Anda di halaman 1dari 9

DASAR-DASAR PENGEMBANGAN PRODUK, ASPEK-ASPEK

PENTING, PERENCANAAN STRATEGIS DAN KLASIFIKASI


PRODUK BARU

Disusun oleh:
Maret Dyah Brillianty 240210170001
Rina Karlina 240210170006
Bilqis Khairunisa 240210170010
Adinda Sekar Asri 240210170019
Haidar Abdullah Azzam 240210170025
Muhammad Fadly Sonjaya 240210170056

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2020
A. Dasar-Dasar Pengembangan Produk Baru
Perkembangan teknologi dan ilmu pegetahuan akan terus bergerak secara
dinamis yang akan mempengaruhi tingkat kebutuhan konsumen atau pasar terhadap
suatu produk dan atau jasa. Ketidakmampuan suatu perusahaan untuk
mencanangkan sebuah inovasi akan membuat pasar jenuh terhadap produknya. Hal
ini tentu mengakibatkan kerugian yang cukup besar pada perusahaan tersebut.
Maka dari itu, agar suatu produk dapat bersaing di pasar dan tetap bertahan maka
harus diadakan inovasi-inovasi terbarukan terhadap produk tertentu yang mengikuti
kebutuhan konsumennya sesuai dengan teknologi dan ilmu pengetahuan yang ada
saat ini. Pengembangan produk kemudian secara umum didefinisikan sebagai suatu
cara yang dapat meningkatkan penjualan melalui usaha suatu perbaikan maupun
modifikasi melalui berbagai upaya untuk merebutkan peluang pasar dari para
pesaing1. Dari definisi tersebut diketahui bahwa pengembangan produk ini
bertujuan untuk memperkuat posisi produk di pasar, melakukan ekspansi pasar
yang sesuai dengan keinginan perusahaan, menonjolkan produk tersebut diantara
persaingan-persaingan antara perusahaan yang menghasilkan produk sejenis.
Tujuan-tujuan tersebut tentu dilatarbelakangi oleh adanya keinginan dan kebutuhan
konsumen yang selalu berubah-ubah.

1. Proses Dasar Pengembangan Produk


Proses pengembangan produk dilakukan dengan melakukan serangkaian proses
yang dimulai dari penggalian gagasan hingga penetapan gagasannya, lalu
melakukan analisis bisnisnya, pengujian pasarnya hingga produk tersebut kemudian
dikomersialisasikan. Kotler (2005) membagi tahapan pengembangan produk
menjadi delapan tahapan sebagai berikut2;

1. Penggalian gagasan
Pengembangan produk baru berawal dari penciptaan gagasan produk baru
secara sistematik. Perusahaan mengidentifikasi kebutuhan konsumen, produk yang
dibutuhkan, serta mempertimbangkan produk pesaing yang beredar di pasaran
untuk diformulasikan menjadi produk yang baru.

1
Moonti, Usman. 2015. Bahan Ajar Mata Kuliah Dasar-Dasar Pemasaran. Yogyakarta,
INTERPENA
2
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jakarta, PT. Indeks
2. Penyaringan Gagasan
Setelah dilakukan penggalian gagasan yang menghasilkan lebih dari satu ide,
maka di tahap ini gagasan-gagasan yang muncul dikurangi dengan tujuan
membantu mengenali ide yang baik dan menghilangkan ide yang buruk. Ketika
gagasan yang buruk dilakukan maka produk-produk yang dihasilkan hanya
menghabiskan biaya perusahaan dan memperoleh laba yang kurang dari target
penjualan hingga merugi.

3. Pengembangan dan Pengujian Konsep


Gagasan yang telah tetap kemudian dikembangkan menjadi suatu konsep
produk. Pada tahapan ini harus dibedakan antara gagasan, konsep, dan citra suatu
produk. Gagasan produk adalah suatu kemungkinan produk yang perusahaan
tawarkan ke pasar sementara konsep produk adalah versi mendetail dari suatu
gagasan yang dinyatakan dalam istilah-istilah berarti bagi konsumen. Adapun citra
produk adalah gambaran tertentu yang konsumen perolah dari suatu produk aktual
atau potensial. Pengujian konsep mengharuskan konsep produk baru diuji dengan
kelompok konsumen sasaran untuk mengetahui apabila konsep memiliki daya tarik
kuat bagi konsumen.

4. Pengembangan Strategi Pemasaran


Perusahaan melakukan pengembangan strategi pemasaran yang akan
diimplementasikan saat mengomersialisasikan produk barunya ke pasar. Kotler
membagi rencana ini dalam tiga bagian yang meliputi penjelasan tentang ukuran,
struktur, dan perilaku pasar yang dituju hingga perumusan laba yang diinginkan
dalam beberapa tahun pertama. Kemudian menguraikan harga produk, strategi
distribusi, dan anggaran pemasaran untuk tahun pertama. Terakhir adalah
menjelaskan mengenai penjualan jangka panjang dan sasaran laba, serta strategi
bauran pemasaran selama waktu yang telah ditetapkan.

5. Analisis Bisnis
Setelah diputuskannya konsep produk dan strategi pemasarannya, perusahaan
dapat mengevaluasi daya tarik bisnis dari proposal. Hal-hal yang ditinjau adalah
tinjauan ulang penjualan, biaya, dan proyeksi laba abgi produk baru untuk
menentukan apakah faktor-faktor yang terlibat memenuhi tujuan perusahaan. Untuk
mengestimasi penjualan, perusahaan juga harus melihat trace penjualan produk
serupa dan melakukan survei pendapat pasar. Adanya estimasi penjualan minimum
dan maksimum juga dibutuhkan untuk menilai kisaran resiko. Setelah menyiapkan
analisis bisnis, perusahaan dapat melakukan perkiraan biaya produk dan lama
termasuk biaya-biaya operasional dan manajerial lainnya.

6. Pengembangan Produk
Konsep produk yang berhasil melewati tahap analisis bisnis akan
dikembangkan menjadi sebuah prototype nyata. Tahapan ini akan menguji apakah
gagasan yang telah dicanangkan dan analisis yang telah direncanakan itu dapat
dimanifestasikan menjadi produk yang nyata atau tidak. Tahapan ini merupakan
tahapan yang memerlukan biaya paling besar. Dari formulasi, pembuatan produk,
hingga rangkaian pengujian karakteristik fisik, kimia, dan fungsional untuk
memastikan apakah produk dapat sesuai dengan sifat yang diinginkan atau tidak.
Tahap ini menentukan apakah produk layak diproduksi secara komersil maupun
teknis.

7. Pengujian Pasar
Apabila produk berhasil dibuat dan lolos serangkaian pengujian maka langkah
berikutnya adalah pengujian pemasaran ke konsumen yang realistis. Uji ini akan
memberikan pengalaman bagi perusahaan untuk mengomersilkan produk sebelum
turun untuk introduksi sepenuhnya. Uji pemasaran meberikan kesempatan kepada
perusahaan untuk menguji program pemasaran strategi, pemosisian, iklan,
distribusi, penetapan harga, penetapan merek, kemasan, serta tingkat anggaran.

8. Komersialisasi
Pengujian pasar memberikan cukup informasi bagi manajemen untuk
memutuskan dapat tidaknya meluncurkan produk baru itu. Suatu perusahaan yang
akan melakukan komersialisasi harus siap untuk menghadapi biaya yang sangat
besar pada saat ini. Sebelum dipasarkan, perusahaan haruskan menentukan waktu
peluncuran, dimana produk tersebut akan diluncurkan, kepada siapa konsumennya,
dan bagaimana strategi pengenalannya.
B. Aspek-Aspek Penting dalam Pengembangan Produk Baru
Terdapat beberapa aspek pengembangan produk baru, antara lain:

a. Aspek Produk
Aspek ini berkaitan dengan tahap eksplorasi proses pengenalan dan
pengembangan produk/jasa baru yang meliputi tiga pola sebagai berikut:

1. Menarik Pasar (Need Pull/Market Pull)


Pola ini berkaitan dengan pandangan terhadap produk baru yang harus
dibuat agar dapat dijual dan juga didasarkan pada kebutuhan pelanggan.
Jenis produk tersebut dapat ditentukan melalui penelitian pasar dan
umpan balik pelanggan, dengan bantuan teknologi. Pola ini juga akan
menuju terbentuknya incremental innovation.

2. Mendorong Teknologi (Technology Push)


Pola berikut berkaitan dengan pandangan produk yang diperoleh dari
teknologi produksi, penggunaan teknologi yang canggih dan
kemudahan operasi, dengan perhatian pasar. Pandangan ini akan menuju
kepada radical innovation.

3. Antar Fungsional (Interfunctional)


Untuk menghasilkan produk yang bermanfaat serta memenuhi
kebutuhan pelanggan dengan penggunaan teknologi terbaik diperlukan
kerjasama diantaranya pemasaran, operasi, keterampilan teknik, dan
fungsi lainnya. Dengan kata lain, untuk menunjang inovasi produk baru
tersebut diperlukan kombinasi dari kedua poin sebelumnya yaitu
technical-linking dan need-linking. Selain itu juga, ada tiga faktor yang
menjadi pertimbangan dalam menciptakan peluang bisnis baru, yaitu
relevant problem, technology sources, dan market demand.

b. Aspek Jumlah Produk


Aspek ini berkaitan dengan berapa jumlah produk yang seharusnya
diproduksi. Terdapat dua cara dalam menentukan jumlah produk yaitu cara
non-statistik (menentukan jumlah produk yang harus dibuat dan dijual
berdasarkan pertimbangan semata, yang meliputi pertimbangan tenaga
penjual, pertimbangan eksekutif, dan ahli) dan cara kuantitatif (menentukan
jumlah produksi berdasarkan analisa kuantitatif dengan menggunakan data-
data masa lalu untuk memperkirakan jumlah produk yang ditawarkan/dijual
di pasar pada masa yang akan datang.

c. Aspek Kombinasi Produk


Aspek ini lebih berfokus pada berapa jenis produk yang diproduksi
untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, sehingga diharapkan
dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Selain itu,
wirausahawan/produsen juga berkemungkinan memperoleh keuntungan
yang berlipat. Proses pengembangan produk diawali dengan fase
perencanaan yang kemudian dilanjutkan dengan tahapan pengembangan
konsep. Terdapat 4 tipe yang dapat dikelompokkan dalam proyek
pengembangan produk antara lain kelompok platform produk baru, turunan
dari platform produk yang sudah ada, peningkatan perbaikan untuk produk
yang telah ada, dan kelompok yang pada dasarnya produk baru.

C. Perencanaan Strategis dalam Pengembangan Produk Baru


Perencanaan strategis adalah kegiatan manajemen organisasi yang digunakan
untuk menetapkan prioritas, memfokuskan energi dan sumber daya, memperkuat
kinerja operasional. Penentuan tujuan organisasi dan sumber daya yang akan
digunakan untuk menangani tujuan organisasi, mengatur akuisisi, pemanfaatan, dan
disposisi sumber daya. Contoh perencanaan strategis dalam organisasi yaitu
diversifikasi bisnis menjadi lini baru. Tingkat pertumbuhan perlu direncanakan
dalam penjualan, jenis produk baru yang akan ditawarkan, dan sebagainya.
Langkah perencanaan strategis produk baru sebagai berikut.

a. Analisa Situasi
Analisa situasi dilakukan pada lingkungan internal maupun lingkungan
eksternal. Hal yang perlu pertimbangkan dalam analisis situasi adalah apakah
perusahaan mampu memanfaatkan peluang yang ada atau ditawarkan oleh
lingkungan eksternalnya melalui sumber daya yang dimiliki, seberapa besar
permintaan terhadap produk tertentu, serta seberapa besar perusahaan ma mpu
untuk dapat melayani permintaan tersebut. Hasil analisis situasi dapat dijadikan
acuan untuk menentukan langkah berikutnya.

b. Penentuan Tujuan Produk


Suatu produk perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat memenuhi
kebutuhan dari konsumen. Selain itu, suatu produk perusahaan juga
dimaksudkan agar dapat memenuhi ataupun mencapai tujuan dari perusahaan.
Produk mempunyai 2 tujuan yaitu internal (tujuan perusahaan) serta tujuan
eksternal (untuk mememenuhi kebutuhan konsumen). Dengan begitu,
perusahaan dapat mempertimbangkan apakah suatu produk yang telah
dihasilkan akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pencapaian dari
tujuan perusahaan.

c. Penentuan Sasaran Pasar/Produk


Penentuan sasaran pasar/segmentasi pasar ditujukan agar dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Penentuan sasaran pasar akan menjadikan
perusahaan menjadi lebih fokus dan meningkatkan keberhasilan perusahaan
serta kepuasan konsumen. Perusahaan dapat memilih alternatif sasaran pasar,
misalnya produk standar, costomized product, ataupun produk standar yang
telah dimodifikasi.

d. Penentuan Anggaran
Penyusunan anggaran ini sangatlah penting dilakukan, agar suatu
perusahaan dapat emastikan biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
strategi produk yang diinginkan sehingga lebih siap dalam pemenuhan biaya
yang dibutuhkan karena telah diperkirtakan sebelumnya. Apabila perusahaan
tidak dapat memenuhi anggaran yang direncanakan, perusahaan tersebut dapat
membatalkan strategi produk karena sebelumnya telah mengetahui proyeksi
anggaran. Penyusunan anggaran bermanfaat bagi sebuah perusahaan sebagai
alat perencanaan, koordinasi, sekaligus sebagai alat pengendalian.

e. Penetapan Strategi Produk


Didalam tahap penetapan strategi produk, alternatif-alternatif strategi
produk yang telah ada dianalisis dan dinilai keunggulannya serta
kelemahannya. Kemudian akan dipilih strategi yang paling baik dan layak
untuk diterapkan dalam perusahaan. Strategi produk ini sangatlah penting
karena menyangkut keberhasilan suatu produk.

f. Evaluasi Pelaksanaan Strategi


Evaluasi pelaksanaan strategi merupakan evaluasi atau penilaian terhadap
pelaksanaan rencana yang telah disusun. Pada proses evaluasi, rencana strategi
produk yang telah ditetapkan sebelumnya akan diniliai sebelum ditetapkan dan
dijalankan sebagai strategi produk perusahaan. Proses evaluasi merupakan
faktor keberhasilan perencanaan strategi produk sehingga harus dilakukan
dengan baik dan tepat.

D. Klasifikasi Produk Baru

1. CONVENIENCE PRODUCTS adalah produk konsumen yang sering


diperlukan tanpa banyak memerlukan usaha atau pertimbangann untuk
memperolehnya karena produk konsumen tersebut sudah sangat dikenal
karena sering digunakan (convenience) atau sering dibeli. Menurut pandangan
konsumen, produk konsumen ini dibedakan menjadi 3 kategori:
 Staples Products adalah produk konsumen konvenien sehari-hari yang
sering dan rutin dibeli.
 Impluse Products adalah produk konsumen konvenien yang sering dibeli
tanpa perencanaan sebelumnya karena terlihat pada saat belanja.
 Emergency Products adalah roduk konsumen kovenien yang harus dibeli
dengan segera dan tidak ingin menundanya kemudian

2. SHOPPING PRODUCTS, adalah produk konsumen konvenien yang


berharga bagi konsumen, sehingga memerlukan usaha dan
memperbandingkan (shopping) dahulu mengenai kualitas, merk, harga,
penjual, dan sebagainya sebelum menentukan pilihannya. Berdasarkan usaha
membandingkannya, produk shopping dibedakan menjadi:
 Homogenous Product adalah produk-produk konsumen yang
relatifseragam kemampuannya dalam usaha memenuhi kebutuhan dasar
konsumen. Konsumen sudah mengenal tentang keseragaman berbagai
ukuran, jenis, dan kualitas produk-produk sejenis sehingga yang
diperbandingkan misalnya aspek harga atau merk.
 Heterogenous Products, produk konsumen yang memerlukan usaha
pembeli untuk membandingkan satu dengan yang lain. Konsumen lebih
berkepentingan membandingkan kualitas dan style produk daripada faktor
harganya.

3. SPECIALTY PRODUCTS, adalah produk konsumen yang benar-benar


diperlukan konsumen, sehingga bersedia secara khusus (special) untuk
memperolehnya. Karena sangat bearti, konsumen bahkan tidak perlu
membandingkan dengan produk lain. Produk ini sangat khusus oleh
karenanya tidak mempunyai produk pengganti atau substitusinya.

4. UNSOUGHT PRODUCTS, adalah produk konsumen yang belum atau tidak


diperlukan untuk dibeli pada saat itu atau tidak dapat dipergunakan
dilingkungannya. Konsumen sebenarnya mampu membeli tetapi karena
waktu dan lingkungkungannya tidak memungkinkan maka suatu produk tidak
akan dibeli. Bisa saja terjadi konsumen belum atau tidak mengetahui nilai
yang sebenarnya dari produk sehingga tidak berusaha untuk membelinya, dan
ini dibedakan dalam dua kategori yaitu:
 New Unsought Goods adalah Produk konsumen yang belum atau tidak
dikenal karena tidak tersedia informasinya atau lingkungannya tidak
memungkinkan menggunakan pada saat itu. Dengan kata lain, produk ini
memang masih baru sehingga tidak menyadari manfaatnya.
 Regularly Unsought Goods adalah produk konsumen yang tidak atau
belum diperlukan konsumen karena belum merasa perlu memilikinya.
Produk-produk ini sebenarnya sudah ada atau dipasarkan., tetapi tidak
atau belum diperlukan. Misalnya peti mati belum diperlukan oleh orang
yang masih hidup, antenna parabola tidak diperlukan untuk orang yang
tidak memiliki TV

Anda mungkin juga menyukai