Anda di halaman 1dari 11

BIOLOGI UMUM

Kerjakan soal dibawahini!


1. Jelaskan Jenis-Jenis Jaringan Epitel, Disertai Dengan Contoh Dan Gambarnya!
2. Jelaskan Jenis-Jenis Jaringan Ikat, Disertai Dengan Contoh Dan Gambarnya!
3. Jelaskan Jenis-Jenis Jaringan Otot, Disertai Dengan Contoh Dan Gambarnya!
4. Gambarkan Bagian Jaringan Syaraf Disertai Dengan Fungsinya Masing-
Masing!

Jawaban:
1. Jenis-Jenis Jaringan Epitel
a. Jaringan Epitel Pipih Selapis

Epitel pipih selapis adalah jaringan epitel yang tersusun atas sel-
sel berbentuk pipih dan hanya tersusun atas selapis sel. Susunan selnya
sangat rapat. Epitel pipih selapis terdapat pada pembuluh darah, selaput
pembungkus jantung, pembuluh limfa (getah bening), alveoli, selaput
pembungkus paru-paru (pleura), selaput bagian dalam telinga, dan
glomerulus pada ginjal. Fungsi epitel pipih selapis berkaitan dengan
proses osmosis, difusi, sekresi, dan filtrasi.
b. Jaringan Epitel Pipih Berlapis Banyak

Epitel pipih berlapis banyak adalah jaringan epitel yang tersusun


atas sel-sel berbentuk pipih dan tersusun dari beberapa lapis sel. Susunan
selnya sangat rapat. Epitel pipih berlapis banyak terdapat pada
permukaan kulit, rongga hidung, vagina, telapak kaki, rongga mulut, dan
esofagus. Karena strukturnya yang lebih tebal dan kebanyakan berada di
bagian luar tubuh,maka fungsi epitel pipih berlapis banyak sebagai
pelindung dari gesekan luar.
c. Jaringan Epitel Silindris Selapis

Epitel silindris selapis adalah jaringan epitel yang tersusun atas


susunan sel-sel berbentuk silinder (batang) secara vertikal dan hanya
tersusun atas selapis sel. Sitoplasmanya jernih. Inti sel berbentuk bulat
dan berada di dekat dasar sel. Epitel silindris selapis terdapat di dinding
rongga lambung, kelenjar pencernaan, usus, kandung kemih, kantong
empedu, rahim, tuba falopi, saluran pernapasan bagian atas, dan saluran
pencernaan. Fungsi jaringan epitel silindris selapis adalah sebagai
penyerap sari-sari makanan di usus, pelindung, pelicin, dan sekresi.
d. Jaringan Epitel Silindris Berlapis Banyak

Epitel silindris berlapis banyak adalah jaringan epitel yang tersusun


atas susunan sel-sel berbentuk silinder (batang) secara vertikal dan
tersusun dari beberapa lapis sel. Sitoplasma selnya memiliki vesikel
berwarna gelap dan dapat mensekresikan lendir. Epitel silindris berlapis
banyak terdapat pada laring, faring, trakea, dan kelenjar ludah. Fungsi
epitel ini adalah sebagai pelindung dan sekresi.
e. Jaringan Epitel Silindris Bersilia
Epitel silindris bersilia adalah jaringan epitel yang tersusun atas
susunan sel-sel berbentuk silinder (batang) secara vertikal, tersusun dari
beberapa lapis sel, dan memiliki silia (bulu getar). Fungsi bulu getar
adalah untuk menyaring udara, menangkap kotoran, dan
mengeluarkannya. Epitel silindris bersilia ditmukan di dinding rongga
hidung, saluran trakea, bronkus, dan dinding saluran oviduk. Epitel ini
juga menghasilkan mukus (lendir) untuk menangkap benda asing yang
masuk.
f. Jaringan Epitel Kubus Selapis

Epitel kubus selapis adalah jaringan epitel yang tersusun atas


susunan sel-sel berbentuk kubus (kotak) dan hanya terdiri dari selapis sel.
Epitel kubus selapis terdapat pada mikrovili dalam usus halus,
permukaan ovarium, lensa mata, nefron pada ginjal, dan kelenjar tiroid.
Fungsi epitel kubus selapis adalah sebagai alat sekresi, absorbsi, dan
pelindung.
g. Jaringan Epitel Kubus Berlapis Banyak

Epitel kubus berlapis banyak adalah jaringan epitel yang tersusun


atas susunan sel-sel berbentuk kubus (kotak) dan terdiri dari beberapa
lapis sel. Epitel ini terdapat pada kelenjar keringat, kelenjar minyak,
permukaan ovarium, kelenjar tiroid, folikel ovarium, dan testis. Fungsi
epitel kubus berlapis banyak adalah sebagai absorpsi, proteksi
(pelindung), dan sekresi.
h. Jaringan Epitel Transisi

Epitel transisi adalah jaringan sel yang tersusun atas sel-sel yang
memiliki bentuk tak beraturan dan bisa berubah bentuk atau
mengembang. Epitel ini biasanya memiliki beberapa lapis sel. Epitel
transisi terdapat di ureter, uretra, kandung kemih, dan saluran
pernapasan. Fungsinya adalah sebagai pemberi ruang tambahan. Disebut
transisional karena dapat berubah bentuk dan ukuran. Misalnya epitel
transisi pada kandung kemih yang tipis saat penuh dengan urine,
sedangkan epitel transisi akan menebal saat tidak ada urine di dalamnya.
i. Jaringan Epitel Kelenjar

Epitel kelenjar adalah jaringan epitel yang berperan khusu dalam


sekresi senyawa untuk membantu proses biologis. Terdapat dua jenis
kelenjar yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrin
adalah kelenjar yang tidak memiliki saluran sehingga hasil sekresinya
yang berupa hormon langsung masuk ke pembuluh darah. Sedangkan
kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang memiliki saluran khusus dan
berfungsi untuk membantu proses metabolisme dan komunikasi. Contoh
kelenjar eksokrin adalah ludah, keringat, pankreas, dan feromon.
2. Jenis-Jenis Jaringan Ikat
a. Jaringan Ikat Longgar.
Jaringan ikat longgar merupakan jaringan ikat yang paling banyak
tersebar dalam tubuh hewan vertebrata. Jaringan ini mengikat jaringan
epitel dengan jaringan di bawahnya dan menjaga organ-organ pada
tempatnya. Selain itu, jaringan berfungsi juga sebagai tempat penyimpanan
air, glukosa, dan garam-garam untuk sementara waktu. Contoh: fibroblas,
sel plasma, dan sel makrofag.
b. Jaringan Lemak.

Jaringan ini tersusun atas sel-sel lemak. Setiap sel lemak berisi tetes
lemak (fat droplet). Jaringan lemak banyak ditemukan di bagian bawah
lapisan kulit. Jaringan ini berfungsi sebagai makanan cadangan dan
mencegah kehilangan panas berlebih dari tubuh.
c. Jaringan Ikat Padat.

Penyusun utama jaringan ikat padat adalah serabut kolagen. Oleh


karena itu, sifat jaringan ini fleksibel dan tidak elastik. Berdasarkan
struktur serabutnya, jaringan ikat padat dapat dikelompokkan menjadi
jaringan ikat padat teratur dan jaringan ikat padat tidak teratur. Jaringan
ikat padat teratur menghubungkan antara otot dan tulang (tendon), serta
menghubungkan tulang dengan tulang (ligamen). Sementara itu, jaringan
ikat padat tidak teratur terdapat di kulit.
d. Jaringan Tulang Rawan.
Jaringan tulang rawan merupakan bentuk khusus dari jaringan ikat
padat. Jaringan tulang rawan memiliki matriks yang elastis dan tebal
dengan sel-sel tulang rawan (kondrosit) terletak dalam kantung-kantung
(lakuna) di dalam matriks. Kelenturan dan kekuatan jaringan tulang rawan
diperoleh dari gabungan antara serabut kolagen dan matriksnya yang
bercampur dengan kondrin (sejenis protein). Berdasarkan susunan
serabutnya, jaringan tulang rawan dapat digolongkan sebagai berikut.
1) Tulang rawan hialin, serabutnya tersebar dalam anyaman yang halus
dan rapat. Contohnya, ujung-ujung tulang rusuk yang menempel ke
tulang dada.
2) Tulang rawan elastik, susunan sel dan matriksnya mirip dengan tulang
rawan hialin. Namun, anyaman serabutnya tidak sehalus dan serapat
tulang rawan hialin. Contohnya, cuping telinga, laring, dan epiglotis.
3) Tulang rawan fibrosa, matriksnya disusun oleh serabut kolagen yang
kasar dan tidak beraturan. Contohnya, di cakram antartulang belakang
dan simfisis pubis (pertautan tulang kemaluan).
e. Jaringan Tulang Sejati.

Tulang termasuk jaringan ikat yang terdiri atas sel tulang (osteosit).
Matriks intraseluler dari osteosit mengalami mineralisasi sehingga
permukaannya sangat keras. Substansi mineral tersebut disimpan dalam
suatu lapisan tipis yang disebut lamela. Beberapa lamela mengelilingi
suatu saluran berisi pembuluh darah yang disebut saluran Havers.
Keseluruhan lamela dan saluran Havers membentuk sistem Havers.
Struktur jaringan tulang yang keras sesuai dengan fungsi sebagai pemberi
bentuk tubuh, penyusun rangka tubuh, dan pelindung alat-alat vital tubuh.
f. Jaringan Darah.

Jaringan darah merupakan jaringan ikat yang sangat khusus. Jaringan


darah terdiri atas tiga komponen, yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit
(sel darah putih), dan trombosit (keping darah). Jaringan ini berfungsi
sebagai alat transportasi yang menopang kelangsungan hidup manusia.
Selain darah, tubuh juga mempunyai jaringan yang mirip jaringan darah,
yaitu peredaran limfatik. Peredaran limfatik, memiliki komponen seluler
berupa limfosit dan granulosit. Jaringan ini berfungsi untuk transpor lemak
dan protein dari satu jaringan ke jaringan yang lain.
3. Jenis-Jenis Jaringan Otot
a. Otot Polos.

Jenis otot ini terdapat pada dindinng pembuluh darah darah ( baik
kempok arteri maupun vena), dinding salura pencernaan, saluran
pernafasan, saluran urogenital. Pengamatan pada penampang longitudinial
setiap sel otot polos tampak berbentuk kumparan panjang, berukuran 30-
20 µm; dengan inti terbentuk oval terletak padsa bagiaan yang tebal. Hasil
dari syatan transvesal tepat dio bagian tengah sel akan tampak berbentuk
bulat, demikian pula intinya. Miofilamen otot polos terdiri dari aktin dan
mioisin, tersusun tidak teratur sehingga tidak tampak keping-keping gelap
danm terang. Kerja otot ini lambat, berada di bawah pengaruh sistem saraf
otonom. Contoh: Dinding lambung, usus halus, rahim, kantung
empedu,dan pembuluh darah.
b. Otot Jantung.

Jenis otot ini merupakan bagian utama dinding jantung,berkontraksi


kuat dan ritmis dan berada di bawah sistem syarat otonom.otot jantung
mengandung protein akatin dan miosin yang lebih banyak dari pada otot
polos.Sel otot jantung terbentuk serabut yang bercabang dan
beranatastomose yang membentuk anyaman, sehingga tampak seperti jala.
Pertemuan antara cabang-cabang serabut otot jantung diperkuat oleh suatu
hubungan yang kompleks disebut keping interkalar. Di antara jaringan otot
jantung diselaputi oeleh jaringan ikat longgar yang di sebut endomisium.
Contoh: Ditengah jantung.
c. Otot Lurik

Jenis otot ini pada umumnya melekat pada rangka, selain membnagun
lidah, bagianb proksimal dinding esofagus, dan otot yang menggerakkan
bola mata. Karakteristik bentuk sel silindris tidak bercabang di kedua
ujungnya.Setiap sel otot disebut juga serabut otot, kareana di dalam
sitoplasamanya tampak jelas pita terang dan gelap. Contoh: Otot lengan,
otot kaki dan, otot leher.
4. Jaringan Syaraf
a. Dendrit
Dendrit adalah percabangan dari badan sel saraf yang berupa
tonjolan sitoplasma yang pendek dan bercabang-cabang. Fungsi dendrit
adalah untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
b. Badan Sel
Badan sel adalah bagian utama dari sel saraf yang mengandung
bagian-bagian yang umumnya dimiliki oleh sel hewan. Di dalam badan
sel terdapat sitoplasma, nukleus (inti sel), dan nukleolus (anak inti sel).
Fungsi badan sel adalah untuk menerima impuls (rangsangan) dari
dendrit dan meneruskannya ke neurit (akson).
c. Inti Sel
Inti sel (nukleus) adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai
pengatur kegiatan sel saraf (neuron). Di dalam inti sel juga
terdapat kromosom dan DNA yang berfungsi untuk mengatur sifat
keturunan dari sel tersebut.
d. Neurit
Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan penjuluran
sitoplasma badan sel. Neurit disebut juga akson. Neurit mirip dengan
dendrit. Namun neurit hanya ada satu dan berukuran lebih besar dan
lebih panjang dari dendrit. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus
yang disebut neurofibril. Akson berperan dalam menghantarkan impuls
dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar. Walaupun
diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa
mencapai 1 hingga 2 meter. Fungsi neurit adalah untuk meneruskan
impuls dari badan sel saraf ke sel saraf lainnya.
e. Selubung Mielin
Selubung mielin adalah selaput pembungkus neurit. Selubung
mielin banyak mengandung lemak dan bersegmen-segmen. Lekukan di
antara dua segmen disebut nodus ranvier. Selubung mielin dikelilingi
oleh sel schwann. Sel yang memproduksi selubung mielin disebut sel
glial atau oligodendrosit. Fungsi selubung mielin adalah untuk
melindungi neurit dari kerusakan dan mencegah impuls bocor. Fungsi
selubung mielin mirip pembungkus kabel listrik yang bersifat isolator.
f. Sel Schwann
Sel schwann adalah sel yan mengelilingi selubung mielin. Sel ini
ditemukan oleh TheodoreSchwann, seorang ilmuwan dari Jerman. Sel
schwann bekerja dengan menghasilkan lemak dan membungkus neurit
berkali-kali sampai terbentuk selubung mielin. Fungsi sel schwann
adalah untuk mempercepat jalannya impuls, membantu menyediakan
makanan untuk neurit, dan membantu regenerasi neurit.
g. Nodus Ranvier
Nodus ranvier adalah bagian pada neurit yang tidak terbungkus
selubung mielin. Selubung mielin berfungsi sebagai pelindung akson dan
membungkusnya, namun selubung ini tidak membungkus secara
keseluruhan, dan yang tidak terbungkus merupakan Nodus Ranvier.
Fungsi utamanya sebagai loncatan untuk mempercepat impuls saraf ke
otak atau sebaliknya. Nodus ranvier berdiameter sekitar 1 mikrometer
dan ditemukan oleh Louis-AntoineRanvier. Adanya nodus ranvier
tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang
lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan. Jika nodus ranvier
diselubungi oleh selubung myelin maka impul saraf tidak bisa loncat ke
nodus ranvier, akhirnya tidak terjadi responapapun.
h. Oligodendrosit
Oligodendrosit adalah sebuah sel pendukung yang menyediakan
isolasi bagi sel-sel saraf dengan membentuk selubung mielin di sekitar
akson. Fungsi oligodendrosit adalah untuk membentuk selubung mielin
yang sama pada sistem saraf pusat dan sebagai sel penyokong.
Oligodendrosit memiliki beberapa juluran memanjang yang masing-
masing membungkus (seperti dadar gulung) sepotong akson antarneuron
untuk membentuk segmen mielin.
i. Sinapsis
Sinapsis adalah titik temu antara terminal akson salah satu neuron
dengan neuron lain. Pada setiap neuron, terminal aksonnya membengkak
membentuk suatu tonjolan kecil yang disebut tombol sinapsis. Pada
setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Sebuah sinapsis menyediakan
koneksi antar neuron yang memungkinkan informasi sensorik mengalir
di antara mereka. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut
bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut
neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan
kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada
sinapsis. Fungsi sinapsis adalah untuk mengirimkan impuls dari akson ke
dendrit di sel saraf lain.

Anda mungkin juga menyukai