KLIMATOLOGI PERTANIAN
Disusun Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
YOGYAKARTA
2020
I. ACARA V :Menghitung Defisit Air
II. TANGGAL PRAKTIKUM : 30 Maret 2020
III. TUJUAN :
1. Mengetahui jumlah defisit air di suatu wilayah.
2. Menentukan wilayah yang sesuai untuk pengembangan tanaman Kelapa
Sawit.
V. CARA KERJA
Defisit air dihitung berdasarkan keseimbangan air tanah dan
tanaman. Keseimbangan air tanah dan tanaman sangat tergantung pada
persediaan air, curah hujan, dan evapotranspirasi. Untuk menghitung defisit
air diperlukan data meteorologi sebagai berikut :
1. Curah hujan
a. Jumlah hari hujan/bulan.
b. Total curah hujan (mm)/bulan.
2. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah penguapan air melalui permukaan tanah dan
jaringan tumbuhan secara bersamaan. Evapotranspirasi didasarkan pada
jumlah hari hujan (merupakan rata-rata).
a. Evapotranspirasi = 150 mm jika hari hujan < 10 hari.
b. Evapotranspirasi = 120 mm jika hari hujan > 10 hari.
3. Persediaan air
a. Persediaan air maksimum adalah 200 mm, merupakan kemampuan
maksimal tanah untuk mengikat air.
b. Jika keseimbangan air untuk bulan tertentu > 200 mm maka
cadangan akhir (CA) untuk bulan tersebut adalah 200 mm.
c. Jika keseimbangan air untuk bulan tertentu < 200 mm maka
keseimbangan air tersebut menjadi cadangan akhir (CA) untuk bulan
tersebut.
d. Jika keseimbangan air adalah minus maka cadangan akhir (CA)
adalah 0 mm. Cadangan akhir (CA) untuk bulan tersebut menjadi
cadangan bulan ini (CB) untuk bulan berikutnya.
K: CH + CB – ET
K: Keseimbangan air (dapat positif atau negatif).
CH : Curah hujan (mm).
CB : Cadangan akhir bulan lalu.
ET : Evapotranspirasi.
Jika :
a. K < 0 terjadi defisit air, maka CA = 0 mm.
b. K = 0 – 200 mm, maka CA = CB.
c. K > 200 mm, maka terjadi drainase dan CA = 200 mm.
VI. HASIL PENGAMATAN
80
60
40
20
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Des
Defisit Air
800
700
670
600
500 Defisit Air
400
347
300 303
232
200 184 193
158
100
54
0 0 0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2088 2009
VII. PEMBAHASAN
Dari pengamatan tersebut dapat dilihat bahwa dalam 10 tahun hanya
ada satu tahun yang tidak mengalami defisit air. Defisit air yang besar
sangat berpengaruh pada tanaman kelapa sawit. Dan tidak hanya tanaman
kelapa sawit saja, tetapi semua tanaman membutuhkan air yang cukup
untuk tumbuh dan berkembang. Surplus air tertinggi pada tahun 2000
terjadi pada bulan Februari, dengan curah hujan 403 mm. Dan bulan
kering pada tahun 2000 ada 5 bulan yaitu; Juni, Agustus, September,
Oktober, sehingga pada tahun 2000 terjadi defisit air. Ada tidak
seimbangan antara bulan surplus air dan bulan defisit air. Karena
sepanjang tahun banyak terdapat bulan - bulan surplus air, maka
kemungkinan dapat terjadi bencana banjir di daerah tersebut. Setelah
mengetahui data neraca air ini, dapat dilakukan tindakan- tindakan untuk
mengantisipasi bencana banjir yang mungkin akan terjadi, seperti dengan
membuat saluran drainase, dan menentukan teknik pengendalian banjir.
Jika terjadi banyak bulan defisit air, analisis neraca air dapat digunakan
sebagai dasar pembuatan bangunan penyimpanan dan pembagi air serta
saluran-salurannya. Selain itu, analisis neraca air juga digunakan sebagai
dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai keperluan pertanian seperti
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan hingga perikanan.
Pada tahun 2001 Surplus air tertinggi terjadi pada bulan Maret dengan
curah hujan 476 mm. Sepanjang tahun terjadi 9 bulan surplus air, ini
membuktikan selama 9 bulan terjadi musim hujan dan terdapat 4 bulan
musim kemarau yang menyebabkan defisit air.
Pada tahun 2002 Surplus air tertinggi terjadi pada bulan Januari,
dengan curah hujan 489 mm. Sepanjang tahun terjadi 10 bulan surplus air
dan terdapat 2 bulan musim kemarau pada bulan agustus dan september.
yang menyebabkan defisit air pada dua bulan tersebut. Pada tahun 2003
Surplus air tertinggi terjadi pada bulan oktober, dengan curah hujan 399
mm. Sepanjang tahun terjadi 10 bulan surplus air dan terdapat 3
bulanmusim kemarau pada bulan Juli, Agustus, September. yang
menyebabkan defisit air pada tiga bulan tersebut.
Pada tahun 2004 Surplus air tertinggi terjadi pada bulan november,
dengan curah hujan 586 mm. Sepanjang tahun terjadi 10 bulan surplus air
dan terdapat 1 bulan musim kemarau pada bulan september. yang
menyebabkan defisit air pada satu bulan tersebut. Pada tahun 2005
Surplus air tertinggi terjadi pada bulan Januari, dengan curah hujan 533
mm. Sepanjang tahun terjadi 11 bulan surplus air dan terdapat 1 bulan
musim kemarau pada bulan september. yang menyebabkan defisit air
pada bulan tersebut.
Pada tahun 2006 Surplus air tertinggi terjadi pada bulan desember,
dengan curah hujan 600 mm. Sepanjang tahun terjadi 7 bulan surplus air
dan terdapat 1 bulan musim kemarau pada bulan September. yang
menyebabkan defisit air pada bulan-bulan tersebut. Pada tahun 2007
Surplus air tertinggi terjadi pada bulan Juni , dengan curah hujan 453
mm. Sepanjang tahun terjadi 8 bulan surplus air dan terdapat 3 bulan
musim kemarau pada bulan juli agustus september . Yang menyebabkan
defisit air pada bulan tersebut.
Pada tahun 2008 Surplus air tertinggi terjadi pada bulan November,
dengan curah hujan 615 mm. Sepanjang tahun terjadi 10 bulan surplus air
dan terdapat 2 bulan musim kemarau pada bulan agustus dan september.
yang menyebabkan defisit air pada dua bulan tersebut. Pada tahun 2009
Surplus air tertinggi terjadi pada bulan november, dengan curah hujan
589 mm. Sepanjang tahun terjadi 10 bulan surplus air dan terdapat 3
bulan musim kemaraupadabulan Juli ,Agustus ,dan September.Yang
menyebabkan defisit air pada dua bulan tersebut.Pada daerah tropis
biasanya musim hujan dan musim kemarau seimbang dalam setahun,
yaitu 6 bulan musim hujan dan 6 bulan musim kemarau. Namun karena
adanya perubahan iklim secara global menyebabkan perubahan pola
iklim pada daerah tropis.
VIII. KESIMPULAN
1. Jika selama 1 tahun curah hujan tinggi dan tidak adanya keseimbangan
dengan bulan kering pada suatu wilayah maka kemungkinan akan
terjadi banjir.
2. Jika terjadi banyak bulan defisit air, analisis neraca air dapat digunakan
sebagai dasar pembuatan bangunan penyimpanan dan pembagi air serta
saluran-salurannya.
3. Analisis neraca air juga digunakan sebagai dasar pemanfaatan air alam
untuk berbagai keperluan pertanian seperti tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, kehutanan hingga perikanan.
4. Pada daerah tropis biasanya musim hujan dan musim kemarau
seimbang dalam setahun, yaitu 6 bulan musim hujan dan 6 bulan
musim kemarau. Namun karena adanya perubahan iklim secara global
menyebabkan perubahan pola iklim pada daerah tropis.
5. Jika terjadi defisit air sebesar 200 mm per tahun atau lebih ini akan
berpengaruh terhadap kelapa sawit.
DAFTAR PUSTAKA