Anda di halaman 1dari 2

B.

PEMBAHASAN

Formalin merupakan larutan formaldehida dalam air dengan kadar 30-40 %. Formalin
merupakan senyawa kimia berbahaya yang berfungsi sebagai disinfektan yang efektif. Salah satu cara
untuk menguji makanan yang berformalim adalah dengan mereaksikannya dengan larutan asam
kromatofat dan NaHCO3. Asam kromatofat berfungsi sebagai pengompleks dan dapat memisahkan
antara formalin dengan sampel. Larutan NaHCO3 berfungsi sebagai pereaksi schiff yang dapat
mendeteksi ada atau tidaknya formalin. Percobaan ini menggunakan larutan H 2SO4 pekat sebagai katalis
dan memberikan suasana asam.

Percobaan pertama adalah membuat larutan standar formalin. Formalin dibuat dengan
berbagai konsentrasi, yaitu 1 ppm, 3 ppm, 5 ppm, 7 ppm, dan 9 ppm dengan volume formalin yang
diambil untuk masing-masing konsentrasi adalah 0,1 mL; 0,3 mL; 0,5 mL; 0,7 mL; dan 0,9 mL. Setelah itu
masing-masing larutan standar ditambahkan larutan NaHSO 3 2,5 % sebanyak 2,5 mL dan asam
kromatofat sebanyak 1 mL. Penambahan asam kromatofat pada formalin akan membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu yaitu kation dibenzoxantilium, kemudian ditambahkan larutan H 2SO4 pekat
sebanyak 3 mL. Penambahan larutan H2SO4 pekat, pada tabung reaksi menjadi panas dan terjadi
pendidihan. Hal ini dikarenakan asam sulfat merupakan reaksi eksoterm yang kuat. Air jika ditambahkan
asam sulfat maka akan terjadi pendidihan, dikarenakan formalin mengandung air, sehingga setelah
ditambahkan asam sulfat maka larutan menjadi mendidih. Setelah itu, larutan dipanaskan selama 15
menit untuk mempercepat laju reaksi, kemudian didinginkan selama 30 menit agar terbentuk kompleks
yang sempurna yaitu bewarna ungu. Diukur absorbansi larutan tersebut menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 580 nm.

Percobaan kedua adalah pengukuran sampel. Sampel yang digunakan adalah sampel mie.
Percobaan ini sampel mie direndam dalam larutan formalin, lalu dihancurkan dalam mortar dan
ditambahkan air. Campuran tersebut ditambahkan dalam tabung reaksi, kemudian disentrifugasi untuk
memisahkan air dan filtratnya. Diambil sampel sebanyak 2,5 mL dimasukkan kedalam labu ukur dan
ditambahkan natrium bisulfit (NaHSO3) sebanyak 2,5 mL, asam kromatofat sebanyak 1 mL dan asam
sulfat pekat sebanyak 3 mL. Selanjutnya diencerkan dengan aquades sampai tanda batas. Larutan
dipanaskan selama 15 menit untuk mempercepat reaksi dan didinginkan selama 30 menit. Kemudian
diukur absorbansinya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 571 nm.

Berdasarkan pengukuran didapatkan, didapatkan nilai absorbansi larutan standar formalin


dan sampel. Melalui data absorbansi tersebut, dapat dibuat grafik kurva standar hubungan antara
konsentrasi terhadap absorbansi. Grafik persamaan liniernya adalah y = 0,0668x + 0,0826 dengan R 2 =
0,7476. Nilai absorbansi sampel yang didapat adalah sebesar 0,093. Berdasarkan persamaan di atas,
didapatkan konsentrasi formalin sebesar 0,1567 ppm.

Berdasarkan grafik, terlihat terjadinya penyimpangan yaitu pada konsentrasi formalin 5


ppm dan 7 ppm, nilai absorbansinya lebih kecil dibandingkan dengan nilai absorbansi formalin pada
konsentrasi 1 ppm. Hal ini tidak sesuai dengan hukum Lambert-Beer yang menyatakan bahwa semakin
besar konsentrasi larutan maka makin besar pula nilai absorbansinya. Berdasarkan literatur yang
didapat, nilai absorbansi akan bergantung pada kadar zat yang terkandung didalamnya. Semakin banyak
kadar yang terkandung dalam suatu sampel maka semakin banyak molekul yang akan menyerap cahaya
pada panjang gelombang tertentu. Sehingga nilai absorbansi semakin besar atau dengan kata lain nilai
absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi zat yang terkandung didalam suatu sampel
(Neldawati, dkk, 2013).

Terjadinya penyimpangan dikarenakan beberapa hal, seperti pH larutan, suhu, dan adanya
zat-zat pengotor. Nilai koefisien korelasi R2 sebesar 0,7476 menunjukkan hubungan antara absorbansi
dan konsentrasi cukup lemah. Apabila koefisien korelasi mempunyai nilai 1 (satu) menyatakan bahwa
hubungan antara variabel yaitu absorbansi dan konsentrasi sangat kuat. Reaksi yang terjadi pada
praktikum ini sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai