BARU LAHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Pengantar Asuhan
Kebidanan
Tingkat I Semester II
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
1. Alfazahrah
2. Carmenita Solagratia
3. Ira Angraeny
4. Rafa Ersa Rosyana P
5. Vira Dwisha Aulyzra
TINGKAT 1A
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, nikmat serta karunia-NYA yang
tak ternilai dan tak dapat dihitung sehingga kami bisa menyusun dan menyelesaikan makalah
ini. Makalah yang berjudul “Adaptasi dan Perubahan Fisiologi Pada Bayi Baru Lahir”
makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi mata kuliah Konsep Dasar Pengantar Asuhan
Kebidanan.
Terimakasih kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah terlibat dalam pembuatan
makalah ini terimakasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan terutama kepada:
1. Ni Wayan Dian Ekayanthi, M.Keb selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar Pengantar
Asuhan Kebidanan.
2. Seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Adapun penyusunan makalah ini kiranya jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami
menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Kami pun
berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan saran kepada kami agar
dikemudian hari kami bisa membuat makalah yang lebih baik. Kini kami berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi mahasiswa prodi kebidanan Bogor. Akhir kata,
kami ucapkan terimakasih kepada segala pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas
bantuannya dalam penyususnan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1.........................................................................................................................Latar
Belakang.........................................................................................................1
1.2.........................................................................................................................Rumusan
Masalah..........................................................................................................1
1.3.........................................................................................................................Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
2.1.........................................................................................................................Adaptasi
Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di Luar Uterus..................................2
2.2.........................................................................................................................Perubahan
Fisologi Berdasarkan Karakteristik Biologis pada
Bayi Baru Lahir..............................................................................................4
3.1.........................................................................................................................Kesimpula
n......................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu
siklus kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu menuju
kemandirian fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini dikenal sebagai periode
transisi. Bidan harus selalu berupaya untuk mengetahui periode transisi ini
berlangsung sangat cepat. Adaftasi fisiologis BBL adalah sangat berguna bagi bayi
untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus. Artinya nantinya bayi harus
dapat melaksanakan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan kehidupannya.
Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya untuk menjaga
agar bayi tetap terjaga kesehatannya. Yang utama adalah menjaga bayi agar tetap
hangat, mampu melakukan pernafasan dengan spontan dan bayi menyusu sendiri pada
ibunya.
Dalam menjalankan Asuhan Kebidanan banyak hal yang harus diperhatikan
juga dipahami terutama mengenai perubahan-perubahan yang terdapat pada Bayi
Baru Lahir agar menjalankan Asuhan dengan baik
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus?
2. Apa saja perubahan fisiologis berdasarkan karakteristik biologis pada bayi
baru lahir?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di
luar uterus.
2. Untuk mengetahui apa saja perubahan fisiologis berdasarkan karakteristik
biologis pada bayi baru lahir.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Fase tidur
Fase ini merupakan interval tidak responsif relatif atau fase tidur yang
dimulai dari 30 menit setelah periode pertama reaktifitas dan berakhir pada 2-4
jam. Karakteristik pad fase ini, adalah frekuensi pernafasan dan denyut jantung
menurun kembali kenilai dasar, warna kulit cenderung stabil, terdapat
akrosianosis dan bisa terdengar bising usus.
Periode kedua reaktifitas ini berakhir sekitar 4-6 jam setelah kelahiran.
Karakteristik pada periode ini, adalah: bayi memiliki tingkat sensitifitas yang
tinggi terhadap stimulus internal dan lingkungan. Frekuensi nadi apikal berkisar
120-160 kali permenit, frekuensi pernafasan berkisar 30-60 kali permenit. Terjadi
fluktuasi warna kulit dari warna merah jambu atau kebiruan ke sianotik ringan
disertai bercak-bercak. Bayi sering berkemih dan mengeluarkan mekonium pada
periode ini. Terjadi peningkatan sekresi mukus dan bayi bisa tersedak pda saat
sekresi. Refleks menghisap bayi sagat kuat dan sangat aktif.
Kebutuhan asuhan bayi pada periode ini, antar lain: memantau secara
ketat kemungkinan bayi tersedak saat mengeluarkan mukus yang berlibahan,
memantau setiap kejadian apnea dan mulai melakukan metode stimulasi atau
rangsangan taktil segera, seperti mengusap punggung, memiringkan bayi serta
mengkaji keinginan dan kemampuan bayi unntuk mengihisap dan menelan.
B. Perubahan Fisiologis Berdasarkan Karakteristik Biologis pada Bayi Baru Lahir
1. Sistem Pernafasan
2. Suhu Tubuh
Pada kondisi normal, suhu tubuh bayi berada pada kisaran 36,5 hingga 37
derajat Celcius. Ketika mengalami demam, suhu tubuhnya meningkat hingga
lebih dari 38 derajat Celcius dengan pengukuran melalui dubur atau suhu
rektal. Jika pengukuran dilakukan melalui mulut, demam pada bayi terjadi
pada suhu 37,5 derajat Celcius, dan bila dilakukan pengukuran melalui ketiak,
demam pada anak akan terjadi pada suhu 37,2 derajat Celcius. (Makarim,
2019)
Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari
bayi baru lahir ke lingkungannya.
a. Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak
langsung dengan tubuh bayi contoh hilangnya panas tubuh bayi secara
konduksi, ialah menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan penolong
yang dingin memegang bayi baru lahir, menggunakan stetoskop dingin
untuk pemeriksaan bayi baru lahir.
b. Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak
(jumlah panas yang hilang tergantung kepada kecepatan dan suhu udara).
Contoh hilangnya panas tubuh bayi secara konveksi, ialah membiarkan
atau menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, membiarkan bayi baru
lahir diluar ruang yang terdapat kipas angin
c. Radiasi
Panas dipancarakan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya ke lingkungan
yang lebih dingin (pemindahan panas antara dua objek yang mempunyai
suhu berbeda) contoh bayi mengalami kehilangan panas secara radiasi,
ialah bayi baru lahir dibiarkan dalam ruangan dengan AC tanpa diberikan
pemanas (radiant warmer), bayi baru lahir dibiarkan dalam keadaan
telanjang, bayi baru lahir ditidurkan berdekatan dengan ruang yang dingin,
misalnya dekat tembok
d. Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan
kelembapan udara (perpindahan panas dengan cara merubah cairan
menjadi uap). Evaporasi diengaruhi oleh jumlah panas yang dipakai,
tingkat kelembapan udara, aliran udara yang melewati. Apabila bayi baru
lahir dibiarkan dalam suhu kamar 25 derajat celcius, maka bayi akan
kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi 200/kg berat
badan, sedangkan yang dibentuk hanya 1/10 nya untuk mencegah
kehilangan panas pada bayi baru lahir, antara lain mengeringkan bayi
secara seksama, menyelimuti bayi dengan kain bersih atau selimut, kering
dan hangat, menutupi bagian kepala bayi, menganjurkan ibu untuk
memeluk dan menyusukan bayinya, jangan segera menimbang atau
memandikan bayi baru lahir, menempatkan bayi di lingkungan yang
hangat.
3. Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari tubuh orang
dewasa sehingga metabolisme basal per kg bb akan lebih besar. Hipoglikemia
pada bayi Baru Lahir.Bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang baru sehingga energi diperoleh dari metabolisme karbohidrat
dan lemak. Pada jam-jam pertama energi di dapatkkan dari perubahan
karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah
mendapatkan susu kurang lebih pada hari ke enam, pemenuhan kebutuhan
energi bayi 60% didapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat.[ CITATION
PRI15 \l 1057 ]
Lemak yang berfungsi sebagai cadangan energi pada Bayi Baru Lahir
yaitu Brown Fat (Lemak Coklat) Jaringan lemak coklat banyak terdapat di
daerah leher dan interskapular fetus manusia berusia 28 minggu dan pada
waktu lahir sebanyak 2-5% dari berat badan, Berbeda halnya dengan jaringan
lemak coklat yang berfungsi khusus untuk menghasilkan panas tubuh.
Sitoplasma lemak coklat mengandung banyak mitokondria, berfungsi
menghasilkan panas melalui oksidasi asam lemak. kecepatan oksidasi lemak
coklat 20 kali lebih tinggi dari lemak putih. Dalam keadaan dingin lemak
coklat dapat menghasilkan panas sampai tiga kali lipat.
Bayi yang baru lahir atau masih muda tidak dapat menggigil sehingga
memerlukan lemak coklat untuk menghasilkan panas, Pelepasan asam lemak
akan meningkatkan metabolisme dengan konsekuensi meningkatkan
kebutuhan oksigen dan pelepasan panas. Darah yang melewati daerah tersebut
akan meningkat suhunya dan disebarkan ke seluruh tubuh. Meningkatnya
panas yang dihasilkan berhubungan dengan mitokondria dalam sel-sel lemak
coklat yang memiliki protein transmembran yang dinamakan termogenin.
Protein transmembran ini berfungsi untuk mengalirkan kembali proton yang
sebelumnya ditransfer ke celah intermembran tanpa melewati sistem ATP
sintase dalam unit globular mitokondria. Akibatnya energi yang dibutuhkan
untuk aliran proton tidak digunakan untuk sintesis ATP tapi untuk
menghasilkan panas.[ CITATION Ron14 \l 1057 ]
4. Peredaran Darah
Perubahan yang paling penting dalam sirkulasi setelah bayi lahir adalah
karena penghentian mendadak aliran darah dari plasenta dan dimulainya
pernapasan melalui paru, sehingga pengambilan oksigen terjadi di sistem
pembuluh darah paru. Perubahan yang terjadi adalah: penurunan tahanan
vaskuler pulmonal, peningkatan tahanan vaskuler sistemik, penutupan
foramen ovale, penutupan duktus arteriosus, duktus venosus, vena umbilikalis
dan arteri umbilikalis.
1. Penurunan tahanan vaskuler paru dan peningkatan tahanan sistemik
Penurunan tahanan vaskuler paru terjadi akibat ekspansi mekanik paru,
peningkatan saturasi oksigen arteri pulmonalis dan PO2 alveolar ketika
bayi menangis untuk pertama kalinya. Penurunan tahanan arteri
pulmonalis, menyebabkan aliran darah pulmonal meningkat sehingga paru
dapat berkembang. Penurunan tahanan arteri pulmonalis dipengaruhi oleh
perubahan pada dinding arteriol paru. Lapisan medial arteri pulmonalis
perifer berangsur-angsur menipis, 13 dan pada usia 10-14 hari tahanan
arteri pulmonalis sudah seperti kondisi orang dewasa. Sedangkan tekanan
darah sistemik tidak segera meningkat dengan pernapasan pertama,
biasanya terjadi secara berangsur-angsur, bahkan mungkin tekanan darah
turun lebih dulu dalam 24 jam pertama.
2. Penutupan foramen ovale Setelah plasenta terlepas dari sirkulasi, aliran
darah melalui vena cava inferior yang menuju ke kedua atrium menurun.
Ketika pernapasan dimulai, aliran darah ke atrium kiri yang melalui
jaringan pulmonal meningkat. Perubahan pola aliran yang menuju ke
jantung ini mengubah hubungan antara tekanan atrium kiri dan kanan.
Tekanan atrium kiri, yang pada janin dalam kandungan lebih rendah
daripada atrium kanan, kini menjadi lebih tinggi, sehingga menyebabkan
katup foramen ovale menutup. Walaupun penutupan fungsional foramen
ovale terjadi pada kebanyakan bayi, penutupan secara anatomis tidak
selalu sempurna, dan foramen tersebut dapat tetap ada untuk beberapa
tahun, kadang-kadang sampai dewasa.
3. Penutupan Duktus Arteriosus Duktus arteriosus menutup secara fungsional
pada 10-15 jam setelah lahir. Penutupan permanen terjadi pada usia 2-3
minggu. Duktus arteriosus janin mengandung otot polos medialis yang
dipertahankan dalam keadaan relaksasi oleh kerja prostaglandin E2
sirkulasi. Setelah persalinan, plasenta yang merupakan sumber PGE2
diangkat dan terjadi peningkatan aliran darah pulmonal yang
meningkatkan metabolisme seluruh PGE sirkulasi. Sebagai akibatnya,
konsentrasi PGE2 dalam serum menurun dan tidak ada yang menghalangi
konstriksi duktus arteriosus. Di samping itu, peningkatan tekanan oksigen
arteri (PaO2) dan peningkatan substansi vasoaktif seperti bradikinin,
katekolamin dan histamin juga menyebabkan konstriksi dari otot polos
dari dinding pembuluh darah duktus arteriosus. Oksigen yang mencapai
paru pada waktu pernapasan pertama merangsang pelepasan bradikinin.
Bradikinin mempunyai efek kontraktil terhadap otot polos. Aksi ini
tergantung dari kadar oksigen yang tinggi dalam darah arteri setelah
terjadinya pernafasan pertama. Ketika PO2 dalam darah diatas 50 mmHg,
dinding duktus arteriosus akan mengalami konstriksi. Pada keadaan 14
hipoksia seperti sindrom gangguan pernafasan dan prematuritas, duktus
arteriosus dapat tetap terbuka atau disebut Duktus Arteriosus Persisten.
Penutupan duktus venosus, vena dan arteri umbilikalis. Terputusnya
hubungan peredaran darah ibu dan janin akibat dipotong dan diikatnya tali
pusat, arteri umbilikalis dan duktus venosus akan mengalami obliterasi,
dengan demikian kebutuhan oksigen dan nutrisi tidak tergantung lagi dari
ibu. Melainkan oksigen akan dipenuhi oleh udara yang dihisap paru, dan
nutrisi akan diperoleh dari makanan yang dicerna oleh sistem pencernaan
bayi itu sendiri.
Umumnya, bayi yang baru saja dilahirkan memiliki detak jantung
30 hingga 60 kali per menit. Namun, ada kalanya bayi akan berhenti
bernapas selama beberapa detik akibat retraksi ringan pada dada.
Setelah melakukan beberapa kali adaptasi dengan dunia luar rahim, bayi
secara akan memiliki detak jantung yang normal antara 100 sampai 160
kali per menit. Dalam prosesnya, beberapa kali bayi bisa saja memiliki
denyut lebih dari 160 kali per menit, dan kondisi tersebut masih dalam
batas normal. Atau denyut jantung sedikit melemah namun
masih berada pada batas wajar sesuai dengan bayi seusianya yaitu 60-
100 kali per menit.[ CITATION Bri18 \l 1057 ]
A. Kesimpulan
Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu
siklus kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu
menuju kemandirian fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini dikenal
sebagai periode transisi. Bidan harus selalu berupaya untuk mengetahui periode
transisi ini berlangsung sangat cepat. Adaptasi fisiologis BBL adalah sangat
berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus dan
sangat penting bagi bidan terutama dalam menjalankan Asuhan Kebidanan pada
Bayi Baru Lahir.
DAFTAR PUSTAKA