Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanah Longsor


Longsor merupakan perpindahan massa tanah atau batuan menuruni
lereng secara alami akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan
penyusun lereng (Agustina, 2014). Secara umum, faktor pendukung
terjadinya longsor adalah kelerengan dari suatu daerah. Menurut Darsono dan
Legowo (2012), meskipun tanah longsor merupakan fenomena alam, namun
aktifitas manusia juga berpengaruh terhadap terjadinya bencana ini.

2.1.1 Faktor Penyebab Terjadinya Longsor


Menurut Nandi (2007) beberapa faktor faktor penyebab terjadinya
longsor adalah:
1. Hujan
Intensitas hujan tinggi yang dapat menyebabkan tanah menjadi
jenuh sehingga tanah akan mengalami gerakan lateral.
2. Kemiringan
Kebanyakan sudut kemiringan tanah yang menyebabkan terjadinya
longsor adalah 90o. Kemiringan lereng merupakan salah satu faktor
terjadinya longsor. Jika kemiringan lereng tidak melebihi nilai ≥ 300, tapi
terdapat bidang gelincir maka daerah tersebut tetap dikategorikan kepada
daerah yang berpotensi longsor (Herlin, 2012).
3. Daya tahan tanah
Daya tahan tanah merupakan kekuatan tanah untuk menahan beban
yang berada diatas permukaan tanah. Daya tahan tanah dipengaruhi oleh
struktur dan tekstur tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif
dari berbagai golongan besar partikel tanah dalam suatu massa tanah,
terutama perbandingan antara fraksi-fraksi liat, lempung, dan pasir
(Ristianto, 2007). Struktur tanah akan mempengaruhi ketahanan tanah
untuk menahan bangunan yang berada diatasnya.
Daya tahan tanah dapat diukur dengan menggunakan penetrometer.
Penetrometer digunakan untuk mengetahui sifat-sifat tanah tanpa merusak
massa tanah. Ada dua prinsip dasar penetrometer, yaitu dinamis dan statis.
Dalam penggunaan penetrometer, sifat-sifat tanah dapat mempengaruhi
ketahanan tanah, diantaranya kandungan air tanah, berat isi, struktur, dan
tekstur tanah (Kurnia dkk., 2006).
4. Bidang gelincir
Salah satu penyebab bencana tanah longsor yang sangat
berpengaruh adalah bidang gelincir tanah longsor. Bidang gelincir
merupakan bidang batas tanah yang memiliki sifat berbeda sehingga jika
diberikan pengaruh dari luar akan menyebabkan bidang ini menjadi tidak
stabil. Pada bencana longsor, air yang meresap ke dalam tanah akan
menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap
air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan
tanah di atasnya akan bergerak menuruni lereng (Heradian dan Arman,
2015).
Tidak semua tanah memiliki bidang gelincir karena keberadaan
bidang gelincir dipengaruhi oleh struktur tanah yang membentuk tanah
tersebut. Bidang gelincir merupakan faktor utama yang menyebabkan
terjadinya tanah longsor. Bidang gelincir dapat diidentifikasi dengan
menggunakan metode geolistrik. Metoda geolistrik adalah salah satu
metode dalam geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam
bumi. Pendeteksian di atas permukaan meliputi pengukuran arus dan beda
potensial yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat penginjeksian
arus ke dalam bumi. (Adhi, 2007). Dengan metode ini maka akan
diperoleh informasi tentang distribusi bawah permukaan (Andriyani dkk,
2010). Informasi tersebut meliputi geologi, litologi, dan topografi. Struktur
dari topografi inilah yang nantinya dapat mempengaruhi bidang gelincir
struktur tanah yang akan mengakibatan terjadinya longsor. Dengan
mengamati bidang gelincir dengan metode geolistrik dapat mendeteksi
terjadinya longsor.
5. Beban tambahan
Beban tambahan pada permukaan tanah terutama di sekitar lereng
akan memperbesar gaya pendorong pada tanah sehingga menyebabkan
tanah akan bergerak turun.

2.1.2 Jenis-Jenis Tanah Longsor


Menurut Nandi (2007) ada 6 jenis tanah longsor, yakni :
1. Longsoran Translasi
Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan
pada bidang gelincir berbentuk merata atau menggelombang landai.
2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan
pada bidang gelincir berbentuk cekung.
3. Pergerakan Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada
bidang gelincir berbentuk rata.
4. Runtuhan Batuan
Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan atau
material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Umunya
terjadi pada lereng yang terjal.
5. Rayapan Tanah
Rayapan tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat.
Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus.
6. Aliran Bahan Rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak
didorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng,
volume dan tekanan air, dan jenis materialnya.

2.2 Topografi UNAND


Secara geografis Kota Padang terletak pada 00 54’–10 Lintang Selatan
(LS) dan 1000 17’–1000 34 ’ Bujur Timur (BT), dengan panjang pantai sepanjang
84 km. Universitas Andalas terletak di wilayah perbukitan Limau Manis,
Kecamatan Pauh, kira-kira 15 Km dari Padang, yang terletak pada ketinggian ±
255 m di atas permukaan laut.

Gambar 2.1 Citra Satelit Kampus Universitas Andalas (UNAND Homepage, 2016)

Berdasarkan penelitian Pujiastuti (2009), Universitas andalas merupakan


suatu daerah yang terletak di daerah perbukitan dengan kemiringan lereng < 30 0
yang berada di hulu DAS Batang Kuranji dengan curah hujan yang tinggi. Dari
hasil penelitian Pujiastuti (2009), menyatakan di kawasan Unand banyak terdapat
batuan yang belum lapuk sempurna menjadi tanah, pada lereng ditumbuhi oleh
vegetasi berupa perdu dan semak yang memungkinkan terjadinya longsor.

Anda mungkin juga menyukai