Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

SISTEM MANAJEMEN RUMAH SAKIT DALAM


PERSPEKTIF SEJARAH
Ikhlaq Muluk

20190309134

SEJARAH DAN KELEMBAGAAN RUMAH SAKIT


Pelayananan rumah sakit di Indonesia dimualai sejak awal abad XVII pada awal
keberadaan VOC (Purwanto dalam Trisnantoro, 2005). Tujuan pembangunan rumah sakit
saat itu untk mengatasi persoalan akibabt pelayaran jauh dari eropa ke Indonesia. Rumah
sakit saat itu tidak didukung oleh fasilitas medis yang baik, adaptasi klimatis dan
ketidakmampuan mengadaptasi serta mengobati penyakit tropis. Masa awal berdirinya
rumah sakit di Indonesia hanya diperuntukan bagi orang-orang eropa. Selanjutnya orang
Non-Eropa yang bekerja dengan VOC mendapatkan kesempatan menggunakan rumah
sakit, namun dengan fasilitas dan pelayanan yang berbeda. Selain itu orang Cina
diizinkan mendirikan rumah sakit dengan ilmu kedokteran dan pengobatan tradisional
tanpa pengaruh ilmu kedokteran barat.

Pada awal abad XX rumah sakit yang dikelola orang cina mendapatkan pengaruh
pengobatan barat. Pada akhir abad XVII penduduk pribumi baru mendapatkan pelayanan
kesehatan dari misionaris kristen namun dengan pelayanan yang terbatas. Baru pada akhir
abad XIX upaya pemberian pelayanan rumah sakit diberikan kepada penduduk pibumi
oleh misionaris Kristen. Secara garis besar sampai akhir abad XIX rumah sakit di
Indonesia merupakan rumah sakit militer untuk anggota militer dan pegawai VOC serta
orang-orang eropa.

Pada pertengah abad XIX muncul pendidikan Dokter Jawa untuk melayani penduduk
pribumi dan didirikan rumah sakit untuk penduduk pribumi. Sejak akhir abad XIX
berkembang rumah sakit swasta yang dikelola oleh pihak perkebunan dan pertambangan .
pada akhir abad XX terjadi pergeseran kelembagaan rumah sakit dari bersifat non-profit
menjadi bersifat profit.

Dari uraian sejarah rumah sakit tersebut menunjukan bahwa rumah sakit di Indonesia
berasal dari sistem berbasis rumah sakit militer, diikuti rumah sakit keagamaan yang
selanjutnya berkembang menjadi rumah sakit pemerintah setelah masa kemerdekaan.

Kelembagaan Rumah Sakit


Terdapat dua jenis kelembagaan rumah sakit, yaitu rumah sakit for profit dan rumah sakit
non profit. namun ada rumah sakit yang memiliki sistem kelembagaan diantara kedua
sistem kelembagaan tersebut. Menurut Dees (dalam Trisnantoro, 2005) rumah sakit
tersebut memiliki sistem campuran antara for profit dan don profit.
Kelembagaan rumah sakit dapat dibedakan dengan beberapa indikator, yaitu:
Indikator Non Profit Campuran For Profit
Motivasi Demi kebaikan Motivasi campuran Untuk maksud sendiri
Metode Dipandu oleh Dipandu oleh misi dan Dipandu oleh nilai pasar
misi nilai- nilai pasar
Tujuan Nilai-nilai Nilai-nilai sosial dan Nilai-nilai ekonomi
sosial ekonomi
Pengguna Tidak Mempunyai subsidi Membayar tarif
membayar berdasarkan bedasarkan nilai pasar
sama sekali kemampuan dan
mereka yang tidak
membayar sama sekali
Modal Sumbangan Campuran antara Modal yang berddasarkan
dana sumbangan dana nilai pasar
kemanusiaan kemanusiaan dan
dan hibah modal yang dinilai
berdasarkan pasar
Tenaga Sukarela Dibayar dibawah nilai Kompensasi berdasarkan
kerja pasar, atau campuran nilai pasar
antara sukarela dengan
yang dibayar penuh
Pasokan Diberikan Ada potongan khusus, Pasokan bahan dibayar
bahan pasokan bahan atau campuran antara berdasarkan nilai pasar
berdasarkan sumbangan dengan
sumbangan pasokan yang full-price
kemanusiaan

Menurut Folland batasan nonprofit secara hukum tidak boleh ada pihak yang menerima
sisa hasil usaha. Di amerika terdapat dua ciri yang membedakan kelembagaan bersifar
profit dengan non profit, yaitu lembaga non profit tidak perlu membayar pajak dan
sumbangan ke lembaga non profit akan mengurangi pajak bagi pihak yang menyumbang.
Definisi kelembagaan rumah sakit non profin di Amerika sulit untuk di terapkan di
Indonesia. Hal ini karena di Indonesia rumah sakit for profit dan non profit mendapatkan
perlakuaan pajak yang sama.

Menurut WHO, rumah sakit merupakan keseluruhan dari organisasi dan medis, berfungsi
memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun
rehabilitatif, di mana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan,
rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian
biososial. Tujuan dari didirikannya rumah sakit yaitu untuk melayani dan memenuhi
kebutuhan pasien dan keluarganya dalam pelayanan kesehatan. sejarah rumah sakit
penting diketahui sebagai acuan dasar untuk mengembangkan inovasi dalam
pembangunan rumah sakit sesuai dengan perkembangan zaman. Selain itu rumah sakit
juga dibentuk atas dasar aspek regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan
mengacu pada UU no 44 tahun 2009. Selain itu dalam membangun rumah sakit
diperlukan managemen dalam keuangan sesuai dengan kebutuhan dari rumah sakit
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai