Anda di halaman 1dari 8

Nama : Tuffahati Naura Rafifa Tanggal UTS : 24 Maret 2020

BP : 1910311039 Jadwal kuliah : 09.45-10.45

Kelas : AB

Jurusan : Pendidikan Dokter

UTS PANCASILA

1. Dalam pidatonya di sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengatakan
bahwa sebuah negara wajib memiliki sebuah prinsip Dalam sidang itu, Ir. Soekarno
mengusulkan lima prinsip dasar yang berisi
o kebangsaan Indonesia,
o internasionalisme atau perikemanusiaan,
o mufakat atau demokrasi,
o kesejahteraan sosial, dan yang terakhir ialah menyusun Indonesia Merdeka
dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Ir. Soekarno menyebutnya dengan pancasila yang berasal dari kata sila yang
maknanya asas atau dasar yang lalu di atas dasar itulah didirikannya Indonesia
sebagai sebuah negara yang kekal dan abadi.

Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II membuka kesempatan bagi bangsa


Indonesia untuk mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia atas dasar
prakarsa bangsa Indonesia sendiri.

Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan oleh Jepang. Sebagai gantinya
dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang beranggotakan
21 orang. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Moh. Hatta.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memproklamasikan


kemerdekaannya ke seluruh dunia.

Keesokan harinya, tanggal 18 Agustus 1945 PPKI melaksanakan sidang. Hasil sidang
PPKI tanggal 18 Agustus 1945 menetapkan 3 (tiga) hal:

1. Menetapkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945


2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Ir Soekarno dan Moh Hatta.
3. Membentuk sebuah Komite Nasional, untuk membantu Presiden.
Salah satu keputusan sidang PPKI adalah mengesahkan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dalam Pembukaan Alinea IV
mencantumkan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara. Perubahan penting dalam
sidang ini yaitu perubahan rumusan dasar negara yang telah disepakati dalam
Piagam Jakarta.yaitu tujuh kata setelah Ke-Tuhanan, yang semula berbunyi “Ke-
Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”
diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam Sidang PPKI tersebut, Moh. Hatta
menyatakan, bahwa masyarakat Indonesia Timur mengusulkan untuk
menghilangkan tujuh kata dalam Piagam Jakarta, yaitu “... dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya ...”. Usulan tersebut
disampaikan sebagai masukan sebelum sidang yang disampaikan oleh seorang opsir
Jepang yang bertugas di Indonesia Timur, yang bernama Nishijama. Dengan jiwa
kebangsaan, para pendiri negara menyepakati perubahan Piagam Jakarta. Dengan
demikian, sila pertama Pancasila menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Rumusan sila-sila Pancasila yang ditetapkan oleh PPKI dapat dilihat selengkapnya
dalam naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Rumusan sila-sila Pancasila tersebut adalah:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pengakuan de facto Pancasila merupakan pengakuan yang diberikan karena telah


memenuhi unsur-unsur dasar negara, seperti ada nama, flosofi dan isi, kandungan,
dan makna yang terkandung di dalamnya.
Pengakuan de facto bersifat tetap,
Pengakuan de facto Pancasila terjadi pada sidang BPUPKI I pada 29 Mei-1 Juni 1945
dengan ditetapkannya nama Pancasila sebagai dasar negara Indonesia

Pengakuan de jure Pancasila merupakan pengakuan terhadap Pancasila  secara resmi


berdasarkan hukum sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia
pengakuan de jure dibagi menjadi dua, antara lain:
-  Tetap dan berlaku untuk selama-lamanya sampai waktu yang tidak terbatas
-  Penuh yang mempunyai posisi sebagai dasar negara, ideologi dan sumber dari
segala sumber hukum. Pengakuan de jure Pancasila terjadi pada sidang PPKI I pada
tanggal 18 Agustus 1945 yang menetapkan secara resmi Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia dan UUD 1945
2. Di era revolusi 4.0 yang ditandai dengan system cyber physical . Cyber physical
seperti sebuah jaringan yang hanya menyentuh dunia virtual, berbentuk
konektivitas manusia, mesin dan data, semua sudah ada dimana-mana. Dalam
system pendidikan Indonesia yang menerapkan Filsafat Pancasila harus bisa
mengikuti perkembangan zaman, agar pserta didik, dan tenga kerja tidak
ketinggalan zaman.
Metode pembelajaran untuk generasi milenialls era revolusi 4.0. Pancasila sangat
diharapkan dapat dipahami dan diterima oleh generasi ini, dengan merubah cara
belajar dari konvensional menjadi terpusat kepada peserta didik. Dengan
perkembangan globalisasi ini,pancasila pun harus bisa mengikuti perkembangan
zaman dengan mengubah metode pembelajarannya bukan pancasila sehingga nilai-
nilainya tetap bisa diterapkan. Dilihat dari nilai-nilai Pancasila yang ada harusnya bisa
bukan tidak tergantikan

Contohnya : Sila Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”


Teknologi secanggih apapun tetap bisa mengajarkan agama dan moral
Sila Kedua “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab”
Teknologi hanyalah alat,tidak punya adab dan prilaki
Sila ketiga “ Persatuan Indonesia”
Teknologi bisa bergerak mempersatukan
Sila Keempat “ Kerakyatan Yang dipimpin oleh hikmah kebijaksaan
dalam permusyarawatan dan perwakilan
Teknologi bukan alat yang bisa mengeluarkan pendapat untuk
musyawarah
Sila Kelima “keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia”
Teknologi tidak bersosialisasi

Dari semakin canggih nya di era revolusi 4.0 ini semakin juga
banyaknya penggunaan teknologi untuk kehidupan.. Bila era ini terus berkembang
dan perubahan yang ada kita juga perlu yang namanya milah dalam teknologi yang
digunakan tidak merubah isi dari Pancasila yang sudah diperjuangkan oleh Pahlawan
dahulu.
Jadi kita tahu Filsafat Pancasila sebagai dasar negara atau pedoman dalam
kehidupan. Di Indonesia menerapkan Filsafat Pancasila dalam pendidikan nya , yang
membuat Indonesia berbeda dari negara lain dalam pedoman pendidikannya.
Pancasila terdiri dari lima sila . Ini yang harus kita amalkan dalam pendidikan.
Walaupun zaman semakin berkembang dari waktu ke waktu, Falsafat Pendidikan
bukanlah landasan yang kaku sehingga tidak bisa mengikuti. Malahan Falsafat
Pendidikan harus bertekad mengikuti zamannya.
3. GARUDA
Garuda Pancasila : kendaraan Wishnu menyerupai elang rajawali
Menghadap ke kanan : Bangsa indonesia memihak pada kebenaran
Warna keemasan : melambangkan keagungan dan kejayaan
Jumlah Bulu Garuda melambangkan hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
 17 Jumlah Bulu disayap melambangkan tanggal proklamasi
 8 Jumlah bulu diekor melambangkan bulan
 19 Jumlah bulu dibawah perisai pada pangkal ekor
 45 Jumlah bulu dileher melambangkan tahun

PERISAI

Ditengah perisai terdapat garis hitam tebal melambangkan garis khatulistiwa


bahwa disana lokasi NKRI yaitu negara tropis,membentang dari timur ke
barat.
Warna dasar ruang perisai “merah” “putih” sesuai dengan Bendera Indonesia
dan ditengahnya warna hitam
Lima ruang yang mewujudkan dasar negara pancasila
 Sila Pertama : letaknya ditengah perisai,warna
hitam,bentuknya bintang “Ketuhanan Yang Maha Esa”
 Sila Kedua : Letaknya dikiri bawah,latarnya merah,Tali
rantai berbentuk bulatan dan persegi “Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab”
 Sila Ketiga :letaknya dikiri atas,latar putih,Pohon beringin
“ Persatuan Indonesia”
 Sila Keempat : letaknya dikanan atas,latar merah,Kepala
banteng “ kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan dan perwakilan
 Sila Kelima : Letak di kanan bawah,latar putih,kapan dan
padi “ Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”

PITA “BHINNEKA TUNGGAL IKA”

Kedua cakarnya mencengkram pita putih bertulis “Bhinneka Tunggal Ika”

Kutipan Kakawin Sutasoma dalam karya Mpu Tantular

Bhinneka : beraneka ragam

Tunggal : Satu

Ika : itu

Jadi meskipun berbeda beda tetapi tetap satu jua.


4. Sebagai mahasiswa punya peran agent of change dan social control
Untuk dapat menerapkan pancasila sebagai ideologi negara salah satunya dengan
mengikuti mata kuliah pancasila
o mewariskan nilai nilai ideal pancasila kepada generasi dibawahnya
o memahami nilai nilai pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari
hari
o penguatan nilai etik dan nasionalisme generasi muda
o menjadikan pancasila sebagai pedoman hidup

Pancasila dengan metode yang tepat adalah solusi di tengah krisis nasionalisme yang
terjadi saat ini. Pertama, Pancasila harus terpahami dan terinternalisasi pada setiap
individu. Kedua, mampu menggunakan Pancasila sebagai alat penyelesaian masalah.
Pancasila sebagai nilai universal masih sangat relevan dengan generasi hari ini.
Pancasila hanya perlu terinternalisasi dengan baik ke setiap generasi yang ada
khususnya generasi milenial yang akan menjadi salah satu tokoh pergerakan
kemajuan negara.

keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi kampus juga dapat mengembangkan


pengetahuannya dibidang moralitas dan sosial,mahasiswa kritis terhadap suatu
masalah akan melahirkan masalah intelektual untuk menciptakan ide baru yang
positif. Disitu mahasiswa merupakan pelopor terbesar dalam perubahan sistem
tatanegara di Indonesia,maka makasiswa bisa menjadikan pancasila sebagai ideologi
dan menegakkan dan meluruskan kembali hal yang menyimpang dari pancasila.

5. Latar Belakang P4
G-30 S/PKI tahun 1965,karena tragedi itu Indonesia tidak melaksanakan Pancasila
dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Tetapi setelah tragedi G-30S/PKI diatasi
dan dirasa perlu untuk membenahi karakter bangsa maka MPK dalam sidangnya 22
Maret 1978 menetapkan Pedoman,Penghayatan,dan Pengamalan Pancasila

Isi yang Terkandung dalam P4


1. Ketuhanan Yang Maha Esa

(1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap


Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
(3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
(4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
(7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

(1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
(3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
(5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
(6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
(7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
(9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
(10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.

3. Persatuan Indonesia

(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan

(1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
(2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
(3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
(4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
(5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
(6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
(7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
(8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
(9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
(10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

(1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
(2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
(3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
(4) Menghormati hak orang lain.
(5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
(6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
(7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
(8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
(9) Suka bekerja keras.
(10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
(11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.

Alasan P4 dibubarkan
Penataran P4 dihilangkan setelah era reformasi, karena P4 lebih dianggap sebagai
program doktrin dari Pemerintah Orba. Kritik terhadap gerakan penataran P-4 ini
lebih mencuat, setelah terjadinya korupsi di berbagai instansi pemerintahan,
sehingga berbagai pihak beranggapan bahwa penataran P-4 tidak dapat
membendung terjadinya korupsi, sehingga waktu bergulir gerakan reformasi
penataran P-4 dipandang kurang menguntungkan dan dicabut dengan Ketetapan
MPR-RI No. XVIII/MPR/1998. Namun TAP MPR ini mengandung anomali, di satu sisi
penataran P-4 dicabut, tetapi di sisi lain Pancasila sebagai dasar negara harus
dilaksanakan secara konsisten.

6. Sangat erat hubungannya dimana pancasila merupakan dasar negara,UUD alat


untuk mengatur sebuah negara,bhinneka tunggal ika sebagai semboyan emersatu
bangsa walau berbeda beda tetap satu
- Memberikan penjelasan terhdap dilaksanakannya proklamasi,tentang
menegakkan kodrat dan moral pada tiap bangsa bangsa
- Memberikan penegasan tentang kegigihan bangsa indonesia
- Memberikan pertanggung jawaban bahwa indonesia diperoleh dengan
perjuangan tumpah darah

Anda mungkin juga menyukai