Anda di halaman 1dari 10

BERFIKIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi

Dosen Pengampu : Reni Nuryani, M.Kep.Ns.Sp.Kep.j.

Disusun Oleh :

Anggi Mahalesa NIM 1801460

Cepi Verdiansyah NIM 1801630

Desi Nurhayati NIM 1800868

Maura Alviany. K NIM 1801593

Ranti Isdayanti N NIM 1801360

Utamy Melani A NIM 1801046

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UPI KAMPUS SUMEDANG

2018
A.BERPIKIR

Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep
(Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide
dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian
informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian.
“Berpikir” mencakup banyak aktivitas mental.

Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walaupun tidak
bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekedar kerja organ tubuh
yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga
melibatkan perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri
pada obyek tertentu, menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran kemudian
mempunyai wawasan tentang obyek tersebut.

Berpikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide yaitu suatu proses simbolis .

 Ada 2 jenis kegiatan berpikir:


a. Berpikir Asosiatif
Yaitu proses berpikir dimana suatu ide merangsang timbulnya ide lain.
Jenis berpikir asosiatif:
1. Asosiatif Bebas
Suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, yaitu hal apa saja tanpa
ada batasnya.
2. Asosiasi Terkontrol
Suatu ide tertentu akan menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-batas
tertentu.
3. Melamun
Menghayal bebas tanpa batas juga mengenai hal-hal yang tidak realistis.
4. Mimpi
5. Ide-ide tentang berbagai hal, yang timbul secara tidak disadari pada waktu
tidur. Mimpi ini kadang-kadang lupa pada waktu bangun, tetapi kadang masih
diingat.
6. Berpikir Artistik
Proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran dipengaruhi oleh pendapat
dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Contoh para
seniman dalam menciptakan karya-karya seninya.

b. Berpikir Terarah
Yaitu proses berpikir yang sudah di tentukan sebelumnya dan diarahkan kepada
sesuatu untuk menyelesaikan persoalan.
1. Berpikir kritis yaitu membuat keputusan atau pemilihan berdasarkan ilmiah
terhadap suatu keadaaan untuk menyelesaikan persoalan.
2. Berpikir kreatif yaitu berpikir untuk menemukan pemecahan masalah dengan
menemukan sistem yang baru.

Proses pemecahan masalah kreatif

1. Menemukan fakta
a. Kumpulkan fakta tentang masalah
b. Ajukan pertanyaan untuk dapat info
c. Pilih pertanyaan yang paling penting

2. Menemukan masalah
a. Perluas masalah untuk mendapat perspektif lain
b. Uraikan masalah menjadi lebih khusus
c. Tentukan masalah yang terpenting

3. Menemukan gagasan
a. Kembangkan ide sebanyak-banyaknya untuk problem solving
b. Tunggu dan pilih ide terbaik

4. Menemukan penyelesaian
a. Tentukan tolak ukur atau kriteria untuk menilai gagasan
b. Pilih gagasan dengan nilai terbaik
5. Menemukan penerimaan
a. Susun rencana tindakan agar gagasan terbaik dapat dilaksanakan
b. Menfaat teknik kreatif dalam keluarga sebagai rekreasi
c. Mendidik untuk berpikir kreatif
d. Membantu untuk memecahkan masalah sehari-hari

B. RANGKUMAN JURNAL KE 1

Jurnal Internasional yang kami pilih yang berjudul “Happy Creativty : Listening to
Happy Music Facilitates Divergent Thinking” yang bertujuan untuk membandingkan
metode berfikir seseorang yang di modifikasi dan memiliki kreatif menggunakan Music.
Karena tidak sedikit orang-orang yang memiliki kefokusan dalam belajar nya di bantu dengan
music. Maka dari itu, penenliti ini mempunyai ide untuk meneliti atas fenomena tersebut.

Ada 2 macam gaya berfikir seseorang yaitu Berfikir Konvergen dan Berfikir
Dirvergen. Berfikir Konvergen adalah leboh berfikir secara spesifik , menjawab pertanyaan
yang tertutup. Orang yang berfikir konvergen menyukai pendekatan logika, berbasis pada
hasil dan solusi. Cara befikir konvergen ini sangat dihargai dalam dunia kerja dan dunia
pendidikan. Karena dalam dunia pendidikan dan dunia kerja dan fokus dianggap yang paling
penting. Hanya saja kelemahan dalam pola berfikir seperti ini yaitu menemukan solusi untuk
jangka waktu yang pendek saja dan tidak melihat maupun menemukan masalah dari berbagai
sudut dan alternatif untuk jangka waktu yang lama.

Sedangkan berfikir Divergen adalah lebih menjawab pertanyan terbuka, yang tidak
jelas dan samar-samar, dikaitkan dengan eksplorasi dan bergerak menjauh. Pola berfkir
divergen selalu bergerak, mengarah keluar, mencari sesuatu yang menarik di sepanjang jalan.
[ola berfikir ini membutuhkan waktu yang cukup lama.

Kreativitas biasanya didefinisikan sebagai generasi ide, wawasan, atau solusi masalah
yang asli (yaitu, baru) dan dimaksudkan untuk menjadi berguna .Kreativitas memerlukan
pemikiran yang berbeda dan pemikiran konvergen .Pemikiran divergen melibatkan
menghasilkan banyak jawaban dari informasi yang tersedia dengan membuat kombinasi yang
tidak terduga, mengenali tautan di antara rekan-rekan jauh, atau mengubah informasi menjadi
bentuk yang tidak diharapkan.
Metode penelitian ini yang digunakan yaitu :

1. Peserta

Sebanyak 155 peserta (121 perempuan) untuk berpartisipasi dalam penelitian. Penelitian ini
dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam Deklarasi Helsinki dan sesuai
dengan prinsip-prinsip dewan peninjau kelembagaan (Komite Etika Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Radboud, Belanda; persetujuan etis tidak diperlukan karena penelitian ini bukan dari
sifat medis dan tidak ada risiko potensial bagi peserta). Para peserta direkrut melalui sistem
partisipasi penelitian online (Sona) dari Radboud University Nijmegen dan memperoleh kredit
kursus 0,5 jam atau 5 € (dalam pemeriksaan Iris) untuk partisipasi mereka.

2. Desain

Sebuah desain ukuran 2 x 5 campuran digunakan dengan kinerja kreatif (pemikiran divergen,
pemikiran konvergen) sebagai subjek dalam variabel dan kondisi musik (bahagia, sedih, tenang,
cemas, diam) sebagai variabel antar-subjek.

3. Bahan

 Rangsangan Musik

Empat buah musik dipilih, yang memiliki valensi emosi yang berbeda (positif, negatif) dan
gairah (rendah, tinggi). Rincian judul musik, amplop, dan amplitudo rata-rata akar rerata (RMS) .
Dalam kondisi kontrol, peserta menyelesaikan tugas dalam keheningan. Potongan-potongan
musik yang dipilih telah bervalensi oleh penelitian sebelumnya untuk mempromosikan suasana
hati tertentu. Berdasarkan validasi ini, kami mengacu pada lima kondisi yang diterapkan dalam
penelitian saat ini sebagai tenang (kelambu positif, gairah rendah), bahagia (kelambu positif,
gairah tinggi), sedih (valensi negatif, gairah rendah), gelisah (valensi negatif, tinggi gairah), dan
keheningan (tidak ada induksi musik).

 Ukuran kreativitas - Kreativitas divergen.


Tes berpikir divergen adalah tes terbuka. Mereka diterapkan di sekitar 40% dari semua studi
kreativitas, dan dapat dianggap tes kreativitas yang paling banyak digunakan . Salah satu tes
berpikir divergen yang paling sering digunakan dan divalidasi dengan baik adalah Alternative
Uses Task (AUT) . Di dalam peserta AUT diminta untuk mendaftar sebanyak mungkin kegunaan
yang berbeda dan kreatif untuk objek umum (dalam penelitian saat ini 'bata') sebanyak mungkin.
Para peserta diinstruksikan untuk memasukkan ide-ide mereka ke ruang yang disediakan di layar
komputer. Mereka dapat mengetikkan ide, dan dengan menekan tombol Enter, mereka dapat
mengirimkan ide ini dan segera menerima peluang baru untuk mengetik ide lain. Para peserta
diberi tahu bahwa tanggapan mereka dapat diberikan dalam bahasa Belanda, Inggris, atau
Jerman. Kinerja kreatif selama AUT direfleksikan dalam skor keseluruhan diverent thinking
(ODT) - dihitung dengan menjumlahkan kinerja peserta pada lima indeks pemikiran yang
berbeda: Kefasihan, Kreativitas, Orisinalitas, Kegunaan, dan Fleksibilitas Kognitif dari ide-ide
yang tercantum.

 Ukuran kreativitas - pemikiran Konvergen.

Tes berpikir konvergen mengukur apakah seorang peserta berhasil mendapatkan jawaban
terbaik, mapan, atau benar untuk masalah di mana jawaban sudah ada . Dalam studi ini,
pemikiran konvergen diuji dengan menggunakan Idea Selection Task, Tugas Associate
Terpencil, dan Tugas Wawasan Kreatif.

 Prosedur Umum
Menyetujui peserta secara acak ditugaskan untuk salah satu kondisi eksperimental
(tenang, bahagia, sedih, cemas; atau kondisi diam (kontrol). Pertama, peserta diberitahu
bahwa mereka akan melakukan empat tugas yang berbeda dan beberapa kuesioner.

4. Hasil

Hipotesis utama adalah bahwa mendengarkan musik bahagia, dibandingkan dengan kondisi
kontrol diam, memfasilitasi pemikiran yang berbeda.Uji t-sampel independen dilakukan untuk
membandingkan kondisi musik bahagia dengan kondisi kontrol diam pada pemikiran divergen
keseluruhan (ODT). Ada perbedaan yang signifikan pada ODT antara musik bahagia (M =
93,87, SD = 32,02) dan keheningan (M = 76,10, SD = 32,62) kondisi, t (57) = 2,110, p = 0,039,
d = 0,550. Hasilnya menunjukkan bahwa mendengarkan musik yang bahagia meningkatkan
kinerja pada pemikiran penyelam secara keseluruhan (Gambar 1).
Untuk perbandingan antara lima kondisi pada pemikiran divergen keseluruhan (ODT) dan lima
indeks pemikiran yang berbeda, tidak ada prediksi spesifik yang dirumuskan. Untuk alasan
eksplorasi, untuk masing-masing dari enam langkah tergantung satu arah ANOVA dilakukan.
Perbedaan antara kondisi diamati untuk ODT, Kefasihan, CreativitySum dan Orisinalitas, tetapi
dengan koreksi Bonferroni (tingkat alfa pada 0,05 / 6 = <0,0083) perbedaan ini tidak signifikan
(p = 0,039, p =. 036, p = .023, p = .017; masing-masing) dan, oleh karenanya, tidak ada
perbandingan post hoc yang dilakukan.
5. Kesimpulan
Kreativitas adalah salah satu keterampilan kognitif yang paling penting di dunia kita
yang kompleks dan cepat berubah. Dalam beberapa dekade terakhir, berbagai teknik untuk
meningkatkan pemikiran kreatif telah dikembangkan dan diuji. Namun, banyak teknik
peningkatan kreativitas yang tersedia saat ini harus dilatih dan dikomunikasikan secara
eksplisit, yang dapat menjadi waktu dan biaya yang intensif. Mempekerjakan mendengarkan
musik sebagai sarana untuk menstimulasi kreativitas belum, tetap relatif belum terjamah —
menolak studi ilmiah sebelumnya yang menunjukkan efek menguntungkan musik pada kognisi
manusia. Proyek saat ini bertujuan untuk menjelaskan asosiasi potensi mendengarkan musik
untuk mengoptimalkan kreativitas yang berbeda dan konvergen, dan menunjukkan bahwa
mendengarkan 'musik bahagia' (yaitu, musik klasik yang memunculkan mood positif dan tinggi
pada gairah) dikaitkan dengan peningkatan pemikiran divergen, tetapi bukan pemikiran yang
konvergen. Selain kontribusi ilmiah, penelitian saat ini dapat memberikan implikasi praktis
yang penting - mendengarkan musik mungkin berguna untuk mempromosikan pemikiran kreatif
dengan cara yang murah dan efisien dalam berbagai pengaturan ilmiah, pendidikan dan
organisasi ketika pemikiran kreatif diperlukan.

C. RANGKUMAN JURNAL KE 2

Jurnal Nasional yang kami pilih yang berjudul “Pembelajaran Kreatif-Produktif


Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Bagi Mahasiswa”
karena berpikir kritis dan kreatif merupakan salah satu modal dasar atau modal intelektual
yang sangat penting bagi setiap orang. Oleh karena itu, pengembangan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif menjadi sangat penting bagi mahaiswa di jenjang pendidikan tinggi.

LPTK melakukan berbagai upaya pembaharuan pembelajaran ,pada dasarnya


mengarah ke pembelajaran yang berkualitas dengan mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif mahasiswa, yaitu pembelajaran yang menekankan mahasiswa aktif atau
pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa (Student Centered). Iklim pembelajaran yang
berkualitas dapat dicapai jika pembelajaran tersebut menarik, menantang, menyenangkan
dan bermakna bagi mahasiswa.

Pembahasan proses pembelajaran yang berkualitas terus dilakukan secara intensif,


namun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa dosen belum banyak yang mau
mempraktikkan pada saat melakukan perkuliahan. Sebagian dosen dalam mengajar masih
secara konvensional berfokus pada mengajar dari pada membelajarkan. Penyajian materi
dengan ceramah. Mahasiswa memandang materi kuliah terlalu teoritis, kurang memberi
contoh yang kontekstual. Soal ujian semester bagi mahasiswa menggunakan bentuk pilihan
ganda, kurang melatihkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif kepada mahasiswa

a. Pengertian Pembelajaran Kreatif-Produktif

Pembelajaran kreatif-produktif merupakan model pembelajaran yang menekankan


keterlibatan mahasiswa secara aktif baik intelektual maupun emosional melalui eksplorasi
konsep yang dikaji, bertanggung jawab menyelesaikan tugas secara bersama, bekerja keras,
berdedikasi tinggi, mahasiswa mengkonstruksi sendiri konsep yang dikaji, serta percaya diri
untuk menjadi kreatif. Mohamad Nur (2000)

Langkah pembelajaran kreatif-produktif menurut Tim Pengembang PKP (2006) meliputi:

1. Orientasi, kegiatan pembelajaran kreatif produktif diawali dengan orientasi untuk


mengkomunikasikan dan menyepakati tugas dan langkah pembelajaran
2. Eksplorasi, pada tahap ini mahasiswa melakukan eksplorasi terhadap masalah/konsep
yang akan dikaji. Eksplorasi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti membaca,
melakukan observasi, wawancara, menonton satu pertunjukan, melakukan percobaan,
browsing lewat internet, dan sebagainya.
3. Interpretasi, dalam tahap interpretasi, hasil eksplorasi diinterpretasikan melalui
kegiatan analisis, diskusi, tanya jawab, atau bahkan berupa percobaan kembali jika hal
itu memang diperlukan.
4. Re-kreasi, pada tahap re-kreasi mahasiswa ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu
yang mencerminkan pemahamannya terhadap konsep/topik/masalah yang dikaji
menurut kreasinya masing-masing.
1. Tinjauan Tentang Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif
Kemampuan berpikir dapat dibedakan menjadi berpikir kritis dan berpikir
kreatif. Kedua jenis kemampuan berpikir ini disebut sebagai kemampuan berpikir
tingkat tinggi (Liliasari, 2002). Kemampuan berpikir kritis merupakan proses mental
yang terorganisasi dengan baik dalam pengambilan keputusan untuk memecahkan
masalah dengan menganalisis dan interpretasi data dalam kegiatan penemuan ilmiah,
sedangkan berpikir kreatif adalah proses berpikir yang menghasilkan gagasan asli
atau orisinil, konstruktif, menekankan aspek intuitif dan rasional. kemampuan
berpikir kritis dan kreatif termasuk keterampilan berpikir tingkat tinggi (Johnson,
200). Berpikir kritis merupakan salah satu jenis berpikir yang konvergen, yaitu
menuju ke satu titik. Menurut Depdiknas (2003) yang perlu dikembangkan melalui
proses pendidikan adalah kemampuan berpikir.
Definisi berpikir kritis adalah berpikir reflektif yang berfokus pada pola
pengambilan keputusan tentang apa yang harus diyakini dan harus dilakukan.
Sedangkan kemampuan berpikir kreatif dapat dilatihkan kepada mahasiswa melalui
proses memecahkan permasalahan yang ditemui atau permasalahan yang dilontarkan
oleh dosen.
Dosen dapat berperan dalam membantu mahasiswa untuk berkembang menjadi
pemikir yang kritis dan kreatif terutama jika dosen dapat memfasilitasinya melalui
kegiatan belajar yang efektif yaitu menggunakan model pembelajaran
kreatifproduktif.
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif merupakan suatu keterampilan yang
dapat dipelajari dan dilatihkan, Yang perlu diperhatikan dalam pengajaran
kemampuan berpikir ini adalah bahwa kemampuan tersebut harus dilatihkan sesuai
dengan tahap perkembangan kognitif mahasiswa.
2. Peran Pembelajaran Kreatif-produktif Dalam Pengembangan Kemampuan
berpikir.
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif adalah potensi intelektual yang dapat
dikembangkan melalui proses pembelajaran. Model pembelajaran kreatif-produktif,
diharapkan mampu mengembangkan kualitas pembelajaran terutama pada jenjang
pendidikan tinggi (Tim Pengembang PKP, 2006).
Lebih lanjut dinyatakan bahwa model pembelajaran ini menantang mahasiswa
untuk aktif mengkonstruksi ilmu pengetahuan dan menghasilkan sesuatu yang kreatif
yang bersumber dari pemahaman mereka terhadap konsep yang dikaji.
Dosen dipercaya dapat menciptakan keberhasilan, memotivasi mahasiswa
untuk aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran. Tugas Dosen sebagai
fasilitator yaitu membantu mahasiswa dalam pembentukan pengetahuan mereka,
menggali potensi mahasiswa, membantu mahasiswa dalam mengasosiasikan
pengalaman, fenomena baru, dan fakta-fakta baru ke dalam sistem pengetahuan yang
telah dimiliki. Aktivitas mahasiswa merupakan syarat penting dalam mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif, kemampuan tersebut perlu dilatihkan melalui
proses pembelajaran. Pengajaran kemampuan berpikir dapat dicapai latihan-latihan
yang intensif, latihan rutin yang dilakukan mahasiswa akan berdampak pada efisiensi
dan otomatisasi kemampuan berpikir yang telah dimiliki mahasiswa. untuk itu perlu
direncanakan kegiatan pembelajaran yang dapat membekali mahasiswa agar mampu
berpikir kritis dan kreatif yaitu menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran model kreatif-produgtif.

D. SIMPULAN KESELURUHAN
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walaupun
tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekedar
kerja organ tubuh yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh
pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan
sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek tertentu, menyadari secara aktif dan
menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai wawasan tentang obyek
tersebut.
Setiap individu memiliki metode berpikir sendiri yang berbeda dengan
individu lain. Maka untuk mengoptimalkan cara berpikir seseorang tergantung
kreatifitas masing-masing yang didukung baik eksternal maupun internal.

Anda mungkin juga menyukai