Pengertian
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi kerena frekuensisatu kali atau lebih buang air besar dengan tinja
encer dan cair. (Suriadi dan Rita, 2001)
Diare adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang
di tandai dengan defikasi encer lebih dari tiga kali sehari atau tampa darah
dalam tinja yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari tujuh
kali pada anak dan bayi yang sebelumnya sehat (Dr. Henra T. Laksamana,
2000).
Diare adalah Inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus dan
di tandai dengan muntah-muntah dan gastroenteritis yang berakibat
kehilangan cairan dan elektrolityang menimbulkan dehidrasi dan ganguan
keseimbangan elektrolit (Betz, swoden, 2001).
Diare adalah meningkatnya frekuensi dan berkurangnya konsistensi
buang air besar (BAB) dibanding dengan pola BAB normalnya. Terjadinya
BAB 3x atau lebih dalam sehari dengan konsistensi lembek atau cair yang
tidak seperti biasanya, yang biasanya hanya dua atau tiga kali dalam
seminggu (Yulinah, 2008).
B. Etiologi
1. Faktor internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare, meliputi, Infeksi virus, Ecoli cholera,
singela, Infeksi pasif: entovirus, adeno virus, infeksi parasit, cacing,
(ascorosis, oxyuris) protozoa dan jamur.
2. Faktor parenteraladalah infeksi di luar perencanaan makanan seperti,
OMA, paringitis, keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak di
bawah dua tahun.
3. Factor malabsorbsi adalah disakarida intoleransi laktosa, mokosa,
sukrosa) monosakarida (intoleransi, glukosa dan galaktosa).
4. Factor makanan adalah makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.
C. Klasifikasi Diare
1. Diare Akut
1
Diare akut adalah diare yang disebabkan oleh virus yang disebut
Rotavirus yang ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan
dapat berupa air saja yang frekuensinya biasanya (3kali atau lebih dalam
sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari.Diare Rotavirus ini
merupakan virus usus patogen yang menduduki urutan pertama sebagai
penyebab diare akut pada anak-anak.
2. Diare Persisten
Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari,
merupakan kelanjutan dari dare akut atau peralihan antara diare akut dan
kronik.
3. Diare Kronis
Diare kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung lama
dengan penyebab noninfeksi, seperti penyakit sensitif terhadap gluten
atau gangguan metabolisme yang menurun. Lama diare kronis lebih dari
30 hari.
D. Manifestasi Klinis
2
14. Pucat
15. Perubahan TTV : Nadi dan pernafasan cepat.
16. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine
E. Patofisiologi
1. Gangguan osmotic
2. Gangguan sekresi
3
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan
penyebab terjadinya kematian pada diare.
4) Gangguan gizi
4
5) Gangguan sirkulasi
5
Pathways
KH,Lemak,Protein
Masuk dan ber meningk. Tek osmo toksin tak dapat cemas
usus
menyerap makanan
DIARE
Mual, muntah
Kehilangan Kehilangan cairan & elekt gangguan
nutrisi
berlebihan berlebihan integritas kulit nafsu makan menurun
BB menurun
Gangguan
Perubahan keseimbangan As. Metabl Gangguan Tumbang
nutrisi cairan dan
kurang dari elektrolit
kebutuhan 6
Sesak
Resiko syok
hipovolemik Gangguan
oksigenasi
F. Komplikasi
1. Dehidrasi
a. Dehidrasi Ringan
b. Dehidrasi Sedang
c. Dehidrasi Berat
Penatalaksanaan :
7
1) Bayi baru lahir (berat badan 2-3 kg)
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia
4. Hipoglikemia
8
5. Intoleransi laktosa sekunder
6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Feses
a. Makroskopis dan Mikroskopis
b. pH dan kadar gula pada tinja dengan kertas lakmus dan tablet
clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
c. Biakan dan uji resisten
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,
bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa
gas darah atau astrup, bila memungkinkan.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi
ginjal.
4. Elektrolit terutama natrium, kalium dan fosfor dalam serium.
5. Pemeriksaan Intubasi deudenum untuk mengetahui jenis jasad renik
atau parasit.
H. Penatalaksanaan
Medis
1) Pemberian cairan.
9
b. Cairan parenteral.
a. Memberikan asi.
10
b. Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi
tim) bila anak tidak mau minum susu.
3) Obat-obatan.
d. Obat antibiotik.
11
6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di
sembarangan tempat. Kalau bisa membawa makanan
sendiri saat ke sekolah.
12
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun
pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur
6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan
terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan
insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2
tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan
kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric
menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status
ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan
perawatannya.
b. Keluhan Utama
Feses cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan elektrolit
terjadi gejala dehidrasi, berat badan menurun. Pada bayi ubun-
ubun besar, cekung, tonus dan turgor kulit kering, selaput lendir
mulut dan bibir kering, frekuensi BAB lebih dari 4 kali dengan
konsistensi encer.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau
lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu
pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare
berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau
kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari
saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA
campak.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
f. Pemeriksaan Fisik
13
1) Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar
lengan mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,
g. Pola Fungsi
14
1) Pola ilminasi: Akan mengalami penurunan yaitu BAB lebih
dari empat kali sehari, BAK sedikit dan jarang.
2) Pola nutrisi: di awali dengan mual, muntah dan anorexia,
menyebankan penurunan berat badan klien.
3) Pola tidur dan istirahat: Akan tergantung akan adanya
distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak
nyaman.
4) Pola hygiene: kebiasan biasa mandi setiap hari.
5) Aktivitas: Akan tergantung dengan kondisi tubuh yang lemah
dan adanya rasa nyeri akibat distensi abdomen.
h. Analisa Data
Diare
DS : ibu klien Invasi bakteri Gangguan
15
mengatakan kedalam saluran keseimbangan cairan
anaknya BAB >5 intestinal dan elektrolit
x sehari
Ibu klien
mengatakan Peristaltik
anaknya lemas meningkat
DO : klien tampak
lemah
Klien tampak Sari-sari makanan
pucat, mata sulit diserap
cekung
N : 130X/menit
S: 38,5 c Air dan garam
mineral terbawa
keedalam usus
Cairan dan
elektrolit terbuang
melalui feses
Gangguuan
keseimbangan
cairan dan elektrolit
DS : Urgency, Diare Ketidakseimbangan
nyeri/kram nutrisi kurang dari
abdomen kebutuhan tubuh
DO: defekasi Distensi abdomen
lebih dari 3x
dalam 24 jam,
feses lembek atau Mual, muntah
cair, frekuensi
peristaltik
16
meningkat, bising Nutrisi kurang dari
usus hiperaktif kebutuhan tubuh
DO : tekanan
Masuk dan
darah meningkat,
berkembang dalam
pola nafas
usus
berubah, nafsu
makan berubah,
berfokus pada diri
Hipersekresi air
sendiri
dan elektrolit (isi
rongga usus)
Diare
2. Diagnosa Keperawatan
1) Diare berhubungan dengan proses infeksi
2) Ketidakseimbangan kebutuhan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare.
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan diare dan mual muntah
4) Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan
tubuh primer
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
. Keperawatan Hasil
1. Diare berhubungan 1. Eliminasi Fekal 1. Manajemen diare
dengan proses a. Konsistensi a. Identifikasi
infeksi feses penyebab
Definisi: membaik diare
17
pengeluaran feses b. Frekuensi b. Monitor tanda
yang sering, lunak defekasi dan gejala
dan tidak berbentuk. membaik hipovolemia
c. Peristaltik c. Berikan
usus asupan cairan
membaik oral
d. Distensi d. Anjurkan
abdomen makanan
membaik porsi dan
2. Keseimbangan sering secara
cairan bertahap
a. Asupan e. Anjurkan
cairan menghindari
meningkat makanan
b. Kelembaban pembentuk
membran gas, pedas dan
mukosa mengandung
membaik laktosa
c. Dehidrasi f. Kolaborasi
menurun pemberian
d. Denyut nadi obat
membaik antitematik
e. Membran (misalnya
mukosa domperidon)
membaik 2. Manajemen
f. Mata cekung cairan
membaik a. Monitor
g. Turgor kulit status
membaik dehidrasi
3. Status cairan b. Berikan
a. Tekanan asupan
nadi cairan,
18
membaik sesuai
b. Turgor kulit kebutuhan
meningkat 3. Manajemen
c. Intake elektrolit
cairan a. Identifikasi
membaik kehilangan
elektrolit
melalui cairan
b. Jelaskan jenis,
penyebab dan
penanganan
ketidakseimba
ngan elektrolit
c. Kolaborasi
pemberian
suplemen
elektrolit
(misalnya
oral) sesuai
indikasi
4. Manajemen
eliminasi fekal
a. Monitor tanda
dan gejala
diare,
konstipasi
atau impaksi
2. Ketidakseimbangan NOC NIC
kebutuhan cairan Fluid Balance Fluid Management
dan elektrolit Hydration a. Pertahankan
berhubungan Nutritional catatan intake
dengan kehilangan status : Food dan output yang
cairan skunder and Fluid akurat
19
terhadap diare Intake b. Monitor status
Definisi : berisiko Kriteria Hasil dehidrasi
mengalami (kelembaban
Mempertahank
dehidrasi vaskuler, membran
an urine output
seluler, atau mukosa, nadi
sesuai dengan
intraseluler adekuat,
usia dan BB,
Faktor risiko : tekanan darah
BJ urine
a. Kehilangan ortostatik) jika
normal dan HT
volume diperlukan
normal
cairaaktif c. Monitor
TTV dalam
b. Kurang masukan
batas normal
pengetahuan makanan atau
Tidak ada
c. Penyimpangan cairan dan
tanda-tanda
yang hidung intake
dehidrasi
mempengaruhi kalori harian
Elastisitas
obstruksi cairan d. Kolaborasikan
turgor kulit
d. Penyimpangan pemberian
baik, membran
yang cairan IV
mukosa
mempengaruhi e. Monitor status
lembab, tidak
akses cairan nutrisi
ada rasa haus
e. Penyimpangan f. Dorong
yang
yang keluarga untuk
berlebihan
mempengaruhi membantu
asupan cairan pasien makan
f. Kehilangan g. Kolaborasi
berlebihan dengan dokter
melalui rute
normal (mis.,
diare)
g. Usia lanjut
h. Berat badan
ekstrem
20
i. Faktor yang
mempengaruhi
kebutuhan
cairan (mis.,
status
hipermetabolik)
j. Kegagalan
fungsi regulator
k. Kehilangan
cairan melalui
rute abnormal
(mis., selang
menetap)
3. Ketidakseimbangan NOC NIC
nutrisi kurang dari Nutritional Nutrition
kebutuhan tubuh status : Food Management
berhubungan and Fluid a. Kaji adanya
dengan diare dan Intake alergi makanan
mual muntah Nutritional b. Kolaborasi
Definisi : Asupan status : Nutrien dengan ahli gizi
nutrisi tidak cukup Intake untuk
untuk memenuhi Weight menentukan
kebutuhan Control jumlah kalori
metabolik Kriteria Hasil dan nutrisi yang
Batasan dibutuhkan
Adanya
Karakteristik : pasien
peningkatan
a. Kram abdomen c. Anjurkan pasien
berat badan
b. Nyeri abdomen untuk
sesuai dengan
c. Menghindari meningkatkan
tujuan
makanan intake Fe
Berat badan
d. Berat badan d. Anjurkan pasien
ideal sesuai
20% atau lebih untuk
dengan tinggi
dibawah berat meningkatkan
21
badan ideal badan protein dan
e. Diare Mngidentifikas Vitamin C
f. Bising usus i kebutuhan e. Monitor jumlah
hiperaktif nutrisi nutrisi dan
g. Kurang Tidak ada kandungan
makanan tanda-tanda kalori
h. Kurang minat malnutrisi f. Berikan
pada makanan Menunjukkan informasi
i. Membran peningkatan tentang
mukosa pucat fungsi kebutuhan
Faktor-faktor yang pengecapan nutrisi
brhubungan: dari menelan g. Kaji
Tidak terjadi kemampuan
a. Faktor biologis
penurunan pasien untuk
b. Faktor ekonomi
berat badan mendapatkan
c. Ketidakmampu
yang berarti nutrisi yang
an untuk
dibutuhkan
mengabsorbsi
Nutrition Monitoring
nutrien
d. Ketidakmampu a. BB pasien
an untuk dalam batas
mencerna normal
makanan b. Monitor adanya
penurunan berat
badan
c. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang bisa
dilakukan
d. Monitor
interaksi anak
atau orangtua
selama makan
22
e. Monitor
lingkungan
selama makan
f. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam
makan
g. Monitor mual
dan muntah
4. Resiko infeksi NOC NIC
berhubungan Immune Status Infection Control
dengan Knowledge : (Kontrol Infeksi)
ketidakadekuatan Infection control a. Bersihkan
pertahanan tubuh Risk control lingkungan
primer Kriteria Hasil setelah dipakai
Definisi : Klien dari tanda pasien lain
mengalami dan gejala b. Pertahankan
peningkatan resiko infeksi teknik isolasi
terserang organisme Mendeskripsika c. Batasi jumlah
patogenik n proses pengunjung
Faktor resiko: penularan d. Intruksikan pada
a. Penyakit kronis penyakit, faktor pengunjung
(diabetes yang untuk mencuci
mellitus dan mempengaruhi tangan saat
obesitas) penularan serta berkunjung dan
b. Pengetahuan penatalaksanaan setelah
yang tidak nya berkunjung
cukup untuk Menunjukkan meninggalkan
menghindari kemampuan pasien
pemanjangan untuk mencegah e. Gunakan sabun
patogen timbulnya anti microbia
c. Pertahanan infeksi untuk mencuci
23
tubuh primer Jumlah leukosit tangan
yang tidak dalam batas f. Gunakan baju
adekuat normal dan sarung
1. Gangguan Menunjukkan tangan sebaga
peritalsis perilaku hidup alat pelindung
2. Kerusakan sehat g. Pertahankan
integritas lingkungan
kulit aseptik selama
pemasangan pemasangan alat
kateter h. Tingkatkan
intavena, intake nutrisi
prosedur i. Gunakan kateter
invasif) intermiten untuk
3. Perubahan menurunkan
sekresi pH infeksi kandung
d. Ketidakadekuat kencing
an pertahanan j. Monitor tanda
sekunder dan gejala
e. Malnutrisi infeksi sistemik
dan lokal
k. Monitor
kerentanan
terhadap infeksi
l. Pertahankan
teknik apsesis
pada pasien
yang beresiko
m. Berikan
perawatan kulit
pada area
epidema
n. Infeksi kulit dan
24
membran
mukosa terhadap
kemerahan,
panas, drainase
o. Intruksikan
pasien untuk
minum
antibiotik sesuai
resep
p. Ajarkan pasien
dan keluarga
tanda dan gejala
infeksi
q. Ajarkan cara
menghindari
infeksi
r. Kolaborasi
dengan dokter
25
DAFTAR PUSTAKA
26
27