Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN

“ GANGGUAN POLA PIKIR : WAHAM “

Dosen pembimbing : Indah Muharromah, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh kelompok 9:


1. Fiva Muharromah (7315080)
2. Abidatul Kholiq ( 7315033)
3. Aldi Farisal Fitrah (7315034)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
TAHUN AKADEMIK 2018
A. Masalah Utama
Gangguan pola pikir : waham
B. Proses terjadinya Masalah
1. Pengertian waham .
a. Waham adalah keyakinan yang tidak berdasarkan realitas, akan tetapi
dipertahankanoleh pasien.
b. Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan
fakta dan keyakinan tersebut mungkin aneh.
2. Jenis- jenis waham
a. Waham Kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, berpangjat tinggi, orang yang pandai sekali, orang
kaya. misalnya : “saya ini pejabat di department kesehatan lo!”.
b. waham curiga
individu merasa selalu disindir oleh orang-orang sekitarnya. individu curiga terhadap
sekitarnya biasanya individu yang mempunyai waham ini mencari cari hubungan antara
dirinya dengan orang lain disekitarnya, yang bernaksud menyindirnya atau menuduh hal-
hal yang tidak senonoh terhadap dirinya dalam bentuk yang lebih ringan, kita kenal
“ideas of refreance” yaitu ide atau perasaan bahwa peristiwa tertentu dan perbuatan-
perbuatan tertentu dari orang lain (senyuman,gerak-gerik tangan, nyanyian dan
sebagainya) mempunyai hubungan denga dirinya. misalnya “ saya tahu seluruh saudara
saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya “.
c. waham somatic atau hipokondria
keyakinan tentang berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya seperti ususnya yang
membusuk, dan otak yang mencair.
individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit
dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. misalnya “ saya sakit kanker
(kenyataannya pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker,
tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia sakit kanker).
d. waham keagamaan
waham yang keyakinan dan pembicaraan selalu tentang agama dimana memiliki
keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan berulang kali tetapi
tidak sesuai kenyataan. misalnya “ kalau saya mau masuk surge , saya harus
menggunakan pakaian putih setiap hari “
e. waham nihilistic
keyakinan bahwa dunia ini sudah hancur atau dirinya sendiri sudah meninggal. misalnya
“ ini kana lam kubur ya semua yang ada disini adalah roh-roh”
3. Tanda dan Gejala
 pasien mengungkapkan sesuatu yang diyakini (tentang agama,
kebesaran,kecurigaan,keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan
tetapi tidak sesuai kenyataan
 pasien tampak tidak mempunyai orang lain
 curiga
 bermusuhan
 merusak (diri,orang lain dan lingkungan)
 takut, sangat waspada
 tidak tepat menilai lingkungan
 ekspresi wajah tegang
 mudah tersinggung
4. Rentan respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pikiran logis Kadang proses pikir Gangguan isi pikir


terganggu
Persepsi akurat Ilusi Perubahan proses emosi
Emosi konsisten dengan Emosi berlebuhan Perilaku tak terorganisasi
pengalaman
Perilaku sesuai Berperilaku yang tidak Isolasi social
biasa
Hubungan social harmonis Menarik diri

(Prabowo,Eko.2014)

5. Faktor predisposisi
 factor perkembangan
hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal seseorang
seseorang. hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakir dengan
gangguan presepsi. pasien menekankan perasaannya sehingga pematangan fungsi
intelektual dan emosi tidak efektif.
 factor social budaya
seseorang yang merasa di asingkan dari kesepian dapat meyebabkan timbulnya
waham.
 factor psikologis
hubungan yang tidak harmonisperan ganda bertentangan dapat menimbulkan
ansietas dan berakir dengan peningkatan terhadap kenyataan.
 factor biologis
waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak,pembesaran ventrikel di otal
atau perubahan pada sel kortikal dan lindik
6. factor presipitasi
 factor social budaya
waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau
diasingkan dari kelompok
 factor biokimia
dopamine, norepinepin, dan zat halusinogen lainnya di duga dapat menjadi
penyebab waham pada seseorang
 factor psikologis
kecemasan yang memanjang dan terbatasannya kemampuan untuk mengatasi
masalah sehingga pasien mengembangkan koping untuk menhindari kenyataan
yang menyenangkan
7. Sumber koping
Ada beberapa sumber koping individu yang harus dikaji yang dapat berpengaruh
terhadap gangguan otak dan prilaku kekuatan dalam sumber koping dapat meliputi
seperti : modal intelegensi atau kreativitas yang tinggi. orang tua harus secara aktif
mendidik anak-anaknya, dewasa muda tentang keterampilan koping karena mereka
biasanya tidak hanya belajar dan pengamatan. sumber keluarga dapat berupa
pengetahuan tentang penyakit, finansial yang cukup , ketersediaan waktu dan tenaga dan
kemampuan untuk membrikan dukungan secara berkesinambungan
koping dipengaruhi oleh :
a. factor internal : pikiran ,perasaan,genetic, fisiologis, dan atau tipe kepribadian
b. factor eksternal : peristiwa-peristiwa atau fenomena alam yag terjadi dalam hidup
individu, konteks budaya dimana individu berada, dan atau hubungan-hubungan
social yang dihadapinya.
8. Mekanisme koping
berdandan dengan baik dan berpakaian rapi, tetapi terlihat eksentrik dan aneh
tidak jarang bersikap curiga atau bermusuhan terhadap orang lain. pasien biasa
cerdik ketika dlakukan pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data selain itu,
perasaan hatinya konsisten dengan isi waham
C. Pohon masalah

Resiko perilaku resiko mencederai


kekerasan orang lain

gangguan proses pikir : kerusakan komunikasi


gangguan konsep
waham verbal
diri (HDR )

Isolasi diri

menarik diri
D. Masalah keperawatan yang mungkin muncul
 resiko perilaku kekerasan b/d waham
 gangguan proses pikir : waham b/d menarik diri
 kerusakan komunikasi : verbal

E. Data yang perlu dikaji


1. apakah pasien memiliki pikiran / isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan
menetap?
a. pada proses pikir
 Sirkumstansial: pembicaraan yang tidak langsung sehingga lambat mencapai
point yang diharapkan, tetapi seringkali akhirnya mencapai point atau tujuan
yang diharapkan, sering diakibatkan keterpakuan yang berlebihan pada detail
dan petunjuk-petunjuk.
 Flight of Ideas/ lompat gagasan/ pikiran melayang : pikiran yang sangat
cepat, verbalisasi berlanjut atau permainan kata yang menghasilkan
perpindahan yang konstan dari satu ide ke ide lainnya, sehingga suatu idea
yang belum selesai diceritakan sudah disusul oleh idea yang lain.
 Kehilangan asosiasi: Pembicaraan tidak ada hubungan antara kalimat yang
satu dengan kalimat yang lainnya, dan klien tidak menyadarinya.
Tangensial : ketidakmampuan untuk mencapai tujuan secara langsung dan
seringkali pada akhirnya tidak mencapai point atau tujuan yang diharapkan.
Bloking : jalan pikiran tiba-tiba berhenti atau berhenti di tengah sebuah
kalimat. Pasien tidak dapat menerangkan kenapa ia berhenti.
pengulangan bicara: Berulang-ulang menceritakan suatu ide, tema secara
berlebihan.
b. isi pikir
 obsesi adalah satu ide yang tegar menetap dan seringkali tidak rasional, yang
biasanya dibarengi satu kompulsi untuk melakukan suatu perbuatan, tidak
dapat dihilangkan dengan usaha yang logis, berhubungan dengan kecemasan.
 depersonalisasi hipokondria adalah deprealisasi dimana penderita mengalami
perasaan bahwa hal-hal di sekitarnya adalah tidak nyata
 fobia adalah ketakutan patologis yang persisten, irasional, berlebihan, dan
selalu terjadi berhubungan dengan stimulus atau situasi spesifik yang
mengakibatkan keinginan yang memaksa untuk menghindari stimulus
tersebut: Fobia spesifik: ketakutan yang terbatas pada obyek atau situasi
 ide terkait Pembicaraan orang lain, benda-benda atau suatu kejadian yang
dihubungkan dengan dirinya.
 pikiran magis adalah Keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan
hal-hal yang mustahil / diluar kemampuannya.

c. proses pikir
 agama
 nihilistic
 somatic
 sisip pikir
 kebesaran
 siar pikir
 curiga
 control pikir
2. apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas
secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3. apakah pasien pernah merasakan bahwa benda- benda disekitarnya aneh dan tidak
nyata?
4. apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya ?
5. apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6. apakah pasien merasa bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau
kekuatan dari luar?
7. apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya
atau yakin bahwa orang lain bisa membaca pikirannya?

F. Diagnosa keperawatan
Gangguan pola pikir
G. Intervensi , Implementasi, dan Evaluasi
Rasi Implemetasi
onal

  Bantu orientasi realitas:


panggil nama, orientasi
waktu, orang dan
tempat/lingkungan
 bantu pasien dalam
menerima orang
disekelilingyan

TUK SP 1 : TUM
2 :  beri pujian pada penampilan dan  identifikasi tanda mengontr
Pasie kemampuan pasien yang realistis dan gejala waham
n  diskusikan bersama pasien  diskusikan
kemampuan yang dimiliki pada kemampuan yang
dapat waktu lalu dan saat ini yang dimiliki
meng realistis  bantu pasien
 tanyakan apa yang biasa di memenuhi
identi lakukan kemudian anjurkan untuk kebutuhannya
fikasi melakukannya saat ini ( kaitkan yang realistis
dengan aktivitas sehari-hari dan  latih kemampuan
kema
perawatan diri) yang dipilih dan
mpua  jika pasien selalu bicara tentang berikan pujian
n wahamnya, dengarkan sampai  masukan pada
kebutuhan waham tidak ada. jadual kegiatan
yang perlihatkan kepada pasien bahwa yang telah dilatih
dimil pasien sangat penting
iki
Setel
ah
dilak
ukan
pasie
n
mam
pu
intera
ksi
Pasie
n
menc
eritak
an
peras
aan
dan
kema
mpua
n
yang
dimil
iki
TUK TUK 1 : P
3: hubungan
pasie dengan pe
n Setelah
dapat SP 1 : pasien :
meng  Bantu pasien mengidentifikasi  diskusikan  Mau m
identi kebutuhan yang tidak terpenuhi baik kebutuhan pasien perawa
selama dirumah maupun dirumah sakit yang tidak  Menga
fikasi serta kejadian yang menjadi pencetus terpenuhi bantua
kan waham  evaluasi kegiatan  Tidak
pemenuhan  Mengi
kebut  Diskusikan dengan psien tentang kebutuhan pasien disamp
kejadian- kejadian traumatic yang
uhan dan berikan pujian
menimbulkan rasa takut, ansietas
yang maupun perasaan tidak dihargai.
tidak  Diskusikan kebutuhan harapan yang
terpe belum terpenuhi
nuhi  Diskusikan dengan pasien cara
memenuhi kebutuhan yang belum
Setel
terpenuhi dan kejadian yang traumatic
ah
 Diskusikan dengan pasien antara
dilak kejadian traumatic/ kebutuhan yang
ukan tidak terpenuhi
pasie
n
mam
pu
berin
terak
si :
 Dapat
menye
butkan
kejadia
n-
kejadia
n
sesuai
dengan
urutan
waktu
serta
harapa
n/
kebutu
han
dasar
yang
tidak
terpen
uhi.
misaln
ya:
harga
diri,
dan
rasa
aman
 Dapat
menye
butkan
hubun
gan
antara
kejadia
n
trauma
tis /
kebutu
han
tidak
terpen
uhi
dengan
waham
nya

TUK  Berbicara dengan pasien dalam konteks SP 1: S: pasi


4: realitas (diri, orang lain, temoat dan  Bantu pasien dalam menyebut
waktu)
Pasie memenuhi kebutuhan sekarang
 Bantu pasien dalam mengidentifikasi yang realitas
n keyakinannya yang salah tentang  Bantu pasien dalam O :
dapat situasi yang nyata (bila pasien siap): meyakinkan hoby yang
keyakinan yang benar
berhu  Diskusikan frekuaensi,intesitas,dan  Bantu pasien dalam A: masala
bung durasi terjadinya waham menceritakan P: lanjutk
 Bantu pasien membedakan situasi pengalaman yang
an meyakink
nyata dengan situasi yang menguntungkan
deng baginya benar d
dipersepsikan salah oleh pasien
an aktifitas te
 Diskusikan dengan pasien pengalaman
realit - pengalaman yang tidak
as menguntungkan sebagai akibat dari
wahamnya :
Setel
ah  Hambatan dalam berinteraksi
dengan keluarrga
dilak
 Hambatan dalam berinteraksi
ukan
dengan orang lain
intera
 Hammbatan dalam melakukan
ksi aktifitas sehari-hari
pasie
 Diskusikan tentang aktivitas / hobi
n yang disukai
mam  Anjurkan pasien untuk memilih
pu melakukan aktivitas yang
membutuhkan perhatian dan
meny
keterampilan fisik
ebutk
 Ikut sertakan pasien dalam aktifitas
an fisik yang memerlukan perhatian
perbe dalam mengisi waktu luang
daan  Ajak pasien melihat bahwa waham
peng tersebut adalah masalah yang
alam membutuhkan bantuan orang lain

an  Diskusikan dengan pasien orang/


tempat ia meminta bantuan bila
nyata wahamnya timbul/ sulit dikendalikan
deng
 Sertakan pasien dalam terapi aktifitas
an kelompok orientasi realitas
peng  Berikan reinforcement pada kegiatan
alam positif pasien
an
waha
mnya
Setel
ah
dilak
ukan
intera
ksi
pasie
n
meny
ebutk
an
gang
guan
fungs
i
hidup
sehar
i-hari
akiba
t ide-
ide/
pikir
an
yang
tidak
sesua
i
deng
an
keny
ataan
:
 Hubu
ngan
denga
n
keluar
ga
 Hubu
ngan
denga
n
orang
lain
 Aktiv
itas
sehari
-hari
TUK  Diskusikan dengan pasien tentang : SP 2: S: kurang
5 :  Manfaat minum obat dan kerugian  Jelaskan tentang obat efek samp
tidak minum obat yang diminum
Pasie O : gelisa
(6benar:jenis,guna,do
n  Nama obat,dosis,frekuensi,efek sis,frekuensi,dan A : masal
dan efek samping minum obat cara)
dapat P : l
 Bantu pasien menggunakan obat  Masukan pada jadual
meng pemenuhan mengguna
dengan proinsip 5 benar (nama pasien
guna manfaat m
kan obat,dosis,cara,waktu) kebutuhan,obat
obat  Jelaskan manfaat
 Anjurkan pasien membicarakan efek
minum obat dan
deng dan efek samoing obat yang dirasakan
kerugian tidak minum
an  Diskusikan akibat berhenti minum obat
obat tanpa konsultasi dengan dokter  Jelaskan akibat dari
benar berhenti dari minum
:  Anjurkan pasien berkonsultasi dengan obat
dokter/ perawat jika terjadi hal-hal
 Setela yang tidak diinginkan
h
dilaku  Beri reinforcement bila pasien minum
kan obat yang benar
pasie
n
intera
ksi
pasie
n
mamp
u
meny
ebutk
an :
Manf
aat
minu
m
obat
dan
kerug
ian
tidak
minu
m
obat
Nam
a,
warn
a,dos
is,efe
k
samp
ing
obat
 Setela
h
dilaku
kan
intrak
si
pasie
n
mamp
u
mend
emon
strasi
kan
pengg
unaan
obat
dan
benar
 Setela
h
dilaku
kan
intera
ksi
pasie
n
mamp
u
meny
ebutk
an
akibat
berhe
nti
minu
m
obat
tanpa
konsu
ltasi
denga
n
dokte
r
TUK  diskusikan bersama pasien SP 3 S: M
kemampuan yang dimiliki pada
2:  evaluasi kemampu
waktu lalu dan saat ini yang kemampuan yang
Pasie realistis O: bisa
dimiliki
n  tanyakan apa yang biasa di  evaluasi pasien cukup bai
lakukan kemudian anjurkan untuk
dapat memenuhi A: masala
melakukannya saat ini ( kaitkan kebutuhannya
meng dengan aktivitas sehari-hari dan P: lanjutk
yang realistis
perawatan diri)  evaluasi latih
identi kemampu
 jika pasien selalu bicara tentang kemampuan yang
fikasi
wahamnya, dengarkan sampai dipilih dan berikan
kema kebutuhan waham tidak ada. pujian
mpua perlihatkan kepada pasien bahwa  evaluasi jadual
pasien sangat penting kegiatan yang
n telah dilatih
yang
dimil
iki
Setel
ah
dilak
ukan
pasie
n
mam
pu
intera
ksi
Pasie
n
menc
eritak
an
peras
aan
dan
kema
mpua
n
yang
dimil
iki
TUK  Bantu pasien mengidentifikasi SP 4: S: dapat
3 : : kebutuhan yang tidak terpenuhi baik  Evaluasi yang diiin
selama dirumah mauoun dirumah sakit
pasie kebutuhan yang O: dapat m
serta kejadian yang menjadi pencetus telah terpenuhi
n waham A: masala
 Evaluasi kejadian
dapat  Diskusikan dengan psien tentang yang P: hentika
kejadian- kejadian traumatic yang menimbulkan rasa
meng takut
menimbulkan rasa takut, ansietas
identi maupun perasaan tidak dihargai.  Ealuasi harapan
yang diinginkan
fikasi  Diskusikan kebutuhan harapan yang
 Evaluasi cara yang
kan belum terpenuhi telah dipilih dalam
kebut  Diskusikan dengan pasien cara memenuhi
memenuhi kebutuhan yang belum kebutuhan yang
uhan diharapkan
terpenuhi dan kejadian yang traumatic
yang
 Diskusikan dengan pasien antara
tidak kejadian traumatic/ kebutuhan yang
terpe tidak terpenuhi
nuhi
Setel
ah
dilak
ukan
pasie
n
mam
pu
berin
terak
si :
 Dapat
menye
butkan
kejadia
n-
kejadia
n
sesuai
dengan
urutan
waktu
serta
harapa
n/
kebutu
han
dasara
yang
tidak
terpen
uhi.
misaln
ya:
harga
diri,
dan
rasa
aman
Dapa
t
meny
ebutk
an
hubu
ngan
antar
a
kejad
ian
trau
matis
/
kebut
uhan
tidak
terpe
nuhi
deng
an
waha
mnya

SP PADA KELUARGA
Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
TUK 1:  Diskusikan dengan SP 1 : S: keluarga
Memberikan keluarga tentang  Mengidentifikasi belum
pentingnya peran
dukungan masalah mengerti
keluarga sebagai
keluarga : pendukung untuk  Menejelaskan secara
Setelah mengatasi waham proses terjadinya keseluruhan
dilakukan masalah waham
 Diskusikan dengan
interaksi pasien : keluarga melalui  Menjelaskan O:
pertemuan perawatan
 Pengertian keluarga tentang: kebingungan,
waham pengertian waham, takut
 Tanda dan tanda dan gejala
A: masalah
gejala waham waham, penyebab
dan akibat waham, belum
 Penyebab dan cara merawat teratasi
akibat waham pasien dengan
waham. P: lanjutkan
 Cara merawat
pasien dengan  Latih keluarga orientasi
waham dalam merawat pengenalan
pasien waham masalah dan
 Tanyakan perasaan proses
keluarga setelah
mendemonstrasika terjadinya
n cara merawat masalah
pasien waham

TUK 2: Melatih  Dsikusikan SP 2: S: sedikit


keluarga dapat dengan  melatih Cara tahu cara
keluarga
mengontrol Penggunaan obat yang penggunaan
manfaat benar
merawat pasien minum obat obat yang
seta kerugian  Manfaat dan kerugian
Setelah obat benar
 bantu keluarga
dilakukan O : bertanya-
dalam  Efek samping
keluarga memantau tanya lebih
mampu : menggunakan lanjut
obat yang
Cara benar A : masalah
Penggunaan obat teratasi
 bantu keluarga
yang benar akibat berenti sebagian
Manfaat dan dalam minum P : lanjutkan
obat
kerugian obat intervensi
Efek samping cara
penggunaan
yang benar
serta manfaat
dan kerugian

TUK 3:  Diskuskan SP 3 : S: keluarga


dengan  Evaluasi latihan yang mengerti apa
Membuat
keluarga telah diambil dalam yang
perencanaan latihan yang merawat
dpilih disampaikan
pulang bersama
 Evaluasi jadual latihan
keluarga  Diskuiskan merawat mengenai
dengan
latihan yang
keluarga  Evaluasi penggunan dan
mengenai efekk samping minum dipilih
jadual obt yang benar O: menegerti
kegiatan
dan
 Diskusikan
memahami
dengan
keluarga dengan
bagaimana seksama
efek smaping
jika tidak A: masalah
minum obat teratasi
P: hentikan
intervensi
PROSES KEPERAWATAN

1. Diagnosis
Gangguan proses pikir : waham
2. Tujuan keperawatan pada pasien
 pasien dapat berorientasi pada realitas secara bertahap
 pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
 pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
 pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
3. Tindakan keperawatan
a. membina hubungan saling percaya
 mengucapkan salam terapeutik
 berjabat tangan
 menejelaskan tujuan interaksi
 membuat kontrak topic, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
b. membantu orientasi realitas
 tidak mendukung atau membantah waham pasien
 Meyakinkan pasien berada dalam keadaan aman
 mengobservasi pengaruh waham pada aktivitas sehari-hari
 jika pasien terus-menerus mebicarakan wahamnya, dengarkan tanpa
membrikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarkannya
 memberkan pujian jika penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas
d. mendiskusikan kebutuhan psikologis / emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menmbulkan kecemasan, rasa takut dan marah
e. mendiskusikan tentang kemampuan positif yang dimiliki
f. mendiskusikan tentang obat yang diminum
g. melatih minum obat yang benar

Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan


Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan

SP 1 pasien: membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak


terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktikkan kebutuhan yang tidak terpenuhi.

Peragakan komunikasi di bawah ini!


 Orientasi
a. Salam terapeutik
“selamat pagi, perkenalkan nama saya Aldi, saya perawat yang dinas pagi ini di
ruang Melati. Saya dinas dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang nanti, saya yangn
akan merawat anda hari ini. Nama anda siapa, senangnya dipanggil apa?”
b. evaluasi dan validasi
“Boleh kita berbincang tentang apa yang fiva rasakan sekarang?”
c. kontrak topic, waktu dan tempat
“Berapa lama fiva mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”
“Di mana enaknya kita berbincang-bincang, fiva?”
 Kerja
“Saya mengerti fiva merasa bahwa fiva adalah seorang nabi, tapi sulit bagi saya untuk
memercayainya karna setahu saya semua nabi sudah tidak ada lagi. Bisa kita lanjutkan
pembicaraan yang tadi terputus fiva?”
“Tampaknya fiva gelisah sekali, bisa fiva ceritakan apa yang fiva rasakan?”
“O… jadi fiva merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk
mengatur diri fiva sendiri?”
“Siapa menurut fiva yang sering mengatur-atur diri fiva?” penyebab wham
“Jadi, ibu yang sering mengarur-atur ya fiva, juga kakak dan adik fiva yang lain?”
“Kalai fiva sendiri, inginya seperti apa?”
“Bagus, fiva sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri!”
“Coba kita tuliskkan rencana dan jadwal tersebut fiva”
“Wah, bagus sekali! Jadi setiap harinya fiva ingin ada kegiatan diluar rumah karna bosan
kalau dirumah terus ya?”
 Terminasi
a. Evaluasi objektif
“Bagaimana perasaan fiva setelah berbincang-bincang dengan saya?”
“Apa saja tadi yang sudah kita bicarakan? Bagus!”
b. Rencana tindak lanjut
“Bagaimana jadwal ini fiva coba lakukan, setuju?”
“Bagaimana kalu saya datang kembali 2 jam lagi?”
“Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah fiva miliki?”
c. Kontrak yang akan datang
“Mau dimana kita bercakap-cakap?”
“Bagaimana kalau disini lagi?”

SP 2 pasien: mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu mempraktikannya.


Peragakan komunikasi dibawah ini!
 Orientasi
a. Salam trapiotik
“selamat pagi fiva, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!”
b. Evaluasi/validasi
“Apakah fiva sudah mengingat-ingat apa saja hobi fiva?”
c. Kontrak topic, tempat dan waktu
“Bagaiman akalu kita bicarakan hobi tersebit sekarang?”
“Di mana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi fiva tersebut?”
“Berapa lama fiva mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalu 20 menit?”
 Kerja
“Apa saja hobi fiva? saya catat ya fiva, terus apa lagi?”
“Wah ternyata fiva pandai main bola voli ya, tidak semua orang bisa bermain voli seperti
itu lho fiva.”
“Dapata kah fiva ceritakan kepada saya kapan pertama kali main voli, siapa yang dulu
mengajarkan kepada fiva, dimana?”
“Dapatkah fiva meragakan kepada saya bagaimana bermaian voli yang baik itu?”
“Wah, baik sekali permainannya.”
“Coba kita buata jadwal untuk kemampuan fiva ini ya, brapa kali sehari/seminggu B mau
bermain voli?”
“Apa yang fiva harapkan dari kemampuan bermain voli ini?”
“Ada tidah hobi fiva yang lain selain voli?”
 Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagai mana persaan fiva setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan kemampuan
fiva?”
b. Rencana tindak lanjut
“Setelah ini, coba fiva lakukan belajar latihan voli sesuai dengan jadwal yang kita biat
ya!”
c. Kontrak yang akan datang
“Besok kita ketemu lagi ya fiva? bagaimana kalu nanti sebelum makan siang?
Dikamar makan saja ya?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus fiva minum, setuju?”

SP 3 pasien: mengajarkan dan melati cara minum obat yang benar.


Peragakan komunikasi di bawah ini!
 Orientasi
a. Salam terapiotik
“Selamat pagi fiva! bagaimana fiva sudah di coba latihan volinya? Bagus sekali!”
b. Evaluasi/validasi
“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu, bagaimana kalau sekarang kita
membicarakan obat yang fiva minum?”
c. Kontrak waktu dan tempat
“Dimana kita mau berbicara?”
“Berapa maua kita fiva berbicara? Bagaimana kalau 30 menit?”
 Kerja
“fiva brapa macam obat yang diminum? Jam berapa saja obat di minum?”
“fiva perlu mnum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang. Obatnya ada
tiga macam, yang berwarana oranyae namanya CPZ gunanya uantuk menenangkan, yang
berwarna putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang namanya merah jambu
ini namanya HLP gunangaya agar pikiran fiva tenang. Semuanya inin diminum 3 kalai
sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Jika nanti setelah minum obat mulut B
terasa kering, untuk membantu mengatasinya fiva bisa banyak minum dan mengisap-
ngisap es batu. Sebelum minum obat ini, fiva mengecek dulu lebel dikotak obat apa bener
nama Fiva tersebut disitu, brapa dosis atau butir yanga harus diminum, jam brapa saja
harus diminum. Baca juga apa nama obat sudah benar “
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum
dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi, sebaiknya Fiva tidak menghentikan
sendiri obat yang harus diminum sebelum membicarakannya dengan dokter.”
 Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagai mana perasaan Fiva setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang Fiva
minum?”
b. Evaluasi objektif
“Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
c. Rencana tindak lanjut
“Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan Fiva. jangan lupa minum obatnya dan
nanti saat makan minta sendiri obatnya pada suster.”
“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Fiva!”
d. Kontrak yang akan datang
“Fiva, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah
dilaksanakan.” “Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 pagi dan ditempat sam?
Sampai besok!”

SP1 Keluarga : Membina hubungan saling percaya dengan keluarga ; mengidentifikasi masalah
menjelaskan proses terjadinya masalah; dan membantu pasien untuk patuh minum obat.
peragakan komunikasi dibawah ini !
ORIENTASI
a. salam trapiotik
“ Selamat pagi pak , bu, pekenalkan nama saya Aldi , saya perawat yang dinas di ruang melati
ini. saya merawat fiva selama ini. nama bapak dan ibu siapa, senangnya di panggil apa?”
b. evaluasi/validasi
“ Bagaiman kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah B dan cara merawat B di
rumah?”
c. kontrak topic, waktu dan tempat
“ Dimana kita mau berbincang bincang ? bagaimana kalau diruang wawancara ?”
“ Berapa lama waktu bapak dan ibu ?”
“ Bagaimana kalau 30 menit ?”
KERJA
“ Pak , bu, apa masalah yang bapak ibu rasakan dalam merawat B apa yang sudah dilakukan dirumah
?”
“ Dalam menghadapi sikap anak ibu dan bapak yang selalu mengaku ngaku sebagai seorang nabi,
tetapi nyatanya bukan nabi merupakan salah satu gangguan proses berfikir. untuk itu, akan saya
jelaskan sikap dan cara menghadapinya. setiap kali anak bapak dan ibu berkata bahwa ia seorang
nabi, bapak ibu dengan mengatakan pertama, “ bapak ibu mengerti B merasa seorang nabi, tetapi
sulit bagi bapak ibu untuk mempercayainya karena setahu bapak ibu semua nabi sudah
meninggal” ,kedua , bapak dan ibu harus sering memuji B jika ia melakukan hal hal yang baik, dan
ketiga, hal hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh anggota keluarga yang berinteraksi dengan B.
bapak ibu dapat bercakap cakap dengan B tentang kebutuhan yang diinginkan B , misalnya dengan
mengatakan , “ Bapak ibu percaya B punya kemampuan dan keinginan. coba ceritakan pada bapak
ibu B kan punya kemampuan ( kemampuan yang pernah dimiliki oleh anak ).”
“ Keempat, katakan , “ bagaimana kalau dicoba lagi sekarang ?” jika B mau mencoba berikan
pujian.”
“ Pak, bu, B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang. Obatnya ada
tiga macam, yang berwarna oranye namanya CPZ gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP
gunanya supaya rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran tenang
semuanya ini harus diminum secara teratur 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam,
jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karenan dapat menyebabkan B kambuh
kembali.” ( lihat keluarga saat memberikan penjelasan tentang obat kepada pasien).
“ B sudah mempunai jadwal minum obat. jika B minta obat sesuai jamnya, segera beri pujian.!”
TERMINASI
a. efaluasi subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap cakap tentang cara merawat B di
rumah?”
b. Evaluasi objektif
“ Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali
berkunjung kerumah sakit”
c. Rencana tindak lanjut
“ Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita akan
mencoba melakukan langsung cara merawat pasien B sesuai dengan pembicaraan kita tadi”
d. Kontrak yang akan datang
“ Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari? baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini pak,
bu.”

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien . peragaakan komunikasi dibawah ini !
ORIENTASI
a. Salam trapiotik
“ Selamat pagi pak, bu, sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang bertemu lagi.”
b. evaluasi/validasi
“ Bagaiman pak, bu, ada pertanyaan tentang merawat B yang kita bicaraka dua hari yang lalu?”
c. kontrak topic, waktu dan tempat
“ Sekarang kita akan latihan cara cara merawat tersebut ya pak, bu, ? kita akan coba disini dulu,
setelah itu baru kita coba langsung ke B ya?”
“ Berapa lama bapak ibu punya waktu?”
KERJA
“ Sekarang anggap saya fiva yang sedang mengaku ngaku sebagai nabi, coba bapak dan ibu
praktikkan cara bicara yang benar jika B sedang dalam keadaan yang seperti ini.”
“ Bagus betul begitu caranya !”
“ Sekarang coba praktikkan cara memberi pujian pada kemampuan yang dimiliki B . Bagus!”
“ Sekarang coba cara memotivasi B minum obat dan melakukan kegiatan positifnya sesuai jadwal?”
“ Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat B.”
“ Bagaimana kalau sekarang kita mencoba langsung kepada B?”
(ULANGI LAGI SEMUA CARA DIATAS LANGSUNG KEPADA PASIEN)
TERMINASI
a. efaluasi subjektif
“ Bagaiaman perasaan bapak ibu setelah kita berlatih cara merawat b?”
b. Evaluasi objektif
“ Setelah ini, coba bapak ibu lakukan apa yang sudah di latih tadi setiap kali bapak ibu
membesuk B.”
c. Rencana tindak lanjut
“ Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita akan
mencoba lagi cara merawat B sampai bapak ibu lancar melakukannya.”
d. Kontrak yang akan datang
“ Pukul berapa bapak ibu kemari?”
“ Baik saya tunggu kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu?”

SP 3 Kelarga: membuat perencanaan pulang bersama keluarga, peragakan komunikasi di bawah ini!
ORIENTASI
a. salam trapiotik
“ Selamat pagi pak, bu, karena B sudah boleh pulang maka kita bicarakan jadwal B selama
dirumah.”
b. evaluasi/falidasi
“ Bagaiman pak, bu, selama bapak dan ibu besuk apakah sudah terus dilatih cara merawat B?”
c. kontrak topic, waktu dan tempat
“ Nah bagaimana kalau jika kita bicarakan jadwal dirumah , mari pak, bu, duduk disisni!”
“ Berapa lama bapak dan ibu punya waktu? baik, 30 menit saja, sebelum bapak menyelesaikan
administrasi didepan.”
KERJA
“ Pak, bu, ini jadwal B selama dirumah sakit, coba diperhatikan apakah kira kira dapat dilaksanakan
semuadi rumah? jangan lupa memperhatikan B, Agar ia tetap menjalakan di rumah, dan jangan lupa
memberi tanda M (mandiri) , B(bantuan)< T (tidak melaksanakan)”
“ Hal hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilakuk yang ditampilkan oleh anak ibu dan
bapak selama dirumah. jika, selama B dirumah mengaku sebagai seorang nabi terus menerus dan
tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat, dan memperlihatkan perilaku yang
membahayakan orang lain. jika hal ini terjadi segera hubungi suster E di puskesmas indra puri,
puskesmas terdekat dari rumah ibundan bapak, ini nomer telepon puskesmas (0651 321 xxx).”
Selanjutnya suster E yang akan membantu memantau perkembangan B selama dirumah.”
TERMINASI
a. evaluasi subjektif
“ Apa yang ingin bapak ibu tanyakan? bagaimana perasaan bapak ibu ? sudah siap melanjutkan
dirumah?”
b. evaluasi objektif
“ Ini jadwal kegiatan hariannya, ini rujukan untuk suster E di puskesmas indra puri . jika ada apa apa
bapak ibu boleh juga menghubungi kami . silahkan menyelesaikan administrasi dikantor depan.”
DAFTAR PUSTAKA
Kelliat, Budi Anna.2009. Model Praktik Keperawatan Profesioanal Jiwa.Jakarta: EGC Buku
Kedokteran
Prabowo, Eko. 2014.Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.Nuha Medika.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai