Anda di halaman 1dari 19

Konsep Dasar Sistem Informasi Kesehatan

Tugas Makalah

Disusun Oleh :
Aji Bharata

Program Studi Magister Kesehatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto
Tahun 2020
Kata Pengantar
Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahNya, penulis dapat menyeselesaikan makalah dengan judul “Konsep Dasar
Sistem Informasi Kesehatan” yang mempunyai sebuah peranan penting dan perlu
untuk kita telaah bersama.
Dalam kesempatan ini tak lupa penulis sampaikan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang mendorong terbentuknya laporan ini. Ucapan terima kasih kepada
Dosen Pengampu Mata Kuliah yang senantiasa mengarahkan dan juga membimbing
dalam menyelesaikan makalah ini
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca sebagai tinjauan pustaka
dalam makalah selanjutnya. Meskipun demikian, masih banyak makalah yang lain
disamping ini yang dapat juga membantu dalam mengetahui tinjauan pustaka
khususnya dalam kesehatan. Kritik dan saran dari segenap pembaca sangat kami
harapkan demi kesempurnaan tugas ini pada pembuatan yang akan datang.

Mojokerto, 12 Desember 2020

Penulis

Daftar
i Isi
Kata Pengantar.............................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................2
BAB II Pembahasan
2.1 Sistem Informasi Kesehatan..............................................................................4
2.2 Sistem Informasi Kesehatan Indonesia..............................................................6
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi Kesehatan Indonesia......................................9
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan......................................................................................................14
Daftar Pustaka

ii
1

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang, teknologi informasi mempunyai peranan
penting dalam bidang industri maupun kehidupan kita sendiri. Dunia
kesehatan merupakan salah satunya, dimana sistem informasi yang ada
disajikan secara cepat dan efesien guna memenuhi kebutuhan informasi setiap
manusia (Destiningrum & Adrian, 2017). Tanpa teknologi informasi,
pengumpulan dan pengambilan data tersebut tidaklah mudah untuk rumah
sakit yang mempunyai ribuan pasien jika dilakukan secara manual. Teknologi
informasi juga memudahkan komunikasi jarak jauh dengan adanya internet.
Seluruh rumah sakit akan mengakses database yang berisi dengan data pasien,
sehingga memudahkan pasien dan rumah sakit apabila pasien menggunakan
rumah sakit yang berbeda.
Sistem informasi memiliki peranan penting sebagai literasi dalam
segala bidang yang memungkinkan sesuatu menjadi fleksibel antara ruang dan
waktu. Sistem informasi kesehatan adalah salah satunya yang menjadi salah
satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Sistem Kesehatan di suatu
Negara, hal ini mempengaruhi Sistem Pemerintahan yang berlaku di Negara
tersebut. Sistem informasi merupakan salah satu tujuan Pembangunan di
dunia kesehatan dan sistem informasi yang baik membuat masyarakat menjadi
paham akan pentingnya kesehatan (Kusuma et al, 2019).
Konsep dasar suatu sistem informasi yang baik sangat diperlukan
dalam menunjang sebuah literasi tentang kesehatan, terutama edukasi yang
terstruktur. Perkembangan teknologi khususnya media semestinya dapat
menjadi jembatan penghubung sebuah informasi dalam bidang kesehatan.
Sehingga, Sistem Informasi Kesehatan baik yang disebut Sistem Kesehatan

1
2

Nasional (SKN) akan tidak membuat masyarakat buta dengan semua


permasalahan kesehatan yang ada (Faulina et al, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Ferdiansyah, (2018) memberikan
arahan yang jelas tentang bagaimana sebaiknya membangun sebuah sistem
informasi sehingga tidak menyulitkan memperbaiki sitem dikemudian hari.
Penelitian ini menghasilkan aplikasi sistem informasi klinik kesehatan
berbasis web.
Menurut Andrianto, (2017) menyatakan bahwa keunggulan konsep
dasar suatu sistem informasi keseahatan jika terjadi masalah di puskesmas,
petugas dan dokter bisa melakukan proses pelayanan dimana saja serta data
pasien aman dari gangguan fisik, dikarenakan sistem ini sudah terhubung pada
internet.
Berdasarkan fenomena dan uraian diatas maka penulis tertarik untuk
mengulas dan berusaha membahas data yang ada dengan laporan makalah
“Konsep Dasar Sistem Informasi Kesehatan”
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sistem Informasi Kesehatan?
2. Bagaimana Sistem Informasi Kesehatan Indonesia?
3. Bagaimana Konsep Dasar Sistem Informasi dan manfaatnya?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat mengetahui definisi Sistem Informasi Kesehatan.
2. Untuk dapat mengetahui Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia.
3. Untuk dapat mengetahui pentingnya Konsep Dasar dari Sistem Informasi.
1.4 Manfaat penulisan
1. Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan serta
pola pikir tentang Konsep Dasar Sistem Informasi Kesehatan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
3

Diharapkan dapat memberikan umpan balik keberhasilan dari proses


pembelajaran khususnya tentang Konsep Dasar Sistem Informasi
Kesehatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto.
4
4

BAB II
Pembahasan

2.1 Sistem Informasi Kesehatan


Di dalam peraturan pemerintah RI no.46 tahun 2014 tentang sistem
informasi kesehatan, disebutkan bahwa suatu sistem informasi kesehatan
adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur,
perangkat, teknologi dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan
dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang
berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan. Dan untuk mendukung
penyelenggaran pembangunan kesehatan tersebut, diperlukan data, informasi
dan indikator kesehatan yang dikelola dalam sistem informasi kesehatan. Pada
hakekatnya pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif. Hal ini
semata-mata karena sektor pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem
yang lebih luas dalam masyarakat dan pemerintahan dalam suatu negara,
bahkan lebih jauh lagi sistem yang lebih global. Perubahan-perubahan di
negara lain dalam berbagai sektor mempunyai dampak terhadap sistem
pelayanan kesehatan (Asmara & Rahayu, 2019).
Visi misi Kementerian Kesehatan mengikuti visi misi Presiden
Republik Indonesia yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri
dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong (Kemenkes RI, 2014).
Menurut WHO dalam buku design and implementation of health information
system, sistem informasi kesehatan tidak dapat berdiri sendiri, melainkan
sebagai bagian dari suatu sistem kesehatan. Suatu sistem informasi kesehatan
5

yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan


keputusan di semua jenjang. Sistem informasi harus dijadikan sebagai alat
yang efektif bagi manajemen (Smajić, 2014).
Sistem informasi terdiri dari dua kata, yaitu Sistem dan Informasi.
Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegrasi untuk mencapai tujuan
tertentu, sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk
yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil
keputusan saat ini atau mendatang. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah
suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat
pemerintahan secara sistematika dan terintegrasi untuk mendukung
manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Sistem ini terdiri dari gabungan perangkat dan prosedur yang
digunakan untuk mengelola siklus informasi. Informasi kesehatan adalah hal
yang selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan baik dari analisis
situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternative solusi, pengembangan
program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi (Mayapia et al,
2017).
Menurut WHO dalam buku design and implementation of health
information system, sistem informasi kesehatan tidak dapat berdiri sendiri,
melainkan sebagai bagian dari suatu sistem kesehatan. Suatu sistem informasi
kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses
pengambilan keputusan di semua jenjang. Sistem informasi harus dijadikan
sebagai alat yang efektif bagi manajemen. SIK menurut WHO merupakan
salah satu dari 6 “building block” atau komponen utama dalam sistem
kesehatan di suatu negara. Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan
Nasional (SKN), Sistem Informasi Kesehatan (SIK) termasuk ke dalam sub
sistem ke – 6 mengenai “Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan”.
WHO juga menjabarkan manfaat dari investasi sistem informasi kesehatan
6

antara lain : membantu pengambilan keputusan untuk mendeteksi dan


mengendalikan masalah kesehatan, memantau perkembangan dan
meningkatkannya serta pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat
dan mudah dipahami, serta melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan
kesehatan (Smajić, 2014).

2.2 Sistem Informasi Kesehatan Indonesia


Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di
seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan
pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang
menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor
004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang
kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang
petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan
kabupaten/kota. Kepmenkes mengandung kelemahan dimana keduanya hanya
memandang sistem informasi kesehatan dari sudut pandang manajemen
kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak
berkaitan dengan sistem informasi nasional. Teknologi informasi dan
komunikasi juga belum dijabarkan secara detail sehingga data yang disajikan
tidak tepat dan tidak tepat waktu (Kemenkes RI, 2002).
Peraturan Pemerintah RI No. 46 Tahun 2014 tentang sistem informasi
kesehatan dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 tahun 2007
tentang Pengembangan Jaringan Komputer Online Sistem Informasi
Kesehatan Nasional, disebutkan bahwa suatu sistem informasi kesehatan
adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur,
perangkat, teknologi dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan
dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang
berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan. Dan untuk mendukung
7

penyelenggaran pembangunan kesehatan tersebut, diperlukan data, informasi


dan indikator kesehatan yang dikelola dalam sistem informasi kesehatan
(Permenkes RI, 2014).

Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia telah dan akan mengalami 3


pembagian masasebagai berikut :
1.     Era manual (sebelum 2005)
2.     Era Transisi (tahun 2005 – 2011)
3.     Era Komputerisasi (mulai 2012)
Masing-masing era Sistem Informasi Kesehatan memiliki karakteristik
yang berbedasebagai bentuk adaptasi dengan perkembangan zaman
(kemajuan Teknologi Informasi danKomunikasi – TIK).
1.     Era Manual (sebelum 2005)
Aliran data terfragmentasi. Aliran data dari sumber data (fasilitas
kesehatan) ke pusatmelalui berbagai jalan.Data dan informasi dikelola
dan disimpan oleh masing-masing Unit di Departemen Kesehatan.
·       Bentuk data : agregat.
·       Sering terjadi duplikasi dalam pengumpulan data.
·       Sangat beragamnya bentuk laporan.
·       Validitas diragukan.
·       Data sulit diakses.
·       Karena banyaknya duplikasi, permasalahan kelengkapan dan
validitas, maka data sulitdioah dan dianalisis.
·       Pengiriman data masih banyak menggunakan kertas sehingga
tidak ramah lingkungan
2.     Era Transisi (2005 – 2011)
·       Komunikasi data sudah mulai terintegrasi (mulai
mengenal prinsip 1 pintu, walaubeberapa masih
terfragmentasi).
8

·       Sebagian besar data agregat dan sebagian kecil data individual.
·       Sebagian data sudah terkomputerisasi dan sebagian masih manual.
·       Keamanan dan kerahasiaan data kurang terjamin.
3.     Era Komputerisasi (mulai 2012)
·       Pemanfaatan data menjadi satu pintu (terintegrasi).
·       Data disagregat
·      Data dari Unit Pelayanan Kesehatan langgsung diunggah
(uploaded) ke bangk data dipusat (e-Helath).
·      Penerapan teknologi m-Health dimana data dapat langsung
diunggah ke bank data.
·       Keamanan dan kerahasiaan data terjamin (memakai secure login).
·       Lebih cepat, tepat waktu dan efisien.
·       Lebih ramah lingkungan

Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia dibagi ke dalam beberapa


bagian tergantung cakupan wilayah yang dikelola. Kepmenkes RI Nomor 511
tahun 2002 tentang Kebijakan Strategi Pengembangan Sistim Informasi
Kesehatan Nasional (SIKNAS) SIKNAS adalah sebuat sistem informasi
kesehatan elektronik yang dikelola oleh Kementrian Kesehatan RI yang
merupakan sistem dengan akses terbatas. Jaringan SIKNAS adalah jaringan
komunikasi data terintegrasi dengan menggunakan Wide Area Network
(WAN), jaringan telekomunikasi yang mencakup area yang luas serta
digunakan untuk mengirim data jarak jauh antara Local Area Network (LAN)
yang berbeda, dan arsitektur jaringan lokal komputer lainnya. Selain itu, juga
dikembangkan program mobile helath (mHealth) yang dapat langsung
terhubung ke sistem informasi puskesmas (aplikasi SIKDA Generik).
Di area yang lebih sempit yaitu kabupaten/kota dan provinsi, sistem
dikelola dengan SIKDA. Sistem ini dikelola oleh dinas kesehatan setempat
berdasarkan laporan yang diberikan semua fasilitas kesehatan setempat,
9

terkecuali faskes yang merupakan milik Pemerintah Pusat dan Pemerintah


Provinsi. Laporan – laporan yang masuk dapat berupa laporan hardcopy atau
softcopy. Laporan hardcopy akan dientri kedalam aplikasi SIKDA Generik
secara manual, sedangkan laporan softcopy akan diimpor ke dalam aplikasi
SIKDA Generik selanjutnya diunggah ke Bank Data Kesehatan Nasional
(Faulina et al, 2016).
SIKDA Generik adalah upaya fragmentasi data dalam bentuk aplikasi
yang dikembangkan oleh pemerintah. Sistem Informasi Kesehatan berbasis
Generik ini memiliki karakteristik : inpur pencatatatan dan pelaporan berbasis
elektronik (computerized), input data hanya dilakukan di tempat adanya
pelayanan kesehatan, tidak ada duplikasi, serta akurat, tepat, hemat suber daya
(efisien) dan transparan (Faulina et al, 2016).
SIMPUS adalah sistem yang dikembangkan untuk mengelola sistem
informasi kesehatan pada level puskesmas, menggantikan sistem pencatataan
dan pelapuran terpadu puskesmas (SP2TP).  Seperti SIKNAS dan SIKDA,
sistem ini sudah terkomputerisasi namun dalam pelaksanaannya masih belum
berjalan optimal di daerah karena berbagai alasan baik dari kurangnya sarana
yang ada maupun kurangnya SDM yang mampu mengelola sistem
terkomputerisasi ini. Ke depannya, puskesmas sebagai tombak pemerintah
dalam upaya pelayanan kesehatan di masyarakat diharapkan dapat
mengoptimalkan penggunaan SIMPUS dalam pencatatan dan juga
pengelolaan informasi kesehatan di puskesmas agar sistem yang berjenjang ini
dapat berjalan secara maksimal hingga pada level nasional (Faulina et al,
2016).

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi


Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat
hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk
10

mencapai tujuan tertentu. Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan


sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel
yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan
terpadu. Dari defenisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara
umum, yaitu :
a. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur,
b. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang
bersangkutan.
c. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan system
d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar
(Destiningrum & Adrian, 2017).
Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari
pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang
digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan data yang
telah diklasifikasikan atau diolah atau di interpretasi untuk digunakan dalam
proses pengambilan keputusan. Sistem informasi adalah suatu sistem dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian
yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan
kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak
luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem
yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut
kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah,
mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan
menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya (Destiningrum &
Adrian, 2017).
11

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok


bangunan (building block), yang terdiri dari komponen input, komponen
model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware,
komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua
komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk
suatu kesatuan untuk mencapai sasaran (Ferdiansyah, 2018). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini yang merupakan komponen
sistem informasi :

Sistem informasi terdiri dari elemen-elemen yang terdiri dari orang, prosedur,
perangkat keras, perangkat lunak, basis data, jaringan komputer dan komunikasi
data. Semua elemen ini merupakan komponen fisik.
1. Orang
Orang atau personil yang di maksudkan yaitu operator komputer,
analis sistem, programmer, personil data entry, dan manajer sistem
informasi/EDP
12

2. Prosedur
Prosedur merupakan elemen fisik. Hal ini di sebabkan karena prosedur
disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan
instruksi. Ada 3 jenis prosedur yang dibutuhkan, yaitu instruksi untuk
pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan, instruksi pengoperasian
untuk karyawan pusat komputer.
3. Perangkat keras
Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer
(pusat pengolah, unit masukan/keluaran), peralatan penyiapan data,
dan terminal masukan/keluaran.
4. Perangkat lunak
Perangkat lunak dapat dibagi dalam 3 jenis utama :
a. Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoperasian dan
sistem manajemen data yang memungkinkan pengoperasian
sistem komputer.
b. Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan
keputusan.
c. Aplikasi pernagkat lunak yang terdiri atas program yang secara
spesifik dibuat untuk setiap aplikasi.
5. Basis data
File yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media
penyimpanan secara fisik seperti diskette, hard disk, magnetic tape,
dan sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak dan catatan lain
diatas kertas, mikro film, an lain sebagainya.
6. Jaringan computer
Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan
peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan
data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga
13

memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar


dokumen dan data.

7. Komunikasi data
Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang
secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan
informasi diantara komputerkomputer dan pirant-piranti yang lain
dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data.
Data berarti informasi yang disajikan oleh isyarat digital. Komunikasi
data merupakan bagian vital dari suatu sistem informasi karena sistem
ini menyediakan infrastruktur yang memungkinkan komputer-
komputer dapat berkomunikasi satu sama lain.
14

BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat,


prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi
secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang
terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. SIKNAS, SIKDA dan SIMPUS merupakan upaya yang sangat
mendukung pembangunan informasi kesehatan di Indonesia yang diharapkan
dapat menjadi batu loncatan dalam pelayanan kesehatan yang terintegrasi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan
merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif
memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di
semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan
hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang
dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan
Daftar Pustaka
Andrianto, P. (2017). Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Web di
Puskesmas. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Komputer Dan Informatika
(SENASKI), 2017, 978–602. Retrieved from
http://www.senaski.unikom.ac.id/prosiding-file/47-52 pradikta andrianto
dkk 6 hal.pdf

Asmara, A. Y., & Rahayu, A. Y. S. (2019). Inovasi Pelayanan Kesehatan Gancang Aron
Di Kabupaten Banyuwangi Dalam Perspektif Matrik Inovasi Sektor Publik.
JPSI (Journal of Public Sector Innovations), 3(2), 57.
https://doi.org/10.26740/jpsi.v3n2.p57-67

Destiningrum, M., & Adrian, Q. J. (2017). Sistem Informasi Penjadwalan Dokter


Berbassis Web Dengan Menggunakan Framework Codeigniter (Studi Kasus:
Rumah Sakit Yukum Medical Centre). Jurnal Teknoinfo, 11(2), 30.
https://doi.org/10.33365/jti.v11i2.24

Faulina, A. C., Khoiri, A., & Herawati, Y. T. (2016). Kajian Pelaksanaan Sistem Rujukan
Berjenjang Dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional di UPT. Pelayanan
Kesehatan Universitas Jember. Jurnal Ikesma, 12(2), 91–102.

Ferdiansyah, D. (2018). Penerapan Konsep Model View Controller Pada Rancang


Bangun Sistem Informasi Klinik Kesehatan Berbasis Web. Jurnal Kajian Ilmiah,
18(2), 195. https://doi.org/10.31599/jki.v18i2.289

Haryati, S., Khairul, K., & Nadriati, S. (2018). Pemanfaatan Sistem Informasi Dalam
Pengelolaan Sumbangan Sukarelawan Siswa Di Sma Negeri 20 Medan. Jurnal
Teknologi Informasi Dan Pendidikan, 11(1), 7–13.
https://doi.org/10.24036/tip.v11i1.103

Kemenkes RI. (2002). Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi


Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota. Menteri Kesehatan RI. Nomor : 392
Tahun 2002.

Kemenkes RI. (2014). Visi Misi. Retrieved from


https://www.kemkes.go.id/article/view/13010100001/profil-visi-dan-
misi.html
Kusuma, D. H., Shodiq, M. N., Yusuf, D., & Saadah, L. (2019). Si-Bidan: Sistem
Informasi Kesehatan Ibu dan Anak. INTENSIF: Jurnal Ilmiah Penelitian Dan
Penerapan Teknologi Sistem Informasi, 3(1), 43.
https://doi.org/10.29407/intensif.v3i1.12508

Mayapia, M., Chairin Nor, A. R. A., & Kamaludin, M. (2017). Evaluation of Health
Information Systems in the Health Medical Record Birobuli Palu. PROMOTIF:
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(1).
https://doi.org/10.31934/promotif.v6i1.9

Permenkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46


Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem
Informasi Kesehatan, 1–66.

Smajić, E. (2014). Design and implementation of health information systems in


cardiology. Cardiometry, (4).
https://doi.org/10.12710/cardiometry.2014.4.130131

Anda mungkin juga menyukai