Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Longsor merupakan perpindahan massa tanah atau batuan menuruni lereng
secara alami akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng
tersebut (Agustina dkk, 2014). Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya
pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan. Gaya penahan
dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah, sedangkan gaya
pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis
tanah batuan. Untuk mengetahui daya tahan tanah dalam menahan berat suatu
beban dapat diukur dengan menggunakan alat yaitu penetrometer. Prinsip kerja
dari penetrometer adalah mengukur kelembaban tanah yang kemudian dapat
dikonversi kepada nilai kekuatan tanah menahan beban. Selain daya tahan tanah,
kemiringan tanah juga menjadi faktor penyebab tanah longsor.
Di Indonesia, tanah longsor banyak terjadi pada topografi terjal dengan
sudut lereng 15o - 45o (Naryanto, 2011). Effendi (2008) dalam penelitiannya yang
berjudul Identifikasi Kejadian Longsor Dan Penentuan Faktor-Faktor Utama
Penyebabnya Di Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor menyatakan
Frekuensi kejadian longsor pada tingkat kelerengan >30% (pada kondisi lereng
sangat curam dan curam) ditemukan sebanyak 10 kasus, tersebar pada beberapa
lokasi yaitu di Kp. Cilaya, Kp. Babakan Ngantai, Kp. Wangun Landeuh (2 kasus),
Kp. Wangun 1, Kp. Wangun 2, Kp. Wangun 3, Kp. Cimandala, Kp. Gunung Batu
Kidul, dan Kp. Cijayanti dengan karakteristik tanah longsor keseluruhannya
berupa nendatan (slump). Penelitian lainnya juga pernah dilakukan oleh Sriyono
(2012) dalam penelianya yang berjudul Identifikasi Kawasan Rawan Bencana
Longsor Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang yang menyatakan jika
Kondisi fisik alami Zona A yang memiliki kelerengan >40%, curah hujan 2500-
>3000 mm/th yang tinggi dan vegetasi yang didominasi oleh rumput serta semak-
semak sehingga sangat mempengaruhi terjadinya longsor.
Bidang gelincir merupakan lapisan di bawah permukaan tanah yang semi
permiabel dan lunak. Bidang gelincir dapat diperoleh dari kontras resistiviti antar
dua batuan yang saling berdekatan (Mimin dkk. 2011). Untuk mengetahui
keberadaan dari bidang gelincir yang terdapat pada suatu daerah dapat dilakukan
dengan metoda geolistrik tahanan jenis. Prinsip dasar metoda geolistrik tahanan
jenis adalah menginjeksikan arus listrik searah DC ke dalam bumi melalui
elektroda arus dan mengukur respon potensial yang dihasilkan melalui elektroda
potensial (Prastiawan, 2013). Penelitian sebelumnya tentang penentuan bidang
gelincir dilakukan oleh Herlin (2012) dengan studi kasus di sekitar Gedung
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Limau Manis, Padang. Lapisan yang
diduga berperan sebagai bidang gelincir adalah lapisan batu gamping dengan nilai
tahanan jenis berkisar 22068 – 134811 m pada kedalaman lapisan sekitar ± 5,03 m
dengan ketebalan sekitar ± 4,63 m (Herlin, 2012). Penentuan Kedalaman Bidang
Gelincir Daerah Rawan Gerakan Tanah dengan Metoda Tahanan Jenis dengan
studi kasus dua titik Pengamatan di Kampus Unand Limau Manis Padang oleh
Pujiastuti (2009) dengan hasil penelitian bidang gelincir memiliki nilai tahanan
jenis dengan range 62,2 Ωm – 64,9 Ωm berada pada kedalaman antara 1m – 6,22
m dengan struktur geometri rotasional dan translasi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pada daerah penelitian berpotensi terjadi gerakan tanah.
Pendugaan tentang tanah longsor juga pernah dilakukan oleh Heradian dkk
(2015) dengan studi kasus Desa Aruk Kecamatan Sajingan Besar Kabupaten
Sambas dengan menggunakan metode tahanan jenis. Hasil pengolahan data
menunjukan bahwa lintasan yang berpotensi memiliki bidang gelincir tanah
longsor yang diindikasikan oleh adanya daerah pada penampang model yang
memiliki nilai resistivitas rendah (Heradian dkk, 2015).
Univesitas Andalas (UNAND) terletak dikawasan bukit barisan dengan
ketinggian sekitar 255 m dari permukaan laut. Menurut hasil penelitian Pujiastuti
(2009) di salah satu titik penelitian bidang gelincir struktur geometri kemiringan
lereng Universitas Andalas ± < 300 menyebabkan daerah ini berpotensi terjadi
longsor. Selain itu, pembangunan gedung yang cukup pesat di lingkungan kampus
UNAND juga menjadi faktor pendukung terjadinya longsor. Karena beban dari
bangunan yang besar menjadi gaya pendorong yang dapat menggangu
ketidakstabilan bidang gelincir pada struktur bawah permukaan tanah di UNAND.
Dari uraian tersebut, kami tidak mendapatkan daya tahan tanah yang
menjadi faktor pendukung terjadinya longsor. Selain itu, tidak didapatkannya
hasil berupa peta sebaran bidang gelincir penyebab longsor yang nantinya kan
menjadi acuan mitigasi jika terjadi longsor. Sehingga kami melakukan penelitian
dengan judul “Potensi Bencana Tanah Longsor Di Universitas Andalas
Berdasarkan Pengamatan Bidang Gelincir Dan Daya Tahan Tanah”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan utama dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pola resistivitas tanah, susunan, dan kedalaman lapisan
tanah di daerah Kampus Universitas ?
2. Apakah bidang gelincir yang terdapat di daerah Kampus Universitas
Andalas dapat berpotensi longsor?
3. Berapakah beban maksimal rata-rata yang dapat ditahan oleh bidang
gelincir yang terdapat di daerah Kampus Universitas Andalas?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pola resistivitas tanah, susunan, dan kedalaman
lapisan tanah rata-rata di Universitas Andalas yang diduga terdapat
bidang gelincir dengan menggunakan metoda geolistrik.
2. Untuk memetakan sebaran bidang gelincir yang terdapat di
Universitas Andalas.
3. Untuk mengetahui beban maksimal rata-rata yang dapat ditahan oleh
bidang gelincir yang terdapat di Universitas Andalas.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui potensi tanah longsor di lingkungan kampus Universitas
Andalas.
2. Mengetahui beban maksimal yang dapat ditahan oleh bidang gelincir
yang terdapat dilingkungan Universitas Andalas.
3. Mengetahui sebaran bidang gelincir di Universitas Andalas dalam
bentuk peta.
4. Melakukan mitigasi sedini mungkin terhadap ancaman bencana tanah
longsor di lingkungan Universitas Andalas.

1.5 Luaran
Hasil dari penelitian ini akan di terbitkan dalam bentuk artikel ilmiah
di http://www.ejurnal.bppt.go.id dan juga dalam bentuk cetak biru peta
sebaran bidang gelincir.

DAFTAR PUSTAKA

Adhi, M.A, 2007, Modul Praktikum Geolistrik, Universitas Semarang, Semarang,


Hal. 1
Agustina, E. dkk, 2014, Identifikasi Bidang Gelincir Zona Rawan Longsor
Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Dipole-
Dipole Di Payung Kota Batu, Jurnal, Universitas Negeri Malang
Herlin, H.S, 2012, Penentuan Bidang Gelincir Gerakan Tanah Dengan Aplikasi
Geolistrik Metode Tahanan Jenis Dua Dimensi Konfigurasi Wenner-
Schlumberger (Studi Kasus Di Sekitar Gedung Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas Limau Manis, Padang), Jurnal Fisika UNAND
Vol. 1 No. 1, Hal 19-21
Kurnia, U. Dkk, 2006, Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya, Bogor, Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Hal.
75
Mega, I M dkk, 2010, Bahan Ajar Klasifikasi Tanah Dan Kesesuaian Lahan,
Denpasar, Universitas Udayana, Hal. 10-13
Mimin I dan Nanang D.A, 2009, Analisis Longsor dengan Konfigurasi Wenner
Metode Geolistrik di Citatah Kabupaten Bandung Barat, Penelitian
Mandiri Fisika FPMIPA UPI, Prosiding Simposium Nasional Inovasi
Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011), Hal. 1
Nandi, 2007, Longsor, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Hal. 6
Naryanto, H.S, 2011, Analisis Kondisi Bawah Permukaan Dan Resiko Bencana
Tanah Longsor Untuk Arahan Penataan Kawasan Desa Tengklik
Keamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah, Jurnal
Sains dan Teknologi Indonesia, Vol. 13 No. 2, Hal. 74
Prastiawan A, 2013, Pencitraan Data Geolistrik Resistivitas Dengan Surfer 10
Berdasarkan Hasil Inversi Res2dinv 3.56 Untuk Identifikasi Lapisan
Aspal Di Dusun Lagunturu Desa Suandala Kecamatan Lasalimu
Kabupaten Buton, Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri
Malang
Pujiastuti D, 2009, Penentuan Kedalaman Bidang Gelincir Daerah Rawan
Gerakan Tanah dengan Metode Tahanan Jenis (Studi Kasus Dua titik
Pengamatan di Kampus UNAND Limau Manis Padang), Jurnal Fisika
UNAND, Hal 6-10
Rahmawati. A, 2009, Skripsi Pendugaan Bidang Gelincir Tanah Longsor
Berdasarkan Sifat Kelistrikan Bumi Dengan Aplikasi Geolistrik Metode
Tahanan Jenis Konfigurasi Schlumberger, Jurusan Fisika, Fmipa,
Universitas Semarang
Ristianto. D, 2007, Skripsi Penentuan Resistivitas Tanah Pada Zona Labil Dengan
Aplikasi Geolistrik Metode Tahanan Jenis Konfigurasi Schlumberger
(Studi Kasus di Desa Bambankerep, Kecamatan Ngaliyan, Kota
Semarang, Jawa Tengah), Semarang, Universitas Semarang, Hal. 16

Anda mungkin juga menyukai