Anda di halaman 1dari 1

Skenario 1.

Hari-Hari Pertama Kehidupan Premi

Premi, bayi perempuan dengan usia gestasi 33 minggu dan berat badan 1250 gram, baru saja
dilahirkan spontan pervaginam di IGD puskesmas. Ibu rutin kontrol ke puskesmas, minum vitamin,
zat besi, dan asam folat, serta tidak mengalami keluhan bermakna selain demam pada tiga hari
terakhir kehamilan.

Premi tidak menangis ketika lahir dan langsung mendapatkan resusitasi neonatus oleh tim dokter.
Beberapa menit kemudian Premi mulai bernafas spontan namun terlihat merintih dengan nafas
cuping hidung dan retraksi dinding dada. Dokter segera memasang Continous Positive Airway
Pressure dan melakukan stabilisasi untuk mencegah hipotermia. Kemudian dokter merujuk Premi ke
Rumah sakit dengan diagnosis Asfiksia Berat.

Di rumah sakit, dilakukan rontgen foto thorax terhadap Premi dengan kesan Hyalin membrane
disease. Setelah 3 hari perawatan, distres nafas mulai berkurang namun Premi mengalami demam
dan hipoglikemia berulang. Bayi terlihat letargi, hipotonia, ikterik, ubun-ubun besar membonjol,
dengan daerah kemerahan di sekitar tali pusat yang berbau. Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan leukositosis dan hiperbilirubinemia. Dokter mencurigai Premi mengalami sepsis dan
merencanakan pungsi lumbal untuk menyingkirkan meningitis. Setelah mendapatkan cairan
parenteral yang tepat, antibiotik dan fototerapi beberapa hari, kondisi Premi mulai mengalami
perbaikan. Ibu berniat memberikan ASI langsung namun belum diizinkan karena refleks hisap yang
masih lemah. Selama perawatan, Ibu diajarkan teknik memerah ASI yang selanjutnya diberikan
lewat orogastric tube, dan juga diperkenalkan dengan prinsip-prinsip kangaroo maternal care.

Melihat berat badan Premi terus meningkat dan tidak memerlukan terapi intensif lagi, Ibu mulai
bertanya kapan bayinya boleh dibawa pulang. Meskipun tidak terdapat hidrosefalus maupun defisit
neurologis lain, sebelum pulang Premi menjalani USG spine untuk menyingkirkan kemungkinan
meningocele karena ditemukan skin dimpel di daerah garis tengah punggung. Bagaimanakah Anda
menjelaskan kondisi yang dialami Premi serta prognosisnya ke depan?

Anda mungkin juga menyukai