Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PUBLIC RELATIONS

Dosen Pengampu: Dr. Damrah, M.Pd

Sesi: Rabu, 07:00-08:40

ILHAM

NIM :19086162

PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Komunikasi interpersonal” ini.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita,
Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang
lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar
bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas pendidikan agama dengan judul “Komunikasi
interpersonal”.Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kamu selama pembuatan makalan ini
berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki.Karena kami sadar, makalah
yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Padang, 9 maret 2020

penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAN............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Public Relations ....................................................................
B. Perencanaan Program Public Relations .................................................
C. Alasan – Alasan PR harus membuat perencanaan ..................................
D. Manfaat Perencanaan Humas .................................................................
E. Proses Perencanaan ................................................................................
F. Tujuan Public Relations (Hubungan Masyarakat) .................................
G. Kedudukan Public Relations (Hubungan Masyarakat) Dalam
Organisasi.................................................................................................

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena
berkatrahmat-Nya hingga saat ini kita masih diberi umur dan kesehatan,
terlebih penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tepat lancar dan tepat
waktu.

Makalah yang berjudul “Public Relations” ini bertujuan untuk memenuhi


tugas pada mata kuliah Publik Relations, selain itu makalah ini berguna untuk
memberikan informasi tentang “Public Relations” dan juga sebagai media
pembelajaran bagi masyarakat dan khususnya penulis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Public Relations ?
2. Bagaimana Perencanaan Program Public Relations ?
3. Bagaimana Alasan – Alasan PR harus membuat perencanaan ?
4. Apa Manfaat Perencanaan Humas ?
5. Bagaimana Proses Perencanaan ?
6. Apa Tujuan Public Relations (Hubungan Masyarakat) ?
7. Bagaimana Kedudukan Public Relations (Hubungan Masyarakat) Dalam
Organisasi?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Public Relations (Hubungan Masyarakat)

Seiring dengan pesatnya pembangunan dalam berbagai bidang dan


memasuki era globalisasi, maka makin terasa pula kebutuhan peran seorang
Public Relations dalam menunjang efektifitas sebuah organisasi. Misalnya dalam
bidang industri, perusahaan, pendidikan, pemerintahan, kerohanian, sosial,
ekonomi, politik, perburuhan dan lain sebagainya.
Public Relations menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu
organisasi yang bersifat komersial maupun yang non komersial. Apa yang biasa di
sebut sebagai Public Relations terdiri dari semua bentuk komunikasi yang
terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan publik ataupun siapa
saja yang menjalin kontak dengannya.
Public Relations (PR) menurut Frank Jefkins  adalah suatu bentuk
komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu
organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Public Relations (PR)
menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan (management by
objectives). Dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkat kemajuan
yang telah dicapai harus bisa diukur secara jelas, mengingat Public Relations
merupakan kegiatan yang nyata. Kenyataan ini dengan jelas menyangkal
anggapan keliru yang mengatakan bahwa Public Relations merupakan kegiatan
yang abstrak. Sedangkan British Institute Public Relations mendefinisikan Public
Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good
will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.
Selanjutnya Ilmu Public Relations mendefinisikan praktek Public
Relations sebagai disiplin dan serangkaian usaha untuk menjaga reputasi dengan
tujuan memperoleh pengertian atau pemahaman dan dukungan, serta
mempengaruhi opini dan prilaku.

B. Perencanaan Program Public Relations


Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan
dan menentukan cakupan pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan
penggunaan sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural
resources), untuk mencapai tujuan. Perencanaan sebagai tahap kedua dalam
kegiatan humas meskipun didukung oleh data faktual yang lengkap belum tentu
akan membuat pelaksanaan efektif apabila tahap ini tidak ditangani dengan
seksama. Pada tahap perencanaan, kahumas perlu terlebih dahulu
menginventarisasi masalah untuk selanjutnya mengkorelasikan aspek yang satu
dengan aspek yang lainnya sehingga dalam tahap pelaksanaannya kelak, masalah-
masalah yang dihadapi berdasarkan data yang berhasil dihimpun pada tahap
penelitian, disusun, diklarifikasikan dengan rapi dan jelas, demikian pula
pemikiran untuk memecahkannya.
Definisi perencanaan kerja menurut pakar humas, Jefkins, yaitu: “Public
Relations consist of all forms of planned communication outwards and inwards
between an organization and its public for the purpose of achieving specific
objectives concerning mutual understanding”. Kegiatan kehumasan menurut
Cultip dan Center salah satunya menciptakan komunikasi dua arah timbal balik
dengan menyebarluaskan opini publik kepada organisasi. Dinas Komunikasi dan
Informatika menyediakan layanan informasi bagi masyarakat yang membutuhkan
informasi secara langsung dan online, sehingga berlangsung komunikasi dua arah
antara organisasi dan publiknya. Sesuai peranannya sebagai pengabdi kepentingan
umum, sebagai mediatorutama antara pimpinan dengan publik, dan sebagai
dokumentator, maka kegiatan humas dititik beratkan salah satunya pada program
pelayanan. Program ini berupa pelayanan data atau informasi baik secara lisan
maupun tertulis, termasuk penyelenggaraan tetap dan pameran.
Secara umum pengertian dari perencanaan program kerja public relations yaitu
terdiri dari semua bentuk kegiatan perencanaan komunikasi baik kegiatan ke
dalam maupun ke luar antara organisasi dan publiknya yang tujuannya untuk
mencapai saling pengertian.

C. Alasan – Alasan PR harus membuat perencanaan


1. Alasan dalam kegiatan perencanaan (action plan), yaitu dapat bersifat
proaktif, reaktif, defensif, preventif, protektif dan hingga profitabel.
Misalnya, seorang humas bertindak sedia payung sebelum hujan (proaktif)
atau mencari payung ketika hujan (reaktif).
2. Alasan mengapa (why)
 Untuk mengantisipasi perubahan lingkungan lebih luas, seperti perubahan
teknologi, ekonomi, politik, hukum dan teknologi.
 Menghadapi perubahan lebih sempit (operasional), seperti menghadapi
persaingan, perubahan selera pelanggan, life cycle product, sistem
komunikasi, media massa, tenaga kerja dan relasi bisnis.
 Menciptakan tujuan yang objektif, sasaran dan target yang ingin dicapai
secara jelas dan rinci.

D. Manfaat Perencanaan Humas


 Membantu pihak manajemen organisasi untuk mampu beradaptasi terhadap
lingkungan yang sering berubah-ubah.
 Mengefektifkan dan mengefisienkan koordinasi atau kerja sama antar
departemen dan pihak terkait lainnya.
 Mengefisiensikan waktu, tenaga, upaya dan biaya.
 Menghindari risiko kegagalan dengan tidak melakukan perkiraan atau
perencanaan tanpa arah yang jelas dan konkret.
 Mampu melihat secara keseluruhan kemampuan operasional, pelaksanaan,
komunikasi, target dan sasaran yang hendak dicapai di masa mendatang.
 Menetapkan klasifikasi rencana kerja humas, yaitu rencana strategis (sesuai
dengan kebijakan tujuan jangka panjang), rencana tetap (reguler, yang dapat
dilakukan berulang-ulang) dan rencana tertentu (rencana
jangka pendek, khusus, dan terbatas).

E. Proses Perencanaan
Proses Perencanaan Menurut George L. Morrisey, dalam bukunya
Management by Objective and Results for business and Industrydalam Morissan,
proses perencanaan dan penetapan program humas mencakup langkah-langkah
sebagai berikut:
 Menetapkan peran dan misi, yaitu menentukan sifat dan ruang lingkup
tugas yang hendak dilaksanakan.
 Menentukan wilayah sasaran, yaitu menentukan di mana praktisi
humas harus mencurahkan waktu, tenaga, dan keahlian yang dimiliki.
 Mengidentifikasi dan menentukan indikator efektifitas (indicators of
evectiveness) dari setiap pekerjaan yang dilakukan. Menentukan
faktor-faktor terukur yang akan memengaruhi tujuan atau sasaran yang
akan ditetapkan.
 Memilih dan menetukan sasaran atau hasil yang ingin dicapai.
 Mempersiapkan rencana tindakan yang terdiri dari langkahlangkah
sebagai berikut :
1) Programming-menentukan urutan tindakan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan.
2) Penjadwalan(scheduling)-menentukan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran.
3) Anggaran (Budgeting)-menentukan sumber-sumber yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan.
4) Pertanggung jawaban-menetapkan siapa yang akan mengawasi
pemenuhan tujuan, yaitu pihak yang menyatakan tujuan sudah tercapai
atau belum.
5) Menguji dan merevisi rencana sementara (Tentative Plan)sebelum
rencana tersebut dilaksanakan.
6) Membangun pengawasan, yaitu memastikan tujuan akan terpenuhi.
7) Komunikasi-menentukan komunikasi organisasi yang diperlukan untuk
mencapai pemahaman serta komitmen pada enam langkah sebelumnya.
8) Pelaksanaan-memastikan persetujuan diantara semua pihak yang terlibat
mengenai komitmen yang dibutuhkan untuk menjalankan upaya yang
sudah ditemukan, pendekatan apa yang paling baik, siapa saja yang perlu
dilibatkan. Menurut Thomas dalam bukunya Manajemen: kepemimpinan
dan kolaborasi dalam dunia yang kompetitif, langkah-langkah
perencanaan antara lain :
a) Analisis situasional Dibatasi oleh waktu dan sumber daya, para perencana
harus mengumpulkan, mengartikan, dan merangkum semua informasi
yang relevan terhadap isu perencanaan yang dibahas.
b) Sasaran dan rencana alternatif Berdasarkan hasil analisis situasi, proses
perencanaan harus menghasilkan sasaran-sasaran alternatif yang dapat
diterapkan di masa mendatang dan rencana alternatif yang mungkin
digunakan untuk mencapai sasaran ini.
c) Evaluasi sasaran dan rencana selanjutnya Manajer akan mengevaluasi
keuntungan, kerugian, dan pengaruh yang potensial dari setiap sasaran
dan rencana alternatif.
d) Pemilihan sasaran dan rencana Ketika manajer menguji sejumlah sasaran
dan rencana, mereka akan memilih salah satu yang tepat dan masuk akal.
Penerapan Setelah manajer memilih sasaran dan rencananya, mereka harus
menerapkan rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran. Adapun
perencanaan enam langkah yang sudah diterima secara luas oleh para praktisi
humas profesional adalah sebagai berikut:

a. Pengenalan situasi
b. Penetapan tujuan
c. Definisi khalayak
d. Pemilihan media dan teknik-teknik PR
e. Perencanaan anggaran
f. Pengukuran hasil dalam perencanaan, humas haruslah ada penetapan tujuan
dibuat berdasarkan riset yang telah dilakukan baik melalui riset yang bersifat
formal maupun informal dengan mengadakan serangkaian diskusi atau konsultasi
secara mendalam dengan berbagai pihak guna mengungkapkan kebutuhan
komunikasi paling mendasar yang dirasakan. Dengan hasil riset ditemukan
masalah yang dihadapi, sehingga tujuanperencanaan humas merupakan upaya
mengatasi masalah.

1.  Penelitian dan mendengarkan ( Research-listening)


Pada tahap ini, akan ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung
dengan kepentingan organisasi. Penemuan fakta dilakukan untuk mengetahui
apakah opini, sikap dan reaksi (situasi dan pendapat) dalam masyarakat
menunjang atau justru menghambat organisasi, instansi atau perusahaan
yaitu  what’s our problem? ( apa yang akan menjadi problem kita) .

2.  Perencanaan dan Mengambil Keputusan (Planning – Decision)


Perencanaan merupakan tahap yang cukup penting, karena menghubungkan
kegiatan komunikasi dengan kepentingan organisasi/perusahaan. Dalam tahap ini
yang merupakan kelanjutan dari tahap fact finding – atas dasar hasil
penelitiannya, seorang petugas humas merencanakan bagaimana sebaiknya
dengan memperhatikan faktor-faktor psikologis, sosiologis, keadaan sosial,
ekonomi politik – pesan dari komunikator dirumuskan agar dapat mencapai
tujuannya.

3.  Komunikasi – Pelaksanaan (Communication – Action)


Tahapan komunikasi tidak terlepas dari perencanaan tentang bagaimana
mengkomunikasikan dan apa yang dikomunikasikan sehingga menimbulkan
kesan-kesan yang secara efektif mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap
penting dan berpotensi dalam upaya memberikan dukungan sepenuhnya.
Bagaimana mengkomunikasikan sesuatu dan apa yang dikomunikasikan,
sebenarnya tidak terlepas dari tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan
kehumasan . Suatu program komunikasi menyangkut pilihan-pilihan terhadap
saluran komunikasi yang akan digunakan dalam berkomunikasi dengan publik
sasaran.
Untuk itu, pilihan media atau saluran komunikasi tergantung pada publik sasaran.
Pilihan media saluran dipengaruhi oleh antara lain faktor ketersedian media,
biaya, ketrampilan komunikasi, publik sasaran dan tujuan komunikasi. Selain
pilihan media/ saluran komunikasi, dalam program komunikasi, perlu juga
ditentukan jenis pesan dan tema yang harus ditonjolkan. Selain itu menurut
Ngurah (1999), implementasi program kehumasan dilakukan tidak hanya dengan
program komunikasi, tetapi juga program tindakan untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi organisasi .
Kedua cara tersebut perlu dilakukan karena masalah hubungan perusahaan dengan
publik tidak saja disebabkan kesalahan berkomunikasi tetapi juga faktor-faktor
non komunikasi (kesalahan berperilaku, membuat kebijakan, dll.). Karena
masalah kehumasan bisa disebabkan faktor komunikasi dan non komunikasi,
maka Humas perlu mengusulkan program tindakan untuk menunjang
penyelesaian masalah. Sebagai contoh untuk melakukan sebuah program
kampanye kebersihan, program tindakan (menunjang) yang perlu dilakukan
adalah antara lain penyediaan tong sampah ditempat umum dan pengangkutan
sampah.

4.  Evaluasi (Evaluation).
Setelah komunikasi dilaksanakan, maka sesuatu organisasi tentu ingin mengetahui
dampak atau pengaruhnya terhadap publik atau khalayak. Pada tahapan ini humas
mengadakan penilaian terhadap hasil-hasil dari program-program kerja atau
aktivitas humas lainnya yang telah dilaksanakan, serta keefektivitasan dari teknik-
teknik manajemen, dan komunikasi yang telah dipergunakan.
How did we do? ( bagaimana yang telah kita lakukan )
Tiap tahapan dari keempat tahapan yang disebutkan diatas saling berkaitan erat
satu dengan yang lainnya. Artinya tahapan satu dengan yang lainnya saling
berhubungan erat dan tidak dapat dipisah-pisahkan ( lihat lampiran ). Dalam
proses 4 tahapan tersebut tergambar “plan your work, and work your plan,”
rencana kerja anda , dan kerjakan lan rencana anda.

F. Tujuan Public Relations (Hubungan Masyarakat)


Mengenai tujuan Public Relations dan berkaitan dengan definisi-definisi
yang telah diuraikan, sudah menunjukan tujuan dari Public Relations itu sendiri.
Menurut Grisworld tujuan Public Relation adalah untuk meningkatkan kegairahan
kerja para bawahan atau para karyawan dan bagaimana membangun hubungan
yang harmonis antara pimpinan dan bawahan yang menekankan pada internal
publik. Tujuan sentral Public Relations yang akan dicapai adalah tujuan
organisasi, sebab Public Relation dibentuk atau digiatkan guna menunjang
manajemen yang berupaya mencapai tujuan organisasi. Untuk mencapai
tujuannya seorang Public Relations harus mengembangkan goodwill dan
memperoleh opini publik favorable  atau menciptakan kerja sama berdasarkan
hubungan yang harmonis dengan berbagai publik. Kegiatan Public Relations
harus dikerahkan ke dalam (internal Public Relations) maupun keluar perusahaan
(eksternal Public Relations).

G. Kedudukan Public Relations (Hubungan Masyarakat) Dalam


Organisasi

Bahwa kedudukan humas atau Public Relations adalah menilai sikap


masyarkat (public) agar tercipta keserasian antara masyarkat dan kebijaksanaan
organisasi/instansi. Karena mulai dari aktivitas, program Humas, tujuan (goal) dan
hingga sasaran (target) yang hendak dicapai oleh organisasi/instansi tersebut tidak
terlpas dari dukungan, serta kepercayaan citra positif dari pihak publiknya. Dalam
menjalankan fungsinya seorang PR/Humas, sebagai pejabat humas dituntut untuk
memiliki empat kemampuan, yaitu:
1. Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan
berdasarkan fkata di lapangan, perencanaan kerja komunikasi dan mampu
mengevaluasi suatu problematic yang dihadapinya.
2. Kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi
yang kreatif, inovatif, dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target
sasarannya.
3. Kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum, merekayasa
pandangan atau opini public (crystallizing public opinion) yang searah
dengan kebijakan organisasi instansi yang diwakilinya itu dalam posisi
yang saling mnguntungkan.
4. Kemampuan PR/Humas menjalin suasana saling percaya toleransi, saling
menghargai, good will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik
public internal maupun eksternal.

Dan peran ideal yang harus dimiliki oleh praktisi Humas (public relations
practitioner) dalam suatu organisasi/instansi, antara lain:

1) Menjelaskan tujuan-tujuan (clarifying goals) organisasi kepada pihak


publiknya. Tugas tersebut akan terpenuhi dengan baik, apabila PR/Humas
bersangkutan lebih memahami atau meyakini pesan/informasi yang akan
disampaikan itu.

2) Bertindak sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar pelaksanaan


public policynya. Jangan sampai pesan atau informasi tersebut membingungkan
atau menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang tidak jelas arahnya, sehingga
pesan-pesan akan menjadi sulit untuk diterima oleh public.

3) Pihak PR/Humas harus memiliki kemampuan untuk melihat ke depan atau


memprediksi sesuatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan akan data
atau sumber informasi actual dan factual, yang menyangkut kepentingan
organisasi maupun publiknya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disampaikan diatas kita telah mengetahui
betapa pentingnya kedudukan Public Relations bagi organisasi dan bagi reputasi
organisasi. Perubahan politik, sosial dan teknologi dalam masyarakat luas,
ditambah dengan munculnya ekonomi global, telah semakin mengukuhkan
perlunya program – program Public Relations diterapkan melalui strategi yang
teratur pada setiap tingkatan usaha. Hal yang juga tidak boleh dilupakan adalah
setiap karyawan atau anggota organisasi merupakan perwakilan dari sebuah
perusahaan atau organisasi, dan segala prilakunya akan mencerminkan citra
keseluruhan perusahaan atau organisasi.
Untuk memberikan rasa nyaman dalam organisasi. Setiap perusahaan atau
organisasi harus memiliki visi dan aspirasi. Dengan menciptakan, menerapkan,
memonitor, dan mengukur strategi Public Relationsnya yang profesional,
sehingga nantinya setiap organisasi dapat merasa nyaman atas dirinya sendiri, dan
para karyawan atau anggota organisasi juga merasa nyaman terhadap
pimpinannya.

Anda mungkin juga menyukai