Disusun Oleh :
18000010
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan teman-teman. Aamiin…
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Definisi .................................................................................................................. 3
B. Macam-Macam SPGDT ..............................................,,........................................ 3
C. Pendahuluan dan Rencana Uraian Tugas .............................................................. 5
D. Perlunya Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu ................................... 6
E. Hal-Hal Yang Diatur Khusus dalam SPGDT ...................................................... 11
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 12
B. Saran .................................................................................................................... 12
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam manajemen bencana ada dua kegiatan besar yang dilakukan : Pertama ;
pada saat sebelum bencana (pre event) berupa kesiapsiagaan menghadapi bencana
(disaster preparedness) dan pengurangan resiko bencana (disaster mitigation), Kedua ;
kegiatan tanggap bencana (emergency response) dan kegiatan pemulihan akibat
bencana (disaster recovery).
Berdasar realitas, kita selama ini banyak melakukan kegiatan pasca bencana
berupa kegiatan tanggap darurat dan pemulihan (recovery) akibat bencana, tapi sangat
sedikit sekali perhatian terhadap kegiatan untuk kesiapsiagaan pra bencana dan
pengurangan resiko bencana. Kegiatan-kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai
bagian dari kesiapsiagaan dan pengurangan resiko bencana adalah : Kegiatan
pendidikan kesadaran bencana (disaster awareness), Pelatihan Penanggulangan
Penderita Gawat Darurat, Penyiapan Teknologi Tahan/Siaga Bencana, Membangun
Sistem Sosial yang tanggap bencana dan Perumusan Kebijakan Penanggulangan
Bencana secara komprehensif dan terpadu.
Kegiatan-Kegiatan diatas tersebut tentunya harus melibatkan pihak-pihak yang
berkepentingan. Dan salah satu pihak tersebut adalah masyarakat di lingkungan yang
rawan bencana. Termasuk di dalam masyarakat adalah komunitas tenaga medis dan
paramedis yang menjadi bagian masyarakat. Karena mereka paham bagaimana
menyiapkan sistem kesiapsiagaan menghadapi bencana dan mereka memiliki bekal
pengetahuan-ketrampilan teknis medis yang bisa didayagunakan dalam
penanggulangan korban gawat darurat pasca bencana
Bencana menjadi tanggung jawab seluruh komponen masyarakat dan
pemerintah maupun swasta. Namun dalam pelaksanaannya menolong korban haruslah
secara tepat dan cepat, selain itu juga diperlukan koordinasi yang bagus. Diperlukan
skill dan pengetahuan yang cukup tentang penanganan pertama disamping
pengetahuan medan bencana serta komunikasi yang terpadu dalam menolong korban
bencana.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu?
2. Apa saja macam-macam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu?
3. Apa saja hal-hal yang diatur khusus dalam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT)?
4. Apa saja pentingnya mengetahui Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu?
5. Bagaimana pelaksanaan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu dalam
Gerakan Safe Community?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.
2. Untuk mengetahui macam-macam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu.
3. Mempercepat response time dalam memberikan tindakan kegawatdaruratan dan
meningkatkan kualitas pertolongan terhadap korban bencana
4. Mencegah kematian dan kecacatan, sehingga dapat hidup dan berfungsi kembali
dalam masyarakat sebagaimana mestinya.
5. Merujuk melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang lebih
memadai.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
SPGDT adalah sebuah sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang
terdiri dari unsur, pelayanan pra Rumah Sakit, pelayanan di Rumah Sakit dan antar
Rumah Sakit. Pelayanan berpedoman pada respon cepat yang menekankantime saving
is life and limb saving, yang melibatkan pelayanan oleh masyarakat awam umum dan
khusus, petugas medis, pelayanan ambulans gawat darurat dan sistem komunikasi.
Kesiapan IGD serta sistem pelayanan Gawat Darurat yang terpadu antara
Fasilitas kesehatan satu dengan lainnya, akan memberikan nilai tambah dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, tidak hanya terhadap kasus Gawat Darurat
sehari-hari, tetapi juga sekaligus kesiapan bila setiap saat terjadi bencana di wilayah
Indonesia.
Dalam hal ini SPGDT bencana adalah kerja sama antar unit pelayanan Pra
Rumah Sakit dan Rumah Sakit dalam bentuk pelayananan gawat darurat terpadu
sebagai khususnya pada terjadinya korban massal yg memerlukan peningkatan
(eskalasi) kegiatan pelayanan sehari-hari. Bertujuan umum untuk menyelamatkan
korban sebanyak banyaknya.
B. Macam-Macam SPGDT
SPGDT dibagi menjadi :
1. SPGDT-S (Sehari-Hari)
SPGDT-S adalah rangkaian upaya pelayanan gawat darurat yang saling terkait
yang dilaksanakan ditingkat Pra Rumah Sakit – di Rumah Sakit – antar Rumah
Sakit dan terjalin dalam suatu sistem. Bertujuan agar korban/pasien tetap hidup.
Meliputi berbagai rangkaian kegiatan sebagai berikut :
a. Pra Rumah Sakit
1) Diketahui adanya penderita gawat darurat oleh masyarakat
2) Penderita gawat darurat itu dilaporkan ke organisasi pelayanan penderita
gawat darurat untuk mendapatkan pertolongan medik
3) Pertolongan di tempat kejadian oleh anggota masyarakat awam atau awam
khusus (satpam, pramuka, polisi, dan lain-lain)
4) Pengangkutan penderita gawat darurat untuk pertolongan lanjutan dari
tempat kejadian ke rumah sakit (sistim pelayanan ambulan)
b. Dalam Rumah Sakit
1) Pertolongan di unit gawat darurat rumah sakit
2) Pertolongan di kamar bedah (jika diperlukan)
3) Pertolongan di ICU/ICCU
c. Antar Rumah Sakit
1) Rujukan ke rumah sakit lain (jika diperlukan)
2) Organisasi dan komunikasi
2. SPGDT-B (Bencana)
SPGDT-B adalah kerja sama antar unit pelayanan Pra Rumah Sakit dan
Rumah Sakit dalam bentuk pelayananan gawat darurat terpadu sebagai khususnya
pada terjadinya korban massal yg memerlukan peningkatan (eskalasi) kegiatan
pelayanan sehari-hari. Bertujuan umum untuk menyelamatkan korban sebanyak
banyaknya.
Tujuan Khusus :
1. Mencegah kematian dan cacat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali
dalam masyarakat sebagaimana mestinya.
2. Merujuk melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang lebih
memadai.
3. Menanggulangi korban bencana.
SOP Minimal RS :
Sehari-hari dan Bencana (Hosdip, Hospital Diasater Plan) :
a. Kegawatan dengan ancaman kematia
b. True emergency
c. Korban missal
d. Keracunan missal
e. Khusus :
Perkosaan, KDRT, child abused
Persalinan Tidak Normal
Kegawatan diruang rawat
f. Ketentuan :
Asuransi
Batasan tindakan medik
Etika & Hukum
Pendataan
Tanggung jawab dokter pada keadaan gawat darurat
SPGDT ANTAR RS
a. Jejaring berdasar kemampuan RS dalam kualitas dan kuantitas.
b. Evakuasi. Antar RS dan dari pra RS.
c. SIM (Manajemen Sistem Informasi). Untuk menghadapi kompleksitas
permasalahan dalam pelayanan.
d. Koordinasi dalam pelayanan rujukan, diperlukan pemberian informasi keadaan
pasien dan pelayanan yang dibutuhkan.
Evakuasi :
a. Tata cara tertulis. Harus memiliki Peta geomedik
b. Kondisi pasien Stabil dan optimal pra dan selama evakuasi hingga tujuan.
c. Kriteria : Fisiologis / Anatomis
d. Mekanisme :
1) Tahu Tujuan dan Prinsip rujukan.
2) ABC stabil,
3) Immobilisasi,
4) Mekanika mengangkat pasien.
Evakuasi :
Darurat :
Segera :
a. Ancaman jiwa, perlu penanganan segera.
b. Pertolongan hanya bisa di RS (misal pernafasan tidak adekuat, syok).
c. Lingkungan memperburuk kondisi pasien (hujan, dingin dll).
Biasa :
Tanpa ancaman jiwa, namun tetap memerlukan RS
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) merupakan
penanganan awal dan pertolongan pertama sebelum korban dibawa ke Rumah Sakit
dan mendapatkan penanganan medis lanjutan, misalnya pada saat terjadi bencana
alam. Salah satu hal penting yang perlu ada pada saat terjadi bencana alam yaitu
posko kesehatan, dimana penderita gawat darurat atau korban dapat ditangani pada
posko kesehatan ini.SPGDT terdiri dari unsur, pelayanan pra rumah sakit, pelayanan
di rumah sakit dan antar rumah sakit.
SPGDT dibagi atas SPGDT-S dan SPGDT-B. SPGDT bertujuan yang intinya
untuk mengurangi dan menyelamatkan korban bencana, sehingga diperlukan cara
penanganan yang jelas (efektif, efisien dan terstruktur).
B. Saran
Diharapkan semua orang akan mempunyai kesiapan dalam upaya
penyelamatan dan mengurangi dampak kesehatan yang buruk apabila terjadi bencana.
DAFTAR PUSTAKA