Anda di halaman 1dari 11

January 28, 2019 MODUL FISIKA DASAR II

BAB I Hukum Coulomb dan Medan Listrik

1.1 Fenomena elektrostatik

Pada zaman Yunani kuno fenomena kelistrikan sudah mulai diamati. Namun kajian yang
dilakukan pada zaman itu masih bersifat filosofis tidak sampai pada kajian eksperimen.
Potongan batu amber atau yang lebih dikenal dengan batu akik ketika digosok kemudian
didekatkan pada potongan jerami, maka jerami tersebut akan ditarik oleh potongan batu
tersebut. Selain itu para filosof Yunani juga menemukan fenomena beberapa tipe batu dapat
menarik bijih besi. Kita sekarang mengenal fenomena tersebut disebabkan adanya gaya
magnet.

Kajian kelistrikan dan kemagnetan pada beberapa abad lamanya merupakan suatu pembahasan
yang terpisah. Hingga pada tahun 1820 Hans Christian Oersted menemukan fenomena bahwa
arus listrik di sebuah potongan kawat dapat membelokkan jarum kompas. Kajian sains
berikutnya menamai fenomena ini sebagai elekromagnetik. Salah satu ilmuwan yang terkenal
melakukan eksperimen terkait fenomena elektromagnetik yakni Michael Faraday. Pada
pertengahan abad ke-19 Maxwell mengembangkan ide Faraday ke dalam bentuk matematika,
beliau menggabungkan fenomena kelistrikan dan kemagnetan melalui kajian teoretik dan cocok
dengan eksperimen.

1.2 Muatan listrik

Ketika batang kaca digosok dengan kain sutra, batang kaca tersebut akan bermuatan positif
karena elektron-elektron dari kaca berpindah ke kain sutra sehingga batang kaca tersebut
bermuatan positif. Batang kaca bermuatan positif atau lebih dikenal dengan istilah kekurangan
elektron. Percobaan lain dilakukan dengan menggosokkan kain wol ke batang plastik. Batang
plastik tersebut akan bermuatan negatif. Elektron-elektron dari kain wol berpindah ke batang
plastik. Pada akhirnya batang tersebut akan bermuatan negatif.

1 PROGRAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


January 28, 2019 MODUL FISIKA DASAR II

Gambar 1.1 Batang kaca dan batang plastik

Benda yang bermuatan sama akan saling tolak menolak. Kita bisa melihat dari gambar untuk
kasus batang kaca yang bermuatan sama saling tolak-menolak. Sebaliknya antara batang kaca
dan plastik saling tarik-menarik karena kedua muatannya berlawanan jenis.

1.3 Sifat listrik dari material

Berdasarkan sifat listrik dari material, kita dapat mengklasifikasikan setidaknya ada tiga buah
jenis material. Pertama material bersifat konduktor, bahan konduktor memiliki muatan yang
dapat bergerak bebas. Muatan yang ada tersebar merata pada permukaan konduktor. Kedua,
benda bersifat isolator atau insulator, muatan terdistribusi pada seluruh bagian isolator.
Terakhir, semi konduktor bersifat antara bahan konduktor dan non konduktor.

1.4 Aplikasi pemanfaat fenomena elektrostatik

Fenomena elektrostatik sudah banyak diaplikasikan dalam berbagai teknologi. Contohnya pada
electrostatic paint spraying, powder coating, photocopy, ink-jet printing, dan lain-lain.

1.5 Gaya Coulomb

Dua buah partikel bermuatan jika didekatkan satu sama lain akan menghasilkan gaya yang
bersifat tolak-menolak atau tarik-menarik. Berbeda dalam kajian gravitasi yang ada hanya gaya
tarik menarik jika dua buah benda bermassa didekatkan satu sama lain. Gaya yang dihasilkan
akan sebanding dengan muatan partikel dan berbanding terbalik dengan jarak antar partikel
tersebut. Hal ini senada dengan yang terjadi pada fenomena gravitasi.

2 PROGRAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


January 28, 2019 MODUL FISIKA DASAR II

Kita dapat merumuskan interaksi dua partikel bermuatan dengan persamaan

 1 q1q2 (1)
F12   rˆ12 .
40 r12 2

Kita menyamakan persepsi pada perumusan ini mengandung makna gaya pada muatan
pertama oleh muatan kedua. Ketika kedua partikel memiliki muatan yang sama maka arah gaya
 
F12 akan searah dengan arah r̂12 . Sebaliknya jika kedua partikel berbeda muatan maka arah F12

dan r̂12 akan saling berlawanan.

 
 r1  r2
F12

 r2
r1

Persamaan (1) dapat juga ditulis dalam bentuk lain yakni berangkat dari definisi


r12 (2)
rˆ12   .
r12

Sehingga dapat dituliskan persamaan yang baru

 1 q1q2  (3)
F12   r12 .
40 r12 3

Nilai permitivitas bahan pada ruang hampa  0  8.85  1012 C 2 / N .m2 . Konstanta elektrostatik

1
didefinisikan sebagai k  yang nilainya 8.99  109 N  m 2 / C 2 .
40

3 PROGRAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


January 28, 2019 MODUL FISIKA DASAR II

Pada kasus muatan partikel lebih dari dua, pengaruh muatan lain terhadap muatan partikel
satu misalnya dapat dituliskan sebagai

    N
(3)
F1  F12  F13  ...  F1N   F1i .
i 2

Penjumlahan pada persamaan (3) menggunakan prinsip aljabar vektor. Persamaan (3) dapat
dijabarkan secara eksplisit dengan

 1 q1q2 1 q1q3 1 q1q2 1 N


qi (4)
F1      1   2 r1i .
 ˆ
r  ˆ
r ...  ˆ
r q ˆ
40 r12 2 12
40 r13 2 13
40 r1N 2 1N
40 i2 r1i

Persamaan (4) dalam bentuk yang paling umum dapat dituliskan sebagai,

 1 N
q (5)
Fj  q j   i 2 rˆji .
40 i 2 r
ji
i j

1.6 Medan Listrik

Selain konsep aksi pada jarak tertentu untuk menggambarkan interaksi antar partikel
diperkenalkan konsep medan. Medan merupakan besaran yang memiliki nilai di setiap titik
dalam ruang. Konsep medan ini menjelaskan fenomena interaksi antara dua benda yang tidak
saling bersentuhan secara fisik.

Suatu partikel bermuatan q menghasilkan medan listrik di sekitarnya. Sehingga partikel


bermuatan tersebut disebut sebagai sumber medan listrik. Jika partikel bermuatan q0
didekatkan pada sumber tersebut, maka muatan uji q0 akan mengalami gaya akibat muatan
 
sumber. Besar gaya yang dialami oleh muatan uji tersebut adalah F . Jika gaya F kita
hubungkan dengan medan listrik yang dihasilkan sumber dapat dirumuskan hubungan antara
keduanya dengan

 F (6)
E .
q0

Sumber muatan q yang berada pada posisi rb menghasilkan medan listrik terhadap muatan uji

q0 yang berada pada jarak ra dapat dinyatakan dengan

4 PROGRAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


January 28, 2019 MODUL FISIKA DASAR II

 1 q1q2 (7)
Ea   rˆab .
40 rab 2
  
dengan rab  ra  rb .

Seperti halnya gaya Coulomb, medan listrik juga merupakan besaran vektor. Prinsip superposisi
vektor dengan demikian juga berlaku untuk medan listrik. Pada muatan sumber positif garis
medan keluar dari sumber tersebut. Sebaliknya pada muatan negatif garis-garis medan akan
menuju muatan sumber. Untuk kasus sumber muatan lebih dari satu maka medan yang

dihasilkan pada posisi ra dapat dirumuskan sebagai

   
Ea  Ea1  Ea 2  ...  Eai , (8)
1 q1 1 q2 1 qi
  2 rˆa1   2 rˆa 2  ...   rˆai ,
40 ra1 40 ra 2 40 rai 2
N
1 qi

40
 r
i 1
2
rˆai .
ai

1.7 Dipol

Dua buah muatan yang memiliki besar yang sama dan berlainan jenis dinamakan dipol listrik.
Karakteristik yang dimiliki dinyatakan dengan momen dipol,

 
p  qL . (9)

Jika dipol yang berada dalam daerah yang memiliki medan listrik maka akan mengalami momen
gaya. Selain itu momen dipol juga merupakan suatu sistem yang menarik karena meskipun
jumlah muatan totalnya sama dengan nol tapi menghasilkan medan listrik. Momen gaya pada
dipol dapat dinyatakan dengan

  
 L  L  L  (10)
  (  F )  (  F )  (  F )
2 2 2 .
     
 L  qE  qL  E  p  E

5 PROGRAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


January 28, 2019 MODUL FISIKA DASAR II

1.8 Medan listrik oleh muatan kontinu

Medan listrik oleh muatan yang terdistribusi secara kontinu dapat didekati dengan total medan

listrik oleh sejumlah dq muatan. Medan lstrik oleh sejumlah dq muatan dapat dinyatakan

dengan

 1 dq (11)
E rˆ .
40 r 2

Muatan yang terdistribusi dalam bentuk satu dimensi, bidang, dan ruang dapat dinyatakan

dengan

dq  dx, (12)
dq  dxdy,
dq  dxdydz .

Pertanyaan :

1. Jelaskan mengapa ketika sisir digosok dengan rambut kemudian didekatkan pada
sepotong kertas, kertas tersebut tertarik menuju sisir?
2. Perhatikan gambar berikut. Sebuah logam A yang bermuatan positif didekatkan pada
logam B. Akibatnya, logam B bergerak ke kiri dan bola A bergerak ke kanan.
a. Apakah jenis muatan bola B?
b. Mengapa bola A dan B bergerak berlawanan saling
mendekat?
A B

3. Muatan pada konduktor :


a. tersebar dimanakah muatan pada konduktor?
b. untuk konduktor berongga, jika dalam rongga konduktor tidak ada muatan
berapakah muatan netto pada permukaan rongga tersebut?
c. Jika ada muatan +q dalam rongga konduktor, berapakah muatan netto pada
permukaan rongga tersebut?
6 PROGRAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
January 28, 2019 MODUL FISIKA DASAR II

Soal

1.4. Dua buah bola bermuatan listrik masing-masing q1=+5 C dan q2=+15 C terpisah
sejauh 0,5 m. Berapa gaya tolak menolak antara kedua muatan tersebut? (k = 9x10 9
Nm2/C2). Andaikan kedua muatan berada di sumbu-x, di mana x(q1)=0 dan x(q2)=0,5 m;
tentukan posisi di mana medan listrik sama dengan nol.
Jawaban :

Misal gaya tolak antara kedua muatan tersebut adalah F12 maka
 qq
F12  k 1 22 r̂12 ,
r12

 (5.106 )( 15.106 ) ˆ
F12  9.109 (i ) N ,
(0,5)2

F12  2.7iˆ N.

Supaya medan listrik yang dihasilkan sama dengan nol, karena kedua muatan adalah
positif, maka posisi titik uji haruslah berada di antara kedua muatan. Misalnya posisi
tersebut berjarak x dari q1, maka:

E1  E2
q1 q2
k k
x 2
(0,5  x) 2
15 10 6 x 2  5 10 6 (0,25  x  x 2 )
2 x 2  x  0,25  0
 1  (1) 2  4(2)( 0,25)
x1, 2 
2 x2
pilih x positif :
1
x  (1  3 )m
4

7 PROGRAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


January 28, 2019 MODUL FISIKA DASAR II

2. q1 q2

Diketahui muatan-muatan q1= +1 C, q2= +2 C, q3= -2 C, dan


q5
q4= -1 C berada di sudut bujur sangkar bersisi 2 cm seperti
dalam gambar di samping. Muatan q5= +1 C terletak di pusat
q4 q3 bujur sangkar. Tentukan kuat medan listrik di posisi q5 dan gaya
Coulomb pada muatan q5.

Jawaban :

Gaya Coulomb pada muatan q5


    
F5  F51  F52  F53  F54 ,

 qq
F51  k 5 21 r̂51 ,
r51
 q q 1 ˆ 1 
F51  k 5 21  2i  2 ˆj  ,
r51  2 2 
 6 6
9 ( 1.10 )( 1.10 )  1 1 
F51  9.10 2 2
 2iˆ  2 ˆj  N ,
( 2.10 ) 2 2 

F51  31.8iˆ  31.8 ˆj N .

 qq
F52  k 5 22 r̂52 ,
r52
 qq  1 ˆ 1 
F52  k 5 22   2i  2 ˆj  ,
r52  2 2 
 6 6
9 ( 1.10 )( 2.10 )  1 ˆ 1 
F52  9.10 2 2
 2i  2 ˆj  N ,
( 2.10 )  2 2 

8 PROGRAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


January 28, 2019 MODUL FISIKA DASAR II


F52  63.6iˆ  63.6 ˆj N .

 qq ^
F53  k 5 23 r53 ,
r53
 qq  1 ˆ 1 
F53  k 5 23   2i  2 ˆj  ,
r53  2 2 
 (1.106 )( 2.106 )  1 ˆ 1 
F53  9.109 2 2
 2i  2 ˆj  N ,
( 2.10 )  2 2 

F53  63.6iˆ  63.6 ˆj N .

 qq
F54  k 5 24 r̂54
r54
 (1.106 )( 1.106 )  1 ˆ 1 
F54  9.109 2 2
 2i  2 ˆj  N ,
( 2.10 ) 2 2 

F54  31.8iˆ  31.8 ˆj N .

    
Maka F51  F51  F52  F53  F54 ,

F51  (31.8iˆ  31.8 ˆj )  (63.6iˆ  63.6 ˆj )  (63.6iˆ  63.6 ˆj )  (31.8iˆ  31.8 ˆj ) ,

F51  190.8 ˆj N

Kuat medan listrik pada muatan q5



 F5
E5  ,
q5
  190.8 ˆj
E5  N/C
 1.10 6

E5  1.908 104 ˆj N/C

9 PROGRAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


January 28, 2019 MODUL FISIKA DASAR II

3. Sebuah kawat berbentuk lingkaran berjari-jari 1 m memiliki muatan yang tersebar


merata. Rapat muatan per satuan panjang pada kawat tersebut adalah  = 2 C/m.
Tentukan medan listrik di: (a)pusat lingkaran tersebut; (b) titik pada sumbu melalui pusat
yang berjarak 1 m dari pusat .

Jawaban:
a. Medan listrik di pusat lingkaran sama dengan nol.

b. Lihat Gambar, untuk setiap elemen muatan pada kawat, selalu ada elemen muatan
lain sedemikian rupa sehingga medan listrik yang ditimbulkan oleh keduanya
menghasilkan resultan pada arah z (pada gambar, ke atas). Jadi secara keseluruhan,
medan di titik tersebut adalah hasil penjumlahan dari seluruh komponen z dari medan
yang ditimbulkan oleh setiap elemen muatan. Besarnya medan listrik dihitung sebagai
berikut:

Muatan total Qenc  L  2R

1
2
dq1 1 2 2
dE  cos   dq  dq
40 r 2
40 2 160 ,
Q
2 2 2
E 
160 0
dq 
160
2R 
8 0
R

4. P Tentukanlah medan listrik di titik P jika diketahui rapat

a (m)
muatan per satuan panjang pada batang adalah .

L (m)

Jawaban:
 dq
E p  k  2 rˆpk , dengan dq  dx .
rpk

10 PROGRAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


January 28, 2019 MODUL FISIKA DASAR II


rpk 
Karena rˆpk  di mana rpk adalah posisi titik P terhadap kawat, maka
rpk
 dq 
E p  k  3 rpk ,
rpk

 L
Ep  k 

  xiˆ  aˆj 
dx , dapat diuraikan dalam sumbu x dan y

0 x a
2 2 3/ 2

 L
x dx
E px  k  iˆ ,
0 x 2
 a2  3/ 2

  1 1
E px  k    iˆ N/C .
 
 L2  a 2  1/ 2
a 

 L
a dx
E py  k  ˆj ,
0 x 2
 a2 3/ 2

 L
E py  k ˆj N/C.

a L a 2

2 1/ 2


Maka E p  EPxiˆ  EPy ˆj

  1 1 L
E p  k    iˆ  k ˆj N/C.
 
 L2  a 2 
1/ 2
a  
a L2  a 2 
1/ 2

11 PROGRAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Anda mungkin juga menyukai