Bab 11 SPM
Bab 11 SPM
11_PENGUKURAN KINERJA
MANAJEMEN
BAB 11
PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN
2. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan ini diukur dari bagaimana perusahaan dapat memuaskan
pelanggan.Alat ukur yang biasa digunakan adalah market share, customer retention,
customer acquisition, customer satisfaction dan customer probability.Berikut ini
adalah contoh penentuan sasaran strategi dan ukuran hasil dari perspektif pelanggan.
Sasaran Strategi Ukuran Hasil
1. Meningkatkan kepercayaan pelanggan Bertambahnya pelanggan baru dan
loyalitas pelanggan
2. Bertambahnya produk dan jasa baru Proporsi produk dan jasa baru dari jumlah
total produk dan jasa.
3. Meningkatnya valueyang diperoleh pelanggan Kecepatan respon terhadap permintaan
pelanggan.
Dari keempat perspektif yang telah dijelaskan tersebut, terlihat bahwa aspek-
aspek yang dinilai dalam balanced scorecard meliputi aspek-aspek keuangan
(financial aspect) dan aspek-aspek non keuangan (non financial aspect). Pengukuran
kinerja manajemen dengan balanced scorecard telah ada keseimbangan antara ukuran
keuangan dan non keuangan.
4. PENERAPAN BALANCED SCORECARD
Kita dapat mengikhtisarkan penerapan suatu balanced scorecard menjadi
empat langkah:
1. Menentukan strategi.
Balanced scorecard membuat suatu jaringan antara strategi dan tindakan
operasional. Akibatnya adalah perlu proses penentuan balanced
scorecarddengan menentukan strategi organisasi.
2. Menentukan ukuran dan strategi.
Langkah berikutnya adalah mengembangkan ukuran – ukuran dalam
mendukung strategi yang telah diterapkan.Organisasi harus fokus pada ukuran
– ukuran penting dari strategi.
3. Menyatukan ukuran yang sudah ditetapkan ke dalam sistem
manajemen.
Balanced scorecard harus disatukan dengan struktur formal dan informal
organisasi, budaya, dan praktik-praktik sumberdayanya.Karena balanced
scorecard menyediakan alat untuk menyeimbangkan ukuran – ukuran, ukuran
– ukuran tersebut dapat menjadi tidak imbang karena sistem lain pada
organisasi.
4. Menelaah ukuran dan hasil secara rutin.
Saat balanced scorecardberjalan, maka secara konsisten harus ditelaah oleh
manajemen puncak.
Aspek penting dari telaah ini adalah:
1. Telaah memberitahukan manajemen apakah strategi telah diterapkan.
2. Telaah menunjukkan baha manajemen serius terhadap ukuran –
ukuran yang ada.
3. Telaah tetap menggariskan ukuran terhadap strategi yang berubah.
4. Telaah memperbaiki pengukuran.
Keunggulan Balanced Scorecard
Keunggulan balanced scorecard sebagai metode pengukuran kinerja manajemen
dibandingkan dengan pengukuran kinerja tradisional lainnya adalah:
1. Merupakan konsep pengukuran yang komprehensif. Balanced
scorecard menekankan pengukuran kinerja tidak hanya pada aspek kuantitatif saja,
tetapi juga aspek kualitatif. Aspek financial dilengkapi dengan aspek custumer,
inovasi dan pengembangan pasar merupakan fokus pengukuran integral. Melalui
empat perspektif, balanced scorecard mampu memandang berbagai faktor lingkungan
secara menyeluruh.
2. Merupakan konsep yang adaptif dan responsif terhadap lingkungan bisnis.
3. Memberikan fokus terhadap tujuan menyeluruh perusahaan.
6 KELEMAHAN BALANCED SCORECARD
Masalah – masalah yang dapat mengurangi manfaat dari balanced scorecard:
1. Kurangnya hubungan antara ukuran dan hasil non keuangan.
Tidak ada jaminan bahwa tingkat keuntungan masa depan akan mengikuti pencapaian
target pada setiap bidang non keuangan. Inilah masalah terbesar yang ada
pada balanced scorecard karena adanya asumsi yang melekat bahwa tingkat
keuntungan masa depan akan berasal dari pencapaian ukuran – ukuran balanced
scorecard.
2. Fixation on Financial Result.
Pencapaian ukuran keuangan seringkali tidak dikaitkan dengan program insentif
sehingga tekanan baik dari pemegang saham maupun dewan direksi berpengaruh pada
pencapaian target.
3. Tidak adanya mekanisme perbaikan.
Seringkali perusahaan tidak memiliki mekanisme perbaikan jika ukuran – ukuran
hasil tidak ada.
4. Ukuran – ukurannya tidak diperbaharui.
Banyak perusahaan tidak memiliki mekanisme formal untuk memperbaharui ukuran –
ukuran agar segaris dengan perubahan strategi.Hasilnya, perusahaan menghasilkan
ukuran yang berdasarkan strategi sebelumnya.
5. Pengukuran terlalu berlebihan.
Beberapa kali ukuran kritis dapat dilakukan sehingga para manajer kehilangan fokus.
6. Kesulitan dalam menentukan trade-off.