Anda di halaman 1dari 7

Nama: Ria Melyanti

NIM: A031171535

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-


2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut
COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia
akut, sampai kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang
menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang
dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.

Jumlah pasien terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 terus bertambah, baik di dunia
maupun Indonesia. Menurut data Worldmeters Senin (30/3/2020) pukul 15.31 WIB, jumlah
pasien Covid-19 yang terkonfirmasi di seluruh dunia ada 724.565 kasus.Kasus positif virus
Corona atau Covid-19 di Indonesia sendiri pertama kali terdeteksi pada Senin (2/3). Pertama kali
diumumkan oleh Presiden Joko Widodo. Sejak hari itu, jumlah kasus positif Corona semakin
bertambah dari hari ke hari. Ada pasien yang meninggal dunia, banyak juga yang dinyatakan negatif
dan akhirnya sembuh. Adapun perkembangan virus corona dari waktu ke waktu sebagai berikut.

Senin (2/3)
Kasus positif Corona di Indonesia pertama kali disampaikan Presiden Joko Widodo di Istana
Presiden. Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang di Indonesia positif terjangkit
virus corona. Dua WNI itu tersebut sempat kontak dengan warga negara Jepang yang datang
ke Indonesia.

Jumat (6/3)
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto menyebut
ada dua lagi pasien yang dinyatakan positif corona. Pasien itu memang sudah dalam
perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso. Total menjadi
empat kasus.

Minggu (8/3)
Pemerintah kembali mengumumkan dua kasus baru positif virus corona atau Covid-19.
Sampai hari ini, total enam kasus positif corona terdeteksi di Indonesia.

Selasa (10/3)
Pemerintah kembali mengumumkan penambahan kasus positif virus Corona atau Covid-19 di
Indonesia. Pasien yang positif bertambah 8 orang dan jika ditotal dengan yang sebelumnya
menjadi 27 kasus.

Rabu (11/3)
Jumlah pasien positif terpapar virus corona atau Covid-19 di Indonesia bertambah. Total
menjadi 34 kasus positif. Dengan kondisi rata-rata sakit ringan.

Kamis (12/3)
Pasien positif Corona kasus 25 meninggal dunia. Kejadian pertama kasus positif Corona
meninggal dunia. Pada tanggal ini pula, tiga pasien kasus positif Corona dinyatakan sembuh.
Yakni kasus 6, 14 dan 19.

Jumat (13/3)
Pemerintah mengumumkan pasien positif Corona Covid-19 di Indonesia total menjadi 69
Nama: Ria Melyanti

NIM: A031171535

orang. Pada Jumat (13/3), pasien positif corona bertambah 35 orang dari semula 34 pasien
saja. Dari seluruh pasien positif itu, ada dua balita. Dua anak itu diberi nomor medis Kasus-
49 dan Kasus-54. Pasien positif Corona Kasus 35, 36 dan 50 meninggal dunia.

Sabtu (14/3)
Juru bicara penanganan kasus virus corona Achmad Yurianto mengungkapkan kasus pasien
positif virus corona atau Covid-19 kembali bertambah. Kini total menjadi 96 kasus. Salah
satunya adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Menhub dipastikan positif terpapar
virus corona atau Covid-19. Jumlah pasien positif Corona yang sembuh bertambah dua yakni
kasus 1 dan 3. Sehingga total pasien sembuh menjadi lima orang. Satu pasien kasus positif
Corona meninggal dunia. Namun tidak disebutkan kasus nomor berapa yang meninggal.

Minggu (15/3)
Jumlah pasien positif terinfeksi virus Covid-19 atau Corona di Indonesia bertambah menjadi
117 orang. Jubir Pemerintah khusus penanganan virus corona, Achmad Yurianto
mengungkapkan terdapat 21 kasus baru, penambahan ini didominasi dari Jakarta.
Jumlah pasien kasus positif Corona yang sembuh bertambah tiga menjadi delapan orang.
Namun tidak disebutkan kasus nomor berapa yang baru dinyatakan sembuh.

Senin (16/3)
Juru bicara pemerintah untuk Kasus Corona, Achmad Yurianto menuturkan, kasus positif
Corona di Indonesia bertambah 17 kasus pada Senin (16/3). Total menjadi 134 kasus.
Penambahan 17 kasus berasal dari Jawa Barat 1 orang, Banten 1 orang dan Jawa Tengah 1
serta DKI Jakarta ada 14 kasus.

Selasa (17/3)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto memaparkan,
kasus positif virus Corona atau Covid-19 melonjak menjadi 172 orang. Dari jumlah itu, 7
orang dinyatakan meninggal dunia.Penambahan terbanyak dari DKI Jakarta, kemudian dari
Jatim, kemudian dari Jateng dan dari Kepri. Secara umum kondisi yang dirawat sudah
membaik. Dia menyebutkan,sudah ada 9 orang yang sembuh dan pulang. Beberapa orang lagi
menunggu pemeriksaan kedua.

Rabu (18/3)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto mengaku timnya
menemukan banyak tambahan kasus positif Corona. Penambahan 55 kasus positif. "Total
sampai hari ini, 227 kasus positif," ujar Yuri. Tambahan itu berasal dari: Banten 4 kasus
positif. Yogyakarta 1 kasus positif. DKI 30 kasus positif. Jawa Barat 12 kasus positif. Jawa
Tengah 2 kasus, Sumatera Utara 1 kasus, Lampung 1 kasus, Riau 1 kasus, kalimantan timur 1
kasus. Untuk pasien yang sudah sembuh dan dipulangkan mencapai 11 kasus. Rinciannya, 1
kasus di Banten, di Jakarta ada 9 kasus, Jawa Barat 1 kasus. "Jadi yang sudah sembuh dan
dipulangkan 11 kasus.”

Untuk kasus yang meninggal, pemerintah menyebut ada RS yang sejak tanggal 12 hingga 17
Maret belum memberikan data. Sehingga ketika data diperbaharui, terjadi lonjakan jumlah
kasus meninggal.
Nama: Ria Melyanti

NIM: A031171535

"Data sudah diperbaiki. Setelah diakumulasi, kasus meninggal sampai 18 Maret yaitu Bali 1
meninggal, Banten 1 meninggal, DKI Jakarta 12 meninggal, Jawa Barat 1 meninggal, Jawa
Tengah 2 meninggal, Jawa Timur 1 meninggal, Sumatera Utara 1 meninggal. Jadi total 19
meninggal," katanya.

Kamis (19/3)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto mengatakan, ada
penambahan kasus positif secara signifikan. "Sekarang terlaporkan kasus positif ada 309,"
ujar Yuri di kantor BNPB, Kamis (19/3).

Penambahan terbanyak dari DKI Jakarta. Peningkatan 52 kasus positif Corona menjadi 210
di Jakarta. Di Banten juga ada penambahan 10 kasus menjadi 27 kasus. DIY terjadi
penambahan dua kasus menjadi lima kasus. Di Jawa Barat terjadi penambahan dua kasus
menjadi 26.

Di Jawa Tengah terjadi penambahan empat kasus menjadi total 12 kasus. Jawa Timur
penambahan satu kasus jadi total sembilan kasus. Di Kalimantan Barat tercatat dua kasus. Di
Kalimantan Timur penambahan dua kasus jadi tiga kasus. Di Provinsi Bali satu kasus.
Kepulauan Riau terjadi penambahan dua kasus sehingga total 3 orang.

Ada satu kasus di Sulawesi Utara. Sedangkan di Sumatera Utara terjadi penambahan satu
kasus menjadi dua kasus. Di Sulawesi Tenggara ada tiga kasus dan di Sulawesi Selatan ada
dua kasus. Lampung tetap satu kasus, Riau ada penambahan satu kasus menjadi dua kasus.

Dari jumlah itu, total kasus kematian 25 kasus. Dengan persentase kematian 8 persen dari
total kasus. "Angka ini memang tinggi," kata Yuri.

Jumat (20/3)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menuturkan,
pada hari ini terdapat penambahan 60 kasus positif Corona atau Covid-19. Sehingga total
hingga hari ini, Jumat (20/3) terdapat 369 kasus positif.

Selain itu ada penambahan satu kasus sembuh, sehingga total menjadi 17 pasien sembuh. Dia
menambahkan, untuk kasus meninggal ada penambahan 7 orang sehingga total jadi 32 orang.

Sabtu (21/3)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto memaparkan,
ada penambahan kasus baru 81 orang. Sehingga total kasus 450 orang. Jumlah kasus sembuh
20 orang. Kemudian ada penambahan kasus kematian 6 orang. Sehingga total yang
meninggal 38 orang.

Minggu (22/3)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto mengatakan,
hingga hari ini ada tambahan 64 kasus positif yang sedang menjalani perawatan. Sehingga
total kasus positif di Indonesia mencapai 514 orang.

Selain itu ada penambahan kasus sembuh setelah dua kali pemeriksaan lab dinyatakan negatif
dan dipulangkan. Ada tambahan 9 orang, jadi total ada 29 orang yang sembuh.
Nama: Ria Melyanti

NIM: A031171535

Ada pula penambahan kasus meninggal sebanyak 10 orang. Sehingga total kasus meninggal
48 orang.

Senin (23/3)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menuturkan,
terjadi penambahan kasus baru 65 orang. Sehingga total kasus positif Corona hingga hari ini,
Senin (23/3) mencapai 579 kasus.

Kemudian ada penambahan satu pasien yang dua kali negatif dan dinyatakan sembuh,
sehingga total menjadi 30 orang yang sembuh. Kemudian satu tambahan kasus meninggal,
sehingga jadi 49 kasus.

Selasa (24/3)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menuturkan,
terjadi penambahan kasus positif Corona sebanyak 107. Sehingga total menjadi 686 kasus
positif. Tidak terjadi penambahan kasus sembuh masih tetap 30 orang. Penambahan kasus
meninggal 7 orang menjadi 55 orang.

Rabu (25/3)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menyampaikan
perbaikan data kasus positif yang tercatat kemarin atau Selasa (24/3) adalah 685 kasus, bukan
686. Pada hari ini, Rabu (25/3), ada penambahan kasus positif Corona sebanyak 105 kasus.
Sehingga total menjadi 790 kasus.

Untuk kasus pasien sembuh bertambah satu orang menjadi 31 orang. Sementara untuk kasus
kematian setelah diverifikasi ulang, data pada kemarin adalah 55 orang. Hari ini bertambah
tiga kasus menjadi total 58 kasus.

Kamis (26/3)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menyampaikan,
data sampai hari ini, Kamis (26/3), total ada 893 kasus positif Corona atau Covid-19. Terjadi
penambahan 103 kasus positif Corona.

Untuk pasien yang sembuh, terjadi penambahan 4 kasus menjadi 35 orang. Sedangkan untuk
jumlah pasien meninggal dunia, bertambah sebanyak 20 kasus. Total 78 kasus meninggal.

Jumat (27/3)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menyebutkan
ada 153 kasus baru yang didapatkan dalam 24 jam terakhir. Ini menggambarkan masih ada
penularan dan masih ada sumber penyakit dan kontak yang terjadi.

Sehingga total kasus positif Corona di Indonesia menjadi 1.046 kasus. Dalam 24 jam terakhir,
ada 11 pasien sembuh dan diperbolehkan pulang. Sehingga total pasien sembuh menjadi 46.
Selain itu, ada sembilan kematian baru dalam 24 jam terakhir. Jumlah total pasien meninggal
menjadi 87 orang.

Sabtu (28/3)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menungkapkan,
Nama: Ria Melyanti

NIM: A031171535

penularan virus Corona terus terjadi. Terbukti dengan bertambahnya 109 kasus positif
Corona. Sehingga menjadi 1.155 kasus positif.

Pasien sudah sembuh bertambah 13 orang. Total pasien sembuh menjadi 59 orang. Kasus
kematian bertambah 15 orang. Sehingga menjadi 102 orang yang meninggal akibat kasus ini.

Minggu (29/3)
Jumlah kasus positif virus Corona atau Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Juru Bicara
Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yuri menyebutkan, ada penambahan 130
kasus positif Cocid-19. Dengan demikian, total sudah 1.285 orang positif Virus Corona.
Selain itu ada penambahan 5 orang pasien yang sembuh. Sehingga total jadi 64 orang yang
dinyatakan sembuh dari Corona. Sedangkan untuk angka kematian yang diakibatkan Covid-
19, bertambah 12 kasus. Sehingga totalnya menjadi 114 kasus meninggal.

Sampai saat ini pasien positif corona terus bertambah, berbagai upaya yang dilakukan
pemerintah terus dilakukan, mulai dari pemberhentian aktivitas atau kegiatan yang
mengundang orang banyak, hingga anjuran kepada masyarakat untuk tetap berdiam diri di
rumah. Bukan hanya berdampak pada aktivitas sosial, virus corona juga sangat
mempengaruhi aktivitas perekonomian baik di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Ekonom
sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah
Redjalam, mengkhawatirkan jika pemerintah tidak bergerak cepat mengatasi penyebaran
virus corona, maka akan menyebabkan Indonesia alami krisis ekonomi berkepanjangan.

"Kalau pemerintah tidak mengantisipasi corona ini dengan baik, Kita bisa mengalami krisis.
Krisis bisa dicegah dengan persiapan kebijakan yang tepat, sayangnya sejauh ini kebijakan
itu belum tampak, pemerintah terlihat tidak punya persiapan untuk kondisi yang terburuk,"
kata Piter kepada liputan6.com, Selasa (17/3/2020).

Menurutnya, saat ini perkembangan virus corona sangat mengkhawatirkan, sementara


pemerintah nampak ragu-ragu untuk mengambil tindakan drastis mengatasi corona.
Pemerintah seakan diharapkan dilema antara upaya yang benar-benar fokus mengatasi virus
corona dengan upaya menyelamatkan perekonomian. Bahkan beberapa kebijakan stimulus
sudah dikeluarkan pemerintah untuk membantu dunia usaha, tapi apakah pemerintah sudah
mempersiapkan kebijakan untuk kondisi terburuk?,

"Saya khawatir dengan penanganan virus corona yang serba tanggung saat ini akan terjadi
ledakan penderita corona, yang pada ujungnya akan memaksa pemerintah mau tidak mau
melakukan lockdown atau isolasi," ujarnya.

Namun, apabila nanti lockdown diakukan tanpa perencanaan, dan dilakukan ketika
korban virus corona sudah tidak tertanggulangimaka proses penyembuhannya akan jauh
Lebih lama dan dampak negatifnya terhadap perekonomian justru akan jauh lebih besar.
Kendati begitu, Indonesia berpotensi mengalami krisis ekonomi, apabila terjadi faktor-faktor
berikut, yakni suatu perekonomian dikatakan krisis apabila mayoritas pelaku ekonomi
dihampir semua sektor tidak bisa melakukan aktivitas ekonomi secara baik, semua indikator
ekonomi mengalami perkembangan negatif.
Nama: Ria Melyanti

NIM: A031171535

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira
Adhinegara mengatakan, Indonesia rentan terhadap krisis ekonomi. Apalagi kini sedang
merebaknya virus corona atau COVID-19 di Indonesia yang berdampak terhadap
perekonomian. Ia pun memaparkan lima faktor alasan Indonesia rentan masuk dalam krisis
ekonomi. Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan yang cukup
tajam, yang diperkirakan hanya 4,5-4,8 persen di tahun 2020.

“Bahkan Tahun 2008 pada saat krisis subprime mortgage di AS, pertumbuhan ekonomi
Indonesia tercatat 6,1 persen. Baru setelahnya turun tajam ke 4,5 persen. Jadi kondisi saat ini
jauh lebih beresiko dibandingkan krisis tahun 2008,” kata Bhima kepada Liputan6.com,
Senin (16/3/2020).

Kedua, terkait aliran modal keluar sepanjang enam bulan terakhir, tercatat investor asing
melakukan aksi jual sebesar Rp16 triliun. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 24
persen di periode yang sama. Sementara itu kurs rupiah melemah 5,41 persen dalam 6 bulan
terakhir sebagai akibat dari keluarnya dana asing.

Selanjutnya, ketiga, Indonesia makin rentan terpapar kepanikan pasar keuangan global. 
Menurut Asian Development Bank (ADB), sebanyak 38,5 persen surat utang pemerintah
Indonesia dipegang oleh investor asing. Lebih tinggi dari negara Asia lainnya. Jika terjadi
aksi jual secara serentak tentunya ini beresiko tinggi terhadap krisis ekonomi.

Sebagai upaya tindak lanjut melaksanakan kesiapsiagaan, deteksi pencegahan, dan


penanggulangan penyebaran COVID-19, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
(PPATK) melakukan penyesuaian sistem kerja. Meski demikian, PPATK tetap memastikan
bahwa proses bisnis anti-pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme (APUPPT)
tetap berjalan dan akan dilakukan evaluasi dari waktu ke waktu untuk meresponse secara
cepat dan tepat perkembangan penyebaran COVID-19. Penyesuaian sistem kerja ini
bertujuan untuk memberikan perlindungan kesehatan dan keselamatan bagi seluruh elemen di
PPATK serta pihak terkait terhadap kemungkinan terjadinya penyebaran COVID-19,
khususnya di lingkungan PPATK. Berdasarkan Surat Edaran Nomor 03 Tahun 2020 tentang
Penyesuaian Sistem Kerja dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease-19
(COVID-19) di Lingkungan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, dirumuskan
penyesuaian sistem kerja dari rumah atau tempat tinggalnya (Work From Home / WFH).

Wakil Kepala PPATK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa penerapan pola WFH
dengan mempertimbangkan jenis pekerjaan yang dilakukan pegawai, peta sebaran COVID-19
yang dikeluarkan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, domisili pegawai, kondisi
kesehatan pegawai dan keluarga pegawai, riwayat perjalanan luar negeri pegawai selama
empat belas hari terakhir, hingga riwayat interaksi pegawai pada penderita terkonfirmasi
COVID-19 dalam empat belas hari terakhir.

“Pertimbangan lainnya adalah transportasi publik yang digunakan dan efektivitas


pelaksanaan tugas dan pelayanan unit organisasi,” kata dia dalam keterangannya, Selasa
(17/3/2020).

Pelaksanaan WFH di lingkungan PPATK dimulai sejak Senin, 16 Maret 2020 sampai
dengan tanggal 31 Maret 2020. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama mengatur sistem kerja yang
Nama: Ria Melyanti

NIM: A031171535

akuntabel dan mengatur secara selektif bagi Pejabat Administrator, Pejabat Fungsional,
Pejabat Pengawas, pelaksana dan pegawai kontrak untuk menerapkan pola WFH ini.
Ketentuan WFH juga berlaku bagi pemberi jasa pengamanan, pengemudi, pramubakti,
ajudan, dan protokol baik secara keseluruhan maupun bergantian.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai bahwa setelah
diumumkannya oleh WHO virus corona covid-19 sebagai pandemi, banyak berdampak
terhadap indikator ekonomi makro nasional baik jangka pendek dan panjang.

“Indikator yang terbesar menurun pada semua kemungkinan adalah indikator konsumsi
rumah tangga. Dimana scenario paling besar penurunannya terjadi pada skenario penanganan
wabah covid-19 selama 6 bulan lainnya,” kata Kepala Center of Macroeconomics and
Finance INDEF M. Rizal Taufikurohman dalam Press Conference “Meracik Vaksin Ekonomi
Hadapi Pandemi”, di Jakarta, Selasa (14/3/2020).

Menurunya, penurunan konsumsi rumah tangga ini mendorong Gross Domestic Product
(GDP) riil akan menurun pada semua skenario di mana sebagai pertumbuhan ekonomi
nasional, di mana masing-masing sebesar 3,60 persen dan 3,66 persen dari baselin sesuai
tahapan skenario, artinya GDP riil actual saat ini terkoreksi  oleh besaran tersebut. Adapun
dampak terhadap regional, secara umum pandemi covid-19 ini menurunkan Produk domestik
regional bruto( PDRB) riil di semua provinsi pada semua skenario simulasi.

“Penurunan ini distimulus oleh turunnya produkstivitas  sektoral, dan menurunkan


penyerapan tenaga kerja menurut daerah, terutama provinsi yang merupakan zona merah,
yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Tengah,” ujarnya.

Selain itu, dampak covid-19 terhadap investasi secara nasional dalam semua skenario
simulasi terjadi penurunan. Hal ini distimulus oleh produktivitas industri atau sektoral dan
regional, yang menjadikan para investor yang semakin menahan investasinya. Paling tinggi
penurunannya terjadi pada skenario ketiga, jika penangannnya sangat lama selama 6 bulan.

“Pandemic covid-19 berdampak terhadap kinerja PDRB riil semua skenario simulasi
menurunkan ke semua provinsi dengan angka variatif. Hal ini tentunya didorong oleh
produktivitas industri daerah provinsi yang kian meluncur turun, yang selama ini memberikan
kontribusi signifikan terhadap PDRB riil provinsi,” jelasnya.

Bahkan dilevel provinsi, kinerja industri menurun drastis, terutama di provinsi termasuk
zona merah endemi corona, misalnya provinsi DKI Jakarta, kinerja sektoralnya yang tergerus
3 besar adalah industri peralatan listrik, industri asuransi, dan keuangan, dan perdagangan.

“Demikian juga dengan Jawa Timur, kinerja industri turun 3 besar adalah produk olahan
ternak, listrik, dan peralatan elektronik, pun demikian dengan provinsi lainnya. Hal ini terjadi
pada semua scenario,” pungkasnya.

Anda mungkin juga menyukai