Anda di halaman 1dari 21

Minggu 5

TUFFAHATI NAURA RAFIFA


1910311039
OSTOESARCOMA

DEFENISI
Osteosarkoma adalah tumor ganas tulang primer yang berasal dari sel mesenkimal primitif yang memproduksi
tulang dan matriks osteoid.

EPIDEMIOLOGI
 Tumor ganas tulang primer non hemopoetik yang paling sering ditemukan
 Menurut WHO insiden OS sekitar 4-5 per 1.000.000 penduduk
 Meningkat menjadi 8-11 per 1.000.000 penduduk per tahun pada usia 15-19 tahun.
 Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo terdapat 219 kasus (16.8 kasus/tahun) dalam kurun waktu 13 tahun
(1995-2007) yang merupakan jumlah terbanyak dari seluruh keganasan tulang (70,59%) dengan distribusi
terbanyak pada dekade ke-2.
 lebih sering terjadi pada pria daripada wanita dengan perbandingan 3:2
 sering diderita oleh anak-anak usia dekade ke-2 kehidupan, lebih dari 60% pada pasien kurang dari 25
tahun.
ETIOLOGI
Mutasi DNA yang menyebabkan pembentukan tulang meskipun tidak di butuhkan

FAKTOR RESIKO
Menurut Fuchs dan Pritchad (2002) :
 Senyawa kimia : Senyawa antrasiklin dan senyawa pengalkil, beryllium dan methylcholanthrene merupakan
senyawa yang dapat menyebabkan perubahan genetik
 Virus : Rous sarcoma virus yang mengandung gen V-Src yang merupakan proto-onkogen, virus FBJ yang
mengandung proto-onkogen c-Fos yang menyebabkan kurang responsif terhadap kemoterapi.
 Radiasi, dihubungkan dengan sarcoma sekunder pada orang yang pernah mendapatkan radiasi untuk terapi
kanker.
 Penyakit lain : Paget’s disease, osteomielitis kronis, osteochondroma, poliostotik displasia fibrosis,
eksostosis herediter multipel dll.
 Genetik : Sindroma Li-Fraumeni, Retinoblastoma, sindrom Werner, Rothmund-Thomson, Bloom.
 Lokasi implan logam.
PATOGENESIS
Mutasi gen RB terjadi pada 60%-70% tumor yang sporadik dan orang dengan retinoblastoma herediter (karena
mutasi lapisan benih di dalam gen RB) mempunyai risiko seribu kali lebih besar untuk perkembangan
osteosarkoma. Osteosarkoma spontan juga sering memperlihatkan mutasi pada TP53 dan pada gen yang mengatur
siklus sel, termasuk siklin, siklin yang bergantung kepada kinase, dan penghambat kinase. Banyak osteosarkoma
berkembang pada tempat pertumbuhan tulang yang terbesar, mungkin disebabkan pembelahan sel yang cepat
menyediakan lahan yang subur untuk mutasi.

GEJALA KLINIS
 Fraktue patologis
 Nyeri dan ditemukan massa (besar, destruktif, campuran litik dan blastik dengan batas infiltrasi yang tidak jelas)
 Edema jaringan lunak
 ROM terbatas
 Penurunan berat badan
 Anemia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Radiologi Konvensional
 OS konvensional ( Bayangan segitiga pada film x-ray di antara korteks dan perisoteum yang terangkat
(segitiga Codman))
 OS parosteal ( massa eksofitik berlobulasi dengan kalsifikasi sentral berdensitas tinggi, berlokasi di dekat
tulang, kadang disertai gambaran string sign. Osteosarkoma periosteal memperlihatkan massa jaringan lunak
dengan reaksi periosteal perpendikuler, erosi kortikal, dan penebalan korteks.
 High grade surface osteosarcoma menunjukkan ossifikasi berdensitas tinggi, reaksi periosteal, erosi dan
penebalan korteks. Dapat juga ditemukan invasi intramedular.
 Osteosarkoma telangiektatik memperlihatkan lesi litik geografik ekspansil asimetrik, tepi sklerotik minimal
dan destruksi korteks yang menunjukkan pola pertumbuhanagresif. Dapat ditemukan fraktur patologik dan
matriks osteoid minimal
 Small cell osteosarcoma memperlihatkan lesi litik permeatif, destruksi korteks, massa jaringan lunak, reaksi
periosteal, serta kalsifikasi matriks osteoid.
 Low grade central osteosarcoma memperlihatkan lesi litik destruktif ekspansil, disrupsi korteks, massa
jaringan lunak dan reaksi periosteal.
b. CT Scan
 Memperlihatkan detil lesi pada tulang kompleks dan mendeteksi matriks ossifikasi minimal
 Mendeteksi metastasis paru
 Tuntunan biopsi tulang (CT guided bone biopsy)

c. MRI
 Evaluasi ekstensi lokal tumor dan membantu menentukan manajemen bedah yang paling sesuai
 Menilai perluasan massa ke intramedular (ekstensi longitudinal, keterlibatan epifisis, skip lesion

d. Bone Scintigrapghy
Menunjukkan suatu skip metastasis atau suatu osteosarkoma multisentrik dan penyakit sistemi

e. Biopsi
 FNAB ( ketepatan diagnosis 70-90%)atau dengan core biopsy bila hasil FNAB inkonklusif
 Score Huvos ( untuk mengevaluasi respon kemoterapi )
DIAGNOSIS
Ditegakkan berdasarkan anamnesis (usia umumnya muda, adanya keluham nyeri), pemeriksaan fisik (lokalisasi,
besar tumor), dan pemeriksaan penunjang.

DIAGNOSIS BANDING
 Ewing’s sarcoma
 Osteomyelitis
 Osteoblastoma
 Giant cell tumor
 Aneurysmal bone cyst
 Fibrous dysplasia
TATALAKSANA
a. Kemoterapi
 Kemoterapi preoperatif (preoperative chemotherapy) merangsang terjadinya nekrosis pada tumor primernya,
sehingga tumor akan mengecil.
 Pemberian kemoterapi postoperatif paling baik dilakukan secepat mungkin sebelum 3 minggu setelah
operasi
 Obat : doxorubicin (Adriamycin ® ), cisplatin (Platinol ® ), ifosfamide (Ifex ® ), mesna (Mesnex ®), dan
methotrexate dosis tinggi (Rheumatrex ® ).
b. Operasi
 Limb Salvage : reseksi tumor dan melakukan rekonstrusinya kembali dan mendapatkan fungsi
 Amputasi terpaksa dikerjakan apabila prosedur limb-salvage tidak dapat atau tidak memungkinkan lagi
dikerjakan
 rekonstruksi : endo-prostesis dari methal
PROGNOSIS
Bergantung pada ada tidaknya metastasis, resektabilitas tumor, dan respon terhadap kemoterapi.
Rerata tingkat kesintasan saat ini adalah >65%.

KOMPLIKASI
 Rekurensi
 Metastase
 Infeksi paska rekontruksi
OSTEOGENSIS IMPERFECTA
DEFINISI (Brittle Bone Disease)
Kelainan pembentukan jaringan kolagen yang berfungsi sebagai jaringan ikat dan disebabkan oleh mutasi gen
yang menyebabkan gangguan pada pembentukan kolagen tipe 1.

KLASIFIKASI
EPIDEMIOLOGI
 Insidens OI terdeteksi sekitar 1:20.000 sampai 50.000 kelahiran hidup s

ETIOLOGI
 mutasi gen yang menyebabkan gangguan pada pembentukan kolagen tipe 1.

FAKTOR RESIKO
 Bertubuh kurus atau kecil.
 Wanita yang sedang dalam masa pasca menopause dan khususnya mengalami menopause dini.
 Mengalami menstruasi yang abnormal (amenorrhea).
 Mengonsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka waktu lama, seperti obat untuk mengobati lupus, asma, kekurangan
tiroid, dan kejang.
 Menjalani diet yang rendah akan asupan kalsium dan vitamin D.
 Kurang melakukan aktivitas fisik.
 Perokok.
 Mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
PATOGENESIS
 Mutasi yang mendasari OI melibatkan urutan kode rantai α1 atau α2 dari kolagen tipe 1. Oleh karena pembentukan
kolagen dan pengiriman keluar sel membutuhkan susunan triple helix yang utuh dan lengkap, setiap cacat primer di
rantai kolagen cenderung mengacaukan keseluruhan struktur dan menghasilkan degradasi sebelum waktunya.
Menghasilkan bentuk abnormal dengan bentuk tulang kecil yang mengahibatkan kerapuhan .OI tipe I karena
berkurangnya kandungan kolagen di sklera, yang mengakibatkan koroid di bawahnya menjadi terlihat. Kehilangan
pendengaran dapat berhubungan dengan kelemahan konduksi pada tulang telinga bagian tengah dan bagian dalam, dan
bentuk gigi yang buruk merupakan akibat kekurangan dentin. k OI tipe II rata-rata meninggal dalam kandungan atau
segera setelah lahir sebagai akibat fraktur yang multipel.

GEJALA KLINIS
 Fraktur janin
 Tubuh pendek
 Kulit tipis
 Skelra mata biru
 Kerapuhan gigi
 Deformitas cranium
 Mudah memar
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Radiologi
Ditemukannya tanda berupa fraktur atau adanya penurunan densitas mineral tulang ( osteopenia atau
osteoporosis ) dari USG prenatal, Bone survey, Bone mineral density ( bila tersedia standar yang normal untuk
anak yang sesuai dengan usianya ).
 Laboratorium
Pemeriksaan biokimia tulang ( kalsium, vitamin D, fosfat, alkali fosfatase, magnesium )
 Jika klinis meragukan dan pemeriksaan yang memungkinkan, kultur fibroblast dan analisis mutase
DIAGNOSIS
TATALAKSANA
a. Bisfosfonat:
 Pamidronat. Usia minimal pemberian pamidronat intravena adalah 2 minggu. Dosis yang umum
digunakan adalah 9-12 mg/kg/ tahun yang diberikan secara siklik setiap 1-4 bulan.
 Asam zoledronat Usia minimal pemberian asam zoledronat intravena adalah 3 bulan (untuk usia
dibawah 3 bulan pemberian terapi berdasarkan pertimbangan tim ahli, minimal 2 orang).

b. Bedah : Untuk perawatan fraktur dan koreksi deformitas


c. Rehab
d. Konseling genetic
e. Konsultasi dengan ahli lain : THT dan Gigi
PROGNOSIS
Harapan hidup sangat bervariasi tergantung pada jenis OI. Bayi dengan Tipe II sering meninggal segera setelah
lahir. Anak-anak dengan Tipe III dapat hidup lebih lama, tetapi seringkali hanya sampai sekitar usia 10 tahun.
Mereka mungkin juga memiliki kelainan bentuk fisik yang parah.
Orang dengan Tipe IV umumnya hidup sampai dewasa tetapi mungkin memiliki umur yang sedikit lebih
pendek. Orang dengan Tipe I umumnya memiliki umur yang khas.
ACHOROPLASIA

DEFINISI
Displasia tulang yang paling umum ditemukan pada manusia, terhitung 90% dari kasus perawakan pendek yang tidak
proporsional.

EPIDEMIOLOGI
 Insiden  terjadi pada sekitar 1:20.000 hingga 1:30.000 kelahiran hidup per tahun
 mempengaruhi sekitar 1 hingga 9 individu per 100.000 populasi umum
 Di Eropa yang diketahui hingga saat ini menghitung prevalensi menjadi 3,72 per 100.000 kelahiran.
 Perkiraan tingkat kejadian untuk bentuk displasia tulang ini pada anak-anak dari ayah berusia di atas 50 tahun
adalah 1 dalam 1.875, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan frekuensi sekitar 1 dalam 15.000 pada populasi
umum. 

ETIOLOGI
Mutase gen yang mengkode transmembrane growth factor tipe 3 yang mempengaruhi dari osifikasi endokondral,
mengakibatkan penurunan linier pertumbuhan tulang.
FAKTOR RESIKO
 Keturunan
 Usia orang tua (ayah) lanjut

PATOGENESIS
Pengaktifan mutasi titik pada reseptor faktor pertumbuhan fibroblas 3 (FGFR3), suatu reseptor dengan aktivitas tirosin kinase
yang mengirimkan sinyal intrasel. Sinyal yang dikirimkan oleh FGFR3 menghambat proliferasi dan fungsi dari lempeng
pertumbuhan kondrosit; sebagai akibatnya, pertumbuhan dari lempeng epifisis normal tertekan dan pemanjangan tulang
panjang sangat terhambat. Penyakit ini bisa diturunkan secara autosomal dominan, tetapi banyak kasus berasal dari mutasi
spontan yang baru.

GEJALA KLINIS
Perawakan pendek Rhizomelia ( Proksimal tungkai lebih pendek )
Makrosephali Brachydactyly ( jari pendek )
Frontal bossing Genu Varum
Midface hypoplasia Hiperlordosis Lumbal
FMS Gangguan Pendengaran
Pseudoklausikasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Radiologi
 Pengujian genetic molekuler untuk mutase FGFR 3
 USG prenatal (jika pemendekan tulang panjang ditemukan pada janin yang sedang berkembang)

DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakan dari anamnesis dan pemeriksaan

DIAGNOSIS BANDING
 Hipocondroplasia
 Thanatiphoris
 Pseudoachondroplasia
TATALAKSANA
 Terapi growth hormone
 Limb extention untuk pertambahan tinggi sekitar 30-35 cm
 Diet untuk mengatasi obesitas
 Pembedahan untuk mengatasi hidrosephalus
 Terapi deformitas
 Adenotonsillectomy untuk mengatsi sleep apnea

PROGNOSIS
 Kebanyakan mengalami kmatian pada masa kanak-kanak
 Rerata umur 10x lebih pendek dari pada populasi normal

KOMPLIKASI
 Hidrocephalus
 Permasalah THT (otitis media berulang, gangguan pendengaran, apnea tidur obstruktif)
 Obesitas pada masa anak-anak

Anda mungkin juga menyukai