Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian metode quasi

eksperimen. bertujuan mengidentifikasi pengaruh relaksasi otot progresif terhadap

pemenuhan kebutuhan tidur lansia. Pada desain penelitian ini ada kelompok

intervensi namun tidak ada kelompok kontrol dan sampel tidak diambil secara

random (Polit & Hungler, 2002). Pendekatan desain penelitian dengan one group

pretest – posttest. Ciri penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan sebab

akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek

diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah

intervensi (Nursalam,2012).

Tabel 3.1 Gambaran Rancangan Penelitian

Subjek Pre-tes Perlakuan Post tes

K O I O1

Time1 Time2 Time3

Keterangan:

K : Subjek (Pasien LBP)

O : Observasi pemehuhan kebutuhan tidur

I : Relaksasi Otot Progresif

O1 : Observasi pemehuhan kebutuhan tidur


Suatu kelompok sebelum dikenai perlakuan tertentu (I) diberi pra-test,

kemudian setelah perlakuan dilakukan pengukuran lagi untuk mengetahui akibat

dari perlakuan.

3.2 Pengertian Istilah dan Konsep Variabel

3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki anggota-

anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.

Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai

ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang

suatu konsep (Notoatmodjo, 2010), dalam penelitian ini ada 2 (dua) variabel yaitu :

1. Variabel independen yaitu relaksasi otot progresif

2. Variabel dependen yaitu pemehuhan kebutuhan tidur

3.2.2 Definisi Operasional Variabel


Variabel Definisi Cara ukur dan Hasil ukur Skala
Alat ukur
Variabel Teknik untuk Menggunakan Dikelompokkan Nominal
Independent : mengurangi pedoman menjadi dua
Relaksasi Otot ketegangan pada otot pelaksanaan bagian, yaitu :
Progresif dengan relaksasi otot
menegangkan progresif yang 1. Sebelum
sekelompok otot dan disertai dengan pemberian
merilekskannya gambar Relaksasi
kembali pada lansia kontraksi dan otot
dilakukan 4 – 5 kali relaksasi pada progresif.
setiap minggunya. 10 kelompok 2. Setelah
Durasi waktu pada otot dan pemberian
tahap permulaan penjelasan yang relaksasi otot
yaitu 20 – 25 menit, sederhana untuk progresif
ketika responden lansia. Teknik
sudah mulai mahir relaksasi
dan lancar, dilakukan
responden selama 10-20
menit.
melakukan dalam
waktu 15 menit
Variabel Kebutuhan dasar masing-masing Interval
Dependent : yang harus dipenuhi Menggunakan pertanyaan
oleh lansia yang kuesioner diberi skor 1-
Pemenuhan sebanyak 7 4:
kebutuhan tidur ditentukan oleh 1= tidur yang
pertanyaan yang
beberapa parameter diadopsi dari buruk
kualitas tidur berikut, Sleep Quality 4= tidak
seperti Sleep Questionaires mengindikasika
Latency, frekuensi (Karota-Bukit, n tidur yang
2013) baik.
terbangun pada Nilai terendah
malam hari, Lama adalah 7 dan
tidur semalam, nilai tertinggi
perasaan saat bangun adalah 28.
di pagi hari, Semakin
rendah total
skor semakin
buruklah tidur
pada lansia.
3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi

dalam penelitian ini adalah keseluruhan lansia Di Satuan Pelayanan Rehabilitasi

Sosial Lanjut Usia Kabupaten Garut 2020

3.3.2 Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi yang

diteliti (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini teknik sampel yang digunakan adalah

dengan menggunakan teknik “Quota Sampling “ yaitu tehnik untuk menentukan sampel

dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan

(Sugiyono, 2011)

Adapun kriteria sampelnya adalah sebagai berikut:

a. Inklusi

1) Lansia yang mengalami gangguan kebutuhan tidur

2) Lansia yang tidak mengkonsumsi obat tidur selama diberikan relaksasi

otot progresif sampai selsesai

3) Lansia dengan tingkat kesadaran compos mentis

4) Lansia tidak memiliki gangguan pendengaran

5) Pasien bersedia mengikuti pelatihan relaksasi otot progresif

b. Eksklusi

1) Pasien yang tidak bersedia mengikuti relaksasi otot progresif

2) Pasien yang memiliki keterbatasan gerak


Untuk mengambil sampel penelitian menggunakan rumus Analitik Numerik

untuk pengujian data tidak berpasangan, rumus besar sampel untuk penelitian Analitik

Numerik adalah :

N1 = N2 =

Keterangan :

Zα = Deviat baku alfa

Zβ = Deviat baku beta

= Estimasi Varian

= Selisih proporsi pajanan minimal yang dianggap bermakna,

ditetapkan sebesar = 2

(Dharma, K, K, 2011)

N1 = N2 =

Z = 1,96

Z = 0,84

=4

= 2

N1 = N2 =
=

= 18,68 atau dibulatkan menjadi 19

Dengan demikian, besar sampel minimal setiap kelompok adalah 19

responden

3.4 Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari STIKes Karsa Husada .

Menurut Nursalam (2003), ada beberapa pertimbangan etik yang harus

diperhatikan pada penelitian ini, yaitu self determination responden diberi kebebasan

untuk menentukan apakah bersedia atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian

secara sukarela, ananomity yaitu selama kegiatan penelitian, nama dari responden

tidak digunakan. Sebagai gantinya peneliti menggunakan nama inisial responden,

informed consent adalah seluruh responden bersedia menandatangani lembar

persetujuan setelah peneliti menjelaskan tujuan, manfaat, dan harapan peneliti

terhadap responden, setelah responden memahami semua penjelasan peneliti,

confidentiality adalah peneliti menjamin kerahasiaan informasi responden dan

kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian dan protection from

discomfort, yaitu responden bebas dari rasa sakit, baik secara fisik dan tekanan

psiko logis

3.5 Instrumen Penelitian


3.5.1 Kuesioner Demografi
Kuesioner data demografi meliputi jenis kelamin, umur, pedidikan, agama,

suku serta aktifitas sehari-hari mengisi waktu luang. Data demografi ini

menggambarkan karakteristik responden

3.5.2 Kuesioner pemenuhan kebutuhan tidur

Kuesioner pemenuhan kebutuhan tidur ditentukan oleh 7 aspek parameter

tidur, yaitu lamanya waktu tidur pada malam hari, waktu yang diperlukan

untuk memulai tidur, frekuensi terbangun pada malam hari, perasaan setelah

terbangun dari tidur, kepuasan tidur, kedalaman tidur, rasa kelelahan di

siang hari.

Kuesioner pemenuhan kebutuhan tidur ini diadopsi dari The Sleep Quality

Questionaires (SQQ) (Karota-Bukit, 2003) yang telah dimodifikasi

dari Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan St.Mary’s Hospital Sleep

Questionnaire (Ellis et al, 1981 dalam Jawad 2009). Kuesioner ini

telah dimodifikasi dalam versi Bahasa Indonesia yaitu Kuesioner Kualitas

Tidur (KKT). KKT terdiri dari 7 item yang disusun berdasarkan pilihan

berganda dengan 4 pilihan jawaban dan masing-masing pertanyaan diberi

skor 1-4 . Dimana skor 1 mengindikasikan adanya tidur yang buruk,

sementara skor 4 tidak mengindikasikan tidur yang baik. Ketujuh skor

masing- masing pertanyaan dijumlahkan untuk mendapatkan total skore. Nilai

terndah yang dicapai adalah 7 dan nilai tertinggi yang mungkin dicapai

adalah 28. Semakin rendah total skor semakin buruklah tidur pada lansia.

3.6 Cara Pengumpulan Data

3.6.1 Prosedur Data Demografi


Cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data

dalam penelitian ini yaitu peneliti menyerahkan surat permohonan izin penelitian

yang dilakukan oleh insitusi pendidikan STIKes Karsa Karsa Husada kemudian

menyerahkan surat izin kepada bagian kepala pimpinan Rumah Perlindungan

Tresna Werdha Kabupaten Garut. Pengambilan data dilakukan oleh peneliti

sendiri dimana peneliti hadir pada hari kegiatan latihan diadakan, kemudian

peneliti menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur pengumpulan data yang akan

dilakukan. Setelah responden setuju dengan prosedur penelitian yang akan

dilakukan, peneliti memberikan informed consent untuk ditandatangani

sebagai bukti persetujuan untuk menjadi responden, selanjutnya responden

mengisi data demografi.

3.6.2 Prosedur Sebelum Pelaksanaan Relaksasi Otot Progresif

a) Pada awalnya peneliti akan membagi 19 responden menjadi dua gelombang,

pada gelombang pertama berjumlah 10 orang dan gelombang

berikutnya 9 orang. Hal ini didasari agar relaksasi yang diberikan dapat

lebih maksimal dibandingkan dilakukan secara bersamaan. Peneliti

akan menjadwalkan gelombang pertama dimulai bulan Mei 2020 dengan

frekuensi latihan minimal 17 kali latihan, maksimal 20 kali latihan.

b) Berdasarkan survey awal calon responden yang diambil melalui

Simple Random Sampling akan diikutsertakan dalam proses penelitian.

Peneliti meminta persetujuan calon responden untuk menandatangani Inform

consent setelah menjelaskan tentang tujuan, manfaat, dan prosedur

penelitian.
c) Setelah persetujuan didapat, pengumpulan data dimulai. Pertama,

mengisi kuesioner data demografi yang dilakukan oleh peneliti sendiri.

Kemudian peneliti melakukan pengukuran pemenuhan kebutuhan tidur

berdasarkan parameter kualitas tidur (pretest). Lama melakukan pretest pada

masing-masing responden berkisar 10 – 15 menit.

d) Persiapan pada responden dilakukan dengan menyarankan responden untuk

melonggarkan pakaiannya ataupun melepaskan ikat pinggangya bagi

responden laki-laki. Peneliti meminta responden untuk berkonsentrasi pada

saat pelaksanaan nanti agar bisa merasakan rasa relax dan nyaman pada

saat melakukan relaksasi otot progresif nanti. Peneliti memposisikan tubuh

responden yang nyaman dengan menyarankan lansia untuk duduk dengan rileks

dan mata tertutup. Responden biasanya menyukai duduk di sofa ruang

tamu wisma karena merasa lebih nyaman.

e) Setelah persiapan lansia selesai maka peneliti mulai membimbing lansia

untuk melakukan relaksasi otot Progresif.

3.6.3 Prosedur Saat Pelaksanaan Relaksasi Otot Progresif

Pelaksanaan relaksasi otot Progresif dilakukan 4 – 5 kali setiap minggunya.

Durasi waktu pada tahap permulaan yaitu 20 – 25 menit, ketika responden sudah

mulai mahir dan lancar, responden melakukan dalam waktu 15 menit. Pada

saat memulainya, peneliti bersama dengan responden melakukan latihan nafas


dalam sehingga responden bisa merasakan kenyamanan pada tubuhnya.

Kemudian memulai relaksasi bersama dengan responden. Pada saat relaksasi

berlangsung, responden cenderung mengalami kesulitan pada kelompok otot dada

karena menegangkan otot dada dan menahan nafas. Namun, peneliti tidak

memaksakannya. Dasarnya, responden bisa merasakan perbedaan rasa tegang

dan relaks dari setiap gerakan. Selain bimbingan dari peneliti, responden

juga mendapat panduan relaksasi otot progresif, apabila ada gerakan yang

terlupa, lansia bisa melihat panduan tersebut.

3.6.4 Prosedur Setelah Pelaksanaan Relaksasi Otot Progresif

Setelah seluruh rangkaian dari relaksasi otot progresif harus dijalankan,

setiap selesai prosedur, peneliti selalu melakukan express feeling untuk

mengetahui apa yang dirasakan responden. Kemudian pengukuran pemenuhan

kebutuhan tidur berdasarkan parameter kualitas tidur setelah intervensi (posttest)

dilakukan setelah melakukan minimal 17 kali latihan pada setiap gelombang.

Lama dilakukan posttest berkisar 10 – 15 menit. Semua responden ha ru s

berpatisipasi sampai akhir kegiatan penelitian. Peneliti mengevaluasi kembali

dengan menanyakan perasaan setelah dilakukan relaksasi. Kemudian peneliti

menjelaskan bahwa penelitian telah selesai kepada responden dan selalu

menyarankan responden untuk tetap melanjutkan relaksasi otot progresif

tersebut.

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip


keandalan instrument dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2008). Valid berarti

instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur

(Sugiyono, 2006). Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diadopsi dari Sleep

Quality Questionnaire (SQQ) yang dimodifikasi dari Pittsburgh Sleep Quality

Index (PSQI) dan St.Mary’s Hospital (SMH) Sleep Questionnaire dengan uji back

translation dengan validity yang menggunakan Pearson Correlation Coefficient

dalam program SPSS terhadap SQQ adalah 0,914. Sehingga kuesioner ini layak

untuk dipergunakan dalam penelitian ini (Bukit, 2003 dalam Jawad, 2008).

Reabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta

atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang

berlainan (Nursalam, 2008). Uji reliabilitas Instrumen digunakan untuk

mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap variabel yang sama, dengan

menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2005).Uji reliabilitas tidak

dilakukan lagi oleh peneliti karena Sleep Quality Questionnaire telah dianalisis

oleh tiga ahli yaitu Sleep and Medical, Psychological Nursing dan Gerontological

Nursing dari Prince of Songkla University. Nilai Cronbach Alfa untuk kuesioner ini

adalah 0,89 (Bukit, 2003). Menurut Djemari (2003, dalam Riwidikdo ,2008),

kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki alpha minimal 0,7.

3.8 Analisa Data

Metode statistik data untuk analisa data yang digunakan pada penelitian ini

adalah Statistika univariat dan Statistika bivariat. Statistika univariat digunakan

untuk menyajikan distribusi frekuensi data – data demografi lansia meliputi jenis
kelamin, umur, agama, suku, pendidikan, aktivitas sehari-hari, distribusi frekuensi

pada pemenuhan kebutuhan tidur pada saat pre dan posttest.

3.8.1 Analisis Deskriptif

Data demografi disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, persentase ,

dan mean.

3.8.2 Statistik Bivariat

Statistika Bivariat merupakan metode analisa data untuk menganalisa antara

dua variabel. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh relaksasi otot progresif

terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada lansia pre dan post pemberian

intervensi maka uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik paired t-

test (t-test dependen), Sebelum melakukan uji t-test, peneliti melakukan uji normalitas

dengan metode analitis secara komputerisasi menggunakan Shapiro Wilk karena

sampelnya ≤ 50 dengan nilai kemaknaan (p > 0,05) maka didapatlah data

berdistribusi normal (Lampiran 6).

Analisis berikutnya dilakukan secara komputerisasi untuk melihat pengaruh

relaksasi otot progresif terhadap pemenuhan kebutuhan tidur lansia. Hasil analisa

diperoleh nilai p. jika nilai p<0,05 maka Ho ditolak, ini berarti ada pengaruh

relaksasi otot progresif terhadap pemenuhan kebutuhan tidur lansia (Dahlan,

2000), rumus yang digunakan yaitu :

Keterangan :

d : rerata deviasi/ selisih sampel 1 dan sampe 2

SD_d : standar deviasi dari deviasi

n : jumlah sampel
Pengambilan keputusan untuk menyimpulkan tingkat kemaknaan

perbedaan dapat dilakukan apabila hasil analisis sebagai berikut :

a. P-value ≤ 0,05 adalah menunjukan hasil bermakna ( H0 ditolak)

b. P-value >0,05 adalah menunjukan hasil tidak bermakna (H0 diterima)

3.9 L okasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di Puskesmas Mekarmukti yang akan dilaksanakan pada Mei-

Juni 2020.

3.10 Jadwal Penelitian

Adapun jadwal dalam penelitian ini sebagai berikut

a. Pada Bulan Januari 2020-Februari 2020

Peneliti mencari permasalahan di lapangan baik di Rumah Sakit, Puskesmas,

Klinik ataupun di lingkungan masyarakat

b. Pada Bulan Februari 2020-Maret 2020

Peneliti mulai melakukan studi pendahuluan dan penyusunan konten bab 1, bab

2 dan bab 3 dengan bimbingan dari pembimbing 1 dan 2

c. Pada Bulan Maret 2020-April 2020

Peneliti membuat intrumen penelitian dan ujian seminar proposal

d. Pada Bulan April 2020-Mei 2020

Peneliti melakukan revisi penelitian dan melakukan penyebaran kuisioner

kepada responden yang memenuhi kriteria sampel

e. Pada Bulan Mei 2020-Juni 2020

Peneliti melakukan pengolahan data, tabulasi data dan penyusunan bab 4 dan
bab 5

f. Pada Bulan Juni 2020-Agustus 2020

Penelitian mengajukan sidang akhir skripsi

g. Pada Bulan Agustus 2020-September 2020

Peneliti melakukan revisi hasil sidang skripsi

h. Pada Bulan September 2020-November

Peneliti mengaplikasikan hasil penelitian di tempat penelitian

i. Pada Bulan November 2020-Oktober 2020

Penelitian dan implementasi selesai, peneliti di wisuda.

Anda mungkin juga menyukai