Di dalam kelainan penyakit darah, terdapat jenis-jenis penyakit darah berbagai macam gejala
dengan jumlah yang tidak sedikit yang di alami oleh masyarakt itu sifatnya selalu unik, yaitu
berbagai penyakit kelainan darah yang memiliki hampir kesamaan gejala dalam masing-masing
penyakit darah. Penyakit kelainan darah bukanlah penyakit yang dapat disepelekan karena jika
terlambat dalam penanganannya dapat menyebabkan kematian. Keterlambatan penanganan ini
terjadi karena penyakit kelainan darah tidak mempunyai gejala yang spesifik (satu gejala dapat
dimiliki banyak penyakit) sehingga sulit untuk mendeteksi penyakit kelainan darah karena gejala
pada penyakit kelainan darah merupakan gejala yang umum dan bisa dimiliki oleh gejala
penyakit lain. Dengan adanya berbagai macam penyakit terebut membuat masyarakat sulit
mendapatkan informasi yang pasti gejala masing-masing penyakit dan cara penanganannya.
Disini saya akan membahas tentang penyakit kelainan darah (anemia, leukemia, dan
hemophilia).
Penyakit Anemia atau kurang darah adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah
(Hemoglobin) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Hemoglobinyang terkandung di
dalam Sel darah merah berperan dalam mengangkut oksigen dari paru-paru dan
mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Seorang pasien dikatakan anemia apabila konsentrasi
Hemoglobin (Hb) pada laki-laki kurang dari 13,5 G/DL dan Hematokrit kurang dari 41%, Pada
perempuan konsentrasi Hemoglobin kurang dari 11,5 G/DL atau Hematocrit kurang dari 36%.
Leukimia adalah suatu penyakit yang dikenal dengan adanya proliferasi neoplasitik dari sel-
sel organ hemopoietik, yang terjadi sebagai akibat mutasi somatik sel bakal (stem cell) yang
akan membentuk suatu klon sel leukimia.
Hemofilia berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari dua kata yaitu
haima
yang berarti darah dan philia yang berarti cinta atau kasih sayang. Hemofilia adalah
suatu penyakit yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya
pada saat anak tersebut dilahirkan.
Dalam penulisan paper ini sya tidak hanya memberikan penjelasan tentang kelainan
darah, tetapi juga membahas tentang Tekanan Darah. Tekanan darah merujuk kepada tekanan
yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh
anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya
diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas
pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80)
menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan
diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan
dalam keadaan duduk atau berbaring.
Dan yang terakhir dalam paper ini saya ingin membahas tentang Gangguan Hormonal.
Dalam Gangguan Hormonal terdapat siklus menstruasi, gangguan siklus menstruasi atau
infertilitas pada wanita disebabkan oleh gangguan hormonal. Salah satu faktor yang dapat
menyebabkan gangguan sistem hormonal adalah gelombang elektromagnetik dari radiasi ponsel.
Penggunaan ponsel dapat meningkatkan radikal bebas dan tomat serta zinc merupakan
antioksidan yang dapat menghambat pembentukan radikal bebas.
PENDAHULUAN
Setelah membahas tentang kelainan darah, ada juga pembahasan tentang Tekanan Darah.
Tekanan darah merupakan suatu ukuran daya yang mengarahkan darah untuk mengalir melalui
sirkulasi tubuh. Tekanan darah diperlukan tubuh untuk membawa oksigen dan zat gizi lain ke
jaringan tubuh. Tanpa tekanan darah, energi dan nutrisi penting untuk jantung, otak, ginjal, dan
organ-organ lain tidak dapat terpenuhi (Townsend,2010).
Terdapat dua macam kelainan tekanan darah yaitu hipertensi atau tekanan darah tinggi
dan hipotensi atau tekanan darah rendah (Anggara dan Nanang, 2013). Seseorang dikatakan
hipertensi jika memiliki tekanan sistolik ≥140 mmHg dan tekanan diastolik ≥160 mmHg (JNC
VII, 2003). Darah rendah atau hipotensi adalah kondisi ketika tekanan darah berada di bawah 90/60
mmHg. Hipotensi umumnya tidak berbahaya dan dapat dialami oleh siapa saja. Namun pada beberapa
orang, hipotensi dapat menyebabkan pusing dan lemas.
Dan yang terakhir saya akan membahas tentang Gangguan Hormonal. Hormon adalah zat
yang disekresikan oleh kelenjar endokrin (seperti kelenjar, hipotalamus, hipofyse, epifise di otak,
kelenjar kelamin testes di pria dan ovarium di wanita, kelenjar anak ginjal, tiroid, para tiroid di
leher, dan kelenjar pankreas di dekat lambung), masuk langsung ke aliran darah guna
memberikan efek fungsi kerja yang normal kepada organ yang memerlukannya.
Sistem hormon adalah sistem yang terdiri dari beragam organ dan kelenjar yang berperan
dalam memproduksi hormon. Hormon-hormon tersebut bertugas untuk mengatur berbagai fungsi
organ tubuh. Ketika sistem ini terganggu, kinerja sistem organ tertentu akan bermasalah dan
menimbulkan sejumlah penyakit.
BAB I
KELAINAN DARAH
Selain mengganggu sel darah merah, ada beberapa jenis kelainan darah yang berdampak
kepada sel darah putih, di antaranya:
1. Leukemia
Leukemia adalah salah satu bentuk dari kanker darah, di mana sel darah putih menjadi
ganas dan diproduksi secara berlebihan dalam sumsum tulang. Sayangnya, belum diketahui
penyebab pasti dari kondisi ini.
2. Multiple Myeloma
Multiple myeloma merupakan kanker darah yang terjadi ketika sel darah putih menjadi
ganas. Sel darah putih akan diproduksi secara berlipat ganda dan melepaskan protein abnormal
yang dapat merusak organ.
3. Sindrom Mielodisplasia
Sindrom mielodisplasia adalah salah satu kelainan darah yang berdampak pada sumsum
tulang. Kondisi ini terjadi akibat sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah yang sehat.
4. Limfoma
Limfoma merupakan kanker darah yang berkembang di dalam sistem getah bening. Sel
darah putih pada orang yang mengalami limfoma akan menjadi ganas, menyebar secara
abnormal, dan berlipat ganda tanpa terkendali.
Bukan hanya memengaruhi sel darah merah dan sel darah putih. Kelainan darah juga dapat
terjadi pada trombosit. Di bawah ini adalah jenis-jenis kelainan darah pada trombosit dan proses
pembekuan darah:
1. Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP)
Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) merupakan kelainan autoimun yang
menurunkan jumlah trombosit atau keping darah. Penderita akan mudah memar atau dapat
mengalami perdarahan secara berlebihan akibat jumlah trombosit di dalam tubuhnya rendah.
Belum diketahui secara pasti pemicu munculnya kelainan autoimun tersebut.
2. Penyakit von Willebrand
Penyakit von Willebrand adalah gangguan pembekuan darah yang disebabkan oleh
kurangnya protein bernama von Willebrand yang dibutuhkan dalam proses pembekuan darah.
Jika jumlah protein tersebut rendah, trombosit yang bertugas menghentikan perdarahan tidak
dapat bekerja dengan baik dan menyebabkan terjadinya perdarahan yang berkepanjangan.
3. Hemofilia
Hemofilia merupakan gangguan proses pembekuan darah yang disebabkan oleh kelainan
genetik yang diturunkan. Kondisi ini mengakibatkan rendahnya jumlah protein yang disebut
sebagai faktor pembekuan darah. Perdarahan tersebut dapat terjadi secara tiba-tiba di dalam atau
luar tubuh.
4. Essential thrombocythemia
Essential thrombocythemia terjadi ketika trombosit yang dihasilkan oleh sumsum tulang
belakang terlalu banyak. Akibatnya pembekuan darah di dalam tubuh meningkat hingga
menggumpal. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung dan stroke.
5. Sindrom antifosfolipid
Sindrom antifosfolipid adalah gangguan pada sistem imun yang dapat meningkatkan
risiko terjadinya penggumpalan darah. Pada kondisi ini, sistem imun menghasilkan antibodi
abnormal yang disebut dengan antibodi antifosfolipid. Antibodi tersebut menyerang protein pada
lemak dan menyebabkan darah lebih mudah menggumpal.
ANEMIA
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah
atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah
normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut
oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan
berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga
darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh (kamus
bahasa indonesia). Berikut pengertian anemia menurut para ahli diantaranya :
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia
dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999).
Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE sebagai
bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer, Kapita Selekta, Jilid 2 edisi 3,
Jakarta 1999).
Anemia secara umum adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah
(Anonim). Anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan darah lengkap laboratorium.
1. Nilai Hb normal
a) Pria : 13.8 - 17.2 gram/dl
b) Wanita : 12.1 – 15.1 gram/dl
2. Nilai Hb anemia
a) Pria : <13.8 – 17.2 gram/dl
b) Wanita : <12.1 – 15.1 gram/dl
(WHO.2008)
Klasifikasi Anemia
2. Berdasarkan klasifikasi WHO kadar hemoglobin pada wanita hamil dapat dibagi 3 kategori
yaitu (Manuaba, 2002) :
1) Anemia Ringan : Kadar Hb 9 – 11 gr%
2) Anemia Sedang : Kadar Hb 7 – 8 gr%
3) Anemia Berat : Kadar Hb < 7 gr%
LEUKIMIA
Leukimia adalah suatu penyakit yang dikenal dengan adanya proliferasi neoplasitik dari
sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi sebagai akibat mutasi somatik sel bakal (stem cell) yang
akan membentuk suatu klon sel leukimia.
Penyakit kanker darah (leukimia) menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak.
Namun, penanganan kanker pada anak di Indonesia masih lambat. Itulah sebabnya lebih dari
60% anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah memasuki stadium lanjut.
Leukimia merupakan keganasan hemopoietik yang mengakibatkan proliferasi klon yang
abnormal dan sel bakal mengalami transformasi leukimia, terjadi kelainan pada diferensiasi dan
pertumbuhan dari sel limfoid dan mieloid. Penyakit Leukemia umumnya muncul pada diri
seseorang sejak dimasa kecilnya, sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah
memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel
darah putih memproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu
sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah
diharapkan bereproduksi kembali.
Pada penyakit Leukimia sel darah putih tidak merespon tanda/signal yang diberikan.
Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang
dan dapat ditemukan didalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang
abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya,
Penyakit leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat,
mematikan, dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan
kematian dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan
penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih
dari 1 tahun.
Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa Leukimia mempengaruhi limfosit atau sel
limfoid, maka disebut Leukimia limfosit. Sedangkan Leukimia yang mempengaruhi sel myeloid
seperti neutrofil, basofil, dan esinofil, disebut Leukimia mielositik. Dari klasifikasi ini, maka
Leukimia dibagi menjadi empat type yaitu :
1. Pemeriksaan morfologi (darah tepi, aspirasi sumsum tulang, biopsy sumsum tulang)
2. Pewarnaan sitokimia
3. Immunofenotipe
4. Sitogenetika
5. Diagnosis molekuler
HEMOFILIA
Hemofilia adalah penyakit gangguan pembekuan darah dan diturunkan oleh melalui
kromoson X. Penyakit ini ditandai dengan perdarahan spontan yang berat dan kelainan seni yang
nyeri dan menahun. Hemofilia lebih banyak terjadi pada laki-laki, karena mereka hanya
mempunyai satu kromosom X. Sedang perempuan umumnya menjadi pembawa sifat (carrier).
Namun perempuan bisa juga menderita hemofilia jika pria hemofilia menikah dengan wanita
carrier hemofilia.
JENIS-JENIS HEMOFILIA :
Klasifikasi hemophilia dibedakan atas 3 macam :
a. Hemofilia A
Ditandai karena penderita tidak memiliki zat anti hemofili globulin (factor VIII).Kira-kira 80
% dari kasus hemophilia adalah tipe ini.Seseorang mampu membentuk antihemofilia globulin
(AHG) dalam serum darahnya karena ia memiliki gen dominan H sedang alelnya resesif tidak
dapat membentuk zat tersebut.Oleh karena gennya terangkai X maka perempuan normal dapat
mempunyai genotif H_.Perempuan hemophilia mempunyai genotif hh,sedangkan laki-laki
hemophilia h
b. Hemofilia B atau penyakit “Christmas”
Penderita tidak memiliki komponen plasma tromboplastin (KPT;faktorIX).Kira-kira 20%
dari hemophilia adalah tipe ini
c. Hemofilia C
Penyakit hemophilia C tidak disebabkan oleh gen resesif kromosom X melainkan oleh gen
resesif yang jarang dijumpai dan terdapatnya pada auotosom.Tidak ada 1% dari kasus
hemophilia adalah tipe ini.Penderita tidak mampu membentuk zat plasma,tromboplastin
anteseden (PTA).
Etiologi
Penyebab Hemofilia adalah karena anak kekurangan faktor pembekuan VIII (Hemofilia
A) atau faktor IX (Hemofilia B).
BAB II
TEKANAN DARAH
Tekanan darah merupakan suatu ukuran daya yang mengarahkan darah untuk mengalir
melalui sirkulasi tubuh. Tekanan darah diperlukan tubuh untuk membawa oksigen dan zat gizi
lain ke jaringan tubuh. Tanpa tekanan darah, energi dan nutrisi penting untuk jantung, otak,
ginjal, dan organ-organ lain tidak dapat terpenuhi (Townsend,2010).
Dampak negatif kinerja pekerja akibat tekanan darah tinggi dapat dilihat dari
menurunnya stamina, kecepatan kerja, dan kesigapan pekerja. Hal inilah yang memicu turunnya
produktivitas pekerja dan dapat merugikan perusahaan. Seorang tenaga kerja dinilai produktif
jika ia mampu menghasilkan barang atau jasa yang lebih banyak dari tenaga kerja lain untuk
satuan waktu yang sama (Hafid, 2004).
Terdapat dua macam kelainan tekanan darah yaitu hipertensi atau tekanan darah tinggi
dan hipotensi atau tekanan darah rendah (Anggara dan Nanang, 2013). Seseorang dikatakan
hipertensi jika memiliki tekanan sistolik ≥140 mmHg dan tekanan diastolik ≥160 mmHg (JNC
VII, 2003).
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama di dunia dan masih menjadi tantangan
terbesar di Indonesia karena menjadi faktor risiko primer terjadinya penyakit jantung koroner,
stroke, dan gagal jantung (Martiani dan Lelyana, 2012).
Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka
kematian (mortalitas) (Triyanto, 2014). Sedangkan menurut Joint National Commite on
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan yang lebih tinggi atau sama dengan 140/90 mmHg dapat diklasifikasikan sesuai
derajat keparahannya (Ruhyanudin, 2007).
Menurut Komisi Pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang Pengendalian
Hipertensi menjelaskan bahwa hipertensi merupakan gangguan pembuluh darah jantung
(kardiovaskular) paling umum yang merupakan tantangan kesehatan utama masyarakat yang
sedang mengalami perubahan sosioekonomi dan epidemiologi. Dalam laporan Badan Kesehatan
Dunia (WHO), hipertensi merupakan salah satu faktor utama risiko kematian karena gangguan
kardiovaskuler yang mengakibatkan 20-50% dari seluruh kematian.
Hipertensi merupakan penyakit kronik degeneratif yang banyak dijumpai dalam praktek
klinik sehari-hari (Simadibrata dkk, 2003). Penyakit hipertensi salah satu faktor resiko yang
paling berpengaruh terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah. Namun sering sekali
penyakit hipertensi ini tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan
gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Hipertensi yang juga disebut
sebagai silent killer ini adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat
secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh.
Hipotensi
Hipotensi dikenal juga sebagai tekanan darah rendah. Saat darah mengalir melalui arteri,
darah memberikan tekanan pada dinding arteri, tekanan itulah yang dinilai sebagai ukuran
kekuatan aliran darah atau disebut dengan tekanan darah. Jika tekanan darah terlalu rendah,
kondisi tersebut bisa menyebabkan aliran darah ke otak dan organ vital lainnya seperti ginjal
menjadi terhambat atau berkurang. Itulah sebabnya orang yang mengalami tekanan darah rendah
akan mengalami gejala berupa kepala terasa ringan dan pusing. Ketika mengalami gangguan ini,
tubuh juga akan terasa tidak stabil atau goyah, bahkan kehilangan kesadaran.
Ukuran tekanan darah muncul dalam dua angka, yaitu tekanan sistolik (bilangan atas) dan
tekanan diastolik (bilangan bawah). Tekanan darah yang normal adalah antara 90/60 mm/Hg dan
120/80 mm/Hg. Pengidap hipotensi memiliki tekanan darah di bawah 90/60 mm/Hg, sedangkan
jika tekanan darah di atas 120/80 mm/Hg, orang tersebut mengidap hipertensi.
Gejala Hipotensi
Tidak semua orang yang mengalami hipotensi akan merasakan gejala. Kondisi hipotensi juga
tidak selalu memerlukan perawatan. Namun, bila tekanan darah cukup rendah, kemungkinan
besar gejala-gejala berikut bisa terjadi:
Penanganan awal yang dapat dilakukan jika seseorang mengalami gejala hipotensi, sebaiknya
segera duduk atau berbaring, minum air putih, dan menghentikan semua kegiatan yang sedang
dilakukan. Gejala biasanya akan segera hilang setelah beberapa saat. Bicarakan pada dokter jika
sudah sering mengalami hipotensi.
BAB III
GANGGUAN HORMONAL
Sistem hormon adalah sistem yang terdiri dari beragam organ dan kelenjar yang berperan
dalam memproduksi hormon. Hormon-hormon tersebut bertugas untuk mengatur berbagai fungsi
organ tubuh. Ketika sistem ini terganggu, kinerja sistem organ tertentu akan bermasalah dan
menimbulkan sejumlah penyakit.
1. Kelenjar pituitari
Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis yang terletak di bagian dasar otak ini dijuluki
sebagai the master gland. Kelenjar ini berperan dalam memproduksi hormon yang bertugas
untuk mengatur fungsi berbagai organ dan kelenjar lain, seperti kelenjar tiroid, organ reproduksi,
dan kelenjar adrenal.
Kelenjar pituitari memiliki tugas untuk menghasilkan beberapa hormon berikut ini:
Hormon TSH, yaitu hormon yang bertugas untuk menghasilkan hormon tiroid
Hormon pertumbuhan, yaitu hormon yang bertugas untuk mengatur laju pertumbuhan tubuh
Hormon FSH, yaitu hormon yang berperan dalam mengatur ovulasi atau masa subur wanita
Hormon ACTH, yaitu hormon yang berfungsi untuk menghasilkan hormon stres dan merangsang
kinerja kelenjar adrenal
Hormon prolaktin, yaitu hormon yang mengatur produksi ASI pada ibu menyusui
Hormon perangsang beta-melanosit, yaitu hormon yang meningkatkan pigmentasi kulit ketika
terpapar radiasi sinar ultraviolet
Hormon enkephalin dan endorfin, yaitu hormon yang berperan dalam mengendalikan rasa sakit
dan menimbulkan perasaan gembira
Jika kelenjar pituitari mengalami gangguan, misalnya akibat tumor hipofisis, cedera kepala
berat, penyakit Cushing, dan cedera kepala berat, maka berbagai sistem organ tubuh juga akan
terganggu.
Gangguan pada kelenjar pituitari dapat menimbulkan gejala berupa sakit kepala, tekanan
darah meningkat, sulit tidur, tubuh terasa lemas, gangguan suasana hati, sulit memperoleh
keturunan (infertilitas), gangguan libido atau hasrat seksual, serta produksi ASI kurang lancar.
2. Kelenjar hipotalamus
Hipotalamus juga terletak di dasar otak, berdekatan dengan kelenjar hipofisis. Salah satu
tugas kelenjar hipotalamus adalah memberikan instruksi kepada kelenjar hipofisis kapan harus
melepas hormon yang diproduksinya.Selain itu, kelenjar hipotalamus juga memproduksi
sejumlah hormon yang bertugas mengatur suhu dan kadar air dalam tubuh.
Kelenjar ini pun berperan dalam menghasilkan hormon oksitosin yang bertugas untuk
merangsang kontraksi rahim menjelang persalinan, mengendalikan emosi dan libido, serta
memelihara kesehatan sistem reproduksi.
Gangguan pada kelenjar hipotalamus dapat menyebabkan sejumlah penyakit, di
antaranya hipopituitarisme dan diabetes insipidus. Penyakit-penyakit tersebut dapat
menimbulkan sejumlah gejala, seperti:
3. Kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal ini bertugas untuk menghasilkan beberapa
jenis hormon, antara lain hormon androgen, aldosterone, adrenalin, dan noradrenalin.
Fungsi dari hormon-hormon tersebut adalah mengendalikan tekanan darah serta kadar
elektrolit dan gula darah dalam tubuh. Tak hanya itu, kelenjar ini juga memproduksi hormon
kortisol juga berperan dalam siklus bangun dan tidur Anda.
Kelenjar adrenal dapat terkena beberapa penyakit, misalnya penyakit Addison, penyakit
Cushing, feokromositoma, dan tumor kelenjar adrenal.
Gangguan pada kelenjar adrenal dapat menimbulkan sejumlah gejala, yaitu pusing, tubuh
terasa lemas, mual dan muntah, mudah berkeringat, tekanan darah menurun, menstruasi tidak
teratur, penurunan berat badan, muncul bercak hitam di kulit, serta nyeri otot dan sendi.
4. Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid berbentuk seperti kupu-kupu dan berada di dalam leher. Kelenjar ini
berfungsi untuk memproduksi hormon tiroid. Hormon ini berperan penting dalam mengatur
metabolisme serta pertumbuhan dan kinerja berbagai organ tubuh.
Sistem hormon bisa terganggu jika kelenjar tiroid terlalu banyak atau justru sedikit.
Ketika hormon tiroid di dalam tubuh terlalu banyak atau aktif (hipertiroidisme), tubuh dapat
mengalami beberapa gejala berikut ini:
Sebaliknya, hormon tiroid yang terlalu rendah atau hipotiroidisme dapat menimbulkan
beberapa gejala, antara lain:
Tubuh lemas
Sering mengantuk
Kulit kering
Sensitif terhadap udara dingin
Susah konsentrasi
Kesemutan atau mati rasa di bagian tubuh tertentu
Berat badan meningkat
Irama jantung lambat
5. Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid yang terletak di dekat kelenjar tiroid ini bertugas untuk memproduksi
hormon paratiroid, yaitu hormon pengatur keseimbangan kalsium di dalam tubuh. Kelenjar ini
berperan besar terhadap kesehatan dan perkembangan organ-organ yang membutuhkan kalsium,
seperti tulang, gigi, pembuluh darah, jantung, dan otot.
Gangguan pada kelenjar paratiroid sering kali tidak bergejala. Namun, sebagian orang
yang memiliki gangguan kelenjar paratiroid dapat merasakan keluhan nyeri atau kram otot,
kesemutan, mual, nyeri ulu hati, tubuh lemas, dan sering haus. Jika tidak ditangani dengan tepat,
gangguan kelenjar paratiroid dapat memicu munculnya masalah kesehatan serius, seperti
osteoporosis, tekanan darah tinggi, batu ginjal, dan penyakit jantung.
6. Kelenjar timus
Kelenjar timus merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang terletak di belakang
tulang dada. Salah satu fungsinya adalah memproduksi sel darah putih yang disebut limfosit T.
Sel ini bertugas untuk melawan bakteri dan virus penyebab penyakit serta mencegah
pertumbuhan sel kanker. Kinerja sel limfosit T ini diatur oleh hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar timus, yaitu thymosin, thymopoietin, thymulin, dan thymic humoral factor.
Walau jarang terjadi, kelenjar timus dapat mengalami beberapa penyakit, seperti tumor
kelenjar timus, sindrom DiGeorge, dan kista timus. Penyakit-penyakt tersebut dapat
menimbulkan gejala sesak napas, nyeri dada, batuk darah, sulit menelan, berkurangnya nafsu
makan, dan penurunan berat badan.
7. Kelenjar pineal
Kelenjar pineal memiliki bentuk menyerupai kacang dan terletak di bagian tengah otak.
Salah satu fungsinya adalah memproduksi hormon melatonin, yaitu hormon yang mengendalikan
siklus tidur.
Jika Anda mengalami gangguan tidur, misalnya insomnia, bisa jadi itu tanda adanya
masalah pada kelenjar pineal Anda. Segera periksakan diri ke dokter agar segera mendapat
penanganan.
8. Pankreas
Pankreas memiliki 2 peran utama, yaitu menghasilkan enzim yang membantu tubuh
mencerna makanan, serta memproduksi hormon insulin dan glukagon yang bertugas untuk
mengendalikan kadar gula darah.
Salah satu penyakit yang sering menyerang pankreas adalah pankreatitis, yaitu
peradangan pada pankreas. Kondisi ini dapat muncul secara tiba-tiba selama beberapa hari
(pankreatitis akut), namun dapat juga terjadi terus-menerus hingga berbulan-bulan atau bertahun-
tahun lamanya (pankreatitis kronis). Pankreatitis akut dapat dikenali dari munculnya gejala
berupa nyeri perut bagian atas yang semakin parah setelah makan, demam, denyut nadi cepat,
mual, serta muntah. Sedangkan pankreatitis kronis biasanya menimbulkan gejala berupa nyeri
perut bagian atas, berat badan menurun tanpa alasan jelas, serta tinja berminyak dan berbau
menyengat.
9. Organ reproduksi
Organ reproduksi pria dan wanita masing-masing menghasilkan hormon yang berbeda-
beda. Salah satu kelenjar pada organ reproduksi wanita adalah ovarium. Organ ini bertugas untuk
melepaskan sel telur serta menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon
tersebut memengaruhi perubahan fisik wanita saat menginjak masa pubertas, mengatur siklus
menstruasi dan masa subur, dan menunjang proses kehamilan.
Gangguan ovarium yang sering dialami wania berusia subur adalah sindrom ovarium
polikistik (PCOS). Kondisi ini dapat dikenali dengan munculnya gejala:
Organ reproduksi pada pria yang berperan penting dalam menghasilkan hormon adalah testis.
Kelenjar yang terletak di dalam kantung zakar (skrotum) ini tak hanya memproduksi sperma, tapi
juga hormon testosteron. Ketika remaja pria meranjak dewasa (puber), hormon inilah yang
berperan dalam menunjang pertumbuhan penis, rambut kemaluan, tinggi badan, kekuatan otot
dan tulang, serta perubahan suara.
Gejala yang dapat muncul ketika testis mengalami gangguan sangat beragam, tergantung
jenis gangguan yang terjadi pada testis. Pada orang dewasa, gangguan pada testis dapat
menyebabkan menurunnya hasrat seksual, disfungsi ereksi, dan suasana hati yang mudah
berganti. Sedangkan gangguan testis pada anak-anak dapat dikenali dengan pubertas terlalu dini,
yaitu sebelum usia 9 tahun.
KESIMPULAN
Anemia adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah
(Anonim).anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan darah lengkap laboratorium.
Pemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan yang dilakukan pada darah manusia dengan
menghitung seluruh komponen pembentuk darah. Banyak cara penangan yang dilakukan untuk
mengatasi penyakit ini salah satunya adalah pemberian fe, dan lain-lain.
Leukimia adalah suatu penyakit yang dikenal dengan adanya proliferasi neoplasitik dari
sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi sebagai akibat mutasi somatik sel bakal (stem cell) yang
akan membentuk suatu klon sel leukimia.
Penyakit Hemofilia merupakan penyakit yang bersifat herediter. Pada penyakit ini terjadi
gangguan pada gen yang mengekspresikan faktor pembekuan darah, sehingga jika terjadi
luka,luka tersebut sukar menutup.
Sistem peredaran darah manusia terkadang dapat mengalami suatu gangguan. Gangguan
tersebut dapat terjadi karena keturunan (genetis), penyakit, atau karena gaya hidup individu yang
bersangkutan. Beberapa gangguan pada sistem peredaran darah disebabkan oleh faktor
keturunan,
kerusakan atau makanan.
Agar anda terhindar dari penyakit yang dapat mengganggu sistem peredaran darah,
disarankan memakan makanan yang seimbang, tidak berlebihan, mengurangi makanan yang
berlemak dari hewan (lemak hewani), menjaga berat badan yang sesuai dengan umur dan tinggi
badan, serta rajin-rajinlah anda berolahraga secara rutin.
Untuk menjaga agar sistem hormon tubuh berfungsi dengan baik, Anda perlu
menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, menghindari
rokok dan minuman beralkohol, serta rajin berolahraga.
Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter agar
fungsi sistem hormon dapat dievaluasi secara berkala. Jika terdapat gangguan pada sistem
hormon, dokter akan memberikan pengobatan agar kondisi tersebut dapat ditangani dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sodeman, 1995, Patofisiologi Sodeman : Mekanisme Penyakit, Editor, Joko Suyono, Hipocrates,
Jakarta
https://www.alodokter.com/kelainan-darah (Ditinjau oleh: dr. Tjin Willy)
DA. Pratiwi, Sri maryati, Srikini, Suharno, dan Bambang S. Penerbit : Erlangga 2006. Biologi
untuk SMA Kelas XI.Jilid 2 Jakarta. Penerbit Erlangga.
Http//:kanker.darah.com
Arif Mansjoer. dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aes Cv Lapius FKUI.
Buku penyakit anemia /24 Nopember,2011
https://wahprilias123.blogspot.com/2013/03/contoh-makalah-biologi-kelainan-pada.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/50667/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
https://www.halodoc.com/kesehatan/hipotensi
https://linakarlinaa.blogspot.com/2014/01/laporan-praktikum-tekanan-darah.html