Kelas : AB
UTS PANCASILA
1. Dalam pidatonya di sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengatakan
bahwa sebuah negara wajib memiliki sebuah prinsip Dalam sidang itu, Ir. Soekarno
mengusulkan lima prinsip dasar yang berisi
o kebangsaan Indonesia,
o internasionalisme atau perikemanusiaan,
o mufakat atau demokrasi,
o kesejahteraan sosial, dan yang terakhir ialah menyusun Indonesia Merdeka
dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Ir. Soekarno menyebutnya dengan pancasila yang berasal dari kata sila yang
maknanya asas atau dasar yang lalu di atas dasar itulah didirikannya Indonesia
sebagai sebuah negara yang kekal dan abadi.
Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan oleh Jepang. Sebagai gantinya
dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang beranggotakan
21 orang. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Moh. Hatta.
Keesokan harinya, tanggal 18 Agustus 1945 PPKI melaksanakan sidang. Hasil sidang
PPKI tanggal 18 Agustus 1945 menetapkan 3 (tiga) hal:
Dari semakin canggih nya di era revolusi 4.0 ini semakin juga
banyaknya penggunaan teknologi untuk kehidupan.. Bila era ini terus berkembang
dan perubahan yang ada kita juga perlu yang namanya milah dalam teknologi yang
digunakan tidak merubah isi dari Pancasila yang sudah diperjuangkan oleh Pahlawan
dahulu.
Jadi kita tahu Filsafat Pancasila sebagai dasar negara atau pedoman dalam
kehidupan. Di Indonesia menerapkan Filsafat Pancasila dalam pendidikan nya , yang
membuat Indonesia berbeda dari negara lain dalam pedoman pendidikannya.
Pancasila terdiri dari lima sila . Ini yang harus kita amalkan dalam pendidikan.
Walaupun zaman semakin berkembang dari waktu ke waktu, Falsafat Pendidikan
bukanlah landasan yang kaku sehingga tidak bisa mengikuti. Malahan Falsafat
Pendidikan harus bertekad mengikuti zamannya.
3. GARUDA
Garuda Pancasila : kendaraan Wishnu menyerupai elang rajawali
Menghadap ke kanan : Bangsa indonesia memihak pada kebenaran
Warna keemasan : melambangkan keagungan dan kejayaan
Jumlah Bulu Garuda melambangkan hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
17 Jumlah Bulu disayap melambangkan tanggal proklamasi
8 Jumlah bulu diekor melambangkan bulan
19 Jumlah bulu dibawah perisai pada pangkal ekor
45 Jumlah bulu dileher melambangkan tahun
PERISAI
Tunggal : Satu
Ika : itu
Pancasila dengan metode yang tepat adalah solusi di tengah krisis nasionalisme yang
terjadi saat ini. Pertama, Pancasila harus terpahami dan terinternalisasi pada setiap
individu. Kedua, mampu menggunakan Pancasila sebagai alat penyelesaian masalah.
Pancasila sebagai nilai universal masih sangat relevan dengan generasi hari ini.
Pancasila hanya perlu terinternalisasi dengan baik ke setiap generasi yang ada
khususnya generasi milenial yang akan menjadi salah satu tokoh pergerakan
kemajuan negara.
5. Latar Belakang P4
G-30 S/PKI tahun 1965,karena tragedi itu Indonesia tidak melaksanakan Pancasila
dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Tetapi setelah tragedi G-30S/PKI diatasi
dan dirasa perlu untuk membenahi karakter bangsa maka MPK dalam sidangnya 22
Maret 1978 menetapkan Pedoman,Penghayatan,dan Pengamalan Pancasila
(1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
(3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
(5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
(6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
(7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
(9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
(10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.
3. Persatuan Indonesia
(1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
(2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
(3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
(4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
(5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
(6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
(7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
(8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
(9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
(10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
(1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
(2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
(3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
(4) Menghormati hak orang lain.
(5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
(6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
(7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
(8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
(9) Suka bekerja keras.
(10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
(11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.
Alasan P4 dibubarkan
Penataran P4 dihilangkan setelah era reformasi, karena P4 lebih dianggap sebagai
program doktrin dari Pemerintah Orba. Kritik terhadap gerakan penataran P-4 ini
lebih mencuat, setelah terjadinya korupsi di berbagai instansi pemerintahan,
sehingga berbagai pihak beranggapan bahwa penataran P-4 tidak dapat
membendung terjadinya korupsi, sehingga waktu bergulir gerakan reformasi
penataran P-4 dipandang kurang menguntungkan dan dicabut dengan Ketetapan
MPR-RI No. XVIII/MPR/1998. Namun TAP MPR ini mengandung anomali, di satu sisi
penataran P-4 dicabut, tetapi di sisi lain Pancasila sebagai dasar negara harus
dilaksanakan secara konsisten.