Anda di halaman 1dari 4

PERKEMBANGAN ANAK USIA TK

1. Hakikat Perkembangan Anak


Perkembangan anak usia dini adalah peletak dasar pada masa keemasan inilah anak
usia dini akan mudah menerima stimulus yang diberikan pendidik. Anak akan siap menerima
pembelajaran dari lingkunganya untuk mengembangkan kemampuan dirinya karena anak usia
dini akan membangun sendiri pengetahuanya.
Menurut Jumaris (dalam Sujiono, 2013:54) yang menyatakan bahwa perkembangan
terdahulu akan menjadi contoh untuk perkembangan selanjutnya oleh sebab itu apabila terjadi
hambatan maka perkembangan selanjutnya akan mendapat hambatan.
Anak usia dini sosok individu yang sedang mengalami masa yang sangat cepat dalam
rentang perkembangannya, karena anak usia dini adalah peniru yang ulung apa yang mereka
lihat pasti mereka tiru untuk itu dalam mempersiapkan untuk kehidupan selanjutnya
dibutuhkan proses pembelajaran yang dapat menstimulus perkembangan anak.
Menurut Sujiono (2007:4) yang menjelaskan bahwa anak usia dini adalah sosok individu
yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi
kehidupan selanjutnya.
Dari penjelasan di atas maka dibutuhkan proses pembelajaran anak usia dini harus
memperhatikan karakteristik anak usia dini itu sendiri sesuai tahapan perkembangannya. Pada
hakikatnya pembelajaran anak usia dini itu tidak terlepas dengan bermain, karena dengan
bermain anak akan menstimulasi semua perkembangannya dengan baik dan anak akan dapat
mempersiapkan anak untuk memasuki pendidikan selanjutnya, oleh karena itu perkembangan
anak harus diberikan secara optimal agar tidak menghambat perkembangan selanjutnya.

2. Prinsip-prinsip Perkembangan Anak


1) Anak adalah pembelajar aktif.
2) Perkembangan dan belajar merupakan hasil dari interaksi
kematangan biologis dan lingkungan, yang mencakup baik
lingkungan fisik maupun sosial tempat anak tinggal.
3) Bermain merupakan suatu sarana penting bagi perkembangan
social, emosional, dan kognitif anak, dan juga merefleksikan
perkembangan anak.
4) Perkembangan mengalami percepatan bila anak memiliki
kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan-keterampilan
yang baru diperoleh dan juga ketika mereka mengalami
tantangan di atas level pengusaannya saat ini.
5) Anak mendemonstrasikan mode-mode untuk mengetahui dan
belajar yang berbeda serta cara yang berbeda pula dalam
mempresentsikan apa yang mereka tahu.
6) Anak berkembang dan belajar terbaik dalam suatu konteks
komunitas yang merasa aman dan menghargai, memenuhi
kebutuhan-kebutuhan fisiknya, dan dirasa aman secara
psikologis.
3. KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK
Adapun karakteristik perkembangan anak usia dini dapat dilihat
sebagai berikut:
1) Perkembangan Fisik-Motorik
Pertumbuhan fisik pada setiap anak tidak selalu sama. Ada yang mengalami pertumbuhan
secara cepat, ada pula yang lambat. Pada masa kanak-kanak pertambahan tinggi dan
pertambahan berat badan relatif seimbang.
2) Perkembangan Kognitif
Istilah kognitif (cognitive) berasal dari kata cognition atau knowing berarti konsep luas dan
inklusi yang mengacu pada kegiatan mental yang tampak dalam pemerolehan, organisasi
/penataan dan penggunaan pengetahuan.12 Dalam arti yang luas, kognitif merupakan ranah
kejiwaan yang berpusat di otak dan berhubungan dengan konasi (kehendak), afeksi (perasaan).
jika mengacu pada teori yang dikemukakan Pease (Peaget), seorang pakar psikologi kognitif
dan psikologi anak, dapat disimpulkan 4 tahap perkembangan kognitif , yaitu :
• Tahap sensori motor, terjadi pada usia 0-2 tahun
• Tahap pra operasional, terjadi pada usia 2-7 tahun
• Tahap konkrit operasional, terjadi pada usia 7-11 tahun
• Tahap formal operasional, terjadi pada usia 11-15 tahun
3) Perkembangan Sosio Emosional
Para psikolog mengemukakan bahwa terdapat tiga tipe temperamen anak, yaitu:
Pertama, anak yang mudah diatur, mudah beradaptasi dengan pengalaman baru,
senang bermain dengan mainan baru, tidur dan makan secara teratur dan dapat meyesuaikan
diri dengan perubahan di sekitarnya.
Kedua, anak yang sulit diatur seperti sering menolak rutinitas seharihari, sering
menangis, butuh waktu lama untuk menghabiskan makanan dan gelisah saat tidur.
Ketiga, anak yang membutuhkan waktu pemanasan yang lama,umumnya terlihat agak
malas dan pasif, jarang berpartisipasi secara aktif dan seringkali menunggu semua hal
diserahkan kepadanya.
Dari pendapat di atas diketahui bahwa kepribadian dan kemampuan anak berempati
dengan orang lain merupakan kombinasi antara bawaan dengan pola asuh ketika ia masih
anak-anak. Perkembangan Bahasa Kemampuan setiap orang dalam berbahasa berbeda-beda.
Ada yang berkualitas baik dan ada yang rendah. Perkembangan ini mulai sejak awal
kehidupan. Sampai anak berusia 5 bulan (0-1 tahun), seorang anak akan mengoceh seperti
orang yang sedang berbicara dengan rangkaian suara yang teratur, walaupun suara dikeluarkan
ketika berusia 2 bulan. Di sini terjadi penerimaan percakapan dan diskriminasi suara
percakapan. Ocehan dimulai untuk menyusun dasar bahasa.
HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN

1. KONSEP BELAJAR
Menurut pandangan behaviorisme, belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang
dapat diamati (observable) dan dapat diukur (messurable). Pendekatan kognitif berpendapat
bahwa belajar adalah sebagai perubahan perkembangan. Menurut pandangan konstruktivisme
anak adalah pembangun aktif pengetahuannya sendiri. Anak membangun pengetahuannya
ketika mereka bermain.De Vries(2000). Aliran ini banyak mewarnai tentag konsep belajar anak,
dan menekankan pentingnya keterlibatan anak dalam proses belajar, belajar menyenangkan
bagi anak, alami, melalui bermain dan memberi kesempatan pada anak untuk dapat
berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut pendekatan high/scope, anak memiliki potensi untuk mengembangkan
pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungannya. Lingkungan belajar harus dapat
mendukung aktifitas belajar.
Belajar adalah proses perubahan perilaku berdasarkan pengalaman dan latihan.S.Nasution
(1985)
Dari pengertian tersebut dapat dicermati bahwa unsur – unsur belajar tersebut adalah :
a. Proses/ kegiatan
b. Pengalaman
c. Perubahan perilaku

2. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR ANAK


Prinsip belajar merupakan ketentuan hukum yang harus dijadikan pegangan  didalam
pelaksanaan kegiatan belajar. Sebagai suatu hukum prinsip belajar akan sangat menentukan
proses dan hasil belajar. Djadja Djadjuri  (1997) mengemukakan bahwa belajar anak berbeda
dengan belajar orang dewasa karena anak belajar setiap saat. Prinsip – prinsip belajar anak
akan memberikan implikasi terhadap tugas guru. Berikut ini adalah prinsip – prinsip belajar
anak:
1) Anak adalah Pebelajar Aktif
Ketika kita mengatakan anak aktif, yang penting yang perlu kita pahami adalah sifat –
sifat multi dimensional dari aktivitas anak tersebut
2) Belajar Anak dipengaruhi oleh kematangan
Kematangan merupakan suatu masa dimana pertumbuhan dan perkembangan
mencapai titik kulminasi untuk melaksanakan tugas perkembangan tertentu.
Kematangan yang dicapai oleh setiap individu pada prinsipnya berbeda.
3) Belajar Anak dipengaruhi oleh lingkungan
Anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan tidak hanya dari kematangan, tetapi
lingkungan memberikan kontribusi yang sangat berarti dan sangat mendukung proses
belajar anak. Anak akan belajar dengan baik apabila merasa aman dan nyaman secara
psikologis.
4) Anak belajar melalui kombinasi pengalaman fisik dan interaksi sosial
Pengalaman fisik adalah pengalaman yang diperoleh anak melalui pengindraan
terhadap objek – objek yang ada dilingkungan sekitar anak melalui memanipulasi
langsung, mendengar, melihat, meraba, merasa, menyentuh serta melakukan dengan
benda – benda yang ada di lingkungan anak
5) Anak belajar dengan gaya yang berbeda
Menurut Kovake (1991) bahwa setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada
yang bertipe auditif, ada yang tipe visual atau kinestetik
6) Anak belajar melalui bermain
Menurut Spodel dalam Kostelnik (1995)”bermain diartikan sebagai suatu yang
fundamental, karna melalui bermain anak memperoleh dan memproses informasi,
belajar tentang hal – hal baru dan melatih keterampilan yang sudah ada.

3. KARAKTERISTIK & CARA BELAJAR ANAK


Kegiatan Pembelajaran PAUD Pendidikan anak usia dini harus disesuaikan dengan
beberapa hal sesuai karakteristik cara belajar anak usia dini yang memuat hal-hal
sebagai berikut :

1) Anak Belajar Secara Bertahap


Anak belajar bertahap sesuai dengan kematangan perkembangan berpikirnya. Anak belajar
dari mulai segala sesuatu yang konkrit, yang dapat dirasakan oleh inderanya. Anak seorang
pembelajar alami dan sangat senang belajar (Raffini, 1993)
2) Cara berpikir anak bersifat khas
Duit and Treagust (1995) menyatakan bahwa cara anak berpikir berakar dari
pengalamannya sehari-hari. Pengalaman yang sangat membantu dan berharga bagi anak
didapat dari enam sumber yakni: (1) pengalaman sensory, (2) pengalaman berbahasa, (3)
latar belakang budaya, (4) teman sepermainan, (5) media masa, dan (6) kegiatan saintis.
Cara anak berpikir tentang dunia sekelilingnya juga mempengaruhi pemahamannya
tentang konsep saintis.
3) Anak-anak belajar dengan berbagai cara
Anak senang mengamati dan berpikir tentang lingkungannya (Eshach & Fried, 2005;
Ramey-Gassert, 1997). Anak termotivasi untuk mengeksplor dunia sekitarnya dengan
caranya sendiri (French, 2004). Terkadang cara anak belajar tidak dipahami orang dewasa,
sehingga dianggap anak ini sedang bermain tanpa makna atau bahkan sebaliknya ia
berbuat sesuatu yang nakal.
4) Anak belajar satu sama lain dalam lingkungan sosial
Anak terlibat aktif dengan lingkungannya untuk mengembangkan pemahaman mendasar
tentang fenomena yang anak amati dan lakukan. Anak juga membangun keterampilan
proses saintis yang sangat penting yaitu mengamati, mengklasisikasikan, dan juga
mengelompokkan. (Eshach & Fried, 2005; Platz, 2004).
5) Anak belajar melalui bermain
Bermain membantu mengembangkan berbagai potensi anak. Melalui bermain anak diajak
bereksplorasi, menemukan, dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak,
sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak.

Anda mungkin juga menyukai