sistem
bulan Maret 2016 dengan nilai 3.4%. habis kontrak tenaga kerja tidak ideal,

Peningkatan produktivitas (Tiena GA, dkk) ISSN: 1411-6340 45


Jurnal Teknik Industri Volume 7 No 1 Maret 2017

dan ketidakjelasan antara kontrak kerja 10. Priyanta, Dwi. (2000).


dengan kinerja terhadap target produksi. Keandalandan Perawatan: Modul 1
Probabilitas. Surabaya: Institut
5. DAFTAR PUSTAKA Teknologi Sepuluh Nopember.
1. Amran, Tiena Gustina., Muhammad 11. Prisma Fithri dan Indra Firdaus,
Ichsan, dan Nora Azmi, “ Rancang “Analisis Produktifitas
Bangun Model Lean Produktiitas Menggunakan Metode Objective
Dengan Pendekatan Objective Matrix (OMAX)”, Jurnal Optimasi
Matrix-Value Stram Mapping – Sistem Industri, 2014, hal 548-555,
ECRS (Studi kasus di PT X)”, Vol. 13.
Jurnal Teknik Industri Universitas 12. Riggs, James L. (1987). Production
Trisakti, November 2015, Jakarta, System Planning, Analysis, and
ISSN 1411-4340 hal 61-72, Vol. 5. Control. Singapore.
No. 3. 13. Sumanth, David J. (1984).
2. Dea Avianda, Yoanita Yuniati, dan Productivity Engineering and
Yuniar, “Strategi Peningkatan Management. McGraw-Hill Book
Produktivitas di Lantai Produksi Company. New York.
Menggunakan Metode Objective 14. Christopher, William F dan Thor,
Matrix (OMAX)”, Jurnal Teknik Carl G. (1993). Handbook for
Industri Itenas,2014, Bandung, hal Productivity Measurement and
202-213, Vol. 01 Improvement. Taylor & Francis.
3. Foster, S. T. (2004). Managing England.
Quality: an Integrative Approach.
Pearson Education International.
4. Gaspersz, Vincent. (1998).
Manajemen Produktivitas Total.
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
5. Indra, Setyadi. (2013). Analisis
Penyebab Kecacatan Produk
Celana Jeans dengan
Menggunakan Metode Fault Tree
Analysis dan Failure Mode And
Effect Analysis di CV Fragile Din
Co. Widyatama Repository.
6. Kusrini. (2007). Konsep dan
Aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
7. Mali, Paul. (1978). Improving Total
Productivity, MBO Strategic for
Business, Government, and Nor For
Profit Organization. Jhon Wiley
and Sons: Inc. USA.
8. Muhammad Farris, Yuniar, dan
Yanti Helianty, “Usulan
Peningkatan Produktivitas Di
Lantai Produksi Menggunakan
Metode Objective Matrix
(OMAX)”, Jurnal Teknik Industri
Itenas, 2015, Bandung, hal 253-
263, Vol. 03.
9. Pandey, M. (2005). Engineering
and Sustainable Development.
Waterloo. University of Waterloo

Peningkatan produktivitas (Tiena GA, dkk) ISSN: 1411-6340 46

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai