Anda di halaman 1dari 7

ANALISA KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA UDANG VANAME

(LITOPANEAUS VANNAMEI) PADA TAMBAK INTENSIF


(Studi Kasus Kewirausahaan Tambak Udang di Desa Blendung,
Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang)

Nur Afan1, Tofik Hidayat2, Eko Budiraharjo3


1 Mahasiswa, Fakultas Teknik Industri, Universitas Pancasakti, Tegal
2,3 Dosen Teknik Industri, Universitas Pancasakti, Tegal
Email: Nurafan52@gmail.com

Abstrak
Udang adalah salah satu komoditas pangan perikanan unggulan di pasar global dan
domestik. Permintaan pasar yang tinggi belum di imbangi oleh ketersediaan suplai
produksi, peluang tersebut pun direspon dengan baik oleh petani yang berada di
Desa Blendung Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang dengan mengembangkan
usaha budidaya udang vaname. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
kelayakan usaha budidaya udang vaname dengan metode intensif. Metode analisis
menggunakan pendekatan aspek finansial untuk mengetahui nilai investasi dari
usaha tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa usaha budidaya udang
vaname dinyatakan layak dikembangkan dengan nilai NPV sebesar Rp.
211.994.945,- nilai AE sebesar Rp. 170.675.730,- Payback Period akan terjadi pada
tahun ke-2 dan nilai IRR sebesar 42% (lebih besar dari tingkat suku bunga bank
yang berlaku saat ini). Analisis sensitivitas diuji terhadap kenaikan harga pakan,
benur dan Tarif Dasar listrik per tahun masing-masing sebesar 15%,10%, dan 11%
hasilnya usaha budidaya udang vaname metode intensif dinyatakan layak. Analisis
nilai pengganti (Switching value) dilakukan untuk melihat batas maksimal kenaikan
harga input dan penurunan jumlah produksi. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa
batas maksimal kenaikan biaya investasi sebesar Rp. 674.661.133,- sedangkan batas
maksimal kenaikan biaya operasional sebesar Rp. 324.020.403,- dan untuk batas
maksimal penurunan produksi sebesar Rp. 173.720.693,-.

Kata kunci : kelayakan usaha, udang vaname, Investasi.

PENDAHULUAN Kelautan dan Perikanan Republik


Latar Belakang Masalah Indonesia No.41/2001, pada tanggal 12 Juli
Udang merupakan salah satu 2001 pemerintah secara resmi melepas
komoditas pangan perikanan unggulan di udang vaname (Litopeneaus Vannamei)
pasar global dan domestik. Permintaan sebagai varietas unggul untuk
pasar yang tinggi belum di imbangi oleh dibudidayakan petambak di Indonesia.
ketersediaan suplai produksi yang ada Kelebihan udang vaname antara lain lebih
sekarang. Pada tahun 2013 tercatat bahwa tahan terhadap virus bintik putih,
gap antara produksi dengan permintaan pertumbuhan lebih cepat, tahan terhadap
udang di dunia sekitar 1.102.631 ton fluktuasi kondisi lingkungan, waktu
(OCED-FAO,2014). pemeliharaan relatif pendek yakni sekitar
Sebagai upaya untuk mempertahankan 90-100 hari per siklus, tingkat suvival rate
eksistensi Indonesia sebagai produsen dan (SR) atau tingkat kehidupanya tergolong
eksportir industri perikanan di dunia tinggi (Amri dkk, 2008).
khususnya udang, serangkaian penelitian Melihat peluang pasar yang masih
dan percobaan terus dilakukan, dan terbuka lebar, maka pemerintah Indonesia
akhirnya melalui Surat Keputusan Menteri mengupayakan untuk meningkatkan

Volume 11 No. 2 Oktober 2015 25


jumlah produksi udang dengan menambah direncanakan. Sedangkan menurut Husein
area budidaya serta peningkatan teknologi Umar (2005) studi keyayakan bisnis
intensifikasi. Hal tersebut pun kini merupakan penelitian terhadap rencana
berkembang di Desa Blendung, Kecamatan bisnis yang tidak hanya menganalisis layak
Ulujami, Kabupaten Pemalang termasuk atau tidak bisnis dibangun, tetapi juga saat
usaha budidaya udang vaname intensif dioperasikan secara rutin dalam rangka
yang kini tengah dikembangkan oleh pencapaian keuntungan yang maksimal
keluarga penulis pribadi. Dengan modal untuk waktu yang tidak ditentukan.
investasi usaha yang relatif besar maka
perlu diketahui apakah keputusan tersebut Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
merupakan suatu keputusan yang tepat, Paling tidak ada empat tujuan
maka tentunya perlu dianalisis dari aspek mengapa perlu adanya studi kelayakan
kelayakan apakah bisnis tersebut dalah hal bisnis sebelum usaha dilakukan ( Jakfar,
ini dari aspek ekonomi layak dan patut 2006) yaitu :
untuk di kembangkan. a. Menghindari Resiko Kerugian
b. Memudahkan Perencanaan
Rumusan Masalah c. Mempermudah Pelaksanaan Pekerjaan
Berdasarkan dari batasan masalah d. Memudahkan Pengawasan
diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah Analisa Kelayakan Investasi
apakah usaha budidaya udang Vaname Menurut Husein Umar (2005),
pada tambak intensif layak berdasarkan Investasi adalah upaya menanamkan faktor
analisis aspek ekonomi ? produksi langka yakni dana, kekayaan
alam, tenaga ahli dan trampil, teknologi
Tujuan dan Manfaat Penelitian
pada proyek tertentu baik proyek tersebut
Adapun tujuan penelitian yang ingin
baru atau perluasan proyek, dalam jangka
dicapai adalah untuk mengetahui kelayakan
panjang. Ada metode dalam menganalisa
usaha budidaya udang Vaname bagi petani
investasi, antara lain :
di Desa Blendung dari aspek ekonomi.
1. Metode Net Present Value (NPV)
Adapun manfaat yang ingin diperoleh
Net Present Value (NPV) adalah metode
dengan dilakukannya penelitian ini adalah
menghitung nilai bersih (netto) pada waktu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
sekarang (present). Asumsi present yaitu
menjadi masukan dan bahan pertimbangan
menjelaskan waktu awal perhitungan
apakah usaha budidaya udang Vaname
bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan
perlu dilanjutkan dan terus dikembangkan
atau pada periode tahun ke – 0 (nol) dalam
atau tidak dan bagi peneliti harapanya
perhitungan cash flow investasi.
penelitian ini dapat dijadikan sebagai
Cash-flow yang benefit saja
bentuk aktualisasi atas ilmu-ilmu yang
perhitungannya disebut dengan Present
diperoleh selama proses perkuliahan
Worth of Benefit (PWB), sedangkan jika
kedalam dunia nyata
yang diperhitungkan hanya cash-out (cost)
disebut dengan Present Worth of Cost
LANDASAN TEORI
(PWC). Sementara itu NPV diperoleh dari
Pengertian Kelayakan Bisnis
PWB-PWC.
Menurut Yakop Ibrahim (2003),
PWB = ∑ ( )
studi kelayakan bisnis merupakan suatu
bahan yang digunakan sebagai PWC = ∑ ( )
pertimbangan dalam mengambil suatu NPV = ∑ ( )
keputusan, apakah menerima atau menolak Dimana :
dari suatu gagasan usaha/proyek yang Cb = cash flow benefit
Cc = cash flow cost

26 Volume 11 No. 2 Oktober 2015


Cf = cash flow utuh (benefit+cost) = x periode waktu
( )
Dalam periode Payback Period ini rencana
NPV = PWB – PWC investasi dikatakan layak (feasible) : Jika
FPB = factor bunga present k ≤ n dan sebaliknya.
t = periode waktu k = jumlah periode pengembalian
n = umur investasi n = umur investasi
4. Metode Internal Rate of Return (IRR)
Jika: NPV > 0 artinya investasi akan Berbeda dengan metode sebelumnya,
layak (feasible) metode Internal Rate of Return (IRR) ini
NPV < 0 artinya investasi tidak layak justru yang akan dicari adalah suku
(unfeasible) bunganya disaat NPV sama dengan nol.
Logika sederhananya menjelaskan
2. Metode AE (Annual Equivalent) seberapa kemampuan yang harus dipenuhi.
Metode Annual Equivalent konsepnya Kemampuan inilah yang disebut dengan
merupakan kebalikan dari metode NPV. Internal Rate of Return (IRR), sedangkan
Jika pada metode NPV seluruh aliran cash kewajiban disebut dengan Minimum
ditarik pada posisi present, sebaliknya pada Atractive Rate of Return (MARR). Dengan
metode AE ini aliran cash justru demikian, suatu rencana investasi akan
didistribusikan secara merata pada setiap dikatakan layak/menguntungkan jika :
periode waktu sepanjang umur investasi, IRR ≥ MARR (Giatman,2006).
baik cash-in maupun cash-out.
Hasil pendistribusian secara merata dari Analisis Sensitivitas dan Switching Value
cash-in menghasilkan rata pendapatan per Menutur Gittinger (1986) dalam
tahun dan disebut dengan Ekuivalen Nurmalina et al. (2010), menjelaskan
Uniform Annual of Benefit (EUAB). bahwa analisis switching value merupakan
Sedangkan hasil pendistribusian cash out perhitungan untuk mengukur perubahan
secara merata disebut dengan Equivalent maksimum dari perubahan suatu
Uniform Annual of Cash (EUAC). komponen inflow (penurunan harga output,
EUAB=∑ ( ) penurunan produksi) atau perubahan
Cb = cash flow benefit komponen outflow (peningkatan harga
EUAC=∑ ( ) input atau peningkatan biaya produksi)
Cc = cash flow cost yang masih dapat ditoleransi agar bisnis
AE =∑ ( ) masih tetap layak.
Cf= cash flow utuh (benefit+cost)
AE =EUAB-EUAC METODOLOGI PENELITIAN
FBA = factor bunga annual MetodePenelitian
t = periode waktu Metode penelitian yang digunakan
n= umur investasi dalam penelitian ini menggunakan studi
AE≥0 artinya investasi akan layak kasus (case study) yaitu suatu penelitian
(feasible) yang lebih terarah dan terfokus pada sifat
AE<0 artinya investasi tidak layak tertentu yang tidak berlaku umum sehingga
(unfeasible) mendapatkan gambaran yang luas dan
3.Metode Payback Period (PP) lengkap dari objek yang diteliti
Analisis Payback Period pada dasarnya (Daniel,2002) dikutip oleh Andri Tentri
bertujuan untuk mengetahui seberapa lama Lawaputri (2011). Hasil penelitian ini
(periode) investasi akan dikembalikan saat diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
terjadinya kondisi pulang pokok (break pertimbangan dan informasi analisis
even-point). kelayakan usaha budidaya udang vaname.

Volume 11 No. 2 Oktober 2015 27


Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah dengan dokumentasi,
observasi dan studi pustaka dengan cara
mengumpulkan data-data primer dan
sekunder berupa proses budidaya, biaya
pemeliharaan dan pendapatan.

Populasi Dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah
Pemilik tambak, serta 2 pegawai tetap yang
mengelola usaha budidaya udang vaname
metode intensif tersebut.

Analisa Data
Teknis menganalisis data yang telah ada
akan menggunakan tahap-tahap Biaya operasional yang dikeluarkan dalam
diantaranya menentukan analisis nilai budidaya udang ini terdiri dari biaya tetap
investasi menggunakan metode Net Present dan biaya variabel.
Value (NPV), Annual Equivalent (AE),
Payback Period, Internal Rate of Return Tabel 2. Biaya Tetap Usaha Budidaya
(IRR). Kemudian dianalisis tingkat Tambak Udang Vaname
sensitivitas dan nilai pengganti (Switching
value).

HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Tabel 3. Biaya Tetap Usaha Budidaya


Studi kewirausahaan Usaha budidaya Tambak Udang Vaname
udang vaname dengan metode intensif ini
dalam satu tahun mengalami dua kali siklus
budidaya dengan rincian dua hingga tiga
bulan untuk proses persiapan tambak dan
tiga bulan untuk proses budidaya dari
penebaran benur hingga panen total. Biaya
investasi yang dikeluarkan untuk budidaya
udang vaname ini bisa dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 1. Biaya Investasi Usaha Budidaya


Tambak Udang Vaname Jadi total biaya operasional yang
dikeluarkan selama satu tahun adalah Rp.
151.520.000,-

28 Volume 11 No. 2 Oktober 2015


Tabel. 4 Pendapatan Usaha Budidaya Udang Vaneme Pertahun

Jangka waktu investasi yang digunakan > 0, yang berarti investasi ini dinyatakan
2) Metode AE (Annual Equivalent)
dalam dalam perhitungan ini adalah selama layak untuk dilaksanakan.
A untuk Data Pengeluaran
5 tahun dengan bunga per tahun sebesar A pengeluaran = P0 (A/P, 14%, 5) + Abiaya
14%. Dan nilai sisa investasi diakhir = 82.450.000 (0,291284) +
periode sebesar Rp. 12.000.000,- 2.
151.520.000
Metode AE
= Rp. 175.536.366,-
Pembahasan A untuk Data Pendapatan
Studi kelayakan pada hakikatnya Apendapatan = F1 (P/F,14%,1) (A/P,14%,5) + F2
(P/F,14%,2)(A/P,14%,5) + F3
adalah untuk mendapatkan layak atau tidak
(P/F,14%,3) (A/P,14%,5) +
layaknya suatu gagasan usaha, dengan kata F4 (P/F,14%,4) (A/P,14%,5) +
lain studi kelayakan harus dapat F5 (P/F,14%,5)
memutuskan apakah suatu gagasan perlu = 48.494.932 + 51.625.521 +
diteruskan atau tidak. Untuk menghitung 45.651.488 + 46.748.240 +
kelayakan investasi tersebut maka 153.691.914
digunakan beberapa metode berikut : = Rp. 346.212.096,-
AE = Apendapatan - A pengeluaran
1. Metode NPV (Net Present Value) = Rp. 346.212.096 - Rp. 175.536.366
P Untuk Data Pengeluaran : = Rp. 170.675.730,-
P biaya = P0 + Abiaya (P/A, 14%, 5)
= 82.450.000 + 151.520.000 nilai AE > 0, yang berarti investasi ini
(3,4331) dinyatakan layak untuk dilaksanakan.
= Rp. 602.633.312,-
P Untuk Data Pendapatan : 3) Metode Payback Period (PP)
P Pendapatan = F1 (P/F, 14%, 1) + F2
(P/F,14%,2) + F3(P/F, 14%, 3) tabel diatas diketahui bahwa periode
+ F4 (P/F, 14%, 4) + F5 (P/F, 14%, 5) pengembalian modal terjadi pada tahun ke 2
= 166.486.700 + 177.234.318 dimana saldonya bergerak dari nilai negatif
+ 156.725.010 + 160.490.244 ke nilai positif. (k<n) maka investasi layak.
+ 153.691.914
= Rp. 814.628.257,-

NPV = P pendapatan – P biaya


= 814.628.257- 602.633.312
= Rp. 211.994.945,-

nilai NPV

Volume 11 No. 2 Oktober 2015 29


4) Metode Internal Rate of Return (IRR) Tabel 6 Hasil perhitungan analisa investasi
Diketahui bahwa nilai NPV pada i = terhadap sensitivitas kenaokan harga
14% adalah Rp. 211.994.945,- untuk
menilai kelayakan investasi menggunakan
metode IRR maka penulis mencoba
menggunakan tinggkat suku bunga yang
lebih tinggi di bandingkan sekarang dengan
nilai MARR yaitu 20 %, Perhitungannya Dari tabel tersebut didapatkan bahwa
adalah sebagai berikut : perhitungn investasi terhadap ramalan
kenaikan biaya variabel produksi masih
NPV(i= 20%) = F1 (P/F, 20%,1) + F2 dinyatakan layak.
(P/F,20%,2) + F3(P/F,20%,3)
Analisi Nilai Pengganti (Swiching Value)
F4 (P/F,20%,4) + F5 (P/F,20%, 5)
Nilai Pengganti merupakan
– P0 - Abiaya (P/A,20%,5)
perhitungan untuk mengukur seberapa
= 158.154.840 + 159.936.986
besar perubahan maksimal dari suatu
+134.365.575+130.728.669
komponen inflow atau perubahan
+ 118.923.335 - 82.450.000
komponen outflow yang dapat ditoleransi
- 453.135.712
sehingga usaha masih layak untuk
= Rp. 166.523.693,-
dilakukan. Kriteria nilai pengganti adalah
Setelah diketahui bahwa untuk nilai apabila perubahan kenaikan harga input
NPV(i=14%) = Rp. 211.994.945,- dan untuk menyebabkan nilai NPV sama dengan nol.
NPV (i=20%) = Rp. 166.523.693,- kemudian Analisa nilai pengganti yang
dimasukkan ke dalam persamaan untuk diakukan pada penelitian ini menggunakan
mencari IRR (pendekatan interpolasi), 3 variabel yaitu batas kenaikan investasi,
yaitu : batas maksimal kenaikan biaya variabel
( – ) dan dan batas maksimal penurunan Jumlah
IRR = i1 – NPV1
( – ) produksi.
( % %)
= 14% - 211.994.945
( . . – . . )
% a. Batas Maksimal Kenaikan Biaya
= 14% - 211.994.945
( . . ) Investasi
= 14% + 28 % NPV = Abenefit (P/A,14%,5) + S(P/F,14%,5)
= 42 % - I - Abiaya (P/A,14%,5)
Dari hasil perhitungan diatas diketahui 0 = 346.212.096 (3,4331) +
bahwa nilai IRR = 42% yang berarti nilai 12.000.000 (0,5194) - I –
IRR> MARR, yang menandakan 151.520.000 (3,4331)
bahwasanya investasi ini layak untuk I = 1.188.611.645 + 6.232.800 -
dijalankan. 520.183.312
I = Rp. 674.661.133,-
Analisis Sensitifitas
Usaha budidaya udang vaname tidak Biaya invastasi akan sensitif pada nilai Rp.
menutup kemungkinan akan menghadapi 674.661.133,- dimana jika biaya investasi
kejadian kelangkaan pakan, benur, dan meningkat dari Rp. 82.450.000,- sampai
listrik yang menyebabkan harga input Rp. 674.661.133,- usaha masih tetap layak.
tersebut naik. Data historis lima tahun
terakhir pada umumnya terjadi kenaikan
harga pelet sebesar 15%, kenaikan harga
benur sebesar 10%, dan kenaikan harga
tarif dasar listrik sebesar 11%.

30 Volume 11 No. 2 Oktober 2015


b. Batas Maksimal Kenaikan Biaya dibandingkan MARR yaitu 42%
Operasional dibanding 20%.
NPV = Abenefit (P/A,14%,5) + (P/F,14%,5) 2. Hasil perhitungan analisa sensitivitas
- I - Abiaya (P/A,14%,5) terhadap perkiraan kenaikan harga pelet
0 = 346.212.096 (3,4331) + 12.000.000 sebesar 15%, kenaikan harga benur
(0,5194) - 82.450.000 - Abiaya sebesar 10%, dan kenaikan tarif dasar
(P/A,14%,5) listrik sebesar 11% ditahun mendatang,
1) = 1.188.611.645 + 6.232.800 - dihasilkan bahwa usaha ini masih tetap
82.450.000 - Abiaya (3,4331) layak untuk dijalankan
Abiaya = 1.112.394.445 / 3,4331 3. Hasil perhitungan analisis nilai
Abiaya = Rp. 324.020.403,- pengganti didapatkan bahwa batas
maksimal kenaikan biaya investasi
Artinya operasional cost akan sensitif pada sebesar Rp. 674.661.133,- batas
nilai Rp. 324.020.403,-apabila peningkatan maksimal kenaikan biaya operasional
biaya operasional melebihi angka tersebut sebesar Rp. 324.020.403,- dan untuk
maka usaha dapat dinyatakan sudah batas maksimal penurunan hasil
menjadi tidak layak lagi. produksi sebesar Rp. 173.720.693,- jika
melampaui dari angka-angka tersebut
c. Batas Maksimal Penurunan Hasil maka usaha budidaya udang vaname
Produksi tidak layak untuk dijalankan
NPV = Abenefit (P/A,14%,5)+S(P/F,14%,5)
- I - Abiaya (P/A,14%,5) DAFTAR PUSTAKA
a.) = Abenefit (3,4331) + 12.000.000
(0,5194) - 82.450.000 - (OECD-FAO) agricultural Outlook 2013.
152.120.000 (3,4331) Jurnal FAO. Juni 2013.(internet).
a. = Abenefit (3,4331) + 6.232.800 -
82.450.000 - 520.183.31 Amri K, dkk. 2008. Budidaya Udang
Abenefit = 596.400.512 / 3,4331 Vaname Secara Intensif, Semi
Abenefit = Rp. 173.720.693 Intensif, dan Tradisional. Jakarta
:Gramedia.
Anual Benefit akan sensitif pada angka Rp.
173.720.693,- Jika realisasi benefit lebih Giatman.M. 2006. Ekonomi Teknik.
kecil dari angka tersebut, maka infestasi PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.
menjadi tidak layak lagi. Ibrahim, Yacob.2003. Studi Kelayakan
Bisnis.Edisi Revisi, Jakarta: Reneka
KESIMPULAN Cipta.
Berdasarkan pembahasan pada bab
sebelumya, peneliti dapat menyimpulkan Kasmir. Jakfar. 2007. Studi Kelayakan
beberapa poin penting dari penelitian Bisnis, Edisi 2. Kencana, Jakarta.
diantaranya : Nurmalina, R. Dkk. 2010. Studi Kelayakan
1. Usaha budidaya udang vaname Bisnis. Bogor : Departemen
dinyatakan layak, dengan nilai Nilai Agribisnis IPB.
NPV sebesar Rp. 212.016.952,- dan AE
sebesar Rp. 170.084.423,-. Kelayakan Umar, Husain.2005. Studi Kelayakan
ini didukung pula dari hasil perhitungan Bisnis.Jakarta: Gramedia Pustaka
metode payback period yang Utama.
menyatakan bahwa periode
pengembalian modal akan terjadi di
tahun ke dua juga nilai IRR lebih besar

Volume 11 No. 2 Oktober 2015 31

Anda mungkin juga menyukai