PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
TAHUN AKADEMIK 2018
A. Masalah Utama
Gangguan pola pikir : waham
B. Proses terjadinya Masalah
1. Pengertian waham .
a. Waham adalah keyakinan yang tidak berdasarkan realitas, akan tetapi
dipertahankanoleh pasien.
b. Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan
fakta dan keyakinan tersebut mungkin aneh.
2. Jenis- jenis waham
a. Waham Kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, berpangjat tinggi, orang yang pandai sekali, orang
kaya. misalnya : “saya ini pejabat di department kesehatan lo!”.
b. waham curiga
individu merasa selalu disindir oleh orang-orang sekitarnya. individu curiga terhadap
sekitarnya biasanya individu yang mempunyai waham ini mencari cari hubungan antara
dirinya dengan orang lain disekitarnya, yang bernaksud menyindirnya atau menuduh hal-
hal yang tidak senonoh terhadap dirinya dalam bentuk yang lebih ringan, kita kenal
“ideas of refreance” yaitu ide atau perasaan bahwa peristiwa tertentu dan perbuatan-
perbuatan tertentu dari orang lain (senyuman,gerak-gerik tangan, nyanyian dan
sebagainya) mempunyai hubungan denga dirinya. misalnya “ saya tahu seluruh saudara
saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya “.
c. waham somatic atau hipokondria
keyakinan tentang berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya seperti ususnya yang
membusuk, dan otak yang mencair.
individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit
dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. misalnya “ saya sakit kanker
(kenyataannya pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker,
tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia sakit kanker).
d. waham keagamaan
waham yang keyakinan dan pembicaraan selalu tentang agama dimana memiliki
keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan berulang kali tetapi
tidak sesuai kenyataan. misalnya “ kalau saya mau masuk surge , saya harus
menggunakan pakaian putih setiap hari “
e. waham nihilistic
keyakinan bahwa dunia ini sudah hancur atau dirinya sendiri sudah meninggal. misalnya
“ ini kana lam kubur ya semua yang ada disini adalah roh-roh”
3. Tanda dan Gejala
pasien mengungkapkan sesuatu yang diyakini (tentang agama,
kebesaran,kecurigaan,keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan
tetapi tidak sesuai kenyataan
pasien tampak tidak mempunyai orang lain
curiga
bermusuhan
merusak (diri,orang lain dan lingkungan)
takut, sangat waspada
tidak tepat menilai lingkungan
ekspresi wajah tegang
mudah tersinggung
4. Rentan respon
(Prabowo,Eko.2014)
5. Faktor predisposisi
factor perkembangan
hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal seseorang
seseorang. hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakir dengan
gangguan presepsi. pasien menekankan perasaannya sehingga pematangan fungsi
intelektual dan emosi tidak efektif.
factor social budaya
seseorang yang merasa di asingkan dari kesepian dapat meyebabkan timbulnya
waham.
factor psikologis
hubungan yang tidak harmonisperan ganda bertentangan dapat menimbulkan
ansietas dan berakir dengan peningkatan terhadap kenyataan.
factor biologis
waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak,pembesaran ventrikel di otal
atau perubahan pada sel kortikal dan lindik
6. factor presipitasi
factor social budaya
waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau
diasingkan dari kelompok
factor biokimia
dopamine, norepinepin, dan zat halusinogen lainnya di duga dapat menjadi
penyebab waham pada seseorang
factor psikologis
kecemasan yang memanjang dan terbatasannya kemampuan untuk mengatasi
masalah sehingga pasien mengembangkan koping untuk menhindari kenyataan
yang menyenangkan
7. Sumber koping
Ada beberapa sumber koping individu yang harus dikaji yang dapat berpengaruh
terhadap gangguan otak dan prilaku kekuatan dalam sumber koping dapat meliputi
seperti : modal intelegensi atau kreativitas yang tinggi. orang tua harus secara aktif
mendidik anak-anaknya, dewasa muda tentang keterampilan koping karena mereka
biasanya tidak hanya belajar dan pengamatan. sumber keluarga dapat berupa
pengetahuan tentang penyakit, finansial yang cukup , ketersediaan waktu dan tenaga dan
kemampuan untuk membrikan dukungan secara berkesinambungan
koping dipengaruhi oleh :
a. factor internal : pikiran ,perasaan,genetic, fisiologis, dan atau tipe kepribadian
b. factor eksternal : peristiwa-peristiwa atau fenomena alam yag terjadi dalam hidup
individu, konteks budaya dimana individu berada, dan atau hubungan-hubungan
social yang dihadapinya.
8. Mekanisme koping
berdandan dengan baik dan berpakaian rapi, tetapi terlihat eksentrik dan aneh
tidak jarang bersikap curiga atau bermusuhan terhadap orang lain. pasien biasa
cerdik ketika dlakukan pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data selain itu,
perasaan hatinya konsisten dengan isi waham
C. Pohon masalah
Isolasi diri
menarik diri
D. Masalah keperawatan yang mungkin muncul
resiko perilaku kekerasan b/d waham
gangguan proses pikir : waham b/d menarik diri
kerusakan komunikasi : verbal
c. proses pikir
agama
nihilistic
somatic
sisip pikir
kebesaran
siar pikir
curiga
control pikir
2. apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas
secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3. apakah pasien pernah merasakan bahwa benda- benda disekitarnya aneh dan tidak
nyata?
4. apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya ?
5. apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6. apakah pasien merasa bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau
kekuatan dari luar?
7. apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya
atau yakin bahwa orang lain bisa membaca pikirannya?
F. Diagnosa keperawatan
Gangguan pola pikir
G. Intervensi , Implementasi, dan Evaluasi
Rasi Implemetasi
onal
TUK SP 1 : TUM
2 : beri pujian pada penampilan dan identifikasi tanda mengontr
Pasie kemampuan pasien yang realistis dan gejala waham
n diskusikan bersama pasien diskusikan
kemampuan yang dimiliki pada kemampuan yang
dapat waktu lalu dan saat ini yang dimiliki
meng realistis bantu pasien
tanyakan apa yang biasa di memenuhi
identi lakukan kemudian anjurkan untuk kebutuhannya
fikasi melakukannya saat ini ( kaitkan yang realistis
dengan aktivitas sehari-hari dan latih kemampuan
kema
perawatan diri) yang dipilih dan
mpua jika pasien selalu bicara tentang berikan pujian
n wahamnya, dengarkan sampai masukan pada
kebutuhan waham tidak ada. jadual kegiatan
yang perlihatkan kepada pasien bahwa yang telah dilatih
dimil pasien sangat penting
iki
Setel
ah
dilak
ukan
pasie
n
mam
pu
intera
ksi
Pasie
n
menc
eritak
an
peras
aan
dan
kema
mpua
n
yang
dimil
iki
TUK TUK 1 : P
3: hubungan
pasie dengan pe
n Setelah
dapat SP 1 : pasien :
meng Bantu pasien mengidentifikasi diskusikan Mau m
identi kebutuhan yang tidak terpenuhi baik kebutuhan pasien perawa
selama dirumah maupun dirumah sakit yang tidak Menga
fikasi serta kejadian yang menjadi pencetus terpenuhi bantua
kan waham evaluasi kegiatan Tidak
pemenuhan Mengi
kebut Diskusikan dengan psien tentang kebutuhan pasien disamp
kejadian- kejadian traumatic yang
uhan dan berikan pujian
menimbulkan rasa takut, ansietas
yang maupun perasaan tidak dihargai.
tidak Diskusikan kebutuhan harapan yang
terpe belum terpenuhi
nuhi Diskusikan dengan pasien cara
memenuhi kebutuhan yang belum
Setel
terpenuhi dan kejadian yang traumatic
ah
Diskusikan dengan pasien antara
dilak kejadian traumatic/ kebutuhan yang
ukan tidak terpenuhi
pasie
n
mam
pu
berin
terak
si :
Dapat
menye
butkan
kejadia
n-
kejadia
n
sesuai
dengan
urutan
waktu
serta
harapa
n/
kebutu
han
dasar
yang
tidak
terpen
uhi.
misaln
ya:
harga
diri,
dan
rasa
aman
Dapat
menye
butkan
hubun
gan
antara
kejadia
n
trauma
tis /
kebutu
han
tidak
terpen
uhi
dengan
waham
nya
SP PADA KELUARGA
Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi
TUK 1: Diskusikan dengan SP 1 : S: keluarga
Memberikan keluarga tentang Mengidentifikasi belum
pentingnya peran
dukungan masalah mengerti
keluarga sebagai
keluarga : pendukung untuk Menejelaskan secara
Setelah mengatasi waham proses terjadinya keseluruhan
dilakukan masalah waham
Diskusikan dengan
interaksi pasien : keluarga melalui Menjelaskan O:
pertemuan perawatan
Pengertian keluarga tentang: kebingungan,
waham pengertian waham, takut
Tanda dan tanda dan gejala
A: masalah
gejala waham waham, penyebab
dan akibat waham, belum
Penyebab dan cara merawat teratasi
akibat waham pasien dengan
waham. P: lanjutkan
Cara merawat
pasien dengan Latih keluarga orientasi
waham dalam merawat pengenalan
pasien waham masalah dan
Tanyakan perasaan proses
keluarga setelah
mendemonstrasika terjadinya
n cara merawat masalah
pasien waham
1. Diagnosis
Gangguan proses pikir : waham
2. Tujuan keperawatan pada pasien
pasien dapat berorientasi pada realitas secara bertahap
pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
3. Tindakan keperawatan
a. membina hubungan saling percaya
mengucapkan salam terapeutik
berjabat tangan
menejelaskan tujuan interaksi
membuat kontrak topic, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
b. membantu orientasi realitas
tidak mendukung atau membantah waham pasien
Meyakinkan pasien berada dalam keadaan aman
mengobservasi pengaruh waham pada aktivitas sehari-hari
jika pasien terus-menerus mebicarakan wahamnya, dengarkan tanpa
membrikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarkannya
memberkan pujian jika penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas
d. mendiskusikan kebutuhan psikologis / emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menmbulkan kecemasan, rasa takut dan marah
e. mendiskusikan tentang kemampuan positif yang dimiliki
f. mendiskusikan tentang obat yang diminum
g. melatih minum obat yang benar
SP1 Keluarga : Membina hubungan saling percaya dengan keluarga ; mengidentifikasi masalah
menjelaskan proses terjadinya masalah; dan membantu pasien untuk patuh minum obat.
peragakan komunikasi dibawah ini !
ORIENTASI
a. salam trapiotik
“ Selamat pagi pak , bu, pekenalkan nama saya Aldi , saya perawat yang dinas di ruang melati
ini. saya merawat fiva selama ini. nama bapak dan ibu siapa, senangnya di panggil apa?”
b. evaluasi/validasi
“ Bagaiman kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah B dan cara merawat B di
rumah?”
c. kontrak topic, waktu dan tempat
“ Dimana kita mau berbincang bincang ? bagaimana kalau diruang wawancara ?”
“ Berapa lama waktu bapak dan ibu ?”
“ Bagaimana kalau 30 menit ?”
KERJA
“ Pak , bu, apa masalah yang bapak ibu rasakan dalam merawat B apa yang sudah dilakukan dirumah
?”
“ Dalam menghadapi sikap anak ibu dan bapak yang selalu mengaku ngaku sebagai seorang nabi,
tetapi nyatanya bukan nabi merupakan salah satu gangguan proses berfikir. untuk itu, akan saya
jelaskan sikap dan cara menghadapinya. setiap kali anak bapak dan ibu berkata bahwa ia seorang
nabi, bapak ibu dengan mengatakan pertama, “ bapak ibu mengerti B merasa seorang nabi, tetapi
sulit bagi bapak ibu untuk mempercayainya karena setahu bapak ibu semua nabi sudah
meninggal” ,kedua , bapak dan ibu harus sering memuji B jika ia melakukan hal hal yang baik, dan
ketiga, hal hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh anggota keluarga yang berinteraksi dengan B.
bapak ibu dapat bercakap cakap dengan B tentang kebutuhan yang diinginkan B , misalnya dengan
mengatakan , “ Bapak ibu percaya B punya kemampuan dan keinginan. coba ceritakan pada bapak
ibu B kan punya kemampuan ( kemampuan yang pernah dimiliki oleh anak ).”
“ Keempat, katakan , “ bagaimana kalau dicoba lagi sekarang ?” jika B mau mencoba berikan
pujian.”
“ Pak, bu, B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang. Obatnya ada
tiga macam, yang berwarna oranye namanya CPZ gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP
gunanya supaya rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran tenang
semuanya ini harus diminum secara teratur 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam,
jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karenan dapat menyebabkan B kambuh
kembali.” ( lihat keluarga saat memberikan penjelasan tentang obat kepada pasien).
“ B sudah mempunai jadwal minum obat. jika B minta obat sesuai jamnya, segera beri pujian.!”
TERMINASI
a. efaluasi subjektif
“ Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap cakap tentang cara merawat B di
rumah?”
b. Evaluasi objektif
“ Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali
berkunjung kerumah sakit”
c. Rencana tindak lanjut
“ Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita akan
mencoba melakukan langsung cara merawat pasien B sesuai dengan pembicaraan kita tadi”
d. Kontrak yang akan datang
“ Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari? baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini pak,
bu.”
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien . peragaakan komunikasi dibawah ini !
ORIENTASI
a. Salam trapiotik
“ Selamat pagi pak, bu, sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang bertemu lagi.”
b. evaluasi/validasi
“ Bagaiman pak, bu, ada pertanyaan tentang merawat B yang kita bicaraka dua hari yang lalu?”
c. kontrak topic, waktu dan tempat
“ Sekarang kita akan latihan cara cara merawat tersebut ya pak, bu, ? kita akan coba disini dulu,
setelah itu baru kita coba langsung ke B ya?”
“ Berapa lama bapak ibu punya waktu?”
KERJA
“ Sekarang anggap saya fiva yang sedang mengaku ngaku sebagai nabi, coba bapak dan ibu
praktikkan cara bicara yang benar jika B sedang dalam keadaan yang seperti ini.”
“ Bagus betul begitu caranya !”
“ Sekarang coba praktikkan cara memberi pujian pada kemampuan yang dimiliki B . Bagus!”
“ Sekarang coba cara memotivasi B minum obat dan melakukan kegiatan positifnya sesuai jadwal?”
“ Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat B.”
“ Bagaimana kalau sekarang kita mencoba langsung kepada B?”
(ULANGI LAGI SEMUA CARA DIATAS LANGSUNG KEPADA PASIEN)
TERMINASI
a. efaluasi subjektif
“ Bagaiaman perasaan bapak ibu setelah kita berlatih cara merawat b?”
b. Evaluasi objektif
“ Setelah ini, coba bapak ibu lakukan apa yang sudah di latih tadi setiap kali bapak ibu
membesuk B.”
c. Rencana tindak lanjut
“ Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita akan
mencoba lagi cara merawat B sampai bapak ibu lancar melakukannya.”
d. Kontrak yang akan datang
“ Pukul berapa bapak ibu kemari?”
“ Baik saya tunggu kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu?”
SP 3 Kelarga: membuat perencanaan pulang bersama keluarga, peragakan komunikasi di bawah ini!
ORIENTASI
a. salam trapiotik
“ Selamat pagi pak, bu, karena B sudah boleh pulang maka kita bicarakan jadwal B selama
dirumah.”
b. evaluasi/falidasi
“ Bagaiman pak, bu, selama bapak dan ibu besuk apakah sudah terus dilatih cara merawat B?”
c. kontrak topic, waktu dan tempat
“ Nah bagaimana kalau jika kita bicarakan jadwal dirumah , mari pak, bu, duduk disisni!”
“ Berapa lama bapak dan ibu punya waktu? baik, 30 menit saja, sebelum bapak menyelesaikan
administrasi didepan.”
KERJA
“ Pak, bu, ini jadwal B selama dirumah sakit, coba diperhatikan apakah kira kira dapat dilaksanakan
semuadi rumah? jangan lupa memperhatikan B, Agar ia tetap menjalakan di rumah, dan jangan lupa
memberi tanda M (mandiri) , B(bantuan)< T (tidak melaksanakan)”
“ Hal hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilakuk yang ditampilkan oleh anak ibu dan
bapak selama dirumah. jika, selama B dirumah mengaku sebagai seorang nabi terus menerus dan
tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat, dan memperlihatkan perilaku yang
membahayakan orang lain. jika hal ini terjadi segera hubungi suster E di puskesmas indra puri,
puskesmas terdekat dari rumah ibundan bapak, ini nomer telepon puskesmas (0651 321 xxx).”
Selanjutnya suster E yang akan membantu memantau perkembangan B selama dirumah.”
TERMINASI
a. evaluasi subjektif
“ Apa yang ingin bapak ibu tanyakan? bagaimana perasaan bapak ibu ? sudah siap melanjutkan
dirumah?”
b. evaluasi objektif
“ Ini jadwal kegiatan hariannya, ini rujukan untuk suster E di puskesmas indra puri . jika ada apa apa
bapak ibu boleh juga menghubungi kami . silahkan menyelesaikan administrasi dikantor depan.”
DAFTAR PUSTAKA
Kelliat, Budi Anna.2009. Model Praktik Keperawatan Profesioanal Jiwa.Jakarta: EGC Buku
Kedokteran
Prabowo, Eko. 2014.Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.Nuha Medika.Yogyakarta.