DISUSUN OLEH :
1
2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
Disusun Oleh,
Nama : Erizaldi Musthofa S.
NIM : 1601065
Kelompok : 3 (Tiga)
Dengan Hasil Penilaian :
Disetujui Oleh,
KATA PENGANTAR
Penyusun
5
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
10
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
Gambar 1.1 Clases and Homologus Series of Hydrocarbon ........................ 15
Gambar 1.2 Deretan Nama Alkana .............................................................. 17
Gambar 1.3 Deretan Nama Alkana .............................................................. 18
Gambar 1.4 Deretan Nama Alkena .............................................................. 19
Gambar 1.5 Deretan Nama Alkuna .............................................................. 19
Gambar 1.6 Siklik Alifatik homoclus .......................................................... 19
Gambar 1.7 Mata Rantai Aromatik ............................................................. 20
BAB II PENENTUAN KANDUNGAN AIR DENGAN DEAN & STARK
METHOD
Gambar 2.1. Ground Flask Joint ................................................................... 35
Gambar 2.2. Electrical Oven ......................................................................... 35
Gambar 2.3. Peralatan Dean & Stark ............................................................ 35
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. % Base Sediment & Water pada data umum ........................... 45
Tabel 3.2. % Base Sediment& Water pada data kelompok ...................... 45
Tabel 3.3. % Base Sediment & Water keseluruhan .................................. 45
Tabel 4.1. Harga Koreksi oAPI ................................................................. 56
Tabel 5.1. Tabel Parameter data Umum.................................................... 67
Tabel 5.2. Parameter data Kelompok ........................................................ 67
Tabel 5.3. Titik Kabut, Titik Beku, dan Titik Tuang Dari Data
Tiap Kelompok................................................................... 68
Tabel 6.1. Parameter data umum .............................................................. 78
Tabel 6.2. Parameter data kelompok ......................................................... 78
Tabel 6.3. Titik Nyala dan Titik Bakar dari data tiap kelompok .............. 78
Tabel 7.1. ASTM Kinematic Thermometers............................................ 90
Tabel 7.2. Viskositas standard.............................................................. 94
Tabel 7.3. NBS Viccosity Standard....................................................... 95
Tabel 7.4. Data Hasil Analisa ................................................................... 95
Tabel 8.1. Harga Kebasahan Setiap Ion .................................................... 109
Tabel 8.2. Harga Konsentrasi Komponen ................................................. 115
Tabel 8.3. Indeks Stabilitas ....................................................................... 116
Tabel 8.4. Perhitungan Tenaga Ion ........................................................... 117
Tabel 8.5. Harga faktor k dan Suhu .......................................................... 117
Tabel 8.6. Tabulasi Konsentrasi Ion Anion dan Kation ............................ 119
Tabel 8.7. Perhitungan Indeks Stabilitas CaCO3....................................... 120
13
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1. Hubungan volume air VS % kadar air data kelompok ............ 38
Grafik 3.1. Kelompok VS % BS&W (sampel minyak 1) .......................... 48
Grafik 3.2. Kelompok VS % BS&W (sampel minyak 2)........................... 49
Grafik 5.1. Titik kabut, titik beku, titik tuang dari data tiap kelompok dan
data umum................................................................................ 71
Grafik 5.2. Kelompok VS Titik kabut, titik beku, titik tuang..................... 72
Grafik 6.1. Kelompok VS Titik nyala dan titik bakar................................. 81
Grafik 7.1 Perbandingan antara Shear Stress dengan Shear Rate.............. 86
Grafik 7.2. Viskositas minyak sebagai fungsi tekanan .............................. 87
Grafik 8.1. Diagram Stiff – Davis .............................................................. 119
Grafik 8.2. Penentuan harga k pada CaCO3................................................ 121
Grafik 8.3. Penentuan harga pCa dan pAlk ................................................ 122
Grafik 8.4. Stabilitas Indeks terhadap Temperatur (oC) ............................. 127
Grafik 8.5. Ion Keseluruhan (K) dan Temperatur (oC) ............................. 128
14
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1
Rega Pratama; Module Analisa Fluida Resevoir
2
William D. McCain, J; The properties of petroleum Fluids (second Edition)
3
William D. McCain, J; The properties of petroleum Fluids (second Edition)
16
1. Alifatik adalah salah satu jenis hydrocarbone yang memilik mata rantai
yang terbuka. Alifatik ini terbagi atas beberapa jenis yaitu : ikatan jenuh
(alkana), dan ikatan tak jenuh (alkenes, alkynes dan cyclic aliphatic).
carbone yang besar, bisa lebih dari 10 atom carbone. Setiap atom
carbone mempunyai 4 ikatan (baik ikatan C-H atau ikatan C-C),
dan setiap atom hydrogenmesti berikatan dengan atom carbone
(ikatan H – C). Sebuah kumpulan dari atom carbone yang
terangkai disebut juga dengan rumus kerangka. Secara umum,
jumlah atom carbone digunakan untuk mengukur berapa besar
ukuran al-kana tersebut (contohnya : C2- Alkana).
b. Alkenas
Alkb. Alkena (Oliefien) dalam kimia organice adalah
hydrocarbone tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua antara
atom carbone. Istilah alkena dan Olifien sering digunakan secara
bergantian. Alkena asiklik yang paling sederhana,yang membentuk
satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional
manapun, dikenal sebagai mono-ena , membentuk suatu dere
Gambar 1.3 : Deretan Nama alkana (www.googleimagealkana.com)
homolog hydrocarbone dengan rumusan umum CnH2n. Alkena
memiliki kekurangan dua atom hidrogen dibandingkan alkana
(terkait dengan jumlah atom carbone yang sama). Alkena yang
paling sederhana adalah etena atau etilena (C2H4) adalah senyawa
organic besar yang diproduksi dalam skala industri.senyawa
organic seringkaili juga digambarkan seperti alkena siklik, tetapi
structur dan ciri – ciri mereka berbeda sehingga tidak dianggap
sebagai alkena.
c. Alkuna
Alkuna adalah hydrocarbone tak jenuh yang memiliki ikatan
rangkap tiga. Secara umum, rumusan kimianya CnH2n-2. Salah
19
d. Skilik Alifatik
Suatu senyawa siklik alifatik adalah suatau senyawa organic
berupa alifatik sekaligus siklik. Senyawa ini mengadung satu atau
lebih cicin carbone,tetapi tidak memilik karakter aromatik.
Senyawa siklik alifatik dapat memiliki satu atau lebih rantai cabang
alifatik.
Senyawa siklik alifatik yang paling sederhana adalah
sikloalkana monosiklik : siklopropana, siklobutana, siklopetana,
sikloheksana, sikloheptana, siklooktana,dan seterusnya.
6 GambarUnion
IUPAC (International 1.6 : ofsiklik alifatik
Pure and homoclus
Applied (www.googleimagealkana.com)
Chemistry) adalah system senyawa kimia dan
penjelasan ilmu kimia secara umum.
20
2. Aromatics (Arenes)
Benzena, juga dikenal dengan rumusan kimia C6H6, dan benzol
adalah senyawa kimia organic yang merupakan cairan tak berwarna dan
mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis.
Benzena terdiri dari 6 atom carbone yang membentuk cinci,
dengan 1 atom hydrogen berikatan pada setiap 1 atom carbone. Benzena
merupakan salah satu jenis hydrocarbone aromatic siklik dengan ikatan pi
yang tetap. Bezena adalah salah satu komponen dalam minyak bumi, dan
meruppakan salah satu bahan petrokimia yang paling dasar serta pelarut
yang penting dalam dunia industri, karena memiliki bilangan octan yang
tinggi, maka bezena juga salah satu campuran penting pada bensin.
Benzena juga bahan dasar bahan obat – obatan, plastik, bensi, karet
buatan, dan pewarna. Selain itu, benzena adalah kandungan alami dalam
minyak bumo, namun biasanya diperoleh dari senyawa lainnya yang
terdapt dalam minyak bumi.
Pemisahan zat padat, cair, dan gas dari minyak mutlak dilakukan sebelum
minyak mencapai refinery, karena dengan memisahkan minyak dari zat-zat tersebut
di lapangan akan dapat dihindari biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu. Dari sini
juga dapat diketahui perbandingan-perbandingan minyak dan air ( WOR ), minyak
dan gas ( GOR ), serta persentase padatan yang terkandung dalam minyak.
Oleh karena itu, dalam memproduksi minyak, analisa fluida reservoir sangat
penting dilakukan untuk menghindari hambatan-hambatan dalam operasinya. Studi
dari analisa fluida reservoir ini sangat bermanfaat untuk mengevaluasi atau
merancang peralatan produksi yang sesuai dengan keadaan reservoir, meningkatkan
efisiensi, serta menunjang kelancaran proses produksi.
Praktikum yang dilakukan di laboratorium Analisa Fluida Reservoir bertujuan
untuk memahami sifat – sifat fisik dan sifat-sifat kimia dari fluida reservoir terutama
minyak mentah dan air formasi. Dalam praktikum ini ada beberapa hal yang
dipelajari7, yaitu :
1. Penentuan Kandungan Air dengan Dean & Stark Method
Minyak mentah yang diproduksi secara langsung dari dalam perut bumi pada
kenyataannya bukan minyak murni ( 100 % merupakan minyak ) melainkan
masih mengandung gas maupun air, hal ini nantinya akan mempengaruhi
perhitungan jumlah minyak yang akan diproduksi, karena dalam suatu reservoir
khususnya minyak, akan selalu didapatkan kandungan air. Pemisahan antara
minyak dan air yang terkandung di dalamnya disebut dengan dehidrasi minyak
bumi. Dehidrasi ini dilakukan baik pada pengilangan maupun transportasi, karena
air yang terkandung dalam minyak dapat menyebabkan korosi pada pipa – pipa
minyak, tempat penimbunan minyak, dan lain sebagainya. Dehidrasi ini
merupakan persoalan kimia maupun fisika yang diperlukan untuk mendapatkan
pemisahan yang se-efisien mungkin.
7
Team Asprak 2017 : Modul Panduan Praktikum Analisa Fluida Resevoir
22
Air formasi yang terkandung dalam minyak ada dua macam, yaitu :
1. Air bebas, merupakan air yang terbebaskan dari minyak.
2. Air emulsi, air yang melayang–layang di dalam minyak dan diperlukan
cara khusus untuk memisahkannya.
Sedimen-sedimen yang ikut terbawa bersama air biasa dikenal dengan istilah
scale (endapan). Scale merupakan endapan kristal yang menempel pada matrik
batuan maupun pada dinding-dinding pipa dan peralatan dipermukaan, seperti
halnya endapan yang sering kita jumpai pada panci ataupun ketel untuk memasak
air8. Adanya endapan scale akan berpengaruh terhadap penurunan laju produksi
produksi.
Terbentuknya endapan scale pada lapangan minyak berkaitan erat dengan air
formasi, dimana scale mulai terbentuk setelah air formasi ikut terproduksi ke
permukaan. Selain itu jenis scale yang terbentuk juga tergantung dari komposisi
komponen-komponen penyusun air formasi.
Mekanisme terbentuknya kristal-kristal pembentuk scale berhubungan dengan
kelarutan masing-masing komponen dalam air formasi. Sedangkan kecepatan
pembentukan scale dipengaruhi oleh kondisi sistem formasi, terutama tekanan
dan temperatur. Perubahan kondisi sistem juga akan berpengaruh terhadap
kelarutan komponen.
Specific gravity gas atau campuran gas adalah perbandingan antara densitas
gas atau campuran gas dengan udara, pada kondisi tekanan dan temperature yang
sama.
Densitas untuk minyak yang dapat diwakili oleh API dirumuskan sebagai
berikut:
ρ oil(Fluida yang di ukur )
=¿ ɤoil
ρ water (fluida reverensi)
Terlihat jelas, makin tinggi API akan makin rendah Po. Untuk gas specific
gravity dirumuskan sebagai berikut:
ρ gas (Fluida yang di ukur )
=¿ ɤgas
ρudara (fluida reverensi)
4. Penentuan Titik Kabut (cloud point), Titik Beku (ice point), dan Titik Tuang
(pour point)
12
Pada perjalanan dari formasi menuju permukaan, minyak bumi mengalami
penurunan temperatur dan tekanan. Apabila hal ini tidak diwaspadai, maka akan
terjadi pembekuan minyak di dalam pipa, sehingga menghambat proses produksi
karena minyak tidak lagi mengalir. Kehilangan panas ini akan menyebabkan suatu
masalah yang akan menjadi besar akibatnya apabila tidak segera teratasi.
11
http://wikipedia.com
12
Rega Pratama; Module Analisa Fluida Resevoir
25
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, kita dapat mengambil sampel minyak
formasi dan mengadakan uji coba di laboratorium untuk mengetahui titik kabut,
titik beku, dan titik tuang dari minyak mentah tersebut.
Yang dimaksud dengan 13:
1. Titik kabut adalah dimana padatan mulai mengkristal atau memisahkan
diri dari larutan bila minyak didinginkan.
2. Titik tuang adalah temperatur terendah dimana minyak mentah dapat
tertuang setelah mengalami pembekuan.
3. Titik beku adalah temperatur terendah dimana minyak sudah tidak dapat
mengalir lagi.
Titik kabut dan titik tuang berfungsi untuk menderterminasi jumlah relatif
kandungan lilin pada crude oil, namun test ini tidak menyatakan jumlah
kandungan lilinsecara absolut, begitu juga kandungan materi solid lainnya
didalam minyak.
5. Penentuan Titik Nyala (flash point)dan Titik Bakar (fire point) dengan Tag
Closed Tester
Flash point (titik nyala) adalah temperatur terendah dimana suatu material
mudah terbakar dan menimbulkan uap tertentu sehingga akan bercampur dengan
udara, campuran tersebut mudah terbakar14. Fire point (titik bakar) adalah
temperatur dimana suatu produk petroleum terbakar untuk sementara (ignites
momentarialy) tetapi tidak selamanya, sekurang-kurangnya 5 detik.
Suatu larutan yang dipanaskan pada suatu temperatur dan tekanan tetap akan
terjadi penguapan pada temperatur tertentu. Sedangkan penguapan sendiri
merupakan proses pemisahan molekul dari larutan dalam bentuk gas yang ringan.
Adanya pemanasan yang meningkat akan menyebabkan gerakan – gerakan
partikel penyusun larutan akan lepas dan meninggalkan larutan.
13
Rega Pratama; Module Analisa Fluida Resevoir
14
Rega Pratama; Module Analisa Fluida Resevoir
26
Demikian pula halnya pada minyak mentah, pada suhu tertentu ada gas yang
terbebaskan di atas permukaan, apabila disulut dengan api, maka minyak mentah
tersebut akan menyala. Titik nyala secara prinsip ditentukan untuk minyak bumi
sehingga dengan demikian dapat mengantisipasi bahaya terbakarnya produk –
produk minyak bumi. Semakin kecil SG minyak mentah maka semakin tinggi
0
API-nya, berarti minyak tergolong minyak ringan, maka jumlah C1 – C4 semakin
banyak, dengan semakin banyak gas, semakin rendah titik nyala dan titik bakarnya,
maka akan semakin mudah terbakar produk petroleum yang akan diproduksi.
15
Agus mulyadi : Mekanika Fluida
27
tertentu dialirkan melalui pipa kapiler yang telah dikalibrasi dan waktunya
telah diukur.
Viskositas dinamis atau viskositas absolut unit cgs dari viskositas dinamis
(Va) adalah poise, yang mana mempunyai dimensi gram / cm / detik.Viskositas
kinematik (Vk) adalah viskositas dinamik dibagi dengan densitas (Va/d), dimana
keduanya diukur pada temperatur yang sama.
16
Rega Pratama; Module Basic Petroleum
29
Merupakan batuan sedimen yang mempunyai pori, sehingga minyak dan gas bumi
yang dihasilkan batuan induk dapat masuk dan terakumulasi.
3. Adanya struktur batuan perangkap (Trap)
Merupakan batuan sedimen yang tidak dapat dilalui oleh cairan (impermeable),
sehingga minyak dan gas bumi terjebak dalam batuan tersebut.
5. Adanya jalur migrasi (Migration Route)
Merupakan jalan minyak dan gas bumi dari batuan induk sampai terakumulasi
pada perangkap.
Di batuan reservoir yang berfungsi untuk tempat terakumulasinya hidrokarbon
memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup baik sehingga dapat menampung
hidrokarbon dalam jumlah yang banyak. Di bawah ini ada beberapa jenis batuan
resevoir yaitu :
1. Batuan pasir
2. Batuan karbonat
3. Batuan shale
Saat ini dikenal 3 (tiga) metode untuk memperoleh sampel fluida reservoir yaitu
bottomhole, recombination, dan split stream. Secara ringkas, ketiga metode tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut19:
17
Anoname : sifat Fisik Fluida
18
Anoname : sifat Fisik Fluida
19
Anoname : sifat Fisik Fluida
31
(1) Bottomhole – di dalam sumur dekat interval produksi sementara sumur mengalir
pada laju alir yang rendah atau ditutup sama sekali. Metode ini hanya cocok untuk
sistem dissolved gas.
(2) Recombination – diambil di permukaan (separator) sementara sumur sedang
mengalir; banyak dilakukan, mudah, dan murah. Metode ini cocok untuk sistem
minyak, gas, dan kondensat.
(3) Flowline/well stream – akurasi paling rendah, sampel cairan dan gas terpisah
(seperti recombination), tanpa pemisahan (seperti bottomhole). Metode ini banyak
digunakan untuk sistem gas condensate.
BAB II
2. Data Kelompok
Volume Sampel (minyak ringan) = 39 ml
Volume Solvent (kerosen) = 39 ml
Volume air yang tertampung = 0,38 ml
2.5.2. Perhitungan
1. Data Umum
Persen kandungan air dalam sampel :
volume air
x100 %
% kadar air = volume sampel
37
0,24 ML
% kadar air = X 100%
55 ML
% kadar air = 0,43 %
2. Data Kelompok
Persen kandungan air dalam sampel :
volume air
x100 %
% kadar air = volume sampel
0,38 ML
% kadar air = X 100%
39 ML
% kadar air = 0,974%
2.6. Pembahasan
Minyak mentah atau crude oil yang dihasilkan dari dalam sumur
pemboran tidak semua mengandung minyak, tetapi juga mengandung
campuran air, gas, serta serpihan-serpihan padatan atau batu-batu kecil. Jadi,
crude oil yang dihasilkan tidak murni 100% mengandung minyak, tetapi
terdapat juga unsur-unsur atau komponen-komponen lain di dalamnya.
Sample minyak yang digunakan dicampur dengan Solvent (pelarut) berupa
kerosin, bertujuan untuk mempercepat proses pemisahan air dari minyak serta
proses pemanasannya.
Jumlah air yang terdapat dalam Water Trap merupakan fungsi waktu dari
hasil destilasi, karena semakin lama waktu yang digunakan maka air yang
didapat semakin banyak tergantung atas kondisi air di dalam minyak, karena
berhubungan dengan persen kandungan air. Dengan mengetahui % kandungan
air ini nantinya dapat diketahui kualitas dari minyak mentah (crude oil) yang
akan diproduksi, serta dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan minyak
mentah dan jumlahnya yang memungkinkan untuk diproduksikan.
38
0.01
0.01
0.01
% kadar Air
0.01
0.01
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Kelompok
Bila kita perhatikan pada grafik di atas (Grafik 2.1). pada grafik 2.1
grafiknya tidak Stabil . Hal ini disebabkan karena volume air tertampung
antara kelompok yang satu dengan yang lain itu berbeda-beda, dimana pada
kelompok 3 memiliki volume air tertampung ( 0.38 ml ) yang paling besar di
39
antara data-data kelompok lain sehingga % kadar airnya pun juga besar. Besar
% kadar air berbanding lurus terhadap volume air tertampung. Semakin besar
volume air tertampung, maka semakin besar juga nilai % kadar air-nya.
2.7. Kesimpulan
1. Metode Dean & Stark memakai metode destilasi.
2. Untuk melihat hasil kadar ari yang terdapat pada crude oil diliat di water
trap.
3. Kelebihan dari metode ini adalah lebih telit dalam memisahkan dan
mengukur kadar air pada crude oil.
4. Kekurangan metode ini adalah memerlukan (memakan waktu) yang cukup
lama.
5. Emulsifying agent, viscositas, SG, dan persentase air adalah factor-faktor
kestabilan emulsi.
40
BAB III
yang nantinya akan diproduksi, serta dapat dilakukan antisipasi dini terhadap
adanya endapan tersebut.
Metode Centrifuge ini mempunyai kelebihan antara lain :
1. Waktu yang diperlukan untuk memisahkan air dan minyak serta endapan
lain lebih singkat dari pada menggunakan Dean & Stark Method.
2. Pemindahan peralatan yang sangat mudah dilakukan.
3. Pengujian dan peralatannya pun lebih mudah dari pada menggunakan
metode Dean & Stark.
Gambar 3.1.Centrifuge
43
2. Data Kelompok
Volume Sampel = 80 ml
Lama Pemutaran = 10 menit
Rotation Per Minute = 1625 RPM
DATA KELOMPOK
3.5.2. Perhitungan
1. Data Umum
Sampel Minyak I
Volume air +Volume padatan
x100 %
% BS & W = Volume sampel
0 ,75 ml+0 ,065 ml
x 100 %
= 80 ml
= 1,75 %
Sampel Minyak II
Volume air +Volume padatan
x100 %
% BS & W = Volume sampel
0 ,088 ml +0 ml
x 100 %
= 80 ml
= 0,11 %
2. Data Kelompok
Sampel Minyak I
Volume air +Volume padatan
x100 %
% BS & W = Volume sampel
0 ,84 ml+0, 079 ml
x100 %
= 80 ml
= 1,149 %
Sampel Minyak II
Volume air +Volume padatan
x100 %
% BS & W = Volume sampel
47
0 ,0068 ml +0 ml
x100 %
= 80 ml
= 0,008%
3.6. Pembahasan
Untuk mencari persen kadar air dan endapan dengan metode ini adalah
dengan mencampurkan minyak bumi dengan suatu catalyst yang bersifat
demulsifier kemudian diputar dengan teori sentrifugal, yaitu diputar
menggunakan suatu alat yang dinamakan centrifuge.
Campuran yang berada pada suatu tempat (tabung) apabila diputar
dengan kecepatan tertentu, dengan gaya centrifugal dan berat jenis yang
berbeda akan saling pisah dan terlempar menjauhi titik pusat perputarannya.
Dimana zat dengan berat jenis yang lebih besar akan berada di bawah dan zat
dengan berat jenis rendah berada di atas.
Minyak yang kita produksi ke permukaan sering kali tercampur dengan
sedimen-sedimen yang dapat mempengaruhi proses atau laju produksi, serta
mempengaruhi mutu suatu minyak. Untuk itu dengan menggunakan metode
centrifuge, sehingga air, minyak, dan endapan dapat terpisahkan.
Bila kita plotkan data-data perhitungan base sediment&water (% BS &
W) untuk sampel minyak I dan sampel minyak II, baik data umum (pada tabel
3.1. di atas) atau pun data kelompok (pada tabel 3.2. dan tabel 3.3. di atas) ke
dalam suatu grafik, menjadi sebagai berikut :
48
12
10
8
%BS&We
0
0 2 4 6 8 10 12
Kelompok Sampel 1
Dari grafik di atas (grafik 3.1), arah grafiknya tidak stabil, hal ini
disebabkan karena masing-masing kelompok volume air dan volume
padatannya berbeda. Dimana pada sampel minyak I, kelompok 1 dan 2
mempunyai nilai base sediment&water (% BS & W) yang paling kecil di
antara kelompok-kelompok yang lain. Dan kelompok 5 dan 6 mempunyai
nilai base sediment& water (% BS & W) yang paling besar diantara yang lain.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa sampel minyak bumi antara tiap
kelompok adalah berbeda. Juga dapat di plotkan bahwa sampel minyak bumi
kelompok 5 dan 6 memiliki kualitas yang kurang baik dibandingkan
kelompok lain.
49
12
10
8
%BS &W
0
0 2 4 6 8 10 12
Kelompok Sampel 2
3.7. Kesimpulan
1. Metode centrifuge merupakan menggunakan gaya centrifugal sehingga
air, minyak, dan endapan dapat terpisahkan
50
BAB IV
ρoil ρgas
SG = ρ = ρ
water air
141,5
API =
SG
- 131,5
t
12
Sg =
t
22
Dimana :
Sg =Spesifik correction gravity gas atau campuran gas
t1 = Waktu yang diperlukan sample gas dari batas bawah sampai batas atas,
detik.
t2 =Waktu yang diperlukan udara dari batas bawah sampai dengan batas
atas, detik.
0
API minyak bumi menunjukkan kualitas minyak. Makin kecil berat
jenisnya makin tinggi 0API-nya, maka minyak tersebut makin berharga karena
0
lebih banyak mengandung bensin. Sebaliknya makin rendah API-nya,
semakin besar berat jenisnya, maka mutu atau kualitas minyak bumi tersebut
kurang, karena lebih banyak mengandung residu atau lilin.
53
Dewasa ini dari minyak berat pun dapat dibuat bensin lebih banyak
dengan sistem cracking dalam penyulingan, tetapi memerlukan biaya yang
lebih tinggi.
Selain 0API untuk menyatakan berat jenis, digunakan juga sistem baume,
akan tetapi jarang digunakan karena system 0Baume tidak dapat membedakan
klasifikasi specific grafity gas yang satu dengan yang lainnya.
140
° Baume= − 130
BJ Oil
Gambar 4.3.Thermometer
2. Data Kelompok
56
o o
API terukur API 60/60 oF
29 27,5
30 28,5
31 29,5
32 30,5
33 31,5
34 32,5
4.5.2. Perhitungan
1. Data Umum
Konversi temperatur sampel
35,48oC = ( 9/5 x 35,48 ) + 32 oF = 95,72 oF
141. 5
−131 .5
= 0. 822
= 40.64111922 0 API
41
40.64111922
40
39,5 x 38,5
o
SG 60 o
+ { f corr x ( T −60 F ) }
F
SGtrue = 60
141.5
−131, 5
o
APItrue = SGtrue
141.5
−131,5
= 0,8425
= 36,45 0 API
2. Data Kelompok
Konversi temperatur sampel
30,58oC = ( 9/5 x 30.58 ) + 32 = 87,044 oF
141 ,5
−131 , 5
= 0. 794
= 46,71 0 API
47
46,71
46
45.5 x 44,5
141 ,5
−131 ,5
o
APItrue = SGtrue
141,5
−131,5
= 0,80973
= 43,25 0 API
4.6. Pembahasan
Pada percobaan ini, pada dasarnya 0API terukur dan SG terukur yang
didapatkan dari percobaan di koreksi lagi dengan factor koreksi yang telah
ada. Dari percobaan umum, didapatkan SG sampel sebesar 0,822 dan 0API
terukur sebesar 40,6410API. Lalu kemudian di koreksi pada keadaan suhu
standar dunia perminyakan yaitu pada suhu 60 0F didapatkan 0API sebesar
39,1410API. Dan pada akhirnya didapatkan SG true dan 0API true sebesar
0,8425 dan 36,45 0API. Sedangkan pada percobaan kelompok didapatkan SG
sampel sebesar 0,794 dan 0API terukur sebesar 46,710API. Kemudian di
koreksi sama seperti percobaan umum didapatkan 0API sebesar 45,210API.
Dan akhirnya, dengan factor koreksi didapatkan SG true dan 0API true sebesar
0,80973 dan 43,250API. Dari kedua hasil tersebut dapat dilihat bahwa
keduanya termasuk dalam medium oil.
SG (Spesific Gravity) merupakan perbandingan antara massa jenis dengan
massa jenis. Semakin besar SG minyak atau fluida, maka semakin kecil harga
61
o
API minyak tersebut. Dengan kata lain minyak yang diperoleh lebih sedikit.
Selain itu perubahan tekanan dan temperatur juga mempengaruhi besar
kecilnya oAPI minyak20.
Jika ditanya besar SG minyak, berarti perbandingan massa jenis minyak
dengan massa jenis air. Pada temperatur dan tekanan yang tinggi, air akan
mengalami evaporasi. Dengan adanya evaporasi, berarti terjadinya ekspansi
(pertambahan volume). Jika volume semakin besar, maka massa jenis air akan
berkurang. Dan pada minyak, pada tekanan dan temperatur tinggi justru massa
jenisnya semakin bertambah. Sehingga apabila diperhitungkan besar SG
minyak, massa jenis minyak yang bertambah dibagi dengan massa jenis air
yang berkurang, akan menghasilkan SG minyak yang besar. Jika SG semakin
besar maka oAPI-nya semakin kecil. Jika oAPI kecil berarti klasifikasi minyak
tergolong berat.
Perubahan tekanan dan temperatur sangat mempengaruhi besar kecilnya
o
API. Dengan adanya tekanan dan temperatur yang berbeda itulah yang
menyebabkan crude oil dapat mengalir hingga ke permukaan. Hal ini
dikarenakan bahwa temperatur dan tekanan dipermukaan lebih kecil daripada
temperatur dan tekanan yang ada di reservoir.
20
William D. McCain, J; The properties of petroleum Fluids (second Edition)
62
4.7. Kesimpulan
1. Specific Gravity adalah perbandingan antara densitas fluida HC dengan
densitas fluida standar (reference) yang diukur pada tekanan dan
temperature yang sama
2. SGoil = Poil / Pwater SGgas = Pgas/Pair
3. Biasanya SG digunakan dalam pembicaraan tentang sifat fisik cairan yaitu
SG pada temperature dan tekanan standar (600F = 14,7 psia)
4. Minyak berat = 10 – 20 0API, minyak sedang = 20 – 30 0
API, minyak
ringan = >300API
BAB V
6. Titik beku adalah temperatur terendah dimana minyak sudah tidak dapat
mengalir lagi.
Titik kabut dan titik tuang berfungsi untuk menderterminasi jumlah relatif
kandungan lilin pada crude oil, namun test ini tidak menyatakan jumlah
kandungan lilinsecara absolut, begitu juga kandungan materi solid lainnya
didalam minyak.
Dikarenakan pada transportasi minyak dari formasi ke permukaan
mengalami penurunan temperatur dan tekanan sehingga membuat kita harus
memperhatikan kapan minyak mengalami pembekuan dan cara bagaimana
supaya tidak terjadi proses pembekuan dengan mengetahui besar dati titik
kabut, titik beku, dan titik tuangnya.
Titik beku, titik tuang dan titik kabut dipengaruhi oleh komposisi
penyusun minyak. Maksudnya, pada minyak berat lebih banyak mengandung
padatan-padatan jika dibandingkan dengan minyak ringan yang lebih banyak
mengandung gas sehingga minyak berat yang lebih dulu mengalami
pembekuan dari pada minyak ringan. Jadi, untuk menghindari pembekuan
maka diusahakan agar temperatur minyak yang diproduksi tetap stabil.
Gambar 5.2.Thermometer
Parameter Sampel
Titik Kabut 20oC 68 oF
Titik Beku 4,8oC 40.64 oF
Titik Tuang 14,8oC 58.64 oF
2. Data Kelompok
Parameter Sampel
o
Titik Kabut 29.8 C 83.66 oF
Titik Beku 22.74oC 75.92 oF
Titik Tuang 26.9oC 82.76 oF
Tabel 5.3.Titik kabut, titik beku, dan titik tuang dari data tiap kelompok
5.5.2. Perhitungan
1. Data Umum
= 68oF
( 20 ºC ) = 20 ºC + 273
= 293 0K
( 68 ºF ) = 68 ºF + 460
= 528 Rn
= 40,64oF
( 4,8ºC ) = 4,8 ºC + 273
= 277,3 K
( 40,64 ºF ) = 40,64 ºC + 460
= 500,64 Rn
o
Titik Tuang ( 14,8 C ) =
( 95 x 14 , 8 C )+32
o o
= 58,64oF
( 14,8 ºC ) = 14,8 ºC + 273
= 287,8 K
( 58,64 ºF ) = 58,64 ºF + 460
= 518,64 Rn
69
2. Data Kelompok
9
Titik Kabut ( 28,7oC ) =
( 5 )
x 28 ,7 o C +32o
= 83,66oF
( 83,66ºC ) = 83,66 ºC + 273
= 356,66 K
( 83,66 ºF ) = 83,66 ºF + 460
= 543,66 Rn
9
Titik Beku ( 19,2 oC ) =
( 5 )
x 19 ,2o C +32o
= 66,56 oF
(19,2 ºC ) = 66,56 ºC + 273
= 339,56 K
(66,56 ºF ) = 66,56 ºF + 460
= 526,56 Rn
= 77,36 oF
( 25,2 ºC ) = 25,2 ºC + 273
= 298,2 K
( 77,36 ºF ) = 77,36 ºF + 460
= 537,36 Rn
70
5.6. Pembahasan
Titik beku, titik tuang dan titik kabut dipengaruhi oleh komposisi
penyusun minyak. Maksudnya, pada minyak berat lebih banyak mengandung
padatan-padatan jika dibandingkan dengan minyak ringan yang lebih banyak
mengandung gas sehingga minyak berat yang lebih dulu mengalami
pembekuan daripada minyak ringan. Jadi, untuk menghindari pembekuan
maka diusahakan agar temperatur minyak yang diproduksi tetap stabil.
Pada perjalanan dari formasi menuju permukaan, minyak bumi mengalami
penurunan temperatur. Apabila hal ini tidak di waspadai, maka akan terjadi
pembekuan minyak di dalam pipa. Jika pipa tersumbat karena pembekuan,
minyak yang kita produksi tidak bisa lagi mengalir.
Kehilangan panas ini akan menyebabkan suatu masalah yang akan
menjadi besar akibatnya apabila tidak segera diatasi. Untuk mengatasi hal
tersebut, kita dapat mengambil formasi sample minyak dan dilakukan uji coba
di laboratorium untuk menentukan titik kabut, titik beku, dan titik tuang.
Setelah kita mendapatkan titik kabut, titik beku, dan titik tuang, kita dapat
mengantisipasi titik-titik dimana kemungkinan terjadinya pembekuan
sehingga dapat segera diantisipasi dengan memasang heater pada flow line,
atau dengan mengisolasi pipa-pipa untuk menjaga kestabilan temperatur.
Dari data-data perhitungan telah dilakukan sebelumnya, kemudian
diplotkan ke dalam suatu grafik, dimana dijelaskan besar dari titik kabut
(cloud point), titik beku, dan titik tuang ( pour point ) dari suatu minyak
mentah dari data masing-masing kelompok.
71
Grafik 5.1. Kelompok & Data Umum Vs Titik Kabut, Titik Beku dan Titik Tuang
60
50 58.64
40.64
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
KELOMPOK
Grafik 5.2. Kelompok Vs Titik Kabut, Titik Beku dan Titik Tuang
72.93
60 66.56
50
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
KELOMPOK
Jika dilihat dari hasil perhitungan yang kemudian diplot ke dalam suatu
grafik (seperti grafik di atas), baik data umum maupun data kelompok, dapat
72
kita ketahui bahwa titik kabut memiliki temperatur tertinggi, dan titik beku
memiliki temperatur terendah sedangkan titik tuang memiliki temperatur di
antara keduanya (antara titik kabut dan titik beku).
Dari ke-5 kelompok tersebut, dapat dilihat perbandingan titik kabut, titik
tuang dan titik beku yang memiliki perbedaan yang tidak terlalu signifikan.
5.7. Kesimpulan
1. Penentuan titik kabut, titik beku, titik tuang dan minyak pada sumur
produksi sangat penting guna mencegah terjadinya flow rate dan
menaikkan bahan pompa serta menurunkan jumlah produksi.
2. Titik kabut terjadi pada suhu yang lebih tinggi dibanding titik beku dan
titik tuang.
3. Faktor yang mempengaruhi titik kabut, titik tuang, titik beku yaitu
komposisi penyusun minyak tersebut.
4. Semakin berat jenis minyak maka semakin tinggi nilai titik kabut, titik
beku dan titik tuangnya.
5. Minyak berat akan lebih cepat mengalami pembekuan daripada minyak
ringan.
73
BAB VI
Gambar 6.2.Thermometer
Parameter Sampel
o
Titik Nyala 88,5 C 191,3oF
Titik Bakar 98,3oC 208,94oF
2. Data Kelompok
Tabel 6.2.Parameter data kelompok
Parameter Sampel
o
Titik Nyala 82,4 C 180,33oF
Titik Bakar 98,3 oC 204,26oF
Tabel 6.3.Titik nyala dan titik bakar dari data tiap kelompok (0F)
DATA KELOMPOK
kelompok
1 2 3 4 5
titik
Titik Nyala (oF) 177,44 177,94 180,32 180,32 170,42
6.5.2. Perhitungan
1. Data Kelompok
78
o
Titik Nyala ( 88,5 C ) =
( 95 x 88 ,5 )+32
o o
= 191,3oF
( 88,5ºC ) = 88,5 ºC + 273
= 361,5 K
( 191,3ºF ) = 191,3 ºF + 460
= 650,97 Rn
= 208,94oF
( 98,3 ºC ) = 98,3 ºC + 273
= 371,3 K
( 208,94 ºF ) = 208,94 ºF + 460
= 668,94 Rn
2. Data Umum
= 180.32oF
( 82.4ºC ) = 82.4ºC + 273
= 355,4 K
( 180,32 ºF ) = 180,32 ºF + 460
= 640,32 Rn
= 204,20oF
79
6.6. Pembahasan
Penentuan titik nyala dan titik bakar tergantung dari komposisi minyak
yang bersangkutan. Semakin berat minyak maka titik didihnya semakin tinggi
demikian juga titik nyala dan titik bakar. Hal ini juga dipengaruhi oleh
temperatur.
Dalam percobaan kali ini, pada percobaan umum didapatkan temperatur
flash point (titik nyala) sebesar 82,4oC = 180,32oF sedangkan untuk fire point
(titik bakar) didapat sebesar 95,7oC = 204,20oF. Sedangkan pada percobaan
kelompok temperature flash point (titik nyala) sebesar 88,5oC = 191,3oFdan
fire point (titik bakar) didapat sebesar 98,3oC = 208,94oF. Untuk percobaan
penentuan flash point (titik nyala) dan fire point (titik bakar), praktikan
melakukan pengetesan tentang titik nyala dan titik bakar pada sampel minyak
yang telah disediakan. Dimana sampel minyak mentah dimasukkan ke dalam
test cup dan air ke dalam bath kemudian dipanasi. Setelah beberapa menit
dipanasi, kita dapat mengamati terjadinya flash point (titik nyala) dan fire
point (titik bakar).
Flash point (titik nyala) dapat kita amati apabila dilakukan penyulutan,
sampel akan menyala beberapa saat saja. Sedangkan fire point (titik bakar)
terjadi bila nyala yang dihasilkan lebih lama dari flash point (minimal/kira-
kira berlangsung selama 5 detik).
Penentuan titik nyala dan titik bakar tergantung dari komposisi minyak
yang bersangkutan. Semakin berat minyak maka titik didihnya semakin tinggi
80
demikian juga titik nyala dan titik bakar. Penentuan titik nyala dan titik bakar
dari minyak mentah ini sangat penting dalam mengatisipasi timbulnya
kebakaran pada peralatan produksi, karena temperatur minyak terlalu tinggi
yang biasanya terjadi akibat adanya gesekan antara minyak dengan flow line,
sehingga kita dapat melakukan pencegahan lebih dini.
Dari analisa dan perhitungan di atas juga disertakan data dari tiap
kelompok, kemudian diplotkan ke dalam suatu grafik di bawah ini :
150
100
50
0
0 1 2 3 4 5 6 7
KELOMPOK
Jika kita perhatikan grafik di atas, nilai dari titik bakar lebih besar dari
pada titik nyala. Hasil percobaan dari masing-masing kelompok tidak
81
6.7. Kesimpulan
1. Setiap jenis fluida memiliki titik nyal dan titik bakar yang berbeda.
2. Untuk menetukan titik nyala dan titik bakar menggunkan alat tag tester.
3. Tag tester memilik dua jenis yaitu tag closed tester & Tag open tester.
4. Tag Closter alatnya tertutup pada suatu bejana sehingga terdapat
pembakaran tersendiri pada ruang tertutup pada suatu bejana.
5. Penentuan flash point dan fire point sangat penting artinya dikaitkan
dengan keselamatan dan pencegahan dari bahaya kebakaran.
6. Minyak ringan mempunyai titik nyala dan titik bakar yang lebih rendah
dibandingkan minyak berat, karena pada minyak ringan komponen fraksi
beratnya lebih sedikit dibandingkan pada minyak berat.
82
BAB VII
21
Ahmad Tarek : Resevoir enginerring Hand book Edition 2, caphter 2 Fluida properties.
83
22
V =~ Petraco
Rega Pratama : Modul Analisa Fluida Resevoir CxT
84
23
Riza Hadi Saputra : Mekanika Fluida dasar
85
Bingham plastik
Shear Stress
Newtonian
Shear rate
Grafik 7.1 Perbandingan antara Shear Stress dengan Shear Rate
b. Fluida non-Newtonian
Fluida yang akan mengalami perubahan viskositas ketika
terdapat gaya yang bekerja pada Fluida tersebut atau terdapat
hubungan tak linier antara besarnya tegangan geser yang diterapkan
dan laju perubahan sudut.
Viscositas
Tekanan
1. Basic Calibration
Menentukan waktu air dalam detik dari destilated water pada
master viscometer. Air harus mempunyai waktu alir minimum 200
detik pada temperature test. Kemudian hitung konstanta C dengan
persamaan:
vC = Vh / t
Dimana :
Vh = viscositas kinematik air ( 1,0038 cs pada 20 C )
C = konstanta viscometer
t = waktu alir ( detik )
C = 1.0038/t
C = Vh2/t
Dimana :
88
(t 1 xt 2 )
B= (V xt )−(V h 2 xt 2 ) }
( t 2 −t 2 ) { h2 1
2 1
Dimana:
t1 = waktu alir (minimum 200 detik) untuk hidrokarbon
yang mempunyai viscositas kinematik Vh2
t2 = waktu alir untuk hydrocarbon yang mempunyai
viscositas kinematik Vh2
Hitung konstanta C:
89
V h +( Bt )
C=
t
Dimana:
Vh = viscositas kinematik hydrocarbon yang digunakan
untuk kalibrasi
B = koefisien viscometer dari persamaan sebelumnya
(C x t) – (B/t)
Catatan:
Untuk viscometer dengan harga B/t besar atau sama dengan (0,001x C x t),
maka gunakan persamaan sebagai berikut :
Viskositas kinematik :
Cs = C x t
7.5.2 Perhitungan
Vha 1.0038
CA = =
TA 265
= 3.79 x 10 -3 cs/s
Vh = CA x T 1
= 3.79 x 10 -3 cs/dt x 370 s
= 1. 4023 s
Vh1 = CA x T2A
= 3. 79 x 10 -3 cs/dt . 368 dt
= 1. 394,72 cs
Vh1 1. 4023 Cs
C2A = =
T2A 368 s
= 3. 81 x 10 -3 cs/s
Vh2 = C2A x T2B
= 3.81 x 10 -3 cs/s x 444 s
= 1. 69164 cs
B =
( ) x Vh xT − Vh xT
T 2 −T 2 [ ( 1 2 A ) ( 2 2 B ) ]
2A 2B
368 x 444
= ( (368)2−(444)2 )
x [ ( 1.4023 x 368 )−(1. 69164 x 444) ]
163,392
= ( −61.712 ) x [ ( 516.0464 ) −(751.08816)]
= (-0.0026) x (-235.04176)
= 0.62886 cs/s
96
B B
=
[ ][ ]
Vh1 +
( )+ ( )
T2 A
T2 A
2
Vh2 +
T 2B
T2 B
0,623 2 0.6203
= [ 1. 4023 (
368
368
)
+
2
][
1.69164
444
444
]
8.3 .82 x 10−3 +3.81 x 10−3
=
2
= 7. 63 x 10−3 cs/s
Menghitung harga viskositas kinematika dengan ketentuan:
B
0,623
T2B = 444 = 1,4 x 10-3 cs
0,001 x C̄
−3
x T2B = 0,001 x 7.563 x 10 cs/dt x 444 dt
= 3. 39 x 10−3 cs
7.6 Pembahasan
Dalam percobaan sebelumnya (Spesific Gravity), kita menentukan SG
suatu minyak. Specific Gravity memiliki hubungan dengan viskositas
(berdasarkan asumsi), dimana minyak yang memiliki spesific gravity yang lebih
besar memiliki 0API yang rendah, maka memiliki viskositas yang rendah.
Pada percobaan ini prinsipnya adalah mengalirnya fluida pada viskometer
yang ada dan berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh kelompok 6 didapatkan
viskositas kinematik sebesar 3,38632 centistoke.
Viskositas merupakan sifat fisik yang akan berpengaruh terhadap fluida
untuk mengalir. Minyak yang lebih kental akan mengalir dengan kecepatan yang
rendah. Dengan demikian viskositas berbanding terbalik dengan kecepatan
alirnya, yang merupakan sifat fisik penting dari fluida untuk menentukan
karakteristik alirannya. Dengan mengetahui harga kinematik dari suatu minyak
maka dapat pula ditentukan besarnya tekanan yang diperlukan untuk mengalirkan
minyak tersebut melalui pipa.
Semakin besar nilai viskositas dari satu fluida, maka laju alir fluida tersebut
semakin lambat dan waktu alirnya juga semakin lambat, dan sebaliknya.
Hubungan viskositas dengan temperatur adalah berbanding terbalik, apabila
temperatur semakin besar, maka viskositasnya akan semakin kecil, dan
sebaliknya. Viskositas memiliki hubungan juga dengan SG dan 0API, jika
viskositasnya kecil, maka SG-nya kecil dan 0API-nya besar, dan sebaliknya.
98
7.7 Kesimpulan
1. Viskositas terbagi menjadi dua macam, yaitu:
Viskositas kinematik
Viskositas dinamik
2. Peralatan yang digunakan pada percobaan ini yaitu viskometer, yang
sebelumnya harus dikalibrasi terlebih dahulu.
3. Dengan rumus dan uraian yang telah dituliskan dimodul.
4. Besarnya viskositas kinematik dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu
besarnya koefisien viskometer (B) dan konstanta keseluruhan (C).
5. Viskositas berbanding lurus dengan SG dan berbanding terbalik dengan 0API.
6. Viskositas berbanding terbalik dengan kecepatan alirnya yang merupakan sifat
fisik penting dari fluida untuk menentukan karakteristik alirannya. Semakin
tinggi viskositas, maka kecepatan/laju alirnya semakin lambat dan waktu
alirnya semakin lambat pula. Sedangkan semakin rendah viskositasnya maka
kecepatan/laju alirnya semakin cepat dan waktu alirnya semkin cepat pula.
7. Viskositas adalah keengganan suatu fluida untuk mengalir.
8. Hubungan viskositas dengan temperatur adalah berbanding terbalik, apabila
temperatur tinggi, maka viskositasnya akan semakin kecil. Sedangkan apabila
temperatur rendah, maka viskositasnya akan semakin besar
99
BAB VIII
permukaan. Selain itu jenis scale yang terbentuk juga tergantung dari komposisi
komponen-komponen penyusun air formasi25.
Mekanisme terbentuknya kristal-kristal pembentuk scale berhubungan
dengan kelarutan masing-masing komponen dalam air formasi. Sedangkan
kecepatan pembentukan scale dipengaruhi oleh kondisi sistem formasi,
terutama tekanan dan temperatur. Perubahan kondisi sistem juga akan
berpengaruh terhadap kelarutan komponen.
Air formasi biasanya disebut dengan oil field water atau connate water
intertial water adalah air yang diproduksikan ikut bersama-sama dengan
minyak dan gas. Air ini biasanya mengandung bermacam-macam garam dan
asam, terutama NaCl sehingga merupakan air yang asam bahkan asam sekali.
Air formasi hampir selalu ditemukan di dalam reservoir hidrokarbon
karena memang di dalam suatu akumulasi minyak, air selalu menempati
sebagian dari suatu reservoir, minimal 10% dan maksimal 100% dari
keseluruhan pori.
Untuk menganalisa air formasi secara tepat, dipakai klasifikasi air formasi
yang digambarkan, secara grafis hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi
sifat air formasi dengan cara yang paling sederhana tetapi dapat
dipertanggungjawabkan, hanya kelemahannya tergantung pada spesifikasinya.
Pengambilan sample air formasi dilakukan di kepala sumur dan atau di
separator dengan menggunakan penampung bertutup terbuat dari kaca atau
plastik agar tidak terjadi kontaminasi dan hilangnya ion Hidrogen karena akan
mempengaruhi kebasahan sampel.
Percobaan yang dilakukan adalah dengan` menentukan pH, Alkalinitas,
penentuan kandungan kalsium, Magnesium, Barium, Sulfat, Ferro, Klorida,
Sodium dan perhitungan indeks stabilitas kalsium karbonat (CaCO3)26.
1. Penentuan Kalsium dan Magnesium
25
Rega Pratam : Modul Analisa Fluida Resevoir ~Petraco
26
Paper Kandungan Air : Agus Sitompul
101
8.3.2. Bahan
1. Sampel air formasi
2. Larutan buffer
3. Larutan indicator
4. Larutan H2SO4
5. Larutan AgNO3
nya, masukkan elektroda pada botol yang berisi larutan buffer. Putar
tombol kalibrasi sampai digit menunjukkan harga pH larutan buffer.
3. Cuci botol dan elektrodanya sebelum digunakan untuk menguji
sample dengan air destilasi untuk mencegah terjadinya kontaminasi.
P = 0 M 20 0 0
P = M 0 0 20 P
2P = M 0 40 P 0
2P < M 20 ( M 2P ) 40 P 0
109
2P > M 0 40 ( M P ) 20 ( 2P
M)
Perhitungan :
Volume titrasi * 20
Kesadahan total, me/L = Volume contoh air
2. Penentuan Kalsium
Ambil 20 ml air suling, tambah 2 tetes larutan buffer calver
dan 1 tepung indicator calcer II, warna akan berubah menjadi
cerah.Bila warnanya kemerahan, titrasi dengan larutan
kesadahan total sampai warna kemerahan hilang.
Tambahkan 5 cc air yang dianalisa. Bila ada Ca, warna larutan
berubah menjadi kemerahan.
Titer dengan larutan titrasi kesadahan total (1 ml = 20 epm)
sambil digoyang sehingga warna berubah menjadi biru cerah
(jernih). Catat volume titrasi.
Perhitungan
Bila menggunakan larutan 1 ml = 2 epm
ml titer * 2
Kalsium, me/L = ml contoh air
Bila menggunakan larutan 1 ml = 20 epm
ml titer * 20
Kalsium, me/L = ml contoh air
Konversi kadar Ca dalam mg/L = Ca, mg/L * 20
3. Penentuan Magnesium
Magnesium ditentukan dengan dua cara sebagai berikut :
Magnesium, me/L = ( kesadahan total, me/L)– (kalsium, me.L)
Magnesium, me/L = Magnesium, me/L * 12,2
111
HCO − , mg/ L −
OH , mg/L
3
61 + 17
Contoh :
SI = pH – K – pCa – pAlk
115
Setelah menggunakan ion dari air dapat dihitung, tentukan nilai L dari
grafik I dimulai dari bawah grafik jumlah tenaga ion (µ), ikuti garis
tegak lurus hingga bertemu dengan kurva suhu, kemudian baca nilai
K ke sisi kiri.
8.5.1. Analisa
pH air = 8
Volume sample = 10 cc
Konsentrasi ion CO3- = 10 me/l
Konsentarasi ion OH- = 3 me/l
118
OH- Ba ++
10 9 8
7 6HCO
5 4- 3 3+2(10)
Fe 1 0
3
1 2 3 4- 5 6 7 8
CO3 Ca++
9 10
SO4- Mg++
(102)Cl- Tabel
Na++ 8.7.
(102)
8.5.2 Perhitungan
Konversi Satuan
Cl - elektron valensi = 1
24800 x 1
Konversi mg/L ke me/L = 35.5 = 698.59155 me/L
SO4 2- elektron valensi = 2
290 x 2
Konversi mg/L ke me/L = 96 = 6.04167 me/L
CO3 2- elektron valensi = 2
290 x 2
Konversi mg/L ke me/L = 60 = 9.667 me/L
HCO3 - elektron valensi = 1
0x1
Konversi mg/L ke me/L = 1 = 0 me/L
OH - elektron valensi = 1
124
71x 1
Konversi mg/L ke me/L = 17 = 4.17647 me/L
Ca 2+ elektron valensi = 2
40 x 2
Konversi mg/L ke me/L = 40 = 40 me/L
Mg 2+ elektron valensi = 2
0x2
Konversi mg/L ke me/L = 24 = 0 me/L
Fe 3+ elektron valensi = 3
1250 x 3
Konversi mg/L ke me/L = 56 = 66.96429 me/L
Ba+ electron valensi = 2
Konversi Mg/L ke me/L = -
Ion Strength
Cl - = (Me/L) x Koreksi
= 698.59155 x 6 x 10-4
= 0,04192
SO4 2- = (Me/L) x Koreksi
= 6.04167 x 1 x 10-3
= 0,00604
CO3 2- = (Me/L) x Koreksi
= 9.667x 1,5 x 10-3
= 0,0145
HCO3 - = (Me/L) x Koreksi
= 0 x 5 x 10-3
= 0
Ca 2+ = (Me/L) x Koreksi
= 240 x 2 x 10-3
125
= 0,008
Mg 2+ = (Me/L) x Koreksi
= 0 x 1 x 10-3
= 0
Fe 3+ = (Me/L) x Koreksi
= 66.96429 x 1,5 x 10-3
= 0,10045
Ba 2+ = (Me/L) x Koreksi
= negatif
Na + = (Me/L) x Koreksi
= 605.5124x 2 x 10-4
= 0,1211
8.6. Pembahasan
Jika perhitungan indeks stabilitas (SI) di atas menghasilkan suatu angka-
angka, maka akan dapat diketahui sifat-sifat dari air formasi yang diteliti
dengan memperhatikan hubungan antara pH air formasi, tenaga ion
keseluruhan, temperatur, serta pCa dan pAlk, dimana jika SI menunjukkan
hasil yang positif, maka pada temperatur tersebut akan cenderung untuk
membentuk scale karena bersifat basa. Sebaliknya, jika SI menunjukkan hasil
negatif maka pada temperatur tersebut air formasi akan cenderung untuk
membentuk korosi pada alat-alat produksi karena bersifat asam, akan tetapi
jika SI menunjukkan hasil nol (SI = 0) maka pada temperatur tersebut air
formasi dalam keadaan setimbang dimana tidak terbentuk scale maupun
korosi.
Pengambilan sample air formasi dilakukan di kepala sumur dan / atau di
separator dengan menggunakan penampung bertutup terbuat dari kaca atau
plastic agar tidak terjadi kontaminasi dan hilangnya ion hidrogen karena akan
mempengaruhi kebasahan sample. SI (Stabilitas Indeks) didapatkan dari
beberapa data yaitu: temperatur, pH, K (tenaga ion keseluruhan), pAlk, dan
pCa. Air formasi hampir selalu ditemukan di dalam reservoir hidrokarbon
karena memang di dalam suatau akumulasi minyak, air selalu menempati
sebagian dari suatu reservoir, minimal 10% dan maksimal 100% dari
keseluruhan pori.
Pada data yang telah diberikan, diketahui bahwa pH = 8, pCa = 3,0,
pAlkali = 3,2. Untuk nilai k (tenaga ion keseluruhan) didapat dengan
membaca grafik ionic strength (terlampir dalam bagian lampiran).
127
Dari data tabel 8.8 di atas, kemudian diplotkan ke dalam suatu grafik
menjadi grafik seperti di bawah ini :
100 100
80 80
Temperature (°C)
60 60
40 40
20 20
0 0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Tenaga Ion Keseluruhan
Pada grafik 8.4 diatas hubungan antara tenaga ion strenght terhadap
temperature dimana pada temperature tertinggi yaitu 100C dengan nilai K
0,95. Dari grafik bisa dilihat bahwa semakin tinggi temperaturenya maka
semakin rendah nilai tenaga ion strenghtnya.
128
50
40
40
30
20
20
10
0
0
-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1
Temperature
Pada grafik 8.5. di atas kita dapat mengetahui bahwa semakin rendah
suhu maka nilai K semakin besar. Dan dapat dikatakan bahwa hubungan suhu
terhadap nilai K adalah berbanding terbalik.
Pada grafik stabilitas indeks vs temperature dilihat semakin stabilitas
indeksnya semakin tinggi. Jika SI positif maka bersifat basa dan
mengakibatkan scale, SI = 0 maka seimbang dan jika SI negative maka
bersifat asam dan mengakibatkan korosif.
8.7. Kesimpulan
1. Sifat fisik meliputi kompresibilitas, viskositas, densitas, dan lainnya. Sifat
kimia meliputi ion + dan ion – (Kation & Anion).
2. Apabila hasil pH > 7 maka dapat dikatakan Basa, sedangkan kalau < 7 maka
dikatakan Asam. Dan jika SI bernilai positif maka akan terjadi problem
scale dan jika SI bernilai positif berarti bersifat basa.
129
PEMBAHASAN UMUM
Seiring dengan berjalannya waktu minyak dan gas bumi menjadi salah
satu topik pembicaraan utama yang dibicarakan. Minyak dan gas bumi tidak
selamanya akan ada, karena minyak dan gas bumi adalah sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui. Oleh karena itu, butuh waktu berjuta – juta tahun
lamanya untuk dapat terbentuk sebagai hidrokarbon. Untuk menjadi seorang
petroleum engineering kita juga harus mengetahui karakteristik fluida reservoir
yang mana itu sangat penting kita pelajari untuk memproduksikan minyak bumi.
Minyak bumi yang terakumulasi di dalam trap itu dapat di produksikan dengan
lancar apabila kita mengetahui keadaan di suatu reservoir.
Penentuan percobaan dilakukan di laboratorium yang mana kita hanya
mengambil sampel dari reservoir dan kita uji di laboratorium. Sehingga kita dapat
mengantisipasi adanya problem yang akan terjadi pada saat produksi nanti.
Pada percobaan yang pertama yaitu penentuan besar kandungan air dengan
Metode Dean & Stark merupakan salah satu metode untuk menentukan besarnya
kandungan air dalam crude oil dengan prinsip destilasi, dan kondensasi.
Kandungan air ini penting untuk mengetahui perkiraan cadangan, perencanaan
dan penanganan peralatan produksi, dan untuk persyaratan ekspor minyak mentah
yang menggunakan standart air yang diijinkan.
Crude oil yang dihasilkan dari dalam sumur pemboran tidak semua
mengandung minyak, tetapi juga mengandung campuran air dan gas. Sebelum
proses pemanasan, sample minyak yang akan digunakan terlebih dahulu dicampur
dengan solvent (pelarut) yang pada percobaan ini menggunakan kerosin, karena
mempercepat proses penguapan, disamping itu juga mengunakan kerikil yang
ditaruh didalam ground flask joint supaya mengimbangi tekanan uap agar tidak
terjadi ledakan. Jumlah air yang terdapat dalam water trap merupakan fungsi
waktu dari hasil destilasi, karena semakin lama waktu yang digunakan maka air
yang didapat semakin banyak tergantung atas kondisi air didalam minyak, karena
130
berhubungan dengan persen kandungan air. Dengan mengetahui % kandungan air
ini nantinya dapat diketahui minyak (crude oil) yang memiliki kualitas yang baik,
yang nantinya dapat diperoleh gambaran mengenai keadaann minyak mentah dan
jumlahnya yang memungkinkan untuk diproduksikan.
Percobaan dengan metode ini kurang efektif karena penguapan minyak
yang mengakibatkan berkurangnya gravity minyak yang bersangkutan.
Kehilangan gravity ini adalah karena penguapan fraksi-fraksi dari minyak.
Pengurangan penguapan dapat dilakukan dengan memanaskan minyak dalam
ruang yang tertutup rapat. Penggunaan solvent berupa kerosin bertujuan untuk
mempercepat proses pemisahan air dari minyak serta proses pemanasannya.
Metode centrifuge bermanfaat untuk menentukan kadar air dan base
sediment yang terdapat dalam crude oil. Prinsip dasar yang digunakan adalah
pemisahan penyusun crude oil berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Pada hasil
akhir akan terpisah antara crude oil, air , dan padatan karena berat jenis padatan >
berat jenis air > berat jenis crude oil.
Dari percobaan penentuan kandungan air dan endapan (BS & W) dengan
centrifuge method kita dapat mengetahui bahwa kandungan air dalam sample
minyak dalam suatu sumur ternyata berbeda-beda. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi BS & W, antara lain :
Selain mengandung air, crude oil juga mengandung padatan yang berupa
pasir dan butiran-butiran yang berasal dari reservoir. Padatan akan masuk ke
lubang bor dan akan ikut naik ke permukaan.
Sama seperti air, padatan juga mempengaruhi mutu minyak yang
diproduksi. Percobaan dengan centrifuge method menghitung kandungan air dan
endapan. Pada dasarnya metode yang dipakai pada percobaan ini adalah metode
perputaran yang mengakibatkan gaya centrifugal. Pada waktu perputaran akan
bekerja gaya centrifugal yang menyebabkan molekul - molekul fluida terlempar
131
menjauhi titik pusat perputarannya. Selain itu, karena adanya gaya gravitasi maka
molekul-molekul fluida akan diendapkan menurut berat jenisnya masing - masing.
Metode dasar dalam percobaan penentuan specific gravity (SG) adalah
dengan mencelupkan hidrometer ke dalam minyak dan membaca skala yang
didapat, kemudian mencocokkannya pada tabel SG..
Besarnya spesific gravity (SG) dari suatu fluida ditentukan oleh berbagai
faktor. Pada kesempatan ini penentuan SG crude oil ditentukan oleh keadaan suhu
kamar. Dalam menentukan SG crude oil maka hal yang perlu diperhatikan sekali
yaitu ketelitian pada saat menghitung SG terukur dengan menggunakan
hydrometer. Hal ini dikarenakan hasil dari pengukuran hydrometer merupakan
data awal sekaligus data penentu untuk menghitung baik SG maupun oAPI yang
dibagi menjadi tahap perhitungan harga terukur, perhitungan koreksi pada 60/60
o
F hingga perhitungan untuk mendapatkan harga sebenarnya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan test dengan
menggunakan hydrometer diantaranya adalah sebagai berikut yaitu Ukuran
hydrometer yang dapat mendeterminasikan gravity minyak mentah yang bebas air
dengan ketelitian yang tinggi, Adanya campuran fluida lain seperti air, dan Titik
air pada permukaan hydrometer.
Penggolongan oAPI didasarkan pada kemampuan fluida mengalir, sebab
semakin tingi SG (oAPI semakin kecil), maka aliran fluida tersebut semakin
lambat, sehingga hal ini mengganggu proses produksi , sebab dengan semakin
tingginya SG suatu crude oil, maka memiliki kecendrungan membeku lebih cepat
pada suhu normal yang dapat menyumbat pipa produksi karena semakin tinggi
harga SG yang didapat maka makin kecil nilai oAPI. oAPI dijadikan standard
penentu kualitas suatu crude oil. Untuk nilai oAPI 10 – 20 digolongkan minyak
berat, 20 – 30 digolongkan minyak sedang, sedangkan untuk nilai oAPI lebih besar
dari 30 maka digolongkan minyak ringan.
Titik kabut lebih besar dari pada titik beku dan titik tuang. Titik beku
merupakan temperatur terendah dimana suatu fluida tidak dapat mengalir
(terjadinya pembekuan). Jika dihubungkan dengan komposisi minyak, minyak
berat lebih cepat mengalami pembekuan dari pada minyak ringan. Karena pada
132
minyak berat lebih banyak mengandung padatan-padatan (residu atau lilin),
sedangkan pada minyak ringan justru banyak terkandung gas.
Pada perjalanan dari formasi menuju permukaan, minyak bumi mengalami
penurunan temperatur. Apabila hal ini tidak di waspadai, maka akan terjadi
pembekuan minyak di dalam pipa, sehingga tidak bisa lagi mengalir.
Kehilangan panas ini akan menyebabkan suatu masalah yang akan menjadi
besar akibatnya apabila tidak segera diatasi. Untuk mengatasi al tersebut, kita
dapat mengambil formasi sample minyak dan mengadakan uji coba untuk
menentukan titik kabut, titik beku, dan titik tuang.
Dalam aplikasi di lapangan biasanya percobaan ini digunakan sebagai
bahan dalam merencanakan minyak yang nantinya akan diproduksi dapat terus
mengalir hingga ke fasilitas-fasilitas produksi yang dituju. Dari bahan yang
diperoleh selanjutnya akan digunakan untuk mengkondisikan suhu yang berada
dalam pipa-pipa yang dilewati oleh minyak metah. Dimana salah satu car yaitu
dengan mengisolasi pipa atau dengan jalan diberi heater agar aliran dari flow line
tetap lancar.
Bahwa minyak berat yang lebih dulu mengalami pembekuan daripada
minyak ringan. Karena pada minyak berat lebih banyak mengandung padatan-
padatan jika dibanding minyak ringan. Jadi untuk menghindari pembekuan maka
haruslah diusahakan agar temperatur minyak yang diproduksi pada alat-alat flow
line tetap stabil.
Besarnya flash point dan fire point dipengaruhi oleh komposisi minyak
yang bersangkutan. Selain itu juga dipengaruhi oleh kecepatan fluida tersebut
untuk menguap dan bercampur dengan udara. Untuk minyak berat yang banyak
mengandung fraksi berat akan lebih sukar terbakar (titik nyala dan titik bakarnya
tinggi). Semakin cepat fluida tersebut untuk menguap dan bercampur dengan
udara maka semakin mudah ia untuk terbakar (titik nyala dan titik bakarnya
rendah). Bila dihubungkan dengan nilai oAPI maka semakin tinggi nilai oAPI
suatu oil, maka semakin rendah titik nyala dan titik bakar oil tersebut (semakin
mudah terbakar).
133
Pada penentuan viskositas dari suatu sample, viscometer harus
dikalibrasikan terlebih dahulu. Ada 2 cara yang dapat digunakan yaitu kalibrasi
dasar dan kalibrasi dengan menggunakan minyak standar. Pada kenyataannya,
secara sederhana besar – kecilnya viskositas dapat dilihat dari kecepatan alir suatu
fluida dalam suatu media alir (pipa kapiler). Semakin lambat laju alirnya maka
nilai viskositasnya adalah semakin besar. Demikian sebaliknya semakin cepat laju
alirnya maka semakin kecil nilai viskositasnya.
Dalam percobaan sebelumnya (Spesific Gravity), kita menentukan SG
suatu minyak. Spesific Gravity memiliki hubungan dengan viskositas, dimana
minyak yang memiliki spesific grafity yang lebih besar, maka memiliki viskositas
yang tinggi pula.
Dalam percobaan ini praktikan harus melihat skala suhu pada thermometer
dan mempertahankan supaya suhu tetap konstan seperti yang diinginkan. Selain
itu faktor kebersihan alat perlu dipertahankan agar tidak mempengaruhi hasil
viskositas kinematik minyak.Dengan mengetahui harga kinematik dari suatu
minyak maka dapat pula ditentukan besarnya tekanan yang diperlukan untuk
mengalirkan minyak tersebut melalui pipa.
Analisa kimiawi pada air formasi dimaksudkan untuk mengetahui dan
mengantisipasi timbulnya problem – problem produksi berupa scale maupun
korosi yang terjadi pada peralatan – peralatan produksi agar tidak terlambat dalam
mengambil tindakan. yang pada prinsipnya dilakukan untuk mengetahui
kandungan ion dan pH dari air formasi tersebut.
Apabila SI bernilai positif maka air formasi tersebut bersifat basa dan
berpotensi menimbulkan masalah berupa endapan (scaling) yang berakibat pada
mengecilnya luas media alir utnuk fluida yang dimaksud. Apabila SI bernilai
negatif maka air formasi tersebut bersifat asam dan berpotensi menimbulkan
masalah korosi yang biladalam skala besar dapat menimbulkan bocornya
peralatan.
Viscositas kinematik adalah viscositas dinamik dibagi dengan densitas,
dimana keduanya diukur pada temperatur yang sama. Pengukuran viscositas ini
berguna untuk mengetahui perkiraan produksi pada suatu reservoir dan untuk
134
penanganan laju produksi. Viscositas kinematik merupakan waktu aliran pada
efflux time terukur. Waktu alir juga diprngaruhi oleh temperatur sampel, tekanan
yang bekerja pada sample, serta banyaknya kandungan gas yang ada pada sample.
Pada penentuan titik nyala dan titik bakar dilakukan tes dengan nyala api
sesering mungkin pada interval temperatur tertentu secara teratur, dimaksudkan
agar titik nyala tidak terlewatkan. Titik nyala ditandai dengan kilatan api pada
waktu api disulutkan dan kilatan itu langsung mati. Sedangkan titik bakar ditandai
dengan menyalanya api untuk beberapa waktu setelah kilatan.
Minyak akan berubah fasa dari fasa cair menjadi fasa gas jika mengalami
kenaikan temperatur yang terjadi akibat meningkatnya energi kinetik dari molekul
– molekul minyak untuk meninggalkan fasa cair menuju fasa gas. Bedasarkan dari
kenyataan tersebut, maka dirasakan sangat penting untuk mengetahui tekanan uap
( vapour pressure ) dari suatu minyak, karena sangat berguna untuk perencanaan
alat – alat produksi, yaitu : perencanaan separator, block station, dan untuk
penyaluran minyak dari tanker.
Pada percobaan untuk menentukan kandungan kimia yang akurat, cermat,
serta fresh, maka pelaksanaan uji atau analisa harus segera dilakukan setelah
perolehan sample. Pada percobaan untuk menentukan kadar kation dan anion
dalam air formasi yang mendekati keadaan sebenarnya, maka alat yang kita
gunakan seharusnya terbuat dari kaca atau plastik yang bersih agar kandungan zat
kimia di dalam air formasi tidak bereaksi dan terkontaminasi oleh alat sehingga
penentuannya dapat akurat. Percobaan ini memiliki tujuan untuk mengetahui dan
mengantisipasi kemungkinan terbentuknya scale dan sifat air formasi yang
korosif.
135
BAB X
KESIMPULAN UMUM
136
9. Cara mencegah emulsifikasi dapat dengan cara memperkecil tingkat agitasi,
penggunaan zat anti emulsifikasi, dan pemisahan air sebelum terjadinya
emulsifikasi.
10. Apabila kandungan air pada crude oil banyak maka mutu dari crude oil
tersebut adalah jelek sehingga harga jualnya semakin rendah begitu pula
sebaliknya.
11. Metode centrifuge bermanfaat untuk menentukan kadar air dan base sediment
yang terdapat dalam crude oil. Semakin besar gaya sentrifugal yang
digunakan, semakin baik pemisahan antara minyak, air dan padatan.
12. Scale merupakan endapan kristal yang menempel pada matrik batuan maupun
pada dinding-dinding pipa dan peralatan dipermukaan.
13. Kelebihan dari Metode Centrifuge ini antara lain waktu yang diperlukan
untuk memisahkan air dan minyak serta endapan lain lebih singkat dari pada
menggunakan Dean & Stark Method, Pemindahan alat yang sangat mudah
dilakukan dan pengujian dan peralatannya juga lebih mudah dari pada
menggunakan metode Dean & Stark.
14. Specific gravity cairan hidrokarbon (minyak) dapat didefinisikan sebagai
perbandingan antara densitas minyak dengan densitas air yang diukur pada
tekanan dan temperatur yang sama.
15. oAPI minyak bumi menunjukkan kualitas minyak. Semakin kecil berat
jenisnya semakin tinggi oAPI-nya, maka minyak tersebut semakin berharga
karena lebih banyak mengandung bensin dan begitu pula sebaliknya.
16. Apabila density minyak rendah maka menunjukkan bahwa
kandungan parafin besar, sebaliknya jika density minyak besar maka
kandungan aromatiknya tinggi.
17. Penentuan titik kabut, titik tuang, dan titik beku tergantung pada perbandingan
komposisi kimia dari suatu crude oil. Titik beku itu sendiri merupakan
temperatur terendah dimana suatu fluida tidak dapat mengalir (terjadinya
pembekuan) dan Titik kabut adalah dimana padatan mulai mengkristal atau
memisahkan diri dari larutan bila minyak didinginkan, sedangkan Titik
137
tuang adalah temperatur terendah dimana minyak mentah dapat tertuang
setelah mengalami pembekuan.
18. Untuk mencegah timbulnya masalah (problem) pada minyak yang sedang di
produksi, terutama mengenai pembekuan minyak pada flow line akibat
penurunan temperatur, maka dipasang alat pemanas atau heater.
19. Titik beku suatu minyak memiliki angka temperature yang lebih rendah
dibandingkan dengan angka temperature titik tuang maupun titik kabutnya.
Dan titik kabut merupakan angka temperature yang paling tinggi
dibandingkan titik tuang maupun titik beku.
20. Besarnya flash point dan fire point dipengaruhi oleh komposisi minyak yang
bersangkutan. Flash point itu sendiri (titiknyala) adalah temperature
terendah dimana suatu material mudah terbakar dan menimbulkan uap
tertentu sehingga akan bercampur dengan udara, campuran tersebut mudah
terbakar dan Fire point (titikbakar) adalah temperature dimana suatu produk
petroleum terbakar untuk sementara (ignites momentarialy) tetapi tidak
selamanya, sekurang-kurangnya 5 detik.
21. Semakin tinggi titik nyala (flash point) dan titik bakar (fire point) dari suatu
minyak mentah, maka minyak tersebut tidak mudah terbakar (unflameable).
Jika tidak mudah terbakar, berarti SG minyak tersebut tinggi dan oAPI
minyak rendah. Sehingga minyak tersebut dapat diklasifikasikan sebagai
minyak berat, karena banyak mengandung fraksi berat (residu atau lilin).
22. Jika titik nyala (flash point) dan titik bakar (fire point) rendah, maka minyak
tersebut mudah terbakar (flameable) karena di dalam minyak tersebut
terdapat fraksi ringan (gas). Apabila minyak mudah terbakar, berarti SG
minyak rendah dan oAPI minyak tinggi.
23. Jika ditinjau dari segi keselamatan, maka minyak yang baik mempunyai nilai
flash point (titik nyala) yang tinggi karena tidak mudah terbakar.
24. Jika ditinjau dari segi profit (keuntungan) minyak dengan nilai flash point
(titiknyala) yang rendah mempunyai nilai jual yang tinggi, karena tidak
mengandung residu atau lilin.
138
25. Pada penentuan viskositas dari suatu sample harus disesuaikan dengan
viscometer yang digunakan. Viskositas suatu fluida tergantung pada
komposisi fluida tersebut, serta pressure dan temperatur fluida.
26. Viscometer harus dikalibrasikan terlebih dahulu, ada 2 cara yang dapat
digunakan yaitu kalibrasi dasar dan kalibrasi dengan menggunakan minyak
standar.
27. secara sederhana besar kecilnya viskositas dapat dilihat dari kecepatan alir
suatu fluida dalam suatu media alir. Semakin lambat laju alirnya maka nilai
viskositasnya adalah semakin besar. Demikian sebaliknya semakin cepat
laju alirnya maka semakin kecil nilai viskositasnya.
28. Analisa kimiawi pada air formasi dimaksudkan untuk mengetahui dan
mengantisipasi timbulnya proble-problem produksi berupa scale maupun
korosi yang terjadi pada peralatan-peralatan produksi agar tidak terlambat
dalam mengambil tindakan.
29. Apabila SI = O berarti air formasi berada dalam kondisi jenuh.
30. Apabila SI bernilai positif maka air formasi tersebut bersifat basa dan
berpotensi menimbulkan masalah berupa endapan (scaling) yang berakibat
pada mengecilnya luas media alir untuk fluida yang dimaksud.
31. Apabila SI bernilai negatif maka air formasi tersebut bersifat asam dan
berpotensi menimbulkan masalah korosi.
32. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam penentuan tingkat pengendapan
dan pelarutan dalam air formasi adalah pH, temperatur, serta total tenaga ion
keseluruhan dari air formasi tersebut.
33. Beberapa kegunaan yang paling penting dari analisa air formasi ini adalah
untuk korelasi lapisan batuan, menentukan kebocoran casing, dan
menentukan kualitas sumber air untuk proses water flooding.
34. Diagram Stiff-Davis digunakan untuk mendeteksi adanya problem scale pada
saat produksi oil dan gas. Dari diagram tersebut kita dapat mengetahui laju
alir produksi (flow rate) yang mana kita dapat melihatnya dari kandungan
anion dan kationnya.
139