Anda di halaman 1dari 19

PORTOFOLIO TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

PEMBUATAN KAPSUL
“ FORMULASI KAPSUL EKSTRAK KENTAL ETANOL 96% TERIPANG
KELING (Holothuria atra) dan UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI”

Disusun Oleh :
Kelompok 3 Reguler 2A
NAMA/NIM :

1. Gabby Gita Sawitry (PO.71.39.0.18.014)


2. Husna Indri Marita (PO.71.39.0.18.015)
3. Ivan Sari Murni (PO.71.39.0.18.016)
4. Khoirun Nisak (PO.71.39.0.18.017)
5. Mealdry Dwie Almira (PO.71.39.0.18.018)
6. Melisyah Meliana (PO.71.39.0.18.019)
7. Muhamad Aldino Putra (PO.71.39.0.18.021)

Dosen Pembimbing :
1. Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti, Apt, M. Kes
2. Drs. Sadakata Sinulingga, Apt., M.Kes

Nilai Paraf

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
I. TUJUAN
a. Mahasiswa mampu membuat sediaan Kapsul dan zat berkhasiatnya
serta melakukan teknik pembuatannya.
b. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap sediaan kapsul
c. Mahasiswa mampu memahami teknik pembuatan sediaan kapsul

II. DASAR TEORI


A. Pengertian Kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari
gelatin; tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai
(Depkes RI, 1995).
Kapsul tidak berasa, mudah pemberiannya, mudah pengisiannya
tanpa persiapan atau dalam jumlah yang besar secara komersil. Didalam
praktek peresepan, penggunaan kapsul gelatin keras diperbolehkan
sebagai pilihan dalam meresepkan obat tunggal atau kombinasi obat pada
perhitungan dosis yang dianggap baik untuk pasien secara individual.
Fleksibilitasnya lebih menguntungkan daripada tablet. Beberapa pasien
menyatakan lebih mudah menelan kapsul daripada tablet, oleh karena itu
lebih disukai bentuk kapsul bila memungkinkan. Pilihan ini telah
mendorong pabrik farmasi untuk memproduksi sediaan kapsul dan
dipasarkan, walaupun produknya sudah ada dalam bentuk sediaan tablet.
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangakang kapsul
keras atau lunak. Cangkang dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat
tambahan lain. (Menurut FI III, hal. 5)
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari
gelatin, bisa juga dari pati atau bahan yang lain yang sesuai. (Menurut FI
IV, hal. 2)
Kapsul adalah sediaan obat yang padat, dikemas dalam wadah larut
atau lunak atau cangkang yang bentuknya sesuai. (Menurut DOM
Marthin, hal. 512)

Kapsul adalah cangkang gelatin yang diisi dengan serbuk. Kapsul


adalah cangkang gelatin yang mengandung dosis tunggal yang berupa
bahan obat.C. Persyaratan Sediaan Kapsul. (Menurut Parrot, hal. 66)

B. Macam-macam Kapsul
1) Hard Capsule (Cangkang Kapsul Keras)
Kapsul cangkang keras terdiri atas wadah dan tutup yang
dibuat dari campuran gelatin, gula dan air, jernih tidak berwarna dan
pada dasarnya tidak mempunyai rasa. Biasanya cangkang ini diisi
dengan bahan padat atau serbuk, butiran atau granul. Ukuran kapsul
mulai dari yang besar sampai yang kecil yaitu 000, 00, 1, 2, 3, 4, 5.
2) Soft Capsule (Cangkang Kapsul Lunak)
Kapsul gelatin lunak dibuat dari gelatin dimana gliserin atau
alkohol polivalen dan sorbitol ditambahkan supaya gelatin bersifat
elastis seperti plastik. Kapsul-kapsul ini mungkin bentuknya
membujur seperti elips atau seperti bola dapat digunakan untuk diisi
cairan, suspensi, bahan berbentuk pasta atau serbuk kering .
 Gelatin mempunyai beberapa kekurangan, seperti mudah
mengalami peruraian oleh mikroba bila dalam keadaan lembab atau
bila disimpan dalam larutan berair . Sebagai contoh yang lain,
cangkang kapsul gelatin menjadi rapuh jika disimpan pada kondisi
kelembaban relatif yang rendah.
Selanjutnya, Kapsul gelatin tidak dapat menghindari efek
samping obat yang mengiritasi lambung, seperti Indometasin. Hal ini
disebabkan kapsul gelatin segera pecah setelah sampai di lambung.
 Belakangan ini, beberapa bahan telah diuji untuk digunakan
sebagai bahan alternatif gelatin sebagai bahan untuk pembuatan
cangkang kapsul, salah satunya adalah dengan alginat. Dimana
alginat memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gelatin.
Pemilihan alginat didasarkan pada laporan sebelumnya yaitu
secara klinis alginat mempunyai kemampuan melindungi permukaan
mukosa lambung dari iritasi dan relatif lebih tahan terhadap
penguraian mikroba dibandingkan gelatin.

C. Keuntungan dan Kerugian Kapsul


1) Keuntungan
1.Bentuk menarik dan praktis
2. Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang
kurang enak.
3.  Mudah ditelan dan cepat hancur /larut didalam perut, sehingga bahan
cepat segera diabsorbsi (diserap) usus.
4.  Dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi  dari bermacam-
macam bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut
kebutuhan seorang pasien.
5.  Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong
seperti pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi
absorbsi bahan obatnya.

2) Kerugian
1. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat mudah menguap karena pori-
pori cangkang tidak dapat menahan penguapan.
2. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis.
3. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang
kapsul.
4. Tidak dapat digunakan untuk balita.
5. Tidak bisa dibagi (misalnya ½ kapsul).
D. Cara Pengisian Kapsul
Ada 3 macam cara pengisian kapsul yaitu dengan tangan, dengan
alat bukan mesin dan dengan alat mesin.
1) Dengan Tangan
Merupakan cara yang paling sederhana yakni dengan tangan, tanpa
bantuan alat lain. Cara ini sering dikerjakan di apotik untuk melayani resep
dokter. Pada pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan sarung tangan
untuk mencegah alergi yang mungkin timbul karena petugas tidak tahan
terhadap obat tersebut. Untuk memasukkan obat dapat dilakukan dengan
cara serbuk dibagi sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta lalu tiap
bagian serbuk dimasukkan kedalam badan kapsul dan ditutup.
2) Dengan Alat Bukan Mesin
   Alat yang dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan
manusia. Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih
seragam dan pengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat
dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri dari dua bagian yaitu
bagian yang tetap dan bagian yang bergerak.
 Caranya :
 Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukkan kedalam lubang dari
bagian alat yang tidak bergerak.
 Serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul dimasukkan
/ditaburkan pada permukaan kemudian diratakan dengan kertas
film.
 Kapsul ditutup dengan cara merapatkan/menggerakkan bagian
yang bergerak. Dengan cara demikian semua kapsul akan tertutup.
3) Dengan Alat Mesin
Untuk menghemat tenaga dalam rangka memproduksi kapsul
secara besar-besaran dan untuk menjaga keseragaman dari kapsul tersebut,
perlu dipergunakan alat yang serba otomatis mulai dari membuka, mengisi
sampai dengan menutup kapsul. Dengan cara ini dapat diproduksi kapsul
dengan jumlah besar dan memerlukan tenaga sedikit serta keseragamannya
lebih terjamin.
E. Faktor-Faktor Yang Merusak Cangkang  Kapsul
1) Mengandung zat-zat yang mudah mencair ( higroskopis)
Zat ini tidak hanya menghisap lembab udara tetapi juga akan
menyerap air dari kapsulnya sendiri hingga menjadi rapuh dan
mudah pecah. Penambahan lactosa atau amylum (bahan inert netral)
akan menghambat proses ini. Contohnya kapsul yang mengandung
KI, NaI, NaNO2 dan sebagainya.
2) Mengandung campuran eutecticum
Zat yang dicampur akan memiliki titik lebur lebih rendah
daripada titik lebur semula, sehingga menyebabkan kapsul
rusak/lembek. Contohnya kapsul yang mengandung Asetosal dengan
Hexamin atau Camphor dengan menthol. Hal ini dapat dihambat
dengan mencampur masing-masing dengan bahan inert baru
keduanya dicampur.
3) Mengandung minyak menguap, kreosot dan alkohol.
4) Penyimpanan yang salah
Di tempat lembab, cangkang menjadi lunak dan lengket serta
sukar dibuka karena kapsul tersebut menghisap air dari udara yang
lembab tersebut. Di tempat terlalu kering, kapsul akan kehilangan
air sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah.     
  Mengingat sifat kapsul tersebut maka sebaiknya kapsul
disimpan:
a.       Dalam ruang yang tidak terlalu lembab atau dingin kering
b.      Dalam botol gelas tertutup rapat dan diberi silika (pengering)
c.       Dalam wadah plastik yang diberi pengering
d.      Dalam blitser / strip alufoil
F. PREFORMULASI
Ekstrak Teripang Keling
Penelitian tentang bahan alami yang dihasilkan oleh teripang telah
dilaporkan oleh beberapa peneliti. Kaswandi et al. (2000), Lian et al. (2000) dan
Kustiariyah et al. (2006) melaporkan bahan aktif yang dihasilkan oleh Holothuria
sp. Adalah sebagai antibakteri dan antikapang
Teripang (Holothuria) yang mengandung kandungan bioaktif sebagai
bahan antibakteri (Lawrence et al., 2009).Teripang mengandung bahan aktif
antibakteri, antifungi, antitumor dan antikoagulan (Farrouket al., 2007).Penelitian
sebelumnya telah menunjukkan bahwa selain penyembuh luka, ekstrak teripang
mengandung senyawa antikoagulan dan antithrombosis (Zanchan et al., 2004).
Antibakteri alami adalah suatu senyawa yang dihasilkan oleh bahan alam,
yang dapat menekan pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui konsentrasi formulasi kapsul ekstrak kental teripang
keling (Holothuria atra) sebagai antibakteri.
Permasalahan ekstrak atau bahan alam adalah cendrung memiliki rasa
yang tidak enak dan bau yang khas.Oleh karena itu, untuk memutupi kekurangan
bahan alam tersebut sediaan dibuat dalam bentuk kapsul.Isi kapsul dapat berupa
serbuk atau granul (Depkes RI, 1995). Berdasarkan uraian sebelumnya peneliti
tertarik melakukan penelitian mengenai formulasi kapsul ekstrak kental teripang
keling dan uji aktivitas antibakteri dengan perbandingan kosentrasi.
G. FORMULASI
A. Formula Acuan
Formulasi kapsul ekstrak teripang dibuat dalam 3 formula, yaitu
formula A, B, dan C dengan variasi kosentrasi ekstrak 100µ g,
250µg dan 500µg untuk melihat pengaruhnya pada evaluasi
kapsul sedangkan bahan tambahan yang di gunakan tetap.

Sumber : Formulasi Kapsul Ekstrak Kental Etanol 96% Teripang Keling


(Holothuria Atra) Dan Uji Aktivitas Antibakteri

B. Formulasi Modifikasi

No Bahan Mg/ kapsul Fungsi


1 Ekstrak teripang keling 0.1 mg, 0.25 mg, 0.5 Zat aktif
mg
2 Aerosil talk 12 mg Adsorben
3 Mg stearat 7.5 mg Lubrikan
4 Serbuk kunyit 1.5 mg Pelicin

5 Avicel 102 7.5 mg Odoris/pengisi

C. Perhitungan dan Penimbangan


 Perhitungan bahan
Dibuat 100 kapsul,
1. Bobot 1 kapsul = 150 mg
2. Dibuat sebanyak = 100 kapsul

Dilebihkan 20% =

= 120 kapsul
1) Ekstrak kental = 0,1 mg x 120 mg= mg (Formula
A)
2) Ekstrak kental = 0.25 mg x 120 = mg (Formula B)
3) Ekstrak kental = 0.5 mg x 120 = mg (Formula C)
4) Aerosil Talk = 12 mg x 120 = mg
5) Mg stearat = 7.5 mg x 120 = mg
6) Serbuk kunyit = 1.5 mg x 120 = mg
7) Avicel 102 = 7.5 mg x 120 = mg
8) Bobot kapsul ad 150 mg

 Penimbangan bahan

No Nama Bahan Jumlah

1 Ekstrak teripang keling

2 Aerosil talk

3 Mg stearat

4 Serbuk kunyit

5 Avicel 102

D. Monografi Zat Tambahan


1. Magnesium stearat

Magnesium stearat digunakan sebagai lubricant.


Keuntungan magnesium stearate memiliki keuntunganya itu tidak
higroskopis.. Kerugiannya konsentrasi Mg stearat sebagai lubrikan
maksimal 2%. Jika terlalu besar akan terjadi laminatin

2. Talkum

Talk digunakan sebagai glidan. Kelebihannya dapat


memperbaiki daya aliran bahan yang akan ditabletisasi,
mengurangi penyimpangan massa, meningkatkan ketepatan ukuran
tabet dan dapat mengurangi keterikatan antar partikel pada saat di
cetak sehingga dapat memberikan sifat alir yang baik. kekurangan
adalah tidak dapat dicampurkan dengan komponen ammonium
kuartener.

3. Aerosil (SiO2)

Aerosol atau colloidal silicon dioxid merupakan serbuk


amorf silica dengan ukuran partikel sekitar 15 mm berwarna putih,
ringan, tak berasa. Aerosol digunakan sebagai adsorben karena
dapat mengabsorpsi lembab terutama yang berasal dari ekstrak
sehingga akan mempermudah pencampuran bahan (Rowe dan
Quinn, 2009). Aerosil tidak hanya akan meningkatkan sifat alir
ekstrak tetapi juga menyalut permukaannya dengan lapisan film
yang tipis. Penggunaan aerosol sebagai adsorben pada
sediaansediaan ekstrak bisa mencapai 10%. Penambahan aerosol
yang cukup besar akan menurunkan higroskopis ekstrak ekstrak
dan melonggarkan serbuk (Agoes, 2007).

4. Avicel 102 ( MICROCRYSTALINE CELULOSE )


Pemerian : Serbuk kristalin dengan partikel berpori ; berwarna putih ; tidak berbau
; dan tidak berasaKelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larutan asam
dansebagian besar pelarut organikLuas permukaan : 1,2–1,30 m 2 /g (avicel PH
102)Bobot jenis : 0,337 g/cm3 (baik), 0,478 g/cm3 (tapped), 1,512 – 1,668 g/cm 3

Stabilitas : Material higroskopis yang stabil. Disimpan diwadah tertutup rapat


pada tempat yang sejuk dan kering

Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan agen pengoksidasi yang kuat

Kegunaan : pengisi atau pengikat pada sediaan tablet dankapsul, mempunyai


kegunaan sebagai lubrikan dan disentegrant

Konsentrasi : 20-50% (pengisi) ; 5-15% ( pengahncur) ; 5-20%(anti lengket)


(Rowe. 2009. Hal : 129)

5. Serbuk kunyit

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)


Divisio : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )
Sub-diviso : Angiospermae ( berbiji tertutup )
Kelas : Monocotyledoneae (biji berkeping satu )
Ordo : Zingiberales
Famili : Zungiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma domestica Val.
Kunyit yang mempunyai nama latin Curcuma domestica Val. merupakan tanaman yang
mudah diperbanyak dengan stek rimpang dengan ukuran 20-25 gram stek. Bibit rimpang
harus cukup tua. Kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang tata pengairannya baik,
curah hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan di tempat yang sedikit
terlindung. Tapi untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar diperlukan tempat yang
lebih terbuka. Rimpang kunyit berwarna kuning sampai kuning jingga. (Sumiati , 2004.)
Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit yang telah diketahui yaitu minyak atsiri
sebanyak 6% yang terdiri dari golongan senyawa monoterpen dan sesquiterpen
(meliputi zingiberen, alfa dan beta-turmerone), zat warna kuning yang disebut
kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin 50-60%, monodesmetoksikurkumin dan
bidesmetoksikurkumin), protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C. Dari ketiga senyawa
kurkuminoid tersebut, kurkumin merupakan komponen terbesar. Sering kadar total
kurkuminoid dihitung sebagai % kurkumin, karena kandungan kurkumin paling besar
dibanding komponen kurkuminoid lainnya. Karena alasan tersebut beberapa penelitian
baik fitokimia maupun farmakologi lebih ditekankan pada kurkumin. (Sumiati , 2004.)
III.ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Mortir
2. Stamper
3. Gelas ukur
4. Erlenmeyer
5. Baker glass
6. Corong gelas
7. Neraca analitik gram
8. Neraca analitik miligram
9. Anak timbangan
10. Sendok spatula
11. Perkamen
B. Bahan
1. teripang keling (H. atra)
2. Cangkang kapsul no 2
3. Aerosil
4.Talkum
5. Magnesium stearat
6. Avicel 102
7. serbuk kunyit
8. Etanol 96 %

IV. PROSEDUR KERJA


1. Pembuatan ekstrak kental etanol teripang keling menggunakan metode maserasi,
simplisia teripang kering sebanyak 170 gram
2. Simplisia diekstraksi secara maserasi tunggal menggunakan etanol 96%. Maserasi
dilakukan dengan pengocokan selama 6 jam kemudian didiamkan selama 3 kali 24 jam
dengan sesekali diaduk.
3. Ekstrak hasil maserasi di pekatkan dengan rotary evaporator ekstrak dikentalkan
didalam oven suhu 50°C sampai diperoleh ekstrak kental.
4. Ekstrak kental dikeringkan dengan penambahan Avicel 101, talkum, Mg Stearat
dan aerosil, dan serbuk kunyit.
5. Masukkan campuran tersebut kedalam cangkang kapsul gelatin
6. Sediaan di evaluasi keseragaman bobotnya, waktu hancur dan higroskopisnya

V. EVALUASI SEDIAAN KAPSUL


1) Uji keseragaman bobot (Depkes RI,1995)
Timbang saksama 10 kapsul, satu per satu, beri identitas tiap
kapsul, keluarkan isi tiap kapsul dengan cara yang sesuai. Timbang
saksama tiap cangkang kapsul kosong dan hitung bobot netto dari isi tiap
kapsul dengan cara mengurangkan bobot cangkang kapsul dari masing-
masing bobot kapsul. Dari hasil penetapan kadar, seperti tertera pada
masing-masing monografi, hitung jumlah zat aktif dalam tiap kapsul,
dengan anggapan bahwa zat aktif terdistribusi secara homogen.
Untuk kriterianya kecuali dinyatakan lain dalam masing- masing
monografi, persyaratan keseragaman bobot dipenuhi jika tidak kurang dari
9 dari 10 satuan sediaan seperti di tetapkan dari cara keseragaman bobot
terletak dalam rentang 85.0% hingga 115% dari yang tertera pada etiket
dan tidak ada satuan terletak di luar rentang 75,0% hingga 125,0% yang
tertera pada etiket dan simpangan baku relatif dari 10 satuan sediaan
kurang dari atau sama dengan 6,0%.

2) Uji waktu hancur (Depkes RI, 1995)


Sejumlah 6 kapsul, dimasukkan pada masing-masing tabung pada
keranjang, yang dibawahnya terdapat kasa baja berukuran 10 mesh.
Digunakan media air bersuhu 37 ±2°C.Dilakukan pengamatan
terhadap kapsul, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang
kapsul. Bila 1 atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, pengujian diulangi
dengan 12 kapsul lainnya, tidak kurang dari 16 dari 18 kapsul yang diuji
hancur sempurna. Dicatat waktu yang di perlukan kapsul untuk
hancursempurna.

3) Uji higroskopisitas (Augsburger, 2000)


Merupakan cara menguji kemampuan bahan obat untuk menyerap
uap dari udara setelah di biarkan dalam kondisi tertentu selama beberapa
waktu yang diamati. Sejumlah 3 kapsul ditempatkan pada botol coklat di
simpan dalam desikator. Masing-masing perlakuan diamati setiap hari
selama tujuh hari dan setiap minggu selama sebulan. Pengamatan
dilakukan terhadap perubahan bobot kapsul, bentuk kapsul, dan isi kapsul.

V. PEMBAHASAN

Ekstrak Etanol Teripang H. Atra

Proses ekstraksi pada penelitian ini menggunakan metode maserasi tunggal dengan
pelarut etanol 96%, yaitu dengan merendam sampel pada pelarut dengan pengadukan,
maserasi digunakan karena untuk menghindari rusaknya komponen
senyawa akibat panas. Pelarut etanol digunakan karena etanol merupakan pelarut polar
yang universal karena mampu melarutkan banyak zat aktif seperti alkaloid basa, minyak
atsiri, glikosida, kumarin, antrakinin, flavanoid, steroid dan klorofil.Hasil maserat yang
didapat berwarna orange kemerahan, maserat kemudian dipekatkan menggunakan alat
rotary evaporator di dapatkan ekstrak kental bewarna orange. Hasil maserasi dari 1500
gram teripang segar diperoleh ekstrak kering 170 gram. Berdasarkan penelitian yang
dilakuakan oleh Nursyd et al (2015) ekstrak etanol teripang H. Atra positif mengandung
golongan senyawa triterpenoid,flavonoid, alkaloid dan saponin.

Aktivitas Kemampuan Hambat Minimum (KHM)


Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar dengan bakteri uji Gram
positif Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus dan Gram negatif Escherichia coli,Vibrio
cholerae terhadap Ampicillin sebagai antibiotik pembanding.Uji konsentrasi hambat
minimum menggunakan larutan induk ekstrak dengan konsentrasi 250µg. Hasil uji
konsentrasi hambat minimum aktivitas antibakteri teripang keling menunjukkan bahwa
ekstrak etanol teripang memiliki aktivitas antibakteri pada konsentrasi 62,5µg-125µ g.
Dari penelitian yang dilakukan, teripang keling mampu menghambat bakteri pada
konsentrasi 100µg. Adanya aktivitas antibakteri ditandai dengan terbentuknya zona
bening disekitar peper disk yang ditetesi zat yang akan diuji. Hasil uji aktivitas antibakteri
Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Vibrio cholera dapat dilihat
pada tabel dibawah.

VI. KESIMPULAN
Ekstrak kental etanol teripang keling dengan kosentrasi 100µg
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis, Staphylococcus
aureus,Escherichia coli,Vibrio cholera. Berdasarkan hasil zona hambat
bakteri, formulasi dosis ekstrak teripang yang digunakan adalah sebagai
berikut 100µg, 250µg dan 500µg. Berdasarkan hasil evaluasi laju alir,
sudut istirahat, keseragaman bobot waktu hancur dan kadar air pada
penyimpana selama 5 minggu formula A, B dan C menunjukkan ketiga
formula memunuhi persyaratan sedian kapsul

VII. PENGEMASAN
A. Kotak Obat

B. Etiket
C. Brosur
DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2004. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Ahmad Widodo. 2015. Budidaya Teripang Khasiat dan Cara Olah Untuk
Pengobatan.Yogyakarta.Pustaka Baru Press
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat.
Jakarta : UI-Press.
Bintang, M. 1993. Studi Antimikroba dari Streptococcus lactis BCC
2259.Disertasi.Institut Teknologi Bandung.
Betina, V. 1983.The Chemistry and biology Of Antibiotics.Elsevier Scientific
Publishing Company. New York
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Ed III.Jakarta: Depkes RI.
Siringo-Ringo, Victor, dkk. 2017. FORMULASI KAPSUL EKSTRAK KENTAL
ETANOL 96% TERIPANG KELING (Holothuria atra) dan UJI AKTIVITAS
ANTIBAKTERI. Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal Vol. 2
No. 1

LAPORAN TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

FORMULA KAPSUL EKSTRAK TERIPANG KELING

NO. REG NAMA PRODUK JUMLAH PRODUKSI


NO. BATCH EXP. DATE

TANGGAL FORMULA TANGGAL PRODUKSI

KODE NAMA BAHAN KHASIAT % JUMLAH


BAHA BOBOT
N

METODE PEMBUATAN PRAKTIKAN DI SAHKAN

Anda mungkin juga menyukai