Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik pada
semester Genap Tahun Akademik 2019/2020
Oleh:
B. Teori Psikodinamika
Perkembangan manusia sebagai hasil dari proses konfrontasi dan
akomodasi antara pertumbuhan individual dan tuntutan sosial, antara dorongan
dasar manusia dan tuntutan masyarakat. Teori ini mengasumsikan bahwa
kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis
tersebut.
Memusatkan perhatian pada perkembangan kepribadian-perkembangan
perasaan, keyakinan, dan perilaku yg rasional maupun tidak rasional. Kemudian
teori perkembangan psikodinamika ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Psikoseksual/psikoanalisis
Tokoh teori ini adalah Sigmund Freud. Menurut Frued kepribadian
sebagian besar dibentuk oleh usia lima tahun. Awal perkembangan
berpengaruh besar dalam pembentukkan kepribadian dan terus
mempengaruhi perilaku dikemudian hari. Jika tahap psikoseksual selesai
dengan sukses hasilnya adalah kepribadian yang sehat. Jika masalah pada
tahap tertentu tidak diselesaikan maka dapat terjadi fiksasi dimana individu
akan terjebak pada tahap itu. contohnya: seorang yang terpaku pada tahap
oral maka akan bergantung pada orang lain dan dapat mencari rangsangan
oral melalui merokok, minum atau makan.
Libido seksual mengikuti hukum kekekalan energi, Hukum kekekalan
energi berbunyi bahwa “energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
yang lain tetapi tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan” menurut Freud hal ini
sama halnya dengan perkembangan manusia., sehingga menurut Freud ada
bebrapa tahap perkembangan yang mampu membentuk kepribadian
manusia. Tahap tersebut meliputi tahap oral, tahap anal, tahap phalik, tahap
latensi, dan tahap genital seperti dijelaskan berikut:
Teori ini banyak menuai kritikan karena kesulitannya dalam menguji secara
empirik tentang teori ini untuk dapat menilai secara objektif karena konsep-
konsepnya yang membingungkan atau ambigous. Dan juga teori ini hanya
didasarkan pada observasi terhadap orang-orang tertentu (penderita neurotik).
Namun dibalik kekurangannya Teori ini dapat memberikan kontribusi berupa
pengalaman awal dapat mempengaruhi perkembangaan berikunya sehingga setiap
tahap psikoseksual harus berjalan baik sehingga mental manusia terbentuk dengan
baik.
2) Psikososial
Tokoh dari teori ini adalah Erik H. Erikson. Teori ini menekankan pada
aspek lingkungan, bahwa suatu perkembangan kepribadian manusia
dipengaruhi oleh interaksi sosial yaitu bagaimana hubungannya dengan
orang lain, sehingga menurut Erikson perkembangan kepribadian itu terjadi
sepanjang rentang kehidupan bukan hanya tahun-tahun antara bayi dan
masa remaja tetapi sampai tahun-tahun akhir kehidupan.
Sama halnya seperti Frued, Erikson juga berpendapat ada tahapan
dalam perkembangan dimana perkembangan kepribadian manusia ditentukan
oleh keberhasilan atau kegagalan seseorang mengatasi krisis yang terjadi
pada setiap tahapan sepanjang rentang kehidupan. Tahapan tersebut
meliputi:
a) Tahap infancy, yaitu kepercayaan dan tidak kepercayaan, jika pada fase
ini berhasil dengan baik maka kepribadian seseorang akan akan memiliki
percaya diri dan optimis.
b) TahapToddlerhood, yaitu otonomi vs keraguan, jika lingkungan yang
terlalu melindungi atau otoriter maka akan berimplikasi tidak baik pada
tahap ini, jika tahap ini dapat dilalui dengan baik maka maka individu
dapat mengendalikan dan mengadekuasi dirinya.
c) Tahap Early Childhood, yaitu inisiatif dan rasa bersalah, jika pada tahap
ini berhasil dengan baik maka ada kepercayaan diri pada individu
sehingga memiliki kemampuan memulai aktivitas sendiri.
d) Tahap Middle & Late Childhood , yaitu Industri vs Inferioritas, jika pada
tahap ini berhasil maka Kompetensi dalam kemampuan intelektual. Sosial
dan fisik akan menjadi baik.
e) Tahap remaja, yaitu Identitas vs Kebingungan Identitas, pada tahap ini
merupakan tahap yang paling penting pada siklus kehidupan manusia,jika
tahap ini berhasil maka seseorang tidak akan kebinguangan akan jati
dirinya.
f) Tahap Dewasa awal, Intimasi vs Isolasi, jika tahap ini berhasil dengan
baik maka dapat membentuk Kemampuan membentuk hubungan erat,
komitmen karier.
g) Tahap Dewasa madya, yaitu Generativitas vs Menarik diri , jika tahap ini
berhasil maka seseorang akan perhatian terhadap keluarga, masyarakat
& generasi.
h) Tahap Dewasa akhir, yaitu Integritas vs Putus Asa , jika tahap ini berhasil
maka Puas dengan kehidupan, siap menghadapi kematian.
Teori ini menekankan Perkembangan lebih ditentukan oleh faktor lingkungan-
pengalaman, belajar, dimana Perkembangan sebagai proses kontinyu-perubahan
terjadi secara gradual, berangsur-angsur, sedikit demi sedikit .
C. Teori-teori Belajar
1. Teori-teori Kondisioning
a) Teori Kondisioning Klasik
Tokoh dari teori ini adalah Ivan Pavlov, John B. Watson, bahwa
perkembangan adalah sebagai hasil belajar—asosiasi temporal antara dua
peristiwa yang terjadi secara simultan. Teori ini adalah pengkondisian
asosiatif stimulus-respons yang ia gunakan dalam eksperimenya adalah
anjing yang kesimpulannya tingkah laku sebenarnya tidak lain daripada
rangkaian refleks berkondisi dengan kata lain gerakan refleks dapat dilatih
dan berubah karena latihan.
b) Teori Kondisioning Operan/Instrumental
Tokoh dari teori ini adalah B.F. Skinner, yang menyatakan
perkembangan ditentukan oleh reinforcement bukan hanya sekedar respon
dan stimulus. Tingkah laku atau perkembangan itu terletak diantara dua
pengaruh yaitu pengaruh yang mendahuluinya dan yang mengikutinya. Yaitu
adanya pemberian (reward) dan juga hukuman.
2. Teori-teori Belajar Sosial Kognitif
Tokoh dari teori ini adalah Albert Bandura yang menekankan bahwa
Perkembangan manusia ditentukan oleh interaksi dinamis antara personal,
perilaku, dan lingkungan.