Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HELMINTH

DICROCOELIIDAE

Untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Biomedik II

Dosen Pengampuh
Dr. Moch. Yusuf Alamudi, SSi., M.Kes Trop.

Disusun Oleh :
Alya Nafisah Hafidz
1913201001

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES MAJAPAHIT MOJOKERTO

2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Atas Berkat dan
rahmatnyalah kami bisa menyelesaikan tugas Makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biomedik II. Adapun topik yang dibahas didalam
makalah ini adalah mengenai Eurytrema Sp. Makalah ini akan memperdalam pengetahuan kita
tentang Eurytrema Sp.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi untuk
tersajinya makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal
itu dikarenakan keterbatasan yang ada. Sehingga kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca.
Kiranya makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua. Sehingga
makalah yang berjudul Eurytrema Sp dapat terselesaikan. Atas perhatiannya, saya ucapkan
terima kasih.

Mojokerto, 4 April 2020


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 1
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 3


2.1 Pengertian ...................................................................................................... 5
2.2 Biologi ........................................................................................................... 5
2.3 Patogenistas ................................................................................................... 6
2.4 Diagnostik (Serologis dan molekuler) ........................................................... 7
2.5 Pengobatan dan Pencegahan ......................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Eurytrema pancreaticum merupakan parasit cacing yang termasuk
kelas trematoda Family Dicrocoliidae yang dapat ditemukan di Eropa, Asia
dan Amerika Selatan. Parasit ini menginfestasi pankreas dan saluran empedu
pada hewan sapi, kerbau, unta, rusa, domba, kambing, babi serta manusia.
(Mattos and Vianna, 1987 yang disitasi oleh Ilha dkk., 2005). Eurytrema
pancreaticum subkelas Digenea, famili Dicrocoliidae, genus Eurytrema.
Genus ini terdiri atas tujuh spesies yaitu E. pancreaticum, E. coelomaticum,
E. Parvum, E. rebelle, E. dajii, E. tonkinense dan E. satoi (Yamaguti, 1958).
Perbedaan antara satu spesies dengan spesies yang lain dapat di lakukan
dengan cara mengidentifikasi morfologi seperti ukuran tubuh, telur serta
perbandinga ukuran batil isap perut dan batil isap mulut. Namun, identifikasi
ini semakin sulit dilakukan karena adanya proses evolusi dari ciri-ciri
morfologi dan siklus hidup cacing (Adlard, 1993).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1) Apakah pengertian dari Eurytrema Sp?
2) Bagaimana patogenitas dari Eurytrema Sp?
3) Bagaimana diagnosis dari Eurytrema Sp?
4) Bagaimana pengobatan dan pencegahan dari Eurytrema Sp?

1.3 TUJUAN
1) Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari Eurytrema Sp.
2) Mahasiswa dapat mengetahui siklus hidup dari Eurytrema Sp.
3) Mahasiswa dapat mengetahui patogenitas dari Eurytrema Sp.
4) Mahasiswa dapat mengetahui diagnosis dari Eurytrema Sp.
5) Mahasiswa dapat mengetahui pengobatan dan pencegahan dari Eurytrema
Sp.

1
1.4 MANFAAT
1. Menambah wawasan mengenai Helmith yaitu Eurytrema Sp.
2. Memperluas pengetahuan mengenai apa itu, biologi, patogenistas,
diagnostik (Serologis dan molekuler), pengobatan dan pencegahan
Helmith yaitu Eurytrema Sp.

2
BAB II
PEMBAHASAN

EURYTREMA ( E. pancreaticum )

Lokasi : ductus pankreaticus


Hospes : ruminansia
HI : siput darat, belalang / tree cricket (jangkrik)
Hospes definitif terinfeksi bila makan belalang infected ----parasit migrasi
dari usus ke ductus pancreaticus.

Siklus hidup
Telur tidak menetas sebelum tertelan HI 1 (siput darat)----ada 2 generasi
sporokista----menjadi cerkaria----keluar bersama lendir siput----
berkembang kurang lebih 3 bulan.
Cerkaria dalam lendir termakan belalang----menjadi metacerkaria,
terutama di rongga tubuh.
Hospes definitif terinfeksi bila makan belalang infected. Perkembangan
pada belalang kurang lebih 1 bulan pada musim panas.
Pada hospes definitif metacerkaria, menetas di usus----cacing muda
bermigrasi ke ductus pancreaticus.
Tidak ada migrasi cacing melalui parenchym hati.
Periode pre paten : 10-12 minggu.

3
Cacing ini berumur panjang, bisa hidup di hospes sampai beberapa tahun

Patogenesis
Dicrocoelium tidak membuat liang-liang di dalam parenkima hati, tetapi
langsung masuk ke dalam saluran empedu lalu berjalan-jalan di dalamnya
sejauh batas kemampuannya. Cacing ini lebih kecil daripada fasciola dan
menyebabkan kerusakan lebih sedikit. Mukosa saluran empedu kadang-
kadang menebal, mengalami proliforasi, dan terjadi fibrosis, tetapi hanya
pada infeksi yang sangat hebat saja terdapat gejala-gejala anemia, edema,
dan kekurusan.

Kekebalan
Seperti halnya oleh cacing-cacing lain, maka hewan dewasa lebih resisten
terhadap infeksi dan lebih dapat bertahan terhadap pengaruh cacing jika
dibandingkan dengan hewan muda. Kekebalan ini biasanya merupakan
hasil dari infeksi yang terjadi sebelumnya.

Diagnosis
Infeksi cacing daun dapat didiagnosis dengan cara menemukan dan
mengidentifikasi telur-telur yang terdapat di dalam tinja. Telur cacing
daun lebih cenderung tenggelam ke dasar daripada mengapung ke
permukaan pada pemeriksaan dengan metode apung, sehingga teknik
sedimentasi lebih baik daripada teknik pengapungan untuk menemukan
telur tersebut.

Pencegahan dan pengendalian


Infeksi cacing daun dapat dicegah dengan cara menghindari terjadinya
kelembaban padang rumput sebagai tempat hidupnya siput. Daerah di
sekitar kolam harus diberi pagar, domba serta kambing jangan dibiarkan
makan ruput di situ. Dicrocoelium dapat ditemukan pada padang rumput

4
yang tidak terlalu basah. Penyemprotan dengan molusisida dapat
bermanfaat pada kasus-kasus semacam itu.

2.1 PENGERTIAN
Famili : Dicrocoelidae
Genus : Eurytrema
Spesless : E. pancreaticum
Habitat : Sal pancreas, kadang sal empedu & duodenum
Inang definitif : Sapi, kerbau, kambing, domba, & manusia
Inang perantara I : Siput Bradibaena similaris, Cathaicaravida.
siboldtiana.
Inang perantara II : Belalang : Conocephalus maculatus,
Morfologi
Ukuran cc dewasa : 8-16x5-8,5 mm
Tubuh tebal dan berduri
Sucker besar, oral sucker> ventral sucker
Faring kecil & esofagus pendek
Testes terletak horizontal
Genital pore bermuara sedikit di belakang percab intestine
Ovarium terletak dekat pertengahan tubuh & posterior testes
Uterus terletak di posterior tubuh
Telur berukuran 40-50 X 23-34 mikron

2.2 BIOLOGI
Menurut Syafrianti (2006) dalam Soulsby (1986) meyatakan bahwa
siklus hidup E. Pancreaticum membutuhkan dua inang perantara siput tanah,
yaitu Bradybaena similaris dan Cathaica siboldtiana yang termasuk dalam
family Fruiticoidolidae sebagai inang perantara pertama. Dua generasi dari
sporokista terjadi di dalam tubuh siput kemudian menghasilakan serkaria
lima bulan setelah infeksi. Serkaria yang dihasilkan akan menempel pada

5
rumput dan termakan oleh belalang (Grass hopper) yang berperan sebagai
inang antara yang kedua.
Metaserkaria terjadi di dalam haemocele dan menjadi infektif setelah
tiga minggu di dalam tubuh belalang. Inang defenitif ( sapi, kambing, domba
dan kerbau) terinfeksi karena memakan belalang yang biasanya berasama-
sama rumput dimana belalang tersebut mengandung metaserkaria. Cacing
muda akan bermigrasi melalui saluran pankreas. Periode prepaten antara 80-
100 hari ( Soulsby, 1986).
Siklus hidup Eurytrema pancreaticum memerlukan inang perantara
siput tanah: Bradybaena similaris dan Cathaica ravida siboldtiana. Keduanya
termasuk familia Fruiticoidolidae yang merupakan inang perantara pertama.
Di dalam tubuh snail (siput) tanah menghasilkan dua generasi, dari
sporokista generasi II akan menghasilkan cercaria kurang lebih 5 bulan
setelah infeksi. Cercaria yang keluar dari tubuh siput akan menempel pada
rumput kemudian dapat termakan oleh belalang (grass hopper) yang
merupakan inang perantara ke-2. Metacercaria terjadi di dalam haemocele
dan menjadi infektif setelah 3 minggu di dalam tubuh belalang. Penularan
terjadi karena termakannya belalang yang biasanya bersama rumput dimana
belalang tersebut mengandung metacercaria. Cacing muda migrasi menuju
saluran pankreas.

2.3 PATOGENITAS
Infeksi cacring E.pancreaticum dapat menyebabkan penyakit kronis,
inflamasi pada sel epitel saluran pankreas. Hipertropi pada jaringan
glandularis yang mengindikasikan terjadinya proses regenerasi (Urquhart,
1994). Soulsby (1986) menyatakan bahwa pengerasan pancreas akan terasa
ketika hewan terinfeksi E. pancreaticum kronis, terjadi fibrosis yang hebat
sehingga mengalami atropi. Infeksi cacing ini juga merupakan predisposisi
dari penyakit lain karena menyebabkan tubuh hewan menjadi lemah. Infeksi
cacing ini juga dapat menyebabkan inflamasi catharal dengan kerusakan
pada epitel saluran pankreas dimana sel plasma dan eosinophil

6
mendominasi. Pada infeksi yang berat akan terjadi fibrosis yang hebat dan
biasa mengakibatkan atropi dari pankreas. Akibat yang ditimbulkan dari
infeksi parasit cacing ini adalah penyumbatan saluran empedu akibat
berkumpulnya cacing dalam jumlah besar sehingga menyebabkan kerusakan
organ tubuh hospes (Kususmamihardja, 1993).
Pengenalan Penyakit (Patogenesis)
Pada infeksi ringan tidak begitu terlihat adanya perubahan, hanya
secara patologis anatomis menunjukkan adanya inflamasi catharalis (radang
selaput lendir) dengan kerusakan epitel saluran empedu. Telur yang
mengadakan penetrasi ke dalam dinding saluran menyebabkan foci-foci
inflammatory (pusat radang bernanah campur darah dan getah bening) dan
granulomata (tumor pada jaringan granulasi) yang banyak mengandung sel
plasma dan eosinofil. Granulomata terbatas pada dinding saluran dan
parenkim tidak terserang. Kadang-kadang dapat terjadi fibrosis sehingga
menyebabkan atrofi pankreas. Pada infeksi yang hebat, hewan kelihatan
sangat lemah tetapi gejala klinis lain tidak tampak walaupun telah ditemukan
parasitnya. Pada infeksi yang berat secara palpasi dapat terasa adanya
pengerasan pankreas dan kadang-kadang organ menjadi lunak dan
membesar. Pengobatan dan pencegahan masih belum diketahui.

2.4 DIAGNOSIS
Diagnosa ternak sapi terhadap kemungkinann terkena infeksi cacing
saluran pencernaan dapat dilakukan dengan melihat gejala klinis yang
tampak seperti menurunnya nafsu makan.

2.5 PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN


Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terinfeksinya
sapi oleh E. pancreaticum yaitu:
1) Menghindari kepadatan ternak berlebihan yang dapat menyebabkan
infeksi cacing semakin tinggi serta dilakukan pemisahan terhadap sapi
muda dan dewasa.

7
2) Mengadakan rotasi padang penggembalaan karena selain akan memberi
hasil yang lebih baik juga dapat mempertinggi daya produksi tanaman
pangan dapat memotong siklus hidup parasite cacing.
3) Melakukan pemberantasan inang antara dengan menggunakan molusida
dan insektisida
4) Mengobati hewan yang terinfeksi maupun yang menunjukkan gejala
klinis.
5) Meningkatkan daya tahan tubuh hewan terhadap infeksi parasite cacing
dengan jalan memberikan pakan yang mengandung konsentrat dan
mineral.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://yudhiestar.blogspot.com/2009/10/eurytrema-e-pancreaticum-
moniezia.html, diakses pada hari Minggu, 5 April 2020 pada pukul 09.00
https://www.scribd.com/document/395801946/Eurytrema-Pancreaticum,
diakses pada hari Minggu, 5 April 2020 pada pukul 09.20

Anda mungkin juga menyukai