PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
LOGO (Institusi/badan/lainnya)/-
Oleh :
Tim……
1……
2……..
3. dst…..
Institusi
TAHUN ....
1
2
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN SAMPUL............................................................................. 1
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................. 3
I PENDAHULUAN...................................................................... 5
II PERMASALAHAN/RUMUSAN MASALAH DAN SOLUSI.. 7
III TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 7
IV TUJUAN KEGIATAN................................................................. 15
V MANFAAT KEGIATAN........................................................... 16
VI KHALAYAK SASARAN…………………………………….. 17
VII TARGET LUARAN…………………………………………… 17
VIII PENDEKATAN/METODE PELAKSANAAN KEGIATAN … 17
IX KESIMPULAN………………………………………………… 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
I. PENDAHULUAN
Kejadian henti Jantung atau yang lebih di kenal ”Cardiac arrest” tidak
bisa lepas dari penyakit jantung dan pembuluh darah, karena penyebab
tersering dari cardiac arrest adalah penyakit jantung koroner. Setiap tahun
terdapat kurang lebih 295.000 kasus cardiac arrest yang ditangani baik
dirumah sakit maupun diluar rumah sakit di Unites States (American Heart
Asociation, 2012). WHO (2008) menerangkan bahwa penyakit jantung,
bersama-sama dengan penyakit infeksi dan kanker masih tetap mendominasi
peringkat teratas penyebab utama kematian di dunia. Serangan jantung dan
problem seputarnya masih menjadi pembunuh nomor satu dengan raihan 29
persen kematian global setiap tahun. Di Indonesia data yang dikeluarkan oleh
Badan Litbang Kemenkes tahun 2013, bahwa yang di diagnosis dokter,
prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,5%
atau diperkirakan sekitar 883.447 orang, sedangkan berdasarkan diagnosis
dokter/gejala sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang.
Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah tindakan darurat untuk
membebaskan jalan napas, membantu pernapasan dan mempertahankan
sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu. Bantuan Hidup Dasar (BHD)
bertujuan untuk oksigenasi darurat secara efektif pada organ vital seperti otak
dan jantung melalui ventilasi buatan dan sirkulasi buatan sampai paru dan
jantung dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuhnya sendiri secara normal.
Tindakan bantuan hidup dasar yang dilakukan oleh orang yang berada
di sekitar penderita segera setelah kejadian dapat meningkatkan kelangsungan
hidup penderita. Tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang terlambat dan
tidak sesuai dengan prosedur, akan mengakibatkan gagalnya upaya
penyelamatan terhadap pasien.
Basic life support tidak hanya bisa dilakukan oleh kalangan medis
namun juga bisa dilakukan oleh kalangan non-medis (masyarakat awam).
Diluar negri seperti Negara Amerika Serikat oleh AHA (American Heart
Association) telah memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat
mengenai basic life support. Pendidikan dan pelatihan tersebut pun
4
Resusitasi jantung paru otak dibagi dalam tiga fase : bantuan hidup dasar,
6
nafas, breathing atau memberikan nafas buatan, dan circulation atau pijat
jantung pada posisi shock. Namun pada tahun 2010 dan 2015 tindakan
utama dari BLS adalah untuk melindungi otak dari kerusakan yang
3-4 menit.
a. Aman
b. Cek Respon
korban tak sadar dan secara visual terlihat nafas lemah atau tidak
Salah satu poin penting dalam BLS 2015 ini adalah penggunaan
dua jari atau lebih di tengah leher kemudian geser ke tepi sambil
maka dianggap nadi tidak ada. Bila nadi tidak ada maka secepatnya
B. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu ( Notoatmodjo,
2007). Penginderaan tersebut menjadi panca indera manusia yaitu indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga, perilaku dalam
bentuk pengetahuan yakni dengan mengetahui situasi atau rangsangan
dari luar. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Apabila perilaku didasari
pengetahuan, kesadatran dan sikap positif maka perilaku tersebuat akan
bersifat langgeng (long tasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak
didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung
lama.
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang dicakup dalam
domain kognitif mempunyai enam tingkatan yakni:
10
1. Tahu (Know).
Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
2. Memahami (Compression).
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Application).
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real).
4. Analisis (Analysis).
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya antara satu sama
lain.
5. Sintesis (Synthesis).
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan ke bagian - bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation).
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-
penilaian itu suatu criteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan
kuisioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden yang dipilih.
11
C. Pemberdayaan Masyarakat
1. Definisi
Pemberdayaan adalah salah satu upaya fasilitasi yang bersifat tidak
memerintah guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan agar dapat
mengidentifikasi masalah, merencanakan dan mengambil keputusan untuk
melakukan pemecahannya dengan benar, tanpa atau dengan bantuan dari
pihak lain. Pemberdayaan keluarga dibidang kesehatan akan menghasilkan
kemandirian keluarga dalam menemukan masalah kesehatan yang ada
dalam keluarga, kemudian mampu merencanakan dan mengambil
keputusan untuk memecahkan masalah kesehatannya sendiri tanpa atau
dengan bantuan orang lain (Bappenas, 2010). Lebih lanjut pemberdayaan
keluarga merupakan sebuah proses dalam memberikan kesempatan dan
memberdayakan keluarga melalui partisipasi, alih pengetahuan, keahlian
dan keterampilan. Keluarga yang merupakan komponen dalam suatu
komunitas menempati posisi penting dalam pengelolaan sanitasi.
2. Upaya Pemberdayaan
Menurut Sulistiyani (2004), upaya memberdayakan masyarakat,
dapat dilihat dari tiga sisi yaitu:
a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang (enabling).
Di sini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap
masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya,
tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena, kalau
demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk
membangun daya itu, dengan mendorong memotivasikan dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta
berupaya untuk mengembangkannya.
b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat
(empowering).
12
V. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat yang dapat di petik dari hasil kegiatan ini, diharapkan dapat
memberikan sumbangan bagi masyarakat baik yang bersifat praktis maupun
yang bersifat teoritis. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Praktis
a) Sebagai sumbangan informasi bagi masyarakat sebagai usaha untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai Bantuan
Hidup Dasar (BHD).
b) Memberikan gambaran yang lebih konkrit dan dapat di jadikan
sumber acuan ketika memecahkan masalah dalam keadaan darurat
ketika berhadapan kasus kegawatan jantung dalam kehidupan sehari-
hari.
c) Sebagai bahan bahan informasi bagi masayarakat dalam rangka
upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai
Bantuan Hidup Dasar (BHD).
15
2. Manfaat Teoritis
a) Bagi penulis, kegiatan ini bermanfaat dalam mendapatkan gambaran
dan pengalaman praktis dalam upaya meningkatkan pengetahuan di
masyarakat tentunya dengan pelathan yang berkesinambungan
b) Bagi Institusi, kegiatan ini mendukung visi dan misi Jurusan
Keperawatan yaitu unggul dalam Keperawatan Kritis dan Gawat
Darurat
VI. SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah kelompok pengajian khoirunnisa dan warga rt 6
rw 6 Gagaksipat Ngemplak Boyolali.
B. Metode Pendekatan
Pengabdian kepada masyarakat dalam rangka Upaya Peningkatan
Kemampuan Melaksanakan Bantuan Hidup Dasar ( BHD ) Melalui
Peningkatan Pengetahuan Dan Ketrampilan Masyarakat di wilayah Desa
Gagaksipat Kecamatan Ngemplak Boyolali menggunakan pendekatan
pendidikan kesehatan dan pelatihan tentang Bantuan Hidup Dasar ( BHD).
Sedangkan tahapan – tahapan / prosedur yang dilakukan kegiatan tersebut
meliputi:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, melakukan kegiatan penyusunan proposal pengabdian
kepada masyarakat, leaflet, pembuatan modul, mengurus perijinan dari
pemangku kepentingan, penjajagan, dan melakukan koordinasi dengan
pihak Desa Gagaksipat Kecamatan Ngemplak Boyolali.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, setelah mendapatkan ijin dari institusi pendidikan
maupun wilayah setempat, selanjutnya melakukan pengabdian kepada
masyarakat dengan memberikan pendidikan kesehatan dan pelatihan
tentang Bantuan Hidup Dasar ( BHD ). sebelumnya diawali pretest
tentang Bantuan Hidup Dasar ( BHD ).
3. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini, melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan pendidikan
kesehatan dan pelatihan tentang Bantuan Hidup Dasar ( BHD ) dengan
melakukan post test.
4. Tahap Penyusunan Laporan Kegiatan
Pada tahap ini yang dilakukan adalah diskusi dan menyusun konsep
laporan, membuat laporan akhir pengabdian kepada masyarakat
tentang Upaya Peningkatan Kemampuan Melaksanakan Bantuan
Hidup Dasar ( BHD ) Melalui Peningkatan Pengetahuan Dan
Ketrampilan Masyarakat di wilayah Desa Gagaksipat Kecamatan
Ngemplak Boyolali.
17
X. RENCANA ANGGARAN
N Uraian sub
Rincian Perhitungan Indeks Jumlah PPh/PPn di
o output/
Terima
komponen/
1 Penjilidan dan 200.000 200.000 - 200.000
Pengadaan 1 1
Laporan PKT
2 Fotocopy Modul 120.000 120.000 - 120.000
1 1
dan Leaflet PKT
3 Konsumsi Rapat 30.000 90.000 1.800 88.200
3 1 3
Penjajagan OR x KL
4 Konsumsi rapat 30.000 90.000 1.800 88.200
3 1 3
Koordinasi OR x KL
5 Konsumsi pre 30.000 450.000 9.000 441.000
test 15 1 15
OR x KL
6 Konsumsi 30.000 600.000 12.000 588.000
Pelaksanaan 20 1 20
kegiatan OR x KL
8 Konsumsi post 30.000 450.000 9.000 441.000
15 1 15
test OR x KL
9 Pembelian 3.000 12.000 - 12.000
4
Materai
JUMLAH 58 470.00 2.000.000 33.600 1.978.400
0
18
XI. KESIMPULAN
Upaya Peningkatan Kemampuan Melaksanakan Bantuan Hidup Dasar
( BHD ) sangat perlu dilakukan guna meningkatkan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mengenai Bantuan Hidup Dasar (BHD)
sehingga masyarakat memiliki memiliki kemampuan dalam tindakan
Bantuan Hidup Dasar (BHD). Dimana hal tersebut dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dengan meningkatkan
harapan hidup dengan pertolongan yang cepat dan tepat.
Surakarta, ......
Ketua Pelaksana Pengabmas,
.................................................
19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN