Anda di halaman 1dari 4

PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP


NOMOR 13 TAHUN 1995 TENTANG BAKU MUTU EMISI
SUMBER TIDAK BERGERAK
Dibuat Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Di Atas

Dosen Pengampu : Ir. Aris Dwicahyanto M.M., M.SI

DI SUSUN OLEH :
Sharofatu Tianingsih 331710007
TL.17.D1

UNIVERSITAS PELITA BANGSA

FAKULTAS TEKNIK LINGKUNGAN

Jl. Inspeksi Kalimalang Jl. Tegal Danas No.9, Cibatu, Kec. Cikarang Pusat, Bekasi, Jawa
Barat 17530
Analisis Isi Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 1995 tentang
baku mutu emisi sumber tidak bergerak

Pengaturan Emisi Sumber Tidak Bergerak.


Keputusan Menteri/Kepala Bappedal yang terkait dengan emisi sumber tidak bergerak pada
periode ini adalah:
(1) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep.13/MENLH/3/1995 tentang
Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak (besi dan baja, pulp dan kertas, pembangkit
listrik tenaga uap berbahan bakar batu bara, industri semen dan usaha/kegiatan
lainnya)30;

(2) Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor Kep-03


/Bapedal/09/1995 Tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya
Beracun (di dalamnya mengatur Baku Mutu Emisi Insinerator);

(3) sebagai pelaksanaan Kep-13/MENLH/3/1995 kemudian diterbitkan Keputusan Kepala


Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 205 Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis
Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak (di dalamnya mengatur mekanisme
pemantauan kualitas udara, pengambilan contoh uji dan analisis, persyaratan cerobong dan
unit pengendalian pencemaran udara).

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).


Meskipun tidak khusus mengatur pencemaran udara, Amdal adalah salah satu instrumen
penting pengendalian pencemaran udara dari sumber tidak bergerak yang bersifat CAC.
Sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 16 UU 4/1982, untuk pertama kali pengaturan
mengenai teknis pelaksanaan Amdal dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29
Tahun 1986 Tanggal 5 Juni 1986 (PP 29/1986). PP 29/1986 kemudian disempurnakan
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 Tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (PP 51/1993). Sebagai pelaksanaan PP 51/1993 kemudian diterbitkan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: Kep-11/Menlh/3/1994 Tentang Jenis Usaha Atau
Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang
kemudian direvisi dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor: KEP-39/MENLH/8/1996.

ANALISIS KEKUATAN
Dalam pasal pertama ini, keputusan menteri negara lingkungan hidup nomor 13 tahun
1995 tentang baku mutu emisi sumber tidak bergerak sudah mencanangkan dengan tegas
mengenai pengertian baku mutu emisi sumber tidak bergerak, emisi, batas maksimum, dan
perencanaan yang berhubungan dengan lingkungan. Sehingga mempermudah pembaca
dalam hal ini para pengamat lingkungan termasuk pula masyarakat untuk memahami perihal
yang tercantum didalamnya.
Dalam pasal yang kedua tahap perencanaan sebelum keluarnya keputusan ini telah
terlihat sudah terorganisir dengan baik dalam pemenuhan baku mutu emisi Lampiran A dan
Lampiran B serta bagi jenis kegiatan dimana telah ditentukan waktu yang ditetapkan untuk
memenuhi persyaratan yang ditentukan sebelum keputusan ini dikeluarkan dan adanya
peninjauan secara berkala juga membantu dalam tahap pemantauan baku mutu emisi
tersebut. Dalam pasal yang ketiga lampiran yang tercantum dalam Lampiran IA dan IB
terlihat sudah mendeskripsikan komponen yang tercamtum dildalamnya dengan jelas . pada
pasal selanjutnya telah tercantum dengan jelas poin - poin tugas dari badan pengendali
dampak lingkungan yang ada dalam peraturan ini.
Pada pasal yang kelima peran gubernur dalam mengatur keputusan yang ada sudah
sangat cermat dan bijak karena melibatkan beberapa pihak untuk menetapkan baku mutu
emisi pada suatu daerah.
Dalam pasal ke enam keputusan yang diambil dalam analisis mengenai dampak
lingkungan bagi kegiatan yang mensyaratkan tingkatan baku mutu emisi sudah sangat tepat
karena menyerahkan keputusan pada analisis yang dampak lingkungan yang telah ditentukan.
Dalam pasal yang selanjutnya memperkuat kebijakan keputusan ini dalam memenuhi
tanggung jawab mengenai kegiatan yang berhubungan dengan emisi sumber tidak bergerak
serta melampirkan laporan dalam jangka waktu yang efisien sehingga mempermudah dalam
pemantauan selain itu peranan kepala badan yang bertanggung jawab atas penetapan
pedoman teknis pembuatan unit pengendalian pencemaran udara juga sangat baik dalam
membantu tercapainya AMDAL yang baik. Secara keseluruhan , keputusan menteri negara
lingkungan hidup nomor 13 tahun 1995 tentang baku mutu emisi sumber tidak bergerak ini
memberikan pedoman yang baik dalam terwujudnya AMDAL yang sesuai dengan peraturan
yang ada.

ANALISIS KELEMAHAN
Dalam pasal pertama, keputusan menteri negara lingkungan hidup nomor 13 tahun
1995 tentang baku mutu emisi sumber tidak bergerak ini terdapat ketidakjelasan mengenai
pengertian menteri, badan dan gubernur sehingga memberikan penafsiran yang kurang dapat
di mengerti oleh pembaca.
Dalam pasal kedua tidak terlihat adanya masalah yang berarti atau dapat dikatakan
semua perencanaan telah ditetapkan dengan baik.
Dalam pasal selanjutnya terlihat adanya ketidakjelasan dalam ketetapan menteri
mengenai baku mutu emisi.dalam
pasal yang ke empat detail tugas dari badan pengendali dampak lingkungan
seharusnya bias dijelaskan lebih rinci lagi. Secara keseluruhan semua keputusan dan
peraturan yang tercantum dalam , keputusan menteri negara lingkungan hidup nomor 13
tahun 1995 tentang baku mutu emisi sumber tidak bergerak ini tidak terlalu banyak terdapat
kelemahan yang berarti karena sebagian besar keputusan yang ada sudah jelas
mencantumkan peraturan yang sesuai dengan AMDAL.

Anda mungkin juga menyukai